Disusun Oleh:
NPM : 2214901110085
2022/ 2023
LAPORAN PENDAHULUAN
a. Perumusan Visi
Visi merupakan dasar untuk membuat suatu perencanaan sehingga disusun
secara singkat, jelas, dan mendasar serta ada batasan waktu untuk pencapaian.
Visi merupakan pernyataan berisi tentang mengapa organisasi dibentuk.
b. Perumusan Misi
Misi adalah uraian yang berisi pernyataan operasional untuk mencapai visi
yang telah ditetapkan.
c. Perumusan Filosofi
Filosofi adalah nilai-nilai dan keyakinan yang menyangkut keyakinan dan
praktik keperawatan dalam suatu organisasi.
d. Perumusan Tujuan
Tujuan merupakan sesuatu yang ingin dicapai sebagai arah kebijakan bagi
organisasi untuk menentukan apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara
mencapainya. Tujuan mutlak harus ada dalam organisasi pelayanan
keperawatan (Swansburg, 1999).
Keterangan :
TT : Tempat Tidur
TM : Tenaga Medis
TK : Tenaga Keperawatan
TNK : Tenaga Non Keperawatan
TN : Tenaga Nonmedis
b. Metode Douglas
Penerapam sistem klasifikasi pasien dengan tiga kategori, yaitu :
Kategori I : Self Care/Perawatan Mandiri (Minimal)
Perawatan minimal memerlukan waktu 1-2 jam/hari. Kegiatan sehari-hari
dapat dilakukan sendiri, penampilan secara umum baik, tidak ada reaksi
emosional, pasien memerlukan orientasi waktu, tempat dan pergantian
shift, tindakan pengobatan biasanya ringan dan simpel.
Kategori II : Intermediet Care/Perawatan Sedang (Partial)
Perawatan partial memerlukan waktu 3-4 jam/hari. Kegiatan sehari-hari
untuk makan dibantu, mengatur posisi waktu makan, memberi dorongan
agar mau makan, eliminasi dan kebutuhan diri juga dibantu atau
menyiapkan alat untuk ke kamar mandi pasien memerlukan bantuan
pendidikan kesehatan untuk support emosi 5-10 menit/shift atau 30-60
menit/shift dengan mengobservasi side efek obat atau reaksi alergi.
Kategori III : Intensive Care/perawatan total
Perawatan total memerlukan waktu 5-6 jam/hari. Kebutuhan sehari-hari
tidak bisa dilaksanakan sendiri semua dibantu oleh perawat.
d. Metode Gillies
Gillis (1989) mengemukakan rumus kebutuhan tenaga keperawatan
disatu unit perawatan adalah sebagai berikut :
A×B×C F
= =H
(C−D ) E G
Keterangan:
A = Rata –rata jumlah perawatan per pasien per hari
B = Rata-rata jumlah pasien per hari
C = Jumlah hari per tahun
D = Hari libur masing-masing perawat
E = Jumlah jam kerja masing-masing perawat
F = Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan pertahun
G = Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun
H = Jumlah perawat yang dibutuhkan oelh unit tersebut
e. Metode Swansburg
Formula perhitungannya adalah:
1) Kepemimpinan
Menurut Sullivan & Decleur (1989) kepemimpinan merupakan
penggunaan keterampilan mempengaruhi orang lain untuk melaksanakan sesuatu
dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya. Menurut Gillies (1996)
kepemimpinan adalah kemampuan membuat seseorang mengerjakan apa yang
tidak ingin mereka lakukan dan menyukainya. Dari pengertian diatas
kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang
lain sebagai pengikutnya. Syarat sebagai pimpinan, yaitu:
a. Kekuasaan
Kekuasaan merupakan legalitas yang memberikan wewenang kepada
pemimpin untuk memimpin suatu kelompok.
b. Kewibawaan
Kewibawaan merupakan kelebihan, keunggulan yang dimiliki
seseorang yang membuat orang lain bersedia melakukan perbuatan tertentu.
c. Kemampuan
Kemampuan merupakan segala kesanggupan, kecakapan yang
dianggap melebihi kemampuan anggota kelompok lainnya.
a. Teori bakat
Teori bakat dikenal dengan “Great Man Theory”. Teori bakat muncul
karena adanya keyakinan bahwa kemampuan memimpin hanya dimiliki oleh
orang yang dilahirkan dengan bakat tersebut. Teori ini tidak sepenuhnya
benar sebab setiap orang bisa menjadi pemimpin, dan mengembangkan
pengetahuan dan ketrampilan kepemimpinannya.
b. Teori perilaku
Otokratik : Pada gaya otokratik pemimpin melakukan kontrol maksimal
terhadap staf, membuat keputusan sendiri dalam menentukan tujuan
kelompok. Lebih menekankan pada penyelesaian tugas dari pada
hubungan interpersonal. Gaya ini cenderung menyebabkan permusuhan
dan agresif atau apatis sampai menurunnya inisiatif. Contoh kepala ruang
menetapkan jadwal dinas, sanksi sesuai aturan, tanpa mempertimbangkan
alasan staf perawat yang mengajukan ijin
Demokratik : Pemimpin mengikutsertakan bawahan dalam proses
pengambilan keputusan. Lebih menekankan pada hubungan interpersonal
dan kerja kelompok. Pemimpin menggunakan posisinya untuk
mendapatkan pandangan dan pemikiran bawahan serta memotivasi mereka
untuk menentukan tujuan dan mengembangkan rencana. Hal ini cenderung
meningkatkan produktivitas dan kepuasan kerja. Contoh kepala bidang
keperawatan selalu meminta kepala ruang memberikan masukan untuk
sebuah perubahan kebijakan
Laissez Fair : Pemimpin memberikan kebebasan bertindak, menyerahkan
perannya sebagai pemimpin kepada bawahan tanpa diberi petunjuk atau
bimbingan serta pengawasan. Pemimpin sangat sedikit merencanakan dan
membuat keputusan. Gaya kepemimpinan ini efektif bila bawahan
mempunyai kemampuan dan tanggung jawab yang tinggi. Bila
kemampuan dan tanggung jawab bawahan kurang cenderung
menimbulkan keresahan dan frustasi. Contoh Kepala Ruang tidak pernah
mau tahu apa yang sedang terjadi di ruangan, staf perawat yang tidak
disiplin tidak mendapat teguran yang penting aman.
c. Teori situasional
Pemimpin berubah dari satu gaya ke gaya lainnya sesuai dengan
perubahan situasi yang terjadi. Jadi seseorang pemimpin yang efektif pada
situasi tertentu belum tentu mampu bersikap dan bertindak efektif pada situasi
lain.
2) Motivasi
Motivasi menjadi unsur penting fungsi pengarahan dalam keperawatan,
karena kita tahu bahwa pelayanan keperawatan memiliki kontribusi yang besar
terhadap mutu layanan kesehatan. Rendahnya kinerja perawatan akan
mempengaruhi mutu pelayanan keperawatan, sebaliknya bila kinerja perawat baik
maka akan dapat meningkatkan mutu layanan. Kinerja perawat baik, bukan hanya
karena perawat bersedia melakukan dan menyelesaikan tindakan keperawatan
secara rutin saja, tetapi yang terpenting adalah perawat melakukan tindakan
didasari dorongan atau motivasi diri. Motivasi internal yang kuat akan
memberikan dampak yang langgeng bagi seorang perawat dalam melaksanakan
kegiatan secara efektif dan efisien. Seorang manajer perawat harus mengenali
motivasi dan kebutuhan staf supaya dapat memicu kinerja perawat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan yang efisien dan efektif.
3) Komunikasi
Penerapan komunikasi yang baik antara manajer dan pelaksana
keperawatan dapat menghindari persepsi salah (missperception). Komunikasi
yang baik adalah komunikasi yang dilakukan secara terbuka antar dua orang atau
lebih untuk menyampaikan dan meneruskan pesan yang berharga dari dan keluar
organisasi. Komunikasi bisa dilakukan secara verbal maupun non verbal. Seorang
manajer perawat diharapkan dapat mengikuti perkembangan teknologi informasi
dengan menggunakan berbagai media moderen sebagai sarana mendapatkan
informasi dan melakukan komunikasi secara efektif, walaupun pada saat
pimpinan tidak berada di tempat. Implementasi komunikasi di dalam ruang rawat
inap dilakukan melalui kegiatan operan atau timbang terima, conference (pre,
middle, post), diskusi kasus, ronde keperawatan, rapat-rapat dan aktivitas lainnya
(Mugianti, 2016).
a. Kondisi pasien
Survey masalah keperawatan, audit dokumentasi asuhan keperawatan dan
survey kepuasan.
b. Kondisi SDM
Kepuasan tenaga kesehatan dan penilaian kinerja perawat.
c. Indikator mutu
BOR (Perhitungan tempat tidur terpakai)
Bed occupancy rate adalah presentase pemakaian tempat tidur
pada satu satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran
tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Standar
internasional BOR dianggap baik adalah 80 – 90 % sedangkan standar
nasional BOR adalah 70 – 80 %. Rumus penghitungan BOR, yaitu:
Keterangan:
- Jumlah hari perawatan adalah jumlah total pasien dirawat dalam satu
hari kali jumlah hari dalam satu satuan waktu
- Jumlah hari per satuan waktu. Kalau diukur per satu bulan, maka
jumlahnya 28 – 31 hari, tergantung jumlah hari dalam satu bulan
tersebut.
ALOS (Perhitungan rata-rata lama perawat)
Average Length of Stay (ALOS) adalah rata-rata lama rawat
seorang pasien. Indikator ini di samping memberikan gambaran tingkat
efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila
diterapkan pada diagnosa tertentu yang dijadikan tracer (yang perlu
pengamatan lebih lanjut). Secara umum ALOS yang ideal antara 6 – 9
hari.
Hidaya, N., & dkk. (2020). Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan.
Indramayu: CV. Adanu Abimata.
Kamalia, L., & dkk. (2020). Manajemen Keperawatan. Bandung: CV. Media Sains
Indonesia.