Disusun Oleh :
Kelompok 4
Ahmad Rif’at Naufal Azmi NPM 1714201110066
Dengan ini laporan Praktek Pengkajian Fungsi Manajemen di Rumah Sakit Islam
Banjarmasin Pada Tanggal 19 April s.d 01 Mei 2021 Praktik Pre Ners Manajemen
Keperawatan Program Studi S1 Keperawatan Semester VIII Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin telah dipertanggung jawabkan kepada pembimbing
Akademik.
Banjarmasin, 19 April 2021
Menyetujui,
Mengetahui,
Koordinator PL Pre Ners
Manajemen Keperawatan
(……………………………)
BAB 1
TINJAUAN TEORITIS
b. Perumusan Misi
Misi adalah uraian yang berisi pernyataan operasional
guna mencapai visi yang telah ditetapkan. Contoh misi
ruang perawatan bedah yang mengacu pada visi tersebut di
atas:
1) Memberikan asuhan keperawatan pada pasien bedah
secara holistik bio-psiko-sosiokultural dan spiritual
2) Melakukan tindakan perawatan luka dengan
menggunakan manajemen perawatan luka modern
3) Menyediakan sarana prasarana untuk menunjang
manajemen perawatan luka modern (Sri, 2016).
c. Perumusan Filosofi
Filosofi adalah nilai-nilai dan keyakinan yang menyangkut
keyakinan dan praktik keperawatan dalam suatu organisasi
Contoh :
1) Pasien adalah manusia yang merupakan makhluk
holistik ( bio-psiko-sosial-spiritual)
2) Pasien adalah individu yang unik dan bermartabat
(Agus, 2015).
d. Perumusan Tujuan
Tujuan merupakan sesuatu yang ingin dicapai sebagai arah
kebijakan bagi organisasi untuk menentukan apa yang
harus dilakukan dan bagaimana cara mencapainya. Tujuan
mutlak harus ada dalam organisasi pelayanan
keperawatan. Untuk merumuskan tujuan yang baik harus
memenuhi syarat antara lain
1) Tujuan harus dapat menjelaskan arah
2) Tujuan harus memungkinkan untuk dicapai
3) Terukur artinya tujuan berisi ketentuan kwantitatif
4) Teradapat batasan waktu untuk pencapaian target
5) Pencapaian akhir setiap tujuan dapat diterima semua
anggota organisasi
6) Kriteria dibuat untuk melihat seberapa besar tujuan
tercapai
7) Setiap tujuan mendukung sasaran organisasi
masyarakat (Agus, 2015).
b. Organisasi staf
Organisasi staf merupakan pengembangan dari organisasi
lini. Organisasi staf dicirikan bahwa dalam organisasi
dikembangkan satuan organisasi staf yang berperan
sebagai pembantu pimpinan. Orang yang duduk dalam
organisasi staf adalah individu ahli sesuai dengan
kebutuhan organisasi. Pimpinan membutuhkan orang yang
mampu membantu memecahkan masalah organisasi.
Pengambilan keputusan berada di tangan pimpinan.
Keuntungannya adalah pengambilan keputusan akan lebih
baik, kerugiannya pengambilan keputusan membutuhkan
waktu yang lebih lama (Sri, 2016).
1.5.1.1 Audit
Audit merupakan penilaian/evaluasi dari pekerjaan yang telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen yang telah
ditetapkan. Terdapat tiga kategori audit keperawatan (Sri,
2016) yaitu :
a. Audit struktur
Adalah audit yang berfokus pada sumber daya manusia;
lingkungan perawatan (termasuk fasilitas fisik, peralatan,
organisasi, kebijakan, prosedur, standar, SOP dan rekam
medic); serta pelanggan (internal maupun eksternal).
Standar dan indikator diukur dengan menggunakan cek
list.
b. Audit proses
Merupakan pengukuran pelaksanaan pelayanan
keperawatan untuk menentukan apakah standar
keperawatan telah tercapai. Pemeriksaan dapat bersifat
restropektif, concurrent, atau peer review. Restropektif
adalah audit dengan menelaah dokumen pelaksanaan
asuhan keperawatan melalui pemeriksaan dokumentasi
asuhan keperawatan. Concurrent adalah mengobservasi
saat kegiatan keperawatan sedang berlangsung.
Peerreview adalah umpan balik sesama anggota tim
terhadap pelaksanaan kegiatan.
c. Audit hasil
Adalah audit produk kerja yang dapat berupa kondisi
pasien, kondisi SDM, atau indikator mutu. Kondisi pasien
dapat berupa keberhasilan pasien dan kepuasan. Kondisi
SDM dapat berupa efektivitas dan efisiensi serta kepuasan
dari ketiga kategori tersebut.
1.2.4.2 Tujuan
Manajemen kasus merupakan sistem pemberian asuhan
multidisiplin yang bertujuan meningkatkan pemanfaatan fungsi
berbagai anggota tim kesehatan serta sumber-sumber yang ada.
Manajemen kasus sering digunakan dalam sarana/perangkat
komunitas dan pskiatri dan diadopsi dalam pasien rawat inap.
1.2.4.3 Kelebihan dan kekurangan
Kelebihan metode kasus:
a. Perawat dalam metode kasus mendapatkan akuntabilitas
yang tinggi terhadap pasien, perawat, dokter, dan rumah
sakit
b. Keuntungan yang dirasakan adalah pasien merasa
dimanusiawikan karena terpenuhinya kebutuhan secara
individu. Selain itu asuhan diberikan bermutu tinggi dan
tercapai pelayanan yang efektif terhadap pengobatan,
dukungan, proteksi, informasi dan advokasi sehingga pasien
merasa puas.
c. Masalah pasien dapat dipahami oleh perawat.
2.1.2.3 Visi
Mewujudkan Rumah Sakit Islam Banjarmasin sebagai
rumah sakit yang profesional, bermutu dan menjadi pilihan
dan kebanggaan masyarakat.
2.1.2.4 Misi
Rumah Sakit Islam Banjarmasin didirikan untuk pelayanan
kesehatan masyarakat, membantu pasien untuk memperoleh
kesehatan jasmani dan rohani juga sebagai media dakwah
islamiah.
2.1.2.5 Tujuan
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat tanpa
membedakan suku, agama, ras, aliran, serta membentuk
mental spritual yang islami.
2) Misi ruangan
Ruang ICU-ICCU RS Islam Banjarmasin memberikan pelayanan
terbaik pada pasien dan keluarga untuk memperoleh kesehatan
jasmani dan rohani
4) Tujuan ruangan
Berdasarkan wawancara dengan CI dan kepala ruangan, cara
pembuatan visi misi tujuan ruangan dengan cara musyawarah
antara kepala ruangan, ketua tim, serta anggota tim. Sedangkan
cara mensosialisasikannya adalah dengan melalui rapat bulanan.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di ruangan ICU-ICCU
didapatkan ada visi misi ruangan.
7) Standar kinerja
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan CI dan kepala
ruangan, kebijakan yang berlaku di ruangan ICU-ICCU Al-
Ghazali, tata tertib dan standar pelayanan minimal yang disepakati
yaitu :
a. Penunggu pasien tidak diperkenankan menunggu di dalam
ruangan ICU-ICCU terkecuali pasien anak.
b. Penunggu pasien dipersilahkan menunggu ditempat penunggu
yang telah disediakan
c. Penunggu pasien diperbolehkan hanya 2 (dua) orang pada saat
jam tamu, anak-anak dilarang untuk menunggu
d. Anak-anak dibawah umur 10 (sepuluh) tahun dilarang masuk
e. Apabila diluar jam tamu, pengunjung hanya diperbolehkan
menjenguk pasien lewat kaca
Jam tamu : Pagi 10.00-13.00
Sore 17.00-20.00
f. Apabila diluar jam tamu maka pintu akan kami kunci
g. Penunggu pasien dan pengunjung diharapkan tidak membuat
keributan yang dapat mengganggu ketenangan pasien.
h. Petugas jaga atau satpam berhak memberikan teguran atau
tindakan apabila terjadi pelanggaran.
DIREKTUR
drg. Hj. Eva Ariyani
KEPALA UNIT
KETUA TIM
PERAWAT PELAKSANA
Sri Apni Handayani, AMK Hikmatun Fitria, S.Kep., Ns Nandra Yana, AMK
Elly Mislawati, AMK Kiki Marliana, AMK Maulida Rahmah, AMK
Noorliyana, S.Kep., Ns Ria Olfah, AMK Sri Mariana, S.Kep., Ns
Yani Winarsih, AMK Masyhudi, S.Kep., Ns
PEKARYA
Norhayarti
2) Uraian tugas
Berdasarkan hasil wawancara dan obersevasi dengan CI dan kepala
ruangan didapatkan uraian tugas sebagai berikut:
a. Uraian Tugas Kepala Ruangan
1. Merencanakan jumlah dan kategori tenaga, jumlah dan jenis
peralatan, jenis kegiatan/asuhan keperawatan
2. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh pelayanan
3. Menyusun dan mengatur jadwal dinas
4. Melaksanakan orientasi tenaga baru
5. Memberikan pengarahan dan motivasi kepada tenaga
keperawatan dan tenaga lainnya
6. Bekerjasama dengan berbagai pihak yang terlibat dalam
kegiatan di ruangan
7. Mengadakan pertemuan berkala dengan tenaga keperawatan
8. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan
9. Mengenal dan mengetahui penggunaan barang/alat serta
mengusahakan pengadaannya
10. Menyusun permintaan rutin (alat, obat dan bahan lainya)
11. Mengatur pemeliharaan alat
12. Mempertanggungjawabkan pemeliharaan alat/ inventaris
peralatan
13. Melaksanakan orientasi kepada pasien dan keluarganya
tentang peraturan, fasilitas dan kegiatan rutin ruangan
14. Mengatur penempatan pasien di ruangan
15. Membantu memecahkan masalah yang dihadapi pasien dan
keluarganya sehubungan dengan perawatannya
16. Menjaga perasaan pasien dan petugas agar merasa aman dan
terlindungi
17. Memelihara dan mengembangkan system pencataan dan
pelaporan
18. Memberikan penyuluhan kepada pasien dan keluarganya
sebatas kewenangannya
19. Bekerjasama dengan selluruh sub unit dan profesi
20. Menciptakan dan memlihara suasana kerja yang baik
21. Memotivasi tenaga perawatan dan non perawatan dalam
menjaga kebersihan
22. Meneliti pengisian sensus harian pasien
23. Memeriksa dan meneliti daftar permintaan dan penyajian
diet pasien
24. Memlihara buku register dan berkas medik
25. Membuat laporan harian dan bulanan
26. Menilai pelaksanaan asuhan keperawatan
27. Menilai upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan
dibidang keperawatan
28. Menilai siswa atau mahasiwa sesuai dengan program dari
institusi pendidikannya
29. Memberikan masukan kepada kepala sub bagian tata usaha
dan dalam pembuatan Daftar Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan Pegawai (DP3) bagi tenaga yang berada di bawah
tanggung jawabnya
30. Mengendalikan pendayagunaan peralatan keperawatan,
obatan-obatan secara efektif dan efisien
31. Mengawasi system pencatatan dan pelaporan serta semua
kegiatan di ruangan
4) Sentralisasi Obat
Berdasarkan wawancara dengan CI dan kepala ruangan,
sentralisasi obat ruang ICU-ICCU yaitu di Apotik.
5) Ronde Keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara dengan CI dan kepala ruangan,
ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh
perawat dengan pasien atau keluarga terlibat aktif dalam diskusi
dengan membahas masalah keperawatan serta mengevaluasi hasil
tindakan yang telah dilakukan dan ronde keperawatan juga di
lakukan ruang ICU-ICCU.
7) Pendelegasian
Berdasarkan hasil wawancara dengan CI dan kepala ruangan,
dalam melakukan pendelegasian dilakukan antara Kepala
Ruangan kepada katim. Katim kepada perawat pelaksana yang
dianggap kompeten, dan antara dokter kepada dokter lainnya.
Pendelegasian antar dokter biasanya menggunakan surat
pendelegasian dokter visite. Dan selama dilaksanakan
pendelegasian maka kepala perawat akan kembali menggali
informasi dari pihak yang telah menjadi penanggungjawab dari
setiap perawat sesuai dengan jadwal dinas.
2.2.5 Fungsi Pengendalian
1) Indikator mutu yang ditetapkan di ruangan
Berdasarkan hasil wawancara dengan CI dan kepala ruangan,
untuk indikator mutu yang ditetapkan di ruangan contohnya
patient safety, infeksi nosokomial, resiko jatuh, flebitis dan lain-
lain. Audit mutu ruangan dilakukan minimal 3 bulan sekali atau
satu tahun sekali perhitungan dari ruangan dan kemudian akan
dilanjutkan perhitungan dari bagian rekam medis.
2) Penetapan Standar Audit Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara dengan CI dan kepala ruangan,
penetapan standar audir dokumentasi asuhan keperawatan
dilakukan dengan pengukuran pelaksanaan pelayanan
keperawatan untuk menentukan apakah standar keperawatan telah
tercapai. Dengan cara menelaah dokumen pelaksanaan asuhan
keperawatan melalui pemeriksaan dokumentasi asuhan
keperawatan.
Bulan Februari
a. BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat
tidur)
BOR = (Jumlah hari perawatan rumah sakit / (Jumlah tempat
tidur X Jumlah hari dalam satu periode)) X 100%
BOR = 36 x 100% = 43%
3 x 28
Bulan Maret
a. BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat
tidur)
BOR = (Jumlah hari perawatan rumah sakit / (Jumlah tempat
tidur X Jumlah hari dalam satu periode)) X 100%
BOR = 21 x 100% = 23%
3 x 31
b. AVLOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien
dirawat)
AVLOS = Jumlah lama dirawat / Jumlah pasien keluar (hidup
+ mati)
AVLOS = 21 = 1
16
BAB 3
PENUTUP
3.1 Simpulan
Beri uraian kesimpulan tentang pelaksanaan fungsi manajemen di ruangan
rawat inap per poin. Apakah sesuai dengan konsep atau tidak.