Disusun Oleh:
SEKOLAHTINGGIILMUKESEHATANBINAHUSADA
PALEMBANG 2022
PERENCANAAN DALAM MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN DI
A. Pengertian Perencanaan
Suarli dan Bahtiar (2009) menyatakan bahwa perencanaan adalah suatu keputusan
dimasa yang akan datang tentang apa, siapa, kapan, dimana, berapa, dan bagaimana yang
akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yang dapat ditinjau dari proses, fungsi
dan keputusan.
Perencanaan merupakan fungsi dasar manajemen. Perencanaan adalah pandangan ke
depan dan merupakan fungsi yang paling penting tentang suatu rencana kegiatan yang
berisi tujuan apa yang harus dicapai, bagaimana cara mencapainya, tempat kegiatan
tersebut dilaksanakan, bagaimana indicator/ tolak ukur untuk mencapai tujuan, serta
kegiatan apa yang harus dilakukan selanjutnya atau berkelanjutan. (Asmuji, 2014).
Perencanaan dalam keperawatan merupakan upaya dalam meningkatkan
profesionalisme pelayanan keperawatan sehingga mutu pelayanan keperawatan dapat
dipertahankan, bahkan ditingkatkan. Dengan melihat pentingnya fungsi perencanaan,
dibutuhkan perencanaan yang baik dan professional. Perencanaan yang baik ha, rus
berdasarkan sasaran, bersifat sederhana, mempunyai standar, fleksibel, seimbang, dan
menggunakan sumber-sumber yang tersedia terlebih dahulu secara efektif dan efisien.
(Asmuji, 2014).
B. Tujuan Perencanaan
3. Hal tersebut memberikan penggunaan efektif dari personal dan fasilitas yang tersedia
4. Hal tersebut membantu dalam koping dengan situasi krisis
6. Hal tersebut berdasarkan berdasarkan masa lalu dan akan datang, sehingga membantu
menurunkan elemen perubahan
7. Hal tersebut dapat digunakan untuk menemukan kebutuhan untuk berubah.
C. Syarat Perencanaan
Perencanaan yang baik perlu persyaratan factual atau realistis. Hal ini berarti
perencanaan harus sesuai dengan fakta dan wajar untuk dicapai dalam kondisi tertentu
yang dihadapi keperawatan.
2. Logis atau rasional
Perencanaan juga harus memenuhi syarat logis atau rasional. Hal ini berarti
perencanaan keperawatan harus bisa masuk akal sehingga dapat dijalankan.
3. Fleksibel
Perencanaan yang baik bukan berarti kaku dan kurang fleksibel. Perencanaan yang
baik justru perencanaan yang dapat disesuaikan dengan kondisi dimasa datang,
sekalipun tidak berarti perencanaan dapat diubah seenaknya.
4. Komitmen
Perencanaan yang baik harus melahirkan komitmen bagi seluruh anggota dalam
organisasi untuk berupaya mencapai tujuan organisasi
5. Komprehensif
Perencanaan yang baik juga memenuhi syarat komprehensif, artinya menyeluruh dan
mengakomodasi aspek-aspek secara langsung maupun tidak langsung dalam organisasi
Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada klien sangat tergantung kepada jenis
perencanaan yang disusun kepala ruangan diantaranya adalah :
6.Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan, medis yang
dilakukan, progam pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter.
7.Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan.
a. Pengorganisasian
Berdasarkan hasil analisa maka perlu untuk membuat tim kerja dengan pembagian tugas dari
masing-masing personel. Sebagai contoh untuk pengelolaan di ruang rawat inap, maka
diselenggarakan pengorganisasian dengan pembagian peran sebagai berikut :
1) Kepala Ruangan.
2) Perawat Primer.
3) Perawat Asosiet.
Adapun penetapan tugas perawat diatas harus sesuai dengan visi dan misi Rumah sakit atau
Puskesmas, hasil penyelenggaraan model asuhan keperawatan sebelumnya, bagaimana
kekuatan sumber daya yang ada dan sarana serta prasarana yang telah diidentifikasi pada
pengumpulan data sebelumnya.
Pada tahap ini organisasi yang sudah terbentuk mulai merencanakan bagaimana rencana
strategis yang akan dijalankan untuk mencapai tujuan didalam Manajemen Keperawatan.
Organisasi mulai menentukan dan mendiskusikan bentuk dan penerapan praktek keperawatan
yang professional, bagaimana format dan pendokumentasian, mengatur kebutuhan tenaga
perawat, mengatur tugas dan wewenang dari masing-masing perawat di ruangan, jadwal kerja
dari masing-masing perawat, bagaimana mensupervisi perawat, bagaimana system
kepemimpinannya, instalasi instalasi yang menunjang didalam proses keperawatan seperti
farmasi, radiologi, laboratorium, gizi (jalur opersional). Hubungan dengan bagian-bagian lain
yang turut mendukung didalam organisasi rumah sakit ini (anggaran, karyawan, non medis).
Pada tahap ini setelah semua rencana strategis disusun maka mulai dilakukan penentuan
kegiatan apa saja yang harus dilakukan dan kapan waktunya. Sebagai contoh dibawah ini
akan diberikan rencana kegiataan kelompok dalam penerapan model asuhan keperawatan
professional yang akan dilakukan dalam satu bulan
3. Penyusunan laporan
Setelah seluruh kegiatan ditentukan dan sudah pula ditentukan waktu pelaksanaanya,
selanjutnya mulai dilakukan persiapan untuk pelaksanaannya. Inti dari tahap ini adalah mulai
menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan seperti dokumen-dokumen untuk pemberian bukti
pelaksanaan, bagaimana deskripsi tugasnya, sekaligus juga pengaturan kembali jadwal
(pembagian tugas).
d. Persiapan Pendokumentasian
Dalam kegiatan pendokumentasian, hal yang perlu dipersiapkan antara lain bentuk
sistim dokumentasi keperawatan, format pengkajian, format perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasinya. Termasuk didalam pesiapan ini adalah mengevaluasi kesesuaian format yang
dipergunakan selama ini berdasarkan criteria : apakah sudah sesuai dengan standar
dokumentasi keperawatan, apakah mudah atau dipahami semua perawat yang ada di ruangan,
apakah efisien dan efektif dalam pelaksanaannya. Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut
kemudian ditentukan tentang model pendokumentasian yang sesuai.
e. Persiapan Evaluasi
Evaluasi meliputi penentuan teknik evaluasi, pembuatan alat evaluasi dan sekaligus
didalamnya adalah pendokumentasian hasil kegiatannya secara umum.
Manajemen pelayanan keperawatan dirumah sakit dikelola oleh bidang perawatan yang
terdiri dari tiga tingkatan manajerial, yaitu:
b. Perencanaan. Menyusun suatu perencanaan yang strategis dalam mencapai suatu tujuan
organisasi yang telah ditetapkan. Perencanaan disini dimaksud untuk menentukan kebutuhan
dalam asuhan keperawatan kepada semua pasien, menehgakkan tujuan, mengalokasikan
anggaran belanja, menetapkan ukuran dan tipe tenaga keperawatan yang dibutuhkan.
c. Pelaksanaan. Manajemen keperawatan yang memerlukan kerja melalui orang lain, maka
tahap implementasi dalam proses manajemen terdiri atas bagaimana manajer memimpin
orang lain untuk menjalankan tindakan yang telah direncanakan.
d. Evaluasi. Tahap akhir manajerial adalah mengevaluasi seluruh kegiatan yang telah
dilaksanakan. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai seberapa jauh staf mampu melaksanakan
perannya sesuai dengan organisasi yang telah ditetapkan serta mengidentifikasi faktor-faktor
yang menghambat dan mendukung dalam pelaksanaan.
keperawatan yaitu:
i. Pengembangan staf
Pada setting ruang rawat rumah sakit kita mengenal adanya kepala ruangan (karu).
Kepala ruangan adalah tenaga perawat yang diberikan tugas memimpin satu ruang rawat
danbertanggung jawab terhadap pemberian asuhan keperawatan. Adapun hal-hal yang
dikelola oleh kepala ruang yaitu:
a. SDM Keperawatan
c. Biaya/anggaran
d. Sistem informasi
kompetensi.
c. Mengelola keuangan
Pendekatan yang dipakai dalam akreditasi Puskesmas adalah keselamatan dan hak
pasien dan keluarga, dengan tetap memperhatikan hak petugas. Prinsip ini ditegakkan sebagai
upaya meningkatkan kualitas dan keselamatan pelayanan.
DAFTAR PUSTAKA
Suarli, S dan Bahtiar. (2009). Manajemen keperawatan dengan pendekatan praktis. Jakarta:
Erlangga
Asmuji. (2014). Manajemen Keperawatan : Konsep dan Aplikasi. Jogjakarta: Ar Ruzz Media.
Nursalam. (2007). Manajemen Keperawatan dan Aplikasinya. Penerbit Salemba Medika, Jakarta
Diane l huber, 2006, Kepemimipinan Dan Meningkatkan Manajemen Kenerja, PT Raja Grafindo
Persada: Jakarta.
Gillies, D. A. (2006). Manajemen Keperawatan Suatu Pendekatan Sistem Edisi Kedua. Terjemahan
Illiois W. B. Saunders Company
Marquis dan husto (2010). Kepemimpinan dan manajemen keperawatan. Teori dan
Aplikasi. Alih bahasa: Widyawati dan Handayani. Jakarta. Edisi 4.EGC