Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

PERENCANAAN DALAM MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN DI

RUANG RAWAT DAN PUSKESMAS YANG SESUAI DENGAN STANDAR

AKREDITASI NASIONAL DAN INTERNASIONAL

Disusun Oleh:

Riszeki Paramita (21149011108)

Dosen Pembimbing Akademik :


Ns. Sutrisari Sabrina Nainggolan, M.Kes, M.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAHTINGGIILMUKESEHATANBINAHUSADA

PALEMBANG 2022
PERENCANAAN DALAM MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN DI

RUANG RAWAT DAN PUSKESMAS YANG SESUAI DENGAN STANDAR

AKREDITASI NASIONAL DAN INTERNASIONAL

A. Pengertian Perencanaan

Suarli dan Bahtiar (2009) menyatakan bahwa perencanaan adalah suatu keputusan
dimasa yang akan datang tentang apa, siapa, kapan, dimana, berapa, dan bagaimana yang
akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yang dapat ditinjau dari proses, fungsi
dan keputusan.
Perencanaan merupakan fungsi dasar manajemen. Perencanaan adalah pandangan ke
depan dan merupakan fungsi yang paling penting tentang suatu rencana kegiatan yang
berisi tujuan apa yang harus dicapai, bagaimana cara mencapainya, tempat kegiatan
tersebut dilaksanakan, bagaimana indicator/ tolak ukur untuk mencapai tujuan, serta
kegiatan apa yang harus dilakukan selanjutnya atau berkelanjutan. (Asmuji, 2014).
Perencanaan dalam keperawatan merupakan upaya dalam meningkatkan
profesionalisme pelayanan keperawatan sehingga mutu pelayanan keperawatan dapat
dipertahankan, bahkan ditingkatkan. Dengan melihat pentingnya fungsi perencanaan,
dibutuhkan perencanaan yang baik dan professional. Perencanaan yang baik ha, rus
berdasarkan sasaran, bersifat sederhana, mempunyai standar, fleksibel, seimbang, dan
menggunakan sumber-sumber yang tersedia terlebih dahulu secara efektif dan efisien.
(Asmuji, 2014).

B. Tujuan Perencanaan

Douglas menyusun hal berikut sebagai alasan untuk perencanaan:

1. Hal tersebut menimbulkan keberhasilan dalam mencapai sasaran dan tujuan

2. Hal tersebut bermakna pada pekerjaan

3. Hal tersebut memberikan penggunaan efektif dari personal dan fasilitas yang tersedia
4. Hal tersebut membantu dalam koping dengan situasi krisis

5. Hal tersebut efektif dalam hal biaya

6. Hal tersebut berdasarkan berdasarkan masa lalu dan akan datang, sehingga membantu
menurunkan elemen perubahan
7. Hal tersebut dapat digunakan untuk menemukan kebutuhan untuk berubah.

8. Hal tersebut diperlukan untuk kontrol efektif. (Swanburg, 2000).

C. Syarat Perencanaan

Peryaratan perenecanaan menurut Simamora (2012) yaitu:

1. Factual atau realistis

Perencanaan yang baik perlu persyaratan factual atau realistis. Hal ini berarti
perencanaan harus sesuai dengan fakta dan wajar untuk dicapai dalam kondisi tertentu
yang dihadapi keperawatan.
2. Logis atau rasional

Perencanaan juga harus memenuhi syarat logis atau rasional. Hal ini berarti
perencanaan keperawatan harus bisa masuk akal sehingga dapat dijalankan.
3. Fleksibel

Perencanaan yang baik bukan berarti kaku dan kurang fleksibel. Perencanaan yang
baik justru perencanaan yang dapat disesuaikan dengan kondisi dimasa datang,
sekalipun tidak berarti perencanaan dapat diubah seenaknya.
4. Komitmen

Perencanaan yang baik harus melahirkan komitmen bagi seluruh anggota dalam
organisasi untuk berupaya mencapai tujuan organisasi

5. Komprehensif

Perencanaan yang baik juga memenuhi syarat komprehensif, artinya menyeluruh dan
mengakomodasi aspek-aspek secara langsung maupun tidak langsung dalam organisasi

D. Jenis Perencanaan Yang Disusun Kepala Ruang Rawat

Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada klien sangat tergantung kepada jenis
perencanaan yang disusun kepala ruangan diantaranya adalah :

1.Menunjuk ketua tim yang bertugas didalam ruangan.


2.Mengikuti serah terima pasien di shif sebelumnya.

3.Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien : gawat, transisi dan persiapan pulang


bersama ketua tim.
4.Mengidentifikasijumlah perawat yang dibutuhkanberdasarkan aktivitasdan kebutuhan
klien bersama ketua tim, mengatur penugasan atau penjadwalan.
5.Merencanakan strategis pelaksanaan keperawatan.

6.Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan, medis yang
dilakukan, progam pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter.
7.Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan.

8.Membantu dan mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri.

9.Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan.

10.Menjaga terwujudnya visi, misi keperawatan dan rumah sakit.

1. Perencanaan dalam manajemen asuhan keperawatan di ruang rawat inap

a. Pengorganisasian

Berdasarkan hasil analisa maka perlu untuk membuat tim kerja dengan pembagian tugas dari
masing-masing personel. Sebagai contoh untuk pengelolaan di ruang rawat inap, maka
diselenggarakan pengorganisasian dengan pembagian peran sebagai berikut :

1) Kepala Ruangan.

2) Perawat Primer.

3) Perawat Asosiet.

Adapun penetapan tugas perawat diatas harus sesuai dengan visi dan misi Rumah sakit atau
Puskesmas, hasil penyelenggaraan model asuhan keperawatan sebelumnya, bagaimana
kekuatan sumber daya yang ada dan sarana serta prasarana yang telah diidentifikasi pada
pengumpulan data sebelumnya.

b. Rencana Strategi Perencanaan

Pada tahap ini organisasi yang sudah terbentuk mulai merencanakan bagaimana rencana
strategis yang akan dijalankan untuk mencapai tujuan didalam Manajemen Keperawatan.
Organisasi mulai menentukan dan mendiskusikan bentuk dan penerapan praktek keperawatan
yang professional, bagaimana format dan pendokumentasian, mengatur kebutuhan tenaga
perawat, mengatur tugas dan wewenang dari masing-masing perawat di ruangan, jadwal kerja
dari masing-masing perawat, bagaimana mensupervisi perawat, bagaimana system
kepemimpinannya, instalasi instalasi yang menunjang didalam proses keperawatan seperti
farmasi, radiologi, laboratorium, gizi (jalur opersional). Hubungan dengan bagian-bagian lain
yang turut mendukung didalam organisasi rumah sakit ini (anggaran, karyawan, non medis).

c. Pengaturan dan Kegiatan

Pada tahap ini setelah semua rencana strategis disusun maka mulai dilakukan penentuan
kegiatan apa saja yang harus dilakukan dan kapan waktunya. Sebagai contoh dibawah ini
akan diberikan rencana kegiataan kelompok dalam penerapan model asuhan keperawatan
professional yang akan dilakukan dalam satu bulan

Minggu Uraian rencana kerja

I 1. Pembuatan struktur organisasi kelompok

2. Orientasi ruangan dan perkenalan

3. Analisa situasi dan perumusan masalah

4. Penyusunan progam kerja

5. Penyusunan proposal pelaksanaan model asuhan keperawatan professional

6. Penyusunan jadwal dan rancangan pembagian peran

dalam penerapan model praktek keperawatan professional

7. Penyusunan format pengkajian khusu dan sistim

dokumentasi asuhan keperawatan.

8. Penyusunan proposal, prosedur sentralisasi obat dan kelengkapan


administrasinya.

9. Penyusunan format supervise


10. Penyusunan format penunjang kegiatan lainnya seperti format kegiatan
harian

11. Uji coba peran

II 1. Penerapan model asuhan keperawatan professional

aplikasi peran, pendelegasian tugas dan proses dokumentasi keperawatan

2. Penyempurnaan format kajian dan dokumentasi keperawatan

3. Penyelengaraan supervise keperawatan

4. Penyelenggaraan sentralisasi obat

5. Persiapan penyelengaraan rotasi dinas 24 jam

III 1. Penerapan model asuhan keperawatan professional

: aplikasi peran, pendelegasian tugas, dan proses dokumentasi keperawatan

2. Penerapan semua progam

3. Penyelengaraan rotasi 24 jam

IV 2. Evaluasi penerapan model asuhan keperawatan professional

3. Penyusunan laporan

Setelah seluruh kegiatan ditentukan dan sudah pula ditentukan waktu pelaksanaanya,
selanjutnya mulai dilakukan persiapan untuk pelaksanaannya. Inti dari tahap ini adalah mulai
menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan seperti dokumen-dokumen untuk pemberian bukti
pelaksanaan, bagaimana deskripsi tugasnya, sekaligus juga pengaturan kembali jadwal
(pembagian tugas).

d. Persiapan Pendokumentasian

Dalam kegiatan pendokumentasian, hal yang perlu dipersiapkan antara lain bentuk
sistim dokumentasi keperawatan, format pengkajian, format perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasinya. Termasuk didalam pesiapan ini adalah mengevaluasi kesesuaian format yang
dipergunakan selama ini berdasarkan criteria : apakah sudah sesuai dengan standar
dokumentasi keperawatan, apakah mudah atau dipahami semua perawat yang ada di ruangan,
apakah efisien dan efektif dalam pelaksanaannya. Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut
kemudian ditentukan tentang model pendokumentasian yang sesuai.

e. Persiapan Evaluasi

Evaluasi meliputi penentuan teknik evaluasi, pembuatan alat evaluasi dan sekaligus
didalamnya adalah pendokumentasian hasil kegiatannya secara umum.

Fungsi perencanaan pelayanan dan asuhan keperawatan dilaksanakan oleh kepala


ruang. Swanburg (2000) menyatakan bahwa dalam keperawatan, perencanaan membantu
untuk menjamin bahwa klien akan menerima pelayanan.

1) Lingkup Manajemen Keperawatan (Suyanto, 2008) terdiri dari:

Manajemen pelayanan keperawatan dirumah sakit dikelola oleh bidang perawatan yang
terdiri dari tiga tingkatan manajerial, yaitu:

a. Manajemen puncak (kepala bidang keperawatan)

b. Manajemen menengah (kepala unit pelayanan/supervisor)

c. Manajemen bawah (kepala ruang perawatan)

d. Manajemen Asuhan Keperawatan

Manajemen asuhan keperawatan yang dilakukan dengan menggunakan proses


keperawatan pada prinsipnya menggunakan konsep-konsep manajemen seperti perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atau evaluasi. (Suyanto, 2008).

2) Proses manajemen keperawatan. Proses manajemen keperawatanmenurut

Nursalam (2007) yaitu:

a. Pengkajian- pengumpulan data. Pada tahap ini seseorang manajer dituntut

tidak hanya mengumpulkan informasi tentang keadaan pasien, melainkan


juga mengenai institusi (rumah sakit atau puskesmas) tenaga keperawatan, administrasi, dan
bagian keuangan yang akan mempengaruhi fungsi organisasi keperawatn secara keseluruhan.
Manajer perawat yang efektif harus mampu memanfaatkan proses manajemen dalam
mencapai suatu tujuan melalui usaha orang lain.

b. Perencanaan. Menyusun suatu perencanaan yang strategis dalam mencapai suatu tujuan
organisasi yang telah ditetapkan. Perencanaan disini dimaksud untuk menentukan kebutuhan
dalam asuhan keperawatan kepada semua pasien, menehgakkan tujuan, mengalokasikan
anggaran belanja, menetapkan ukuran dan tipe tenaga keperawatan yang dibutuhkan.

c. Pelaksanaan. Manajemen keperawatan yang memerlukan kerja melalui orang lain, maka
tahap implementasi dalam proses manajemen terdiri atas bagaimana manajer memimpin
orang lain untuk menjalankan tindakan yang telah direncanakan.

d. Evaluasi. Tahap akhir manajerial adalah mengevaluasi seluruh kegiatan yang telah
dilaksanakan. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai seberapa jauh staf mampu melaksanakan
perannya sesuai dengan organisasi yang telah ditetapkan serta mengidentifikasi faktor-faktor
yang menghambat dan mendukung dalam pelaksanaan.

2. Penerapan Manajemen Keperawatan Pada Setting Pelayanan di Rumah Sakit

Keberhasilan manajemen keperawatan dalam mengelola suatu organisasi

keperawatan dapat dicapai melalui upaya penerapan prinsip-prinsip manajemen

keperawatan yaitu:

a. Manajemen keperawatan berlandaskan perencanaan

b. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif

c. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan

d. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien

e. Manajemen keperawatan harus terorganisir

f. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan

g. Divisi keperawatan yang baik


h. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif

i. Pengembangan staf

j. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan

Pada setting ruang rawat rumah sakit kita mengenal adanya kepala ruangan (karu).
Kepala ruangan adalah tenaga perawat yang diberikan tugas memimpin satu ruang rawat
danbertanggung jawab terhadap pemberian asuhan keperawatan. Adapun hal-hal yang
dikelola oleh kepala ruang yaitu:

a. SDM Keperawatan

b. Sarana dan prasarana

c. Biaya/anggaran

d. Sistem informasi

e. Karu secara terus menerus belajar dan menguasai pengetahuan manajemen

yang digunakan untuk menyelesaikan masalah manajerial.

f. Karu berasumsi bahwa perawat pelaksana memerlukan peningkatan

kompetensi.

g. Organisasi tetap eksis melalui upaya karu melakukan perubahan/pembaharuan.

Adapun lingkup kegiatan kepala ruangan (Huber, 2006) yaitu:

a. Mengelola praktik klinik keperawatan dan askep di ruang rawat

b. Mengkoordinasikan pelayanan ruangan dengan dengan tim kesehatan.

c. Mengelola keuangan

d. Mengelola SDM keperawatan di ruangan

e. Bertanggung jawab terhadap staf dan pengaturan shift.

f. Mengevaluasi kualitas dan askep yang tepat.

g. Mengorientasikan dan mengembangkan staf


h. Menjamin terlaksananya standar dan aturan lain.

i. Mempertahankan kenyaman/keamanan pasien

3. Ketenagaan keperawatan di ruang rawap inap

Pengaturan staf dan penjadwalan adalah komponen utama dalam manajemen


keperawatan. Swanburg (2000) menyatakan bahwa pengaturan staf keperawatan merupakan
proses yang teratur, sistematis, rasional diterapkan untuk menentukan jumlah dan jenis
personel keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan keperawatan pada standar
yang ditetapkan sebelumnya. Manajer bertanggung jawab dalam mengatur sistem
kepegawaian secara keseluruhan (Gillies, 2000). Ketenagaan adalah kegiatan manajer
keperawatan untuk merekrut, memimpin, memberikan orientasi, dan meningkatkan
perkembangan individu untuk mencapai tujuan organisasi (Marquis dan Huston, 2010).
Ketenagaan juga memastikan cukup atau tidaknya tenaga keperawatan yang terdiri dari
perawat yang profesional, terampil, dan kompeten. Kebutuhan ketenagaan dimasa yang akan
datang harus dapat diprediksi dan suatu rencana harus disusun secara proaktif untuk
memenuhi kebutuhan.

Manager harus merencanakan ketenagaan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan


asupan pasien. Upaya harus dilakukan untuk menghindari kekurangan dan kelebihan
personalia saat ada fluktuasi jumlah dan akuitas pasien. Kebijakan prosedur ketenagaan dan
penjadwalan harus tertulis dan dikomunikasikan kepada semua staf. Kebijakan dan
penjadwalan tidak boleh melanggar undang-undang ketenagakerjaan atau kontrak pekerja.
Kebijakan ketenagaan harus yang ada harus diteliti secara berkala untuk menentukan apakah
memenuhi kebutuhan staf dan organisasi. Upaya harus terus dilakukan agar dapat
menggunakan metode ketenagaan dengan inovatif dan kreatif (Marquis dan Huston, 2010).

4. Perencanaan dalam manajemen asuhan keperawatan di puskesmas

Menurut Menkes (2015) yaitu puskesmas merupakan garda depan dalam


penyelenggaraan upaya kesehatan dasar. Puskesmas yang merupakan Unit Pelaksana Teknis
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Untuk menjamin bahwa perbaikan mutu, peningkatan kinerja dan penerapan


manajemen risiko dilaksanakan secara berkesinambungan di Puskesmas, maka perlu
dilakukan penilaian oleh pihak eksternal dengan menggunakan standar yang ditetapkan yaitu
melalui mekanisme akreditasi. Puskesmas wajib untuk diakreditasi secara berkala paling
sedikit tiga tahun sekali, demikian juga akreditasi merupakan salah satu persyaratan
kredensial sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bekerja sama dengan
BPJS.

Tujuan utama akreditasi Puskesmas adalah untuk pembinaan peningkatan mutu,


kinerja melalui perbaikan yang berkesinambungan terhadap sistem manajemen, sistem
manajemen mutu dan sistem penyelenggaraan pelayanan dan program, serta penerapan
manajemen risiko, dan bukan sekedar penilaian untuk mendapatkan sertifikat akreditasi.

Pendekatan yang dipakai dalam akreditasi Puskesmas adalah keselamatan dan hak
pasien dan keluarga, dengan tetap memperhatikan hak petugas. Prinsip ini ditegakkan sebagai
upaya meningkatkan kualitas dan keselamatan pelayanan.
DAFTAR PUSTAKA

Suarli, S dan Bahtiar. (2009). Manajemen keperawatan dengan pendekatan praktis. Jakarta:
Erlangga

Asmuji. (2014). Manajemen Keperawatan : Konsep dan Aplikasi. Jogjakarta: Ar Ruzz Media.

Swansburg, R. C. (2000). Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan. Jakarta : EGC

Suyanto.( 2008). Mengenal Kepemimpinan dan Menajemen Keperawatan di Rumah Sakit..


Yogyakarta : Mitra Cendikia Pers

Nursalam. (2007). Manajemen Keperawatan dan Aplikasinya. Penerbit Salemba Medika, Jakarta

Diane l huber, 2006, Kepemimipinan Dan Meningkatkan Manajemen Kenerja, PT Raja Grafindo
Persada: Jakarta.

Gillies, D. A. (2006). Manajemen Keperawatan Suatu Pendekatan Sistem Edisi Kedua. Terjemahan
Illiois W. B. Saunders Company

Marquis dan husto (2010). Kepemimpinan dan manajemen keperawatan. Teori dan
Aplikasi. Alih bahasa: Widyawati dan Handayani. Jakarta. Edisi 4.EGC

Anda mungkin juga menyukai