Anda di halaman 1dari 62

Model Praktik Keperawatan

Propesional (MPKP)

Zahalim, S.Kep.,Ns.,M.Kep.
Pengertian MPKP
 Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu

sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang


memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian
asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan
tersebut diberikan. (Ratna sitorus & Yulia, 2006).
 Model Asuhan Keperawatan Profesional adalah sebagai suatu

sistem (struktur, proses dan nilai- nilai) yang memungkinkan


perawat profesional mengatur pemberian asuhan
keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang
pemberian asuhan tersebut (Hoffart & Woods, 1996).
2. Komponen MPKP
a. Nilai–nilai professional
Pada model ini PP dan PA membangun kontrak
dengan klien/keluarga, menjadi partner dalam
memberikan asuhan keperawatan. Pada
pelaksanaan dan evaluasi renpra. PP mempunyai
otonomi dan akuntabilitas untuk
mempertanggungjawabkan asuhan yang diberikan
termasuk tindakan yang dilakukan oleh PA. hal ini
berarti PP mempunyai tanggung jawab membina
performa PA agar melakukan tindakan berdasarkan
nilai-nilai professional.
b. Hubungan antar professional
Hubungan antar profesional dilakukan oleh PP. PP
yang paling mengetahui perkembangan kondisi
klien sejak awal masuk. Sehingga mampu memberi
informasi tentang kondisi klien kepada profesional
lain khususnya dokter. Pemberian informasi yang
akurat akan membantu dalam penetapan rencana
tindakan medik.
c. Metode pemberian asuhan keperawatan
Metode pemberian asuhan keperawatan yang
digunakan adalah modifikasi keperawatan primer
sehingga keputusan tentang renpra ditetapkan oleh
PP, PP akan mengevaluasi perkembangan klien
setiap hari dan membuat modifikasi pada renpra
sesuai kebutuhan klien.
d. Pendekatan manajemen
Pada model ini diberlakukan manajemen SDM, yaitu ada
garis koordinasi yang jelas antara PP dan PA. performa
PA dalam satu tim menjadi tanggung jawab PP. Dengan
demikian, PP adalah seorang manajer asuhan
keperawatan. Sebagai seorang manajer, PP harus
dibekali dengan kemampuan manajemen dan
kepemimpinan sehingga PP dapat menjadi manajer yang
efektif dan pemimpin yang efektif.
e. Sistem kompensasi dan panghargaan.
PP dan timnya berhak atas kompensasi serta
penghargaan untuk asuhan keperawatan yang dilakukan
sebagai asuhan yang profesional. Kompensasi dan
penghargaan yang diberikan kepada perawat bukan
bagian dari asuhan medis atau kompensasi dan
penghargaan berdasarkan prosedur.
Tujuan MPKP
a. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan.
b. Mengurangi konflik, tumpang tindih dan
kekososongan pelaksanaan asuhan
keperawatan oleh tim keperawatan.
c. Menciptakan kemandirian dalam memberikan
asuhan keperawatan.
d. Memberikan pedoman dalam menentukan
kebijakan dan keputusan.
e. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan
tujuan asuhan keperawatan bagi setiap tim
keperawatan.
4. Pilar–pilar dalam Model Praktik
Keperawatan Professional (MPKP)
 Pilar I : pendekatan manajemen keperawatan
– Perencanaan dengan kegiatan perencanaan yang
dipakai di ruang MPKP meliputi (perumusan visi, misi,
filosofi, kebijakan dan rencana jangka pendek ;
harian,bulanan,dan tahunan)
– Pengorganisasian dengan menyusun stuktur organisasi,
jadwal dinas dan daftar alokasi pasien.
– Pengarahan
Dalam pengarahan terdapat kegiatan delegasi, supervise,
menciptakan iklim motifasi, manajemen waktu,
komunikasi efektif yang mencangkup pre dan post
conference, dan manajemen konflik
- Pengawasan
- Pengendalian
 Pilar II : sistem penghargaan
Manajemen sumber daya manusia diruang model praktik
keperawatan professional berfokus pada proses
rekruitmen,seleksi kerja orientasi, penilaian kinerja, staf
perawat.proses ini selalu dilakukan sebelum membuka ruang
MPKP dan setiap ada penambahan perawatan baru.
 Pilar III : hubungan professional
Hubungan professional dalam pemberian pelayanan
keperawata (tim kesehatan) dalam penerima palayana
keperawatan (klien dan keluarga). Pada pelaksanaan nya
hubungan professional secara interal artinya hubungan yang
terjadi antara pembentuk pelayanan kesehatan misalnya
antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim
kesehatan dan lain–lain. Sedangkan hubungan professional
secara eksternal adalah hubungan antara pemberi dan
penerima pelayanan kesehatan.
 Pilar IV : manajemen asuhan keperawatan
Salah satu pilar praktik professional
perawatan adalah pelayanan keperawatan
dengan mengunakan manajemen asuhan
keperawatan di MPKP tertentu. Manajemen
asuhan keperawatan yang diterapkan di MPKP
adalah asuhan keperawatan dengan
menerapkan proses keperawatan.
5. Nilai Praktek Keperawatan
MPKP merupakan model praktek keperawatan
profesional yang mewujudkan nilai-nilai
profesional. Nilai-nilai profesional yang diterapkan
pada MPKP adalah:
1. Pendekatan Manajemen ( Management Approach
2. Penghargaan karir ( compensatory rewards )
3. Hubungan Profesional ( professional
relationship)
4. Sistem pemberian asuhan pasien ( patient care
delivery system )
 Pendekatan Manajemen di MPKP

 Di ruang MPKP pendekatan manajemen


diterapkan dalam bentuk proses manajemen
yang terdiri dari tahapan proses :
1. Perencanaan (planning
2. Pengorganisasian (organising)
3. Pengarahan (directing)
4. Pengendalian (controlling)
1. Perencanaan (planning)

 Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran


dan penentuan secara matang hal-hal yang akan
dikerjakan di masa mendatang dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (Siagian,
19990).
 Kegiatan perencanaan : meningkatkan
profesionalisme dalam pelayanan keperawatan
sehingga mutu pelayanan bukan saja dapat
dipertahankan tapi bisa terus meningkat sampai
tercapai derajat kepuasan tertinggi bagi penerima
jasa pelayanan keperawatan dan pelaksana
pelayanan itu sendiri.
 Jenis-jenis perencanaan terdiri dari:
 Rencana jangka panjang, rencana jangka

menengah, dan rencana jangka pendek.


Perencanaan jangka panjang disebut juga
perencanaan strategis yang disusun untuk 3-
10 tahun. Perencanaan jangka menengah
dibuat dan berlaku 1-5 tahun sedangkan
perencanaan jangka pendek dibuat 1 jam
sampai dengan 1 tahun.
 Hirarki dalam perencanaan terdiri dari

perumusan visi, misi, filosofi, kebijakan, dan


prosedur (marquis & Houston, 1998).
 Kegiatan perencanaan yang dipakai di ruang MPKP meliputi
perumusa, visi, filosofi dan kebijakan.
a. Visi di Ruang MPKP adalah pernyataan singkat yang
menyatakan mengapa organisasi itu dibentuk serta tujuan
organisasi tersebut. Visi perlu dirumuskan sebagai landasan
perencanaan organisasi.
b. Misi di Ruang MPKP adalah pernyataan yang menjelaskan
tujuan organisasi dalam mencapai visi yang telah
ditetapkan.
c. Filosofi di Ruang MPKP adalah seperangkat nilai-nilai yang
menjadi rujukan semua kegiatan dalam organisasi dalam
menjadi landasan dan arahan seluruh perencanaan jangka
panjang. Nilai-nilai dalam filosofi dapat lebih dari satu
d. Kebijakan di Ruang MPKP adalah pernyataan yang menjadi
acuan organisasi dalam pengambil keputusan.
Jenis perencanaan yang diterapkan di ruang
MPKP terdiri dari:
1) Rencana harian
Rencana harian dibuat sebelum operan
dilakukan dan dilengkapi pada saat operan
dan pre conference.
a) Rencana harian kepala ruangan, meliputi:
- Asuhan keperawatan
- Supervisi katim dan perawat pelaksana
- Supervisi tenaga selain perawat dan
kerjasama dengan unit lain yang terkait
b) Rencana harian ketua tim
 Penyelenggaraan asuhan keperawatan pasien kepada

tim yang menjadi tanggung jawabnya


 Melakukan supervisi perawat pelaksana

 Kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan yang

lain
 Alokasi pasien sesuai perawat yang dinas

c) Rencana harian perawat pelaksana


Isi rencana harian pelaksana adalah tindakan
keperawatan untuk sejumlah pasien yang dirawat
pada shift dinasnya. Rencana harian perawat
pelaksana shift sore dan malam agak berbeda jika
hanya 1 orang dalam 1 tim maka perawat tersebut
berperan sebagai ketua tim dan perawat pelaksana
sehingga tidak ada kegiatan pre dan post conference.
d) Penilaian rencana harian perawat
Setiap ketua tim mempunyai instrumen
rencana harian perawat setiap harinya. Pada
akhir bulan dapat dihitung presentasi
pembuatan rencana harian masing- masing
perawat.
2) Rencana bulanan
 a) Rencana bulanan Karu

 Membuat jadwal dan memimpin case conference

 Membuat jadwal dan memimpin pendidikan kesehatan

kelompok keluarga
 Membuat jadwal dinas

 Membuat jadwal dan memimpin rapat bulanan

perawat
 Melakukan jadwal dan memimpin rapat tim kesehatan

 Membuat jadwal supervisi dan penilaian kinerja ketua

tim dan perawat pelaksana


 Melakukan audit dokumentasi

 Membuat laporan bulanan


 b) Rencana bulanan ketua tim
 Mempresentasikan kasus dalam case
conference
 Memimpin pendidikan kesehatan kelompok
keluarga
 Melakukan supervisi perawat pelaksana
3) Rencana tahunan
a) Menyusun lapotan tahunan yang berisi tentang kinerja MPKP baik
proses kegiatan (aktivitas yang sudah dilaksanakan dari empat pilar
praktek profesional yaitu pendekatan manajemen, sistem
penghargaan, hubungan profesional dan manajemen asuhan
keperawatan) serta evaluasi mutu pelayanan.
b) Melaksanakan rotasi tim untuk penyegaran anggota masing-
masing tim
c) Penyegaran terkait dengan materi MPKP khusus kegiatan yang
masih rendah pencapaiannya. Ini bertujuan mempertahankan
kinerja yang telah dicapai MPKP bahkan meningkatkannya di masa
mendatang.
d) Pengembangan SDM dalam bentuk rekomendasi peningkatan
jenjang karir perawat (pelaksana menjadi katim, katim menjadi
karu), rekomendasi untuk melanjutkan pendidikan formal,
membuat jadwal untuk mengikuti pelatihan- pelatihan.
2. Pengorganisasian (organizing)

Pengorganisasian di ruang MPKP terdiri dari :


a. Struktur organisasi Ruang MPKP
 Struktur organisasi ruang MPKP menggunakan

sistem penugasan Tim-Primer keperawatan. Ruang


MPKP dipimpin oleh kepala ruangan yang
membawahi dua atau lebih ketua tim. Ketua tim
berperan sebagai perawat primer membawahi
beberapa perawat pelaksana yang memberikan
asuhan keperawatan secara menyeluruh kepada
sekelompok pasien.
b. Tugas Dan Tanggung Jawab Kepala Ruangan Rawat
1) Pendekatan Manajemen
 a) Perencanaan
 Mengembangkan visi dan misi
 Mempunyai filosofi
 Menetapkan rencana jangka pendek
 Merencanakan dan memfasilitasi ketersediaan

fasilitas yang dibutuhkan di ruangan


 Melakukan kegiatan administrasi dan surat menyurat
 Melakukan pertemuan rutin dengan semua perawat

setiap bulan untuk membahas kebutuhan di ruangan


 Merencanakan dan melaksanakan evaluasi mutu

asuhan keperawatan (bersama dengan CCM)


 Membuat peta risiko di ruang rawat
 b) Pengorganisasian
 Membuat struktur organisasi
 Mengatur pembagian tugas jaga rawat (jadwal

dinas) bersama ketua tim


 Membuat daftar pasien bersama ketua tim

c) Pengarahan
 Memimpin operan
 Mengawasi dan mengarahkan kegiatan pre dan

post conference
 Memberi motivasi pada tim perawat di ruangan
 Mendelegasikan tugas kepada bawahan dengan

jelas
Lanjutan.......
Bila PP cuti, tugas dan tanggung jawab PP dapat
didelegasikan kepada PA senior (wakil PP pemula yang
ditunjuk) tetapi tetap di bawah pengawasan kepala ruang
rawat dan clinical care manager (CCM)
 Memfasilitasi kolaborasi dengan anggota tim kesehatan
yang lain dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan
 Mengawasi perawat primer dan perawat pelaksana dalam
mengelola pasien melalui komunikasi langsung
 Memperoleh informasi tentang pelaksanaan asuhan
keperawatan melalui supervisi dan mendengarkan laporan
langsung dari perawat primer
 Melakukan pengawasan tidak langsung:
 Mengecek daftar hadir ketua tim, perawat pelaksana,
pekarya, dan petugas TU
 Mengecek kedisiplinan
 Membimbing siswa atau mahasiswa (bekerja sama
dengan pembimbing klinik) dalam pemberian
asuhan keperawatan di ruangan, dengan mengikuti
sitem MPKP yang sudah ada
 Menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang

harmonis dengan klien/keluarga dan tim kesehatan


lain, antara lain, kepala ruang rawat mengingatkan
kembali klien/keluarga tentang perawat/tim yang
bertanggung jawab terhadap mereka di ruangan
 Melaksanakan pembinaan terhadap PP dan PA dalam

hal implementasi MPKP termasuk sikap dan tingkah


laku professional.
d) Pengendalian
 Mengatur dan mengendalikan kebersihan dan ketertiban

ruangan  Mengadakan diskusi dengan staf untuk


memecahkan masalah di ruangan
 Menetapkan indikator mutu (keselamatan pasien, perawatan

diri, kepuasan pasien, kecemasan, kenyamanan, dan


pengetahuan)
 Melakukan audit dokumen

 Melakukan survey kepuasaan terhadap keluarga, perawat,

dokter
 Melakukan survey masalah kesehatan/keperawatan

 Memeriksa kelengkapan persediaan status keperawatan

minimal 5 set setiap hari


 Memantau dan mengevaluasi penampilan kerja semua tenaga

yang ada di ruangan, membuat Daftar Penilaian Pelaksanaan


Pekerjaan (DP3), dan usulan kenaikan pangkat
2) Compensatory Reward
a) Melakukan rekruitmen tenaga perawat
b) Melakukan seleksi tenaga perawat
c) Melakukan orientasi
d) Melakukan penilaian kinerja
e) Melakukan pengembangan tenaga perawat
3) Hubungan Profesional
a) Memimpin rapat keperawatan
b) Mengawasi pelaksanaan konferensi kasus
c) Mengikuti rapat tim kesehatan
d) Mengawasi pelaksanaan visite dokter
4) Asuhan Keperawatan Menguasai asuhan keperawatan
c. Tugas Dan Tanggung Jawab Perawat Primer (Pp)

1) Pendekatan manajemen
a) Perencanaan
 Melakukan pengkajian terhadap klien baru atau

melengkapi pengkajian yang sudah dilakukan PP


pada sore, malam, atau hari libur
 Menetapkan renpra berdasarkan analisis standar

renpra sesuai dengan hasil pengkajian


 Bekerja sama dengan CCM dengan

mengindentifikasikan issue yang memerlukan


pembuktian sehingga tercipta evidence based
practice (EBP)
 Membuat perencanaan pulang
b) Pengorganisasiaan
 Membuat jadwal dinas bersama kepala ruangan

 Membuat daftar pasien bersama kepala ruangan

 Menetapkan PA yang bertanggung jawab pada setiap klien,

setiap kali giliran jaga ( shift). Pemabgian klien berdasarkan


pada jumlah klien, tingkat ketergantungan klien, dan tempat
tidur yang berdekatan. Bila pada satu tugas jaga (shift) PP
didampingi oleh 2 orang PA, maka semua klien dibagi pada
kedua PA sebagai penganggungjawabnya. PP akan
membimbing dan membantu PA dalam memberikan Askep.
Bila PP hanya didampingi 1 orang PA pada satu tugas jaga
maka jumlah klien yang menjadi tanggung jawab PP adalah
sebanyak 20 % dank klien tersebut termasuk klien dengan
tingkat ketergantungan minimal serta klien lainnya menjadi
tanggung jawab PA. Pnenetapan ini dimaksudkan agar PP
memiliki waktu untuk membimbing dan membantu PA di
bawah tanggung jawabnya dalam memberikan Askep.
 Menjelaskan renpra yang sudah ditetapkan
kepada PA di bawah tanggung jawabnya
sesuai klien yang dirawat (pre conference)
c) Pengarahan
 Memimpin kegiatan ronde keparawatan,

konfrensi kasus, pre dan post conference


 Memberikan pengarahan pada perawat

pelaksana masing-masing secara individual


 Memberi motivasi kepada perawat pelaksana

(terutama perawat dalam timnya)


 Mendelegasikan tugas kepada perawat

pelaksana secara jelas


2) Compensatory reward
a) Melakukan orientasi kepada perawat baru
b) Melaukan penilaian kinerja
3) Hubungan professional
a) Memimpin konfrensi kasus
b) Mendampingi dokter visite klien di bawah
tanggung jawabnya. Bila PP tidak ada, visite
didampingi oleh PA sesuai timnya
4) Asuhan keperawatan
a) Melakukan kontrak dengan klien/ keluarga pada
awal masuk ruangan sehingga tercipta hubungan
terapeutik. Hubungan ini dibina secara terus
menerus pada saat melakukan
pengkajian/tindakan kepada klien/keluarga.
Panduan orientasi ini sebaiknya digantung di
kamar klien sehingga setip saat klien/keluarga
dapat membaca kembali.
b) Melakukan bimbingan dan evaluasi PA dalam
melakukan tindakan keperawatan, apakah sesuai
dengan SOP
c) Memonitor dokumentasi yang dilakukan oleh PA

d) Membantu dan memfasilitasi terlaksananya


kegiatan PA
e) Melakukan tindakan keperawatan yang bersifat terapi
keperawatan dan tindakan keperawata yang tidak dapat
dilakukan oleh PA
f) Mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan
laboratorium
g) Melakukan kegiatan serah terima klien dibawah tanggung
jawabnya bersama dengan perawat pelaksana
h) Melakukan evaluasi ASKEP dan membuat catatan
perkembangan klien setiap hari
i) Melakukan pertemuan dengan klien/keluarga minimal
setiap 2 hari untuk membahas kondisi keperawatan klien
(bergantung pada kondisi klien)
j) Bila PP cuti/libur, tugas-tugas PP didelegasikan kepada PA
yang telah ditunjuk (wakil PP) dengan bimbingan kepala
ruangan atau CCM
k) Memberikan pendidikan kesehatan kepada klien/keluarga
d. Tugas Dan Tanggung Jawab Perawat Associate (Pa)

1) Membaca renpra yang telah ditetapkan PP


2) Membina hubungan terapeutik dengan klien/keluarga,
sebagai lanjutan kontrak yang sudah dilakukan PP
3) Menerima klien baru (kontrak) dan memberikan informasi
berdasarkan format orientasi klien/keluarga jika PP tidak ada
di tempat.
4) Melakukan tindakan keperawatan pada kliennya berdasarkan
renpra
5) Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan
dan mendokumentasikanya pada format yang tersedia.
6) Mengikuti visite dokter bila PP tidak di tempat
7) Memeriksa kerapian dan kelengkapan status keperawatan
8) Membuat laporan pergantian dinas dan setelah selesai
diparaf
9) Mengkomunikasikan kepada PP/Pj dinas bila
menemukan masalah yang perlu diselesaikan
10) Menyiapkan klien untuk pemeriksaan diagnostic,
laboratorium, pengobatan, dan tindakan.
11) Berperan serta dalam memberikan pendidikan
kesehatan pada klien/keluarga yang dilakukan oleh
PP
12) Melakukan inventarisasi fasilitas ang terkait
dengan timnya.
13) Membantu tim lain yang membutuhkan
14) Memberikan resep dan menerima obat dari
keluarga klien yang menjadi tanggung jawabnya
dan berkoordinasi dengan PP.
e. Mekanisme pelaksanaan pengorganisasian di ruang
MPKP

1) Kepala ruangan membagi perawat yang ada menjadi


2 tim dan tiap tim diketuai masing-masing oleh
seorang ketua tim yang terpilih melalui test
2) Kepala ruangan bekerjasama dengan ketua tim
mengatur jadwal dinas (pagi, sore, malam)
3) Kepala ruangan membagi klien untuk masing-
masing tim
4) Apabila suatu ketika satu tim kekurangan perawat
pelaksana karena kondisi tertentu kepala ruangan
dapat memindahkan perawat pelaksana dari tim ke
tim yang mengalami kekurangan anggota
5) Kepala ruangan menunjuk penanggung jawab shift sore, malam, dan
shift pagi apabila karena sesuatu hal kepala ruangan sedang tidak
bertugas. Untuk itu yang dipilih adalah perawat yang paling
kompeten dari perawat yang ada. Sebagai pengganti kepala ruangan
adalah ketua tim, sedangkan jika ketua tim berhalangan, tugasnya
digantikan oleh anggota tim (perawat pelaksana) yang paling
kompeten diantara anggota tim
6) Ketua tim menetapkan perawat pelaksana untuk masing-masing
pasien
7) Ketua tim mengendalikan asuhan keperawatan yang diberikan
kepada klien baik yang diterapkan oleh dirinya maupun oleh perawat
pelaksana anggota timnya
8) Kolaborasi dengan tim kesehatan lain yang dilakukan oleh ketua
tim. Bila ketua tim karena suatu hal tidak sedang bertugas maka
tanggung jawabnya didelegasikan kepada perawat paling ekspert
yang ada dalam tim
9) Masing-masing tim memiliki buku komunikasi
10) Perawat pelaksana melaksanakan asuhan keperawatan asuhan
keperawatan kepada klien yang menjadi tanggung jawabnya.
f. Uraian tugas (job deskripsi) personil di MPKP 1) Kepala
ruangan

a) Management approach


 Perencanaan
 Menyusun visi
 Menyusun misi
 Menyusun filosofi
 Menyusun rencana jangka pendek: harian, bulanan,
tahunan
 Pengorganisasian
 Menyusun struktur organisasi
 Menyusun jadwal dinas
 Membuat daftar alokasi pasien
 Pengarahan
 Memimpin operan
 Menciptakan iklim motivasi
 Mengatur pendelegasian
 Melakukan supervisi
 Pengendalian
 Mengevaluasi indikator mutu
 Melakukan audit dokumentasi
 Melakukan survey kepuasan pasien, keluarga,
perawat, dan tenaga kesehatan lainnya
 Melakukan survey masalah
kesehatan/keperawatan
b) Compensatory reward
 Melakukan penilaian kinerja ketua tim dan
perawat pelaksana
 Merencanakan dan melaksanakan
pengembangan staf
c) Professional relationship
 Memimpin rapat keperawatan
 Memimpin konferensi kasus
 Melakukan rapat tim kesehatan
 Melakukan kolaborasi dengan dokter
 d) Pasien care delivery Mampu melaksanakan
asuhan keperawatan pada pasien dengan
penyakit tersering ditemukan di ruang rawat

2) Ketua tim
 a) Management approach

Perencanaan Menyusun rencana jangka


pendek (rencana harian, rencana bulanan)
Pengorganisasian
 Menyusun jadwal dinas bersama kepala ruangan
 Membagi alokasi pasien kepada perawat pelaksana

Pengarahan
 Memimpin pre conference
 Memimpin post conference
 Menciptakan iklim motivasi di timnya
 Mengatur pendelegasian dalam timnya
 Melaksanakan supervisi kepada anggota timnya
 Pengendalian
 Mengobservasi pelaksanaan asuhan keperawatan

pada pasien yang dilakukan oleh perawat pelaksana


 Memberikan umpan balik pada perawat pelaksana
b) Compensatory reward

 Menilai kinerja perawat pelaksana


 Professional relationship
 Melaksana konferensi kasus
 Melakukan kolaborasi dengan dokter
 Patient care delivery Mampu melaksanakan asuhan

keperawatan pada pasien dengan penyakit tersering


ditemukan di ruang rawat
 Perawat pelaksana

 Perencanaan Menyusun rencana jangka pendek (rencana

harian)
 Patient care delivery

Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien


dengan penyakit tersering ditemukan di ruang rawat
g. Daftar dinas ruangan

 Daftar dinas disusun berdasarkan tim, dibuat


dalam 1 minggu sehingga perawat sudah
mengetahui dan mempersiapkan dirinya untuk
melakukan dinas.
 Pembuatan jadwal dinas perawat dilakukan oleh

kepala ruangan pada hari terakhir minggu tersebut


untuk jadwal dinas pada minggu yang selanjutnya
bekerjasama dengan ketua tim.
 Setiap tim mempunyai anggota yang berdinas pada

pagi, sore, dan malam dan yang lepas dari dinas


(libur) terutama yang telah berdinas pada malam
hari.
h. Daftar pasien
 Daftar pasien adalah daftar sejumlah pasien yang menjadi

tanggung jawab tiap tim selama 24 jam.


 Setiap pasien yang mempunyai perawat yang bertanggung

jawab secara total selama dirawat dan juga setiap shift


dinas. Dalam daftar dinas tidak perlu mencantumkan
diagnosa dan alamat agar kerahasiaan pasien terjaga.
 Daftar pasien dapat juga menggambarkan tanggung jawab

dan tanggung gugat perawat atas asuhan keperawatan


pasien sehingga terwujudlah keperawatan pasien yang
holistik.
 Daftar pasien juga memberi informasi bagi kolega

kesehatan lain dan keluarga untuk berkolaborasi tentang


perkembangan dan perawatan pasien.
 Daftar pasien di ruangan diisi oleh ketua tim sebelum

operan dengan dinas berikutnya dan dapat dimodifikasi


sesuai kebutuhan. Alokasi pasien terhadap perawat yang
dinas pagi, sore, atau malam dilakukan oleh ketua tim
berdasarkan jadwal dinas.
3. PENGARAHAN (DIRECTING)
1). Diruangan MPKP pengarahan diterapkan
dalam bentuk kegiatan-kegiatan sebagai
berikut:
a. Menciptakan budaya motivasi
b. Manajemen waktu: rencana harian
c. Komunikasi efektif, melalui kegiatan:
d. Manajemen konflik 1) Operan per shift 2) Pre
conference tim 3) Post conference
e. Pendelegasian dan supervisi
2) Mengelola waktu secara efisien
Tahapan manajemen waktu meliputi tiga tahapan yaitu:
a) Membuat perencanaan waktu dan membuat prioritas
b) Melengkapi prioritas tertinggi kapan saja memungkinkan,
menyelesaikan tugas sebelum memulai tugas yang lain
c) Membuat prioritas uleng berdasarkan informasi yang
diterima Dalam MPKP manajemen waktu diterapkan dalam
bentuk penerapan rencana kerja harian yaitu dalam bentuk
perencanaan kerja melalui jadwal kerja yang disusun secara
berurutan yang disusun sebelum pekerjaan tersebut
dilaksanakan.
3) Mendemonstrasikan keterampilan komunikasi yang terbaik
Berkomunikasi merupakan salah satu fungsi pokok
manajemen khususnya pengarahan. Komunikasi adalah
proses tukar menukar pikiran, perasaan, pendapat dan saran
yang terjadi antara dua manusia atau lebih yang
bekerjasama.
a) Penerapan Komunikasi di MPKP
 Operan yaitu komunikasi dan serah terima

antara shift pagi , sore, dan malam. Operan dari


dinas malam ke dinas pagi dan dinas pagi ke
dinas sore dipimpin oleh kepala ruangan,
sedangkan operan dari dinas sore ke dinas
malam dipimpin oleh penanggung jawab shift
sore. Operan/Timbang Terima adalah suatu
cara dalam menyampaikan dan menerima
sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan
kedaan klien.
Tujuan :
o Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum klien
o Menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti

oleh dinas berikutnya


o Tersusunnya rencana kerja untuk dinas berikutnya.

Manfaat :
Bagi Perawat
o Meningkatkan kemampuan kumunikasi antar perawat
o Menjalin hubungan kerja sama dan bertanggung jawab

antar perawat
o Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang

berkesinambungan
o Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara

paripurna bagi pasien


o Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila

ada yang belum terungkap


Langkah-langkah :
o Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap
o Shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan
perlu mempersiapkan hal-hal apa yang disampaikan
o Perawat yang bertanggung jawab menyampaikan
kepada penanggung jawab shift yang selanjutnya
meliputi :
 Kondisi atau keadaan klien secara umum
 Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan
 Rencana kerja untuk dinas yang menerima operan
o Penyampaian operan di atas (point c) harus dilakukan
secara jelas dan tidak terburu-buru
o Perawat penanggung jawab dan anggotanya dari
kedua shift bersama-sama secara langsung melihat
keadaan kien.
Prosedur timbang terima :
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
prosedur ini meliputi :
Persiapan
o Kedua kelompok dalam keadaan siap
o Kelompok yang akan bertugas menyiapkan
buku catatan
Pelaksanaan
Dalam penerapannya, dilakukan timbang terima kepada
masing-masing penanggung jawab:
o Timbang terima dilaksanakan setiap penggantian
shift/operan
o Dari nurse station perawat berdiskusi untuk
melaksanakan timbang terima dengan mengkaji secara
komprehensif yang berkaitan tentang masalah
keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah dan
belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang
perlu dilimpahkan.
o Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan
perincian yang lengkap sebaiknya dicatat secara
khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada
perawat yang berikutnya
o Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima
adalah :

 Identitas klien termasuk KU & TTV, serta diagnosa medik


 Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul
 Tindakan keperawatan yang sudah dan belum

dilaksanakan
 Intervensi kolaborasi dan dependensi
 Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam

kegiatan selanjutnya, misalnya operasi, pemeriksaan


laboratorium/pemeriksaan penunjang lainnya, persiapan
untuk konsultasi atau prosedur lainnya yang tidak
dilaksanakan secara rutin.
o Perawat yang melakukan timbang terima dapat
melakukan klarifikasi, tanya jawab dan melakukan
validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas
o Penyampaian pada saat timbang terima secara
singkat dan jelas
o Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih
dari 5 menit kecuali pada kondisi khusus dan
memerlukan penjelasan yang lengkap dan rinci.
o Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara
langsung pada buku laporan ruangan oleh perawat.
o Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam operan

 Dilaksanakan tepat pada pergantian sihft.


 Dipimpin oleh kepalah ruangan atau penenggung jawab

pasien (PP)
 Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas.

 Informasi yang disampaikan harus akurat, sistematis,

singkat, dan menggambarkan kondisi pasien saat ini serta


mengjaga kerahasian pasien
 Timbang terima harus beorientasi pada permasalahan

pasien.
 Pada saaat timbang terima di kamar pasien menggunakan

volume suara yang cukup sehingga pasien disebelahnya


tidak mendengan sesuatu yang rahasia bagi klien. Sesuatu
yang dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan secara
langsung dekat dengan klien
o Catatan :

 Operan diruangan masing-masing tim (Nurse Station)


lalu dilanjutkan di ruang pasien untuk validasi (2-3
menit)
 Dilanjutkan dengan pre comfrence (kurang lebih 10

menit)
 Pada saat pre comprens, langsung saja ke intinya,

tidak perlu kata2 pembukaan, tetapi dimulai dengan


baca doa
 Operan dilaksanakan pada 30 menit sebelum

pergantian dinas
Contoh :
Dinas pagi
 Jam 07.30 - 08.00 wita Operan & Validasi
 Jam 08.00 - 08.15 wita Pre Comprence
 Jam 08.15 - 12.00 wita Pelayanan Keperawatan
 Jam 12.00 - 12.30 wita Istirahat/Ishoma
 Jam 12.30 - 13.00 wita Pendokumentasian
 Jam 13.00 - 13.30 wita Post Comprence  Jam 13.30 -
14.00 wita Operan & Validasi
Dinas Sore
 Jam 14.00 - 14.15 wita Pre Comprence
 Jam 14.15 - 17.30 wita Pelayanan Keperawatan
 Jam 17.30 - 18.15 wita Istirahat/Ishoma
 Jam 18.15 - 20.00 wita Pendokumentasian
 Jam 20.00 - 20.30 wita Post Comprence
 Jam 20.30 - 21.00 wita Operan & Validasi
Dinas Malam
 Jam 21.00 - 21.15 wita Pre Comprence
 Jam 21.15 - 00.30 wita Pelayanan
Keperawatan
 Jam 00.30 - 01.30 wita Istirahat/Ishoma
 Jam 01.30 - 05.00 wita Pelayanan
Keperawatan
 Jam 05.00 - 05.30 wita Ishoma
 Jam 05.30 - 06.30 wita Pendokumentasian
 Jam 06.30 - 07.30 wita Post Comprence
 Pre conference yaitu evaluasi Katim dan perawat
pelaksana setelah selesai operan untuk rencana
kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh
Katim atau penanggungjawab tim. Jika yang dinas
pada tim tersebut hanya 1 orang, maka pre
conference ditiadakan. Isi pre conference adalah
rencana tiap perawat (rencana harian), dan
tambahan rencana dari Katim atau penanggung
jawab tim
 Post conference yaitu komunikasi Katim dan
perawat pelaksana tentang hasil kegiatan
sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift
berikut. Isi post conference adalah hasil askep tiap
perawat dan hal penting untuk operan (tindak
lanjut). Post conference dipimpin oleh Katim atau
penanggungjawab tim.
Tujuan Konfrensi
 Membahas masalah setiap klien berdasarkan
renpra yang telah dibuat oleh PP
 Menetapkan klien yang menjadi tanggung jawab
masing-masing PA
 Membahas rencana tindakan keperawatan untuk
setiap klien pada hari itu, Rencana tindakan
didasarkan pada renpra yang ditetapkan oleh PP
 Mengidentifikasi tugas PA untuk setiap klien
yang menjadi tanggung jawabnya.
 Ronde Keperawatan adalah suatu kegiatan
yang bertujuan untuk mengatasi masalah
keperawatan klien yang dilaksanakan oleh
perawat, disamping klien dilibatkan untuk
mermbahas dan melaksanakan asuhan
keperawatan akan tetapi pada kasus
terntentu harus dilakukan oleh penanggung
jawab jaga dengan melibatkan seluruh
anggota tim.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai