Pengertian MPKP
Pendekatan manajemen merupakan salah satu nilai profesional yang diperlukan dalam
mengimplementasikan praktek keperawatan profesional. Pendekatan manajemen merupakan
salah satu nilai profesional yang diperlukan dalam mengimplementasikan praktek
keperawatan profesional.Menurut Gillies (1986), manajeme didefinisikan sebagai suatu
proses dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain, sedangkan manajemen
keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staff keperawatan untuk
memberikan asuhan keperawatan secara professional. Seorang manajer keperawatan perlu
melakukan fungsi-fungsi manajemen dalain memberikan perawatan kesehatan kepada klien.
MPKP adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang
memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk
lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut. Saat ini, praktik pelayanan
keperawatan banyak rumah sakit di Indonesia belum mencerminkan praktik pelayanan
profesional. Metoda pemberian asuhan keperawatan yang dilaksanakan belum sepenuhnya
berorientasi pada upaya pemenuhan kebutuhan klien, melainkan lebih berorientasi pada
pelaksanaan tugas.
Bentuk pelayanan yang diterapkan adalah pelayanan kesehatan jiwa di masyarakat
(Community Mental Health Nursing (CMHN)). Pelayanan kesehatan jiwa masyarakat
diberikan oleh perawat puskesmas yang dilatih BC-CMHN (Basic Course of Community
Mental Health Nursing). CHMN adalah perawatan kesehatan jiwa atau upaya memajukan
pelayanan kesehatan jiwa dengan tujuan pasien yang tidak tertangani di masyarakat akan
mendapat pelayanan lebih baik. Keperawatan kesehatan jiwa komunitas adalah pelayanan
keperawatan yang komprehensif , holistik, dan paripurna yang berfokus pada masyarakat
yang sehat jiwa , rentan terhadap stress (resiko gangguan jiwa) dan dalam tahap pemulihan
serta pencegahan kekambuhan (gangguan jiwa).
2. Tujuan MPKP
Menjaga konsistensi asuhan keperawatan
Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekosongan pelaksanaan asuhan keperawatan
oleh tim keperawatan.
Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.
Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan keputusan.
Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi setiap tim
keperawatan
3. Model MPKP jiwa
MPKP telah diterapkan di berbagai rumah sakit jiwa di Indonesia (Bogor, Lawang,
Pakem, Semarang, Magelang, Solo, dan RSUD Duren Sawit). Bentuk MPKP yang
dikembangkan adalah MPKP transisi dan MPKP pemula. Hasil penerapan menunjukkan
hasil BOR meningkat, ALOS menurun, angka lari pasien menurun. Ini menunjukkan
bahwa dengan MPKP pelayanan kesehatan jiwa yang diberikan bermutu baik.Pada modul
ini akan dikembangkan penatalaksanaan kegiatan keperawatan berdasarkan 4 pilar nilai
profesional yaitu management approach, compensatory reward, professional relationship
dan patient care delivery. Pilar-pilar professional diaplikasikan dalam bentuk aktivitas-
aktivitas pelayanan professional yang dipaparkan dalam bentuk 4 modul. Modul-modul
tersebut adalah :
Kegiatan yang ditetapkan pada tiap pilar merupakan kegiatan dasar MPKP dengan
model MPKP pemula. Kegiatan tersebut dapat dikembangkan jika tenaga keperawatan
yang bekerja lebih berkualitas atau model MPKP telah meningkat ke bentuk MPKP
Profesional.
Penerapan sistem klasifikasi pasien dengan tiga kategori di atas adalah sebagai
berikut:
Kategori I : Perawatan mandiri/self care Kegiatan sehari-hari dapat dilakukan
sendiri, penampilan secara umum baik, tidak ada reaksi emosional, pasien
memerlukan orientasi waktu, tempat dan pergantian shift, tindakan pengobatan
biasanya ringan dan sederhana.
Kategori II : Perawatan sedang/partial/intermediate care Kegiatan sehari-hari
untuk makan dibantu, mengatur posisi waktu makan, memberi dorongan agar mau
makan, eliminasi dan kebutuhan diri juga dibantu atau menyiapkan alat untuk ke
kamar mandi. Penampilan pasien sakit sedang. Tindakan perawatan pada pasien
ini monitor tanda-tanda vital, periksa urin reduksi, fungsi fisiologis, status
emosional, kelancaran drainase atau infus. Pasien memerlukan bantuan
pendidikan kesehatan untuk mendukung emosi 5 – 10 menit/shift. Tindakan dan
pengobatan 20 – 30 menit/shift atau 30 – 60 menit/shift dengan mengobservasi
efek samping obat atau reaksi alergi.
Kategori III : Perawatan total/intensive care Kebutuhan sehari-hari tidak bisa
dilakukan sendiri, semua dibantu oleh perawat, penampilan sakit berat. Pasien
memerlukan observasi terus menerus.
3) Pengarahan
Pengarahan adalah proses memberikan bimbingan kepada staff agar mereka mampu
bekerja secara optimal dalam melaksnaakan tugas-tugasnya sesuai dengan ketrampilan
yang mereka miliki. Pengarahan ini termasuk didalamnya adalah kejelasan komunikasi,
pengembangan motivasi yang efektif. Pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi yang
paling fundamental dalam manajemen, karena merupakan pengupayaan berbagai jenis
tindakan itu sendiri, agar semua anggota kelompok mulai dari tingkat teratas sampai
terbawah, berusaha mencapai sasaran organisasi sesuai rencana yang telah ditetapkan
semula, dengan cara terbaik dan benar. Memang diakui bahwa usaha-usaha perencanaan
dan pengorganisasian bersifat vital, tetapi tidak akan ada output konkrit yang akan
dihasilkan sampai kita mengimplementasi aktivitas-aktivitas yang diusahakan dan yang
diorganisasi. Untuk maksud itu maka diperlukan tindakan pengawasan (actuating) atau
usaha untuk menimbulkan action. Pengarahan diruang perawatan dapat dilakukan dalam
beberapa kegiatan yaitu program motivasi, manajemen konflik, pendelegasian, supervisi
dan komunikasi efektif.
a. Motivasi Program motivasi dimulai dengan membudayakan cara berfikir positif bagi
setiap SDM dengan mengungkapkannya melalui pujian (reinforcement) pada setiap
orang yang bekerja bersama-sama. Kebersamaan dalam mencapai visi, dan misi
merupakan pendorong kuat untuk fokus pada potensi masing-masing anggota.
b. Manajemen konflik MPKP merupakan pendekatan baru, maka kemungkinan
menimbulkan konflik yang disebabkan oleh persepsi, pandangan dan pendapat yang
berbeda. Untuk itu dilakukan pelatihan tentang sistem pelayanan dan asuhan
keperawatan bagi semua SDM yang ada (MPKP). Selain itu dalam implementasi
MPKP, Kepala subdepartemen keperawatan (Kasubdepwat), kepala ruangan (kalak)
dan katim agar melakukan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) untuk mencegah
dan menyelesaikan konflik. Komunikasi yang terbuka diarahkan kepada penyelesaian
konflik dengan win-win solution.
c. Supervise Pengawasan merupakan hal yang penting dilakukan untuk memastikan
pelayanan dan asuhan keperawatan berjalan sesuai standar mutu yang ditetapkan.
Pelayanan tidak diartikan sebagai pemeriksaan dan mencari kesalahan, tetapi lebih
pada pengawasan partisipatif yaitu perawat yang mengawasi pelaksanaan kegiatan
memberikan penghargaan pada pencapaian atau keberhasilan dan memberi jalan
keluar pada hal-hal yang belum terpenuhi. Dengan demikian pengawasan
mengandung makna pembinaan. Pengawasan dapat dilakukan secara langsung dan
tidak langsung. Pengawasan langsung dilakukan saat tindakan atau kegiatan sedang
berlangsung, misalnya perawat pelaksanan sedang melakukan ganti balutan, maka
katim mengobservasi tentang pelaksanaan dengan memperhatikan apakah standar
kerja dijalankan. Pengawasan terkait pula dengan kinerja dan kompetisi perawat,
yang akan berguna dalam program jenjang karir perawat bersangkutan. Pengawasan
tidak langsung dilakukan melalui pelaporan atau dokumen yang menguraikan
tindakan dan kegiatan yang telah dilakukan. Di ruang rawat pengawasan dilakukan
kepada kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana. Pengawasan terhadap
kepala ruangan dilakukan oleh kasubdepwat. Pengawasan terhadap ketua tim
dilakukan oleh kasubdepwat, dan kepala ruangan. Pengawasan terhadap perawat
pelaksana dilakukan oleh kasubdepwat, kepala ruangan dan katim. Materi supervisi
disesuaikan dengan uraian tugas dari masing-masing staf perawat yang disupervisi.
Untuk kepala ruang materi supervisi adalah kemampuan manajerial dan kemampuan
asuhan keperawatan. Ketua tim supervise terkait dengan kemampuan pengelolahan di
timnya dan kemampuan asuhan keperawatan, sedangkan untuk perawat pelaksana
disupervisi terkait dengan kemampuan asuhan keperawatan yang dilaksanakan. Agar
supervise dapat menjadi alat pembinaan dan tidak menjadi momok bagi staff maka
perlu disusun standart dan jadual pasti dalam supervise.Untuk evaluasi fungsi
pengarahan ini, kepala ruangan menyusun rencana terhadap ketua tim dan perawat
pelaksana sebagai rencana bulanan.
d. Pendelegasian Pendelegasian adalah melakukan pekerjaan melalui orang lain agar
aktifitas organisasi tetap berjalan. Penerapan delegasi di MPKP dalam bentuk
pendelegasian tugas oleh kepala ruangan kepada ketua tim dan ketua tim kepeda
perawat pelaksana. Pendelegasian dilakukan melalui mekanisme pelimpahan tugas
dan wewenang. Pendelegasian tugas dilakukan secara berjenjang yang penerapanya
dibagi menjadi 2 jenis, yaitu pendelegasian terencana dan pendelegasian insidentil.
a) Pendelegasian terencana adalah pendelegasian yang secara otomatis terjadi
sebagai konsekuensi sistem penugasan yang diterapkan diruang MPKP.
Bentuknya antara lain adalah :
Pendelegasian tugas kepala ruangan kepada ketua tim untuk menggantikan
tugas sementara tugas kepala ruang karena alasan tertentu
Pendelegasian tugas kepala ruangan kepada penanggung jawab shif
Pendelegasian ketua tim kepada perawat pelaksana dalam pelaksanaan
tindakan keperawatan yang telah direncanakan.
b) Pendelegasian insidentil, yang terjadi apabila salah satu personil ruang MPKP
berhalangan hadir, sehingga pendelegasian tugas harus dilakukan. Dalam hal ini
yang mengatur pendelegasian adalah kepala seksi perawatan, kepala ruangan,
ketua tim atau penanggung jawab shif dan tergantung pada personil yang
berhalangan. Prinsip pendelegasian tugas di MPKP antara lain adalah:
Pendelegasian tugas harus menggunakan format pendelegsaian
Personil yang menerima pendelegasian adalah personel yang berkompetemn
dan setara dengan kemampuan yang digantikan tugasnya
Uraian tugas yang didelegasikan harus dijelaskan secara verbal, terinci dan
tertulis
Pejabat yang mengatur pendelegasian wajib memonitor pelaksanaan tugas dan
menjadi rujukan bila ada kesulitan yang dihadapi
Setelah selesai pendelegasian dilakukan serah terima tugas yang sudah
dilaksanakan dan hasilnya
e. Komunikasi efektif
Berkomunikasi merupakan salah satu fungsi pokok manajemen khususnya
pengarahan. Setiap orang berkomunikasi dalam suatu organisasi, komunikasi yang
kurang baik dapat mengganggun kelancaran organisasi dalam mencapai tujuan.
Beberapa bentuk komunikasi diruang MPKP antara lain adalah operan, pr conferen
dan post conferen.
Operan
Operan merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu
(laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien atau komunikasi dan serah terima
antara shift pagi, sore dan malam. Operan dinas pagi ke dinas sore dipimpin oleh
kepala ruangan, sedangkan operan dinas sore ke dinas malam langsung dipimpin
oleh penanggung jawab tim sore ke penanggung jawab tim malam. Tujuan operan
pasien menurut Taylor (1993) adalah untuk mendapatkan informasi yang dapat
membantu untuk menetapkan rencana perawatan pasien, mengevaluasi intervensi
keperawatan, memberi kesempatan pada pasien untuk mendiskusikan tentang
perawatan yang diberikan kepadanya, serta membantu menentukan prioritas
diagnosa dan tujuan dari perawatan yang diberikan. Dalam operan diterangkan
tentang asuhan keperawatan yang telah diberikan oleh perawat yang telah selesai
tugas. Operan ini harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara
sinkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif
yang sudah dilakukan atau belum dan perkembangan klien saat itu.
Pre conference
Pre conference, yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai
operan yang dipimpin oleh katim atau penanggung jawab tim. Isi pre conference
adalah rencana tiap perawat (rencana harian) dan tambahan rencana dari katim
atau PJ tim. Isi post conference adalah hasil asuhan keperawatan tiap perawat dan
hal penting untuk operan (Keliat, 2000).
Post conference
Post conference, yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil
kegiatan sepanjang shif dan sebelum operan. Isi post conference adalah hasil
asuhan keperawatan tiap perawat dan hal penting untuk operan (Keliat, 2000).
4) Pengawasan
Pengendalian (controlling) adalah proses untuk mengamati secara terus-menerus
pelaksanaan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi terhadap
penyimpangan yang terjadi. Pengawasan (controlling) dapat dianggap sebagai aktivitas
untuk menemukan, mengoreksi penyimpangan-penyimpangan penting dalam hasil yang
dicapai dari aktivitas-aktivitas yang direncanakan. Adalah wajar jika terjadi kekeliruan-
kekeliruan tertentu, kegagalan-kegagalan dan petunjuk-petunjuk yang tidak efektif
hingga terjadi penyimpangan yang tidak diinginkan dari pada tujuan yang ingin dicapai.
Pengawasan dalam arti manajemen yang diformalkan tidak akan eksis tanpa
adanya perencanaan, pengorganisasian dan penggerakan sebelumnya. Dalam bidang
keperawatan pengendalian merupakan upaya mempertahankan mutu, kualitas atau
standar. Output (hasil) dari suatu pekerjaan dikendalikan agar memenuhi keinginan
(standar) yang telah ditetapkan. Pengendalian difokuskan pada proses yaitu pelaksanaan
asuhan keperawatan dan pada output (hasil) yaitu kepuasan pelanggan, keluarga, perawat
dan dokter.
Indikator mutu yang merupakan output adalah BOR, LOS, TOI, dan Audit
dokumentasi keperawatan. Kepala ruangan akan membuat laporan hasil kerja bulanan
tentang semua kegiatan yang dilakukan (proses evaluasi = audit proses) terkait dengan
MPKP. Data tentang indikator mutu dapat bekerjasama dengan tim rumah sakit atau
ruangan membuat sendiri. Audit dokumentasi keperawatan dilakukan pada rekam medik
yang pulang atau yang sedang dirawat lalu dibuat rekapitulasinya untuk ruangan. Survey
masalah pasien yang diambil dari pasien baru yang dirawat pada bulan yang
bersangkutan untuk menganalisa apakah ada masalah baru yang belum dibuat standar
asuhannya. Ketua tim akan memberi kontribusi data yang dibutuhkan oleh kepala
ruangan dalam menilai pencapaian kegiatan MPKP. Langkah-langkah yang harus
dilakukan dalam pengendalian / pengontrolan meliputi :
a. Menetapkan standart dan menetapkan metode mengukur prestasi kerja
b. Melakukan pengukuran prestasi kerja
c. Menetapkan apakah prestasi kerja sesuai dengan standart
d. Mengambil tindakan korektif
6. Rencana jangka pendek
Rencana jangka pendek yang diterapkan di ruang MPKP terdiri dari rencana harian, bulanan
dan tahunan.
1) Rencana harian
Rencana harian adalah kegiatan yang akan dilaksanakan oleh perawat sesuai dengan
perannya masing-masing, yang dibuat pada setiap shift. Isi kegiatan disesuaikan dengan
peran dan fungsi perawat. Rencana harian dibuat sebelum operan dilakukan dan
dilengkapi pada saat operan dan preconference.
a. Rencana Harian Kepala Ruangan
Isi rencana harian kepala ruangan meliputi :
a) Asuhan keperawatan ·
b) Supervisi Katim dan Perawat pelaksana
c) Supervisi tenaga selain perawat dan kerja sama dengan unit lain yang terkait.
Kegiatan tersebut meliputi antara lain:
Operan
Pre conference dan Post conference
Mengecek SDM dan sarana prasarana
Melakukan interaksi dengan pasien baru atau pasien yang memerlukan
perhatian khusus
Melakukan supervisi pada ketua tim/perawat pelaksana
Hubungan dengan bagian lain terkait rapat-rapat terstruktur/insidentil
Mengecek ulang keadaan pasien, perawat, lingkungan yang belum teratasi. ·
Mempersiapkan dan merencanakan kegiatan asuhan keperawatan untuk sore,
malam, dan besok sesuai tingkat ketergantungan pasien.
b. Rencana Harian Ketua Tim
Isi rencana harian Ketua Tim adalah:
a) Penyelenggaraan asuhan keperawatan pasien pada tim yang menjadi tanggung
jawabnya.
b) Melakukan supervisi perawat pelaksana.
c) Kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lain.
d) Alokasi pasien sesuai perawat yang dinas. Kegiatan tersebut meliputi antara lain:
Operan
Pre conference dan Post conference
Merencanakan asuhan keperawatan
Melakukan supervisi perawat pelaksana.
Menulis dokumentasi
Memeriksa kelengkapan dokumentasi askep
Alokasi pasien sesuai dengan perawat yang dinas
c. Rencana Harian Perawat Pelaksana
Isi rencana harian perawat pelaksana adalah tindakan keperawatan untuk sejumlah
pasien yang dirawat pada shift dinasnya. Rencana harian perawat pelaksana shift sore
dan malam agak berbeda jika hanya satu orang dalam satu tim maka perawat tersebut
berperan sebagai ketua tim dan perawat pelaksana sehingga tidak ada kegiatan pre
dan post conference. Kegiatan tersebut meliputi antara lain:
Operan
Pre conference dan Post conference
Mendokumentasikan askep
d. Penilaian Rencana Harian Perawat
e. Untuk menilai keberhasilan dari perencanaan harian dilakukan melalui observasi
menggunakan instrumen jurnal rencana harian. Setiap Ketua Tim mempunyai
instrumen dan mengisinya setiap hari. Pada akhir bulan dapat dihitung presentasi
pembuatan rencana harian masing-masing perawat.
2) Rencana bulanan
Rencana bulanan merupakan rencana tindak lanjut yang dibuat oleh kepala ruangan dan
ketua tim.
a. Rencana bulanan kepala ruangan
Setiap akhir bulan Kepala Ruangan melakukan evaluasi hasil keempat pilar atau nilai
MPKP dan berdasarkan hasil evaluasi tersebut kepala ruangan akan membuat rencana
tindak lanjut dalam rangka peningkatan kualitas hasil. Kegiatan yang mencakup
rencana bulanan karu adalah:
Membuat jadwal dan memimpin case conference
Membuat jadwal dan memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga
Membuat jadwal dinas
Membuat jadwal dan memimpin rapat bulanan perawat
Membuat jadwal dan memimpin rapat tim kesehatan
Membuat jadwal supervisi dan penilaian kinerja ketua tim dan perawat pelaksana
Melakukan audit dokumentasi
Membuat laporan bulanan
https://hasimupdate.blogspot.com/2012/11/mpkp-model-praktek-keperawatan.html
https://www.ilmulengkap.xyz/2017/06/makalah-mpkp-model-praktik-keperawatan.html
https://idoc.pub/documents/pelayanan-keperawatan-jiwa-profesional-klinik-dan-komunitas-
vlr90xym2jlz
https://adeirmarahawarin.blogspot.com/2015/01/makalah-manejemen-keperawatan-
mpkp_8.html
https://ariasandyhasim.blogspot.com/2015/10/makalah-keperawatan-jiwa-cmhn.html
https://media-berbagi-keperawatan.blogspot.com/2017/05/pendekatan-manajemen-dalam-
pelayanan.html
https://www.powershow.com/view4/7bf2b8-ZmEzY/
PENGEMBANGAN_MPKP_JIWA_powerpoint_ppt_presentation