Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH MANAJEMEN KESEHATAN

PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN DIRUANG RAWAT

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK X

KETUA: AGNES TIRSA PAYUNG


WAKIL KETUA: INDRINRIYALTIN MOSONGKO
ANGGOTA: EVELIN SEPRIANTI TOBO
FRENGKI M.D UPE
KEZIA MAMUAJA
DEPRIN AUGUSTIN BANDERA
EDWAR JEPERSON

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALA KESELAMATAN PALU


PRODI DIII KEPERAWATAN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur bagi kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat
menyelesaikan mata kuliah Manajemen Kesehatan yang berjudul “ Praktik Manajemen
Keperawatan Di Ruang Rawat “. Makalah tersebut kami telah rangkum dengan baik dan
menyelesaikannya tepat waktu.
Makalah ini kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah
ini juga telah disusun oleh kelompok X dengan berbagai rintangan. Namun dengan penuh
kesabaran dari terutama pertolongan dari Tuhan Yang Maha Esa akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
Akhir kata, kami pun menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan
terdapat banyak kekurangan, namun semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih
luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, maka itu dari
kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruksi dari para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Palu, September 2022
Kelompok
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................
A. Latar Belakang.......................................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................................
C. Tujuan.....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................
A. Praktik Manajemen Keperawatan Diruang Rawat...........................................
BAB III PENUTUP
A. Keseimpulan...........................................................................................................
B. Saran ......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pengelolaan pelayanan keperawatan membutuhkan sitem manajerial keperawatan
yang tepat untuk mengarahkan seluruh sumber daya keperawatan dalam menghasilkan
pelayanan keperawatan yang primadan berkualitas. Manajemen keperawatan merupakan
koordinasi dan integrasi dari sumber-sumber keperawatan dengan menerapkan proses
manajemen untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan. Hal ini tentu perlu didukung oleh
seorang manajer yang mempunyai kemampuan manjerial yang handal untuk melaksanakan
fungsi perencanaan, prngorganisasian, pengarahan, dan pengendalian aktivitas-aktivitas
keperawatan.
Supervisi merupakan bagian dari fungsi pengarahan yang berperan untuk
mempertahankan segala kegiatan yang telah terprogram agar dapat dilaksanakan dengan baik
dan lancar. Supervisi secara langsung memungkinkan kepala ruangan menemukan berbagai
hambatan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan dirungan dan dengan bersama staf
keperawatan mencari jalan pemecahannya. Supervisi dalam keperawatan bukan hanya
sekedar kontrol, kegiatan supervisi juga mencakup penentuan kondisi-kondisi atau syarat-
syarat personal maupun material yang diperlukan untuk tercapainya tujuan asuhan
keperawatan secara efektif dan efisien.
Kepala ruangan sebagai ujung tombak tercapainya tujuan pelayanan keperawatan
dirumah sakit harus mempunyai kemampuan melakuakan supervisi untuk mengelola asuhan
keperawatan. Supervisi memerlukan peran aktif semua perawat yang terlibat dalam kegiatan
pelayanan keperawatan sebagai mitra kerja memiliki ide, pendapat dan pengalaman yang
perlu didengar, dihargai, dan diikutsertakan dalam proses perbaikan pemberian asuhan
keperawatan dan pendokumentasian asuhan keperawatan. Supervisi dalam keperawatan
bukan hanya sekedar konrol, tetapi mencakup penentuan kondisi-kondisi atau syarat-syarat
personal maupun material yang diperlukan untuk tercapainya suatu tujuan asuhan
keperawatan secara efektif dan efisien.
B. Rumusan Masalah
Supervisi keperawatan yang dilaksanakan oleh kepala ruangan pada intinya
adalah mengusahakan agar semua perawat pelaksana melakukan asuhan keperawatan sesuai
rencana dan standar yang telah ditetapkan. Peran kepala ruangan sebagai perencana,
pengarah, dam penilaiannya sangat menentukan keberhasilan supervisi langsung dan tidak
langsungyang dilakukan.

C. Tujuan
1. Mengetahui Praktik Manajemen Di Ruang Rawat
BAB II
PEMBAHASAN

A. Praktik Manajemen Keperawatan Diruang Rawat

1) Perencanaan dalam manajemen asuhan keperawatan diruang arawat inap


a) Pengorganisasian
Berdasarkan hasil analisa maka perlu untuk membuat tim kerja dengan
pembagian tugas dari masing-masing personel. Sebagai contoh untuk
pengelolaan di ruang rawat inap, maka diselenggarakan
pengorganisasiandengan pembagian peran sebagai berikut :
1. Kepala ruangan
2. Perawat primer
3. Perawat asosiet
Adapun penetapan tugas perawat diatas harus sesuai dengan visi danmisi
Rumah sakit atau Puskesmas, hasil penyelenggaraan model
asuhankeperawatan sebelumnya, bagaimana kekuatan sumber daya yang ada
dansarana serta prasarana yang telah diidentifikasi pada pengumpulan
datasebelumnya.

b) Rencana Strategi Perencanaan


Pada tahap ini organisasi yang sudah terbentuk mulai merencanakan
bagaimana rencana strategis yang akan dijalankan untuk mencapai
tujuandidalam Manajemen Keperawatan. Organisasi mulai menentukan
danmendiskusikan bentuk dan penerapan praktek keperawatan yang
professional, bagaimana format dan pendokumentasian, mengaturkebutuhan
tenaga perawat, mengatur tugas dan wewenang darimasingmasing perawat di
ruangan, jadwal kerja dari masing-masing perawat, bagaimana mensupervisi
perawat, bagaimana systemkepemimpinannya, instalasi instalasi yang
menunjang idalam proseskeperawatan seperti farmasi, radiologi, laboratorium,
gizi (jalur opersional).Hubungan dengan bagian-bagian lain yang turut
mendukung didalamorganisasi rumah sakit ini (anggaran, karyawan, non
medis).

c) Pengaturan dan Kegiatan


Pada tahap ini setelah semua rencana strategis disusun maka mulai
dilakukan penentuan kegiatan apa saja yang harus dilakukan dan kapan
waktunya. Sebagai contoh dibawah ini akan diberikan rencana kegiataan
dalam penerapan model asuhan keperawatan professional yang akan
dilakukan dalam satu bulan.
Uraian rencana kerja :
Minggu pertama :
1. Pembuatan struktur organisasi kelompok
2. Orientasi ruangan dan perkenalan
3. Analisa situasi dan perumusan masalah
4. Penyusunan progam kerja
5. Penyusunan proposal pelaksanaan modelasuhan keperawatan
professional
6. Penyusunan jadwal dan rancangan pembagian perandalam penerapan
model praktek keperawatan professional
7. Penyusunan format pengkajian khusu dan sistimdokumentasi asuhan
keperawatan.
8. Penyusunan proposal, prosedur sentralisasi obat dankelengkapan
administrasinya.
9. Penyusunan format supervise
10. Penyusunan format penunjang kegiatan lainnyaa sepertiformat
kegiatan harian
11. Uji coba peran.
Minggu kedua :
1. Penerapan model asuhan keperawatan professional :aplikasi peran,
pendelegasian tugas dan prosesdokumentasi keperawatan.
2. Penyempurnaan format kajian dan dokumentasikeperawatan.
3. Penyelengaraan supervise keperawatan.
4. Penyelenggaraan sentralisasi obat.
5. Persiapan penyelengaraan rotasi dinas 24 jam.
Minggu ketiga :
1. Penerapan model asuhan keperawatan professional :aplikasi peran,
pendelegasian tugas, dan prosesdokumentasi keperawatan
2. Penerapan semua progam
3. Penyelengaraan rotasi 24 jam.
Minggu keempat :
1. Evaluasi penerapan model asuhankeperawatan professional
2. Penyusunan laporan.
Setelah seluruh kegiatan ditentukan dan sudah pula ditentukan waktu
pelaksanaanya, selanjutnya mulai dilakukan persiapan untuk pelaksanaannya.
Inti dari tahap ini adalah mulai menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan
seperti dokumen-dokumen untuk pemberian bukti pelaksanaan, bagaimana
deskripsi tugasnya, sekaligus juga pengaturankembali jadwal (pembagian
tugas).

d) Persiapan Pendokumentasian
Dalam kegiatan pendokumentasian, hal yang perlu dipersiapkan antaralain
bentuk sistim dokumentasi keperawatan, format pengkajian, format
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasinya. Termasuk didalam pesiapan
iniadalah mengevaluasi kesesuaian format yang dipergunakan selama ini
berdasarkan criteria : apakah sudah sesuai dengan standar
dokumentasikeperawatan, apakah mudah atau dipahami semua perawat yang
ada diruangan, apakah efisien dan efektif dalam pelaksanaannya. Dari
pertanyaan-pertanyaan tersebut kemudian ditentukan tentang model
pendokumentasian yang sesuai.
e) Persiapan Evaluasi
Evaluasi meliputi penentuan teknik evaluasi, pembuatan alat evaluasidan
sekaligus didalamnya adalah pendokumentasian hasil kegiatannyasecara
umum.
Fungsi perencanaan pelayanan dan asuhan keperawatan dilaksanakan
olehkepala ruang. Swanburg (2000) menyatakan bahwa dalam keperawatan,
perencanaan membantu untuk menjamin bahwa klien akan menerima
pelayanan.
1. Lingkup Manajemen Keperawatan (Suyanto 2008) teridir dari :
Manajemen pelayanan keperawatan dirumah sakit dikelola oleh bidang
perawatan yang terdiri dari tiga tingkatan manajerial, yaitu:
a. Manajemen puncak (kepala bidang keperawatan)
b. Manajemen menengah (kepala unit pelayanan/supervisor)
c. Manajemen bawah (kepala ruang perawatan)
d. Manajemen Asuhan Keperawatan
Manajemen asuhan keperawatan yang dilakukan dengan menggunakan
proses keperawatan pada prinsipnya menggunakan konsep-
konsepmanajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengendalian atau evaluasi. (Suyanto, 2008).

2. Proses manajemen keperawatan. Proses manajemen keperawatan menurut


Nursalam (2007) yaitu :
a. Pengkajian- pengumpulan data. Pada tahap ini seseorang
manajerdituntut tidak hanya mengumpulkan informasi tentang keadaan
pasien,melainkan juga mengenai institusi (rumah sakit atau
puskesmas):’’tenaga keperawatan, administrasi, dan bagian keuangan
yang akanmempengaruhi fungsi organisasi keperawatn secara
keseluruhan.Manajer perawat yang efektif harus mampu
memanfaatkan prosesmanajemen dalam mencapai suatu tujuan melalui
usaha orang lain.
b. Perencanaan. Menyusun suatu perencanaan yang strategis
dalammencapai suatu tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Perencanaandisini dimaksud untuk menentukan kebutuhan dalam
asuhankeperawatan kepada semua pasien, menehgakkan
tujuan,mengalokasikan anggaran belanja, menetapkan ukuran dan tipe
tenagakeperawatan yang dibutuhkan.
c. Pelaksanaan. Manajemen keperawatan yang memerlukan kerja
melaluiorang lain, maka tahap implementasi dalam proses manajemen
terdiriatas bagaimana manajer memimpin orang lain untuk
menjalankantindakan yang telah direncanakan.
d. Evaluasi. Tahap akhir manajerial adalah mengevaluasi seluruh
kegiatanyang telah dilaksanakan. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai
seberapa jauh staf mampu melaksanakan perannya sesuai dengan
organisasi yangtelah ditetapkan serta mengidentifikasi faktor-faktor
yang menghambatdan mendukung dalam pelaksanaan.

2) Penerapan Manajemen Keperawatan Pada Setting Pelayanan Di Rumah Sakit


Penerapan Manajemen Keperawatan Pada Setting Pelayanan di Rumah Sakit
Keberhasilan manajemen keperawatan dalam mengelola suatu organisasi keperawatan
dapat dicapai melalui upaya penerapan prinsip-prinsip manajemen keperawatan yaitu :
a. Manajemen keperawatan berlandaskan perencanaan.
b. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang
efektif.
c. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan.
d. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien.
e. Manajemen keperawatan harus terorganisir.
f. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan.
g. Divisi keperawatan yang baik.
h. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif.
i. Pengembangan staf.
j. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawananPada setting ruang
rawat rumah sakit kita mengenal adanya kepala ruangan (karu). Kepala
ruangan adalah tenaga perawat yang diberikan tugas memimpin satu ruang
rawat dan bertanggung jawab terhadap pemberian asuhankeperawatan.
Adapun hal-hal yang dikelola oleh kepala ruang yaitu:
a. SDM Keperawatan.
b. Sarana dan prasarana
c. Biaya/anggaran
d. Sistem informasi
e. Karu secara terus menerus belajar dan menguasai pengetahuan manajemen
yang digunakan untuk menyelesaikan masalah manajerial.
f. Karu berasumsi bahwa perawat pelaksana memerlukan peningkatan
kompetensi.
g. Organisasi tetap eksis melalui upaya karu melakukan
perubahan/pembaharuan.
Adapun lingkup kegiatan kepala ruangan yaitu:
1. Mengelola praktik klinik keperawatan dan askep di ruang rawat.
2. Mengkoordinasikan pelayanan ruangan dengan dengan tim kesehatan.
3. Mengelola keuangan.
4. Mengelola SDM keperawatan di ruangan.
5. Bertanggung jawab terhadap staf dan pengaturan shift.
6. Mengevaluasi kualitas dan askep yang tepat.
7. Mengorientasikan dan mengembangkan staf.
8. Menjamin terlaksananya standar dan aturan lain.
9. Mempertahankan kenyaman/keamanan pasien

3) Ketenagaan keperawatan di ruang rawap inap


Pengaturan staf dan penjadwalan adalah komponen utama dalam manajemen
keperawatan. Swanburg (2000) menyatakan bahwa pengaturan staf keperawatan
merupakan proses yang teratur, sistematis, rasional diterapkan untuk menentukan
jumlah dan jenis personel keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan
keperawatan pada standar yang ditetapkan sebelumnya. Manajer bertanggung jawab
dalam mengatur sistem kepegawaiansecara keseluruhan. Ketenagaan adalah kegiatan
manajer keperawatan untuk merekrut, memimpin, memberikan orientasi, dan
meningkatkan perkembangan individu untuk mencapai tujuan organisasi. Ketenagaan
juga memastikan cukup atau tidaknya tenaga keperawatan yang terdiri dari perawat
yang profesional, terampil, dan kompeten. Kebutuhan ketenagaan dimasa yang akan
datang harus dapat diprediksi dan suatu rencana harus disusun secara proaktif untuk
memenuhi kebutuhan.
Manager harus merencanakan ketenagaan yang memadai untuk memenuhi
kebutuhan asupan pasien. Upaya harus dilakukan untuk menghindari kekurangan dan
kelebihan personalia saat ada fluktuasi jumlah dan akuitas pasien. Kebijakan prosedur
ketenagaan dan penjadwalan harus tertulis dan dikomunikasikan kepada semua staf.
Kebijakan dan penjadwalan tidak boleh melanggar undang-undang ketenagakerjaan
atau kontrak pekerja. Kebijakan ketenagaan harus yang ada harus diteliti secara
berkala untuk menentukan apakah memenuhi kebutuhan staf dan organisasi. Upaya
harus terus dilakukanagar dapat menggunakan metode ketenagaan dengan inovatif
dan kreatif.

4) Perencanaan Srategi Dan Rencana Yang Efektif


a. Pelaksanaan Strategi Dan Rencana Yang Efektif
Banyak topik yang dibahas dalam bagian ini yang langsung berkaitan dengan
proses pelaksanaan rencana dan tugas-tugas organisasi. Mengingat latar belakang
informasi yang relavan ini, sekarang kita dapat memusatkan perhatian pada
beberapa aspek kunci. Pada umumnya, lebih banyak perhatian dicurahkan kepada
perencanaan dari pada pelaksanaan. Perencanaan itu merupakan kegiatan
intelektual atau pemikiran, sedangkan pelaksanaan itu berorientasi pada
tindakan.Pelaksanaan perlu menghimpun sumber daya, menstrukturkan hubungan
kerja, memadukan fungsi, dan mengawasi kegiatan-kegiatan yang berdasarkan
kebijaksanaan, rencana dan prosedur.
Mencapai sasaran dalam sistem manusia itu membutuhkan kepemimpinan
pribadi yang efektif. Strategi yang mungkin berhasil karena dorongan, semangat
dan kepemimpinan yang cemerlang yang menghasilkan komitmen dan usaha.
Strategi yang sehat mungkin pula hancur karenakurangnya kepemimpinan dan
peserta organisasi hanya mengikuti arus saja.Sasaran yang nyata adalah
menggabungkan strategi yang sehat dengan pelaksanaan yang terampil ( skill
fullimplementation) melalui kepemimpinanyang efektif.
b. Ciri- ciri Sebuah Perencanaan Yang Efektif
Dalam sebuah organisasi perencanaan mempunyai implikasi masadepan
dan mengandung arti dibutuhkanya keahlian merancang rencana untuktercapainya
tujuan. Pada dasarnya rencana itu mempunyai 3 ciri- ciri yaitu:
a) Perencanaan harus mengenai masa depan
b) Perencanaan harus menyangkut suatu tindakan yang akan dilakukan
c) Adanya suatu unsur identifikasi atau penyebab (causation)pribadi
atauorganisasi. Artinya, adanya jalan tindakan dimasa depan akan diambil oleh
perencanaan atau oleh orang lain yang di tunjuk dalam sebuah organisasi.Masa
depan, tindakan, dan pelaksanaan pribadi atau organisasi adalahunsur- unsur yang
perlu dalam setiap rencana.
Menurut Sigian, perencanaan yang baik dalam manajemen adalah
perencanaan yang berciri sebagai berikut:
a. Rencana harus memepermudah tercapainya tujuan yang telah di
tentukansebelumnya. Artinya, penyusunan suatu rencana tidak boleh
dipandangsebagai tujuan, tetapi sebagai cara yang sifatnya sistematik
intuktercapainya suatu tujuan awal.
b. Perencana harus sungguh- sungguh memahami hakikat tujuan yang
ingindicapai. Menyusun rencana merupakan salah satu fungsi organik yang
harusdilakukan oleh setiap manajer.
c. Pemenuhan keahlian teknis. Penyusunan suatu rencana yang kemudiandisahkan
manajer kemudian diserahkan kepada orang-orang yang memiliki berbagai jenis
keahlian yang diperlukan. Agar rencana yang disusun ituterpadu dan
komprehensif, maka anggota tim harus mampu bekerja samasebagai satu tim yang
kompak.
d. Rencana harus disertai oleh suatu rincian yang cermat. Maksudnya,
rencanatidak hanya mengandung jawaban terhadap pertanyaan: apa, di mana
bilamana, siapa dan mengapa. Tetapi, juga disertai penjabaranya dalam bentuk
program kerja yang menyangkut segi kehidupan organisasi.
e. Keterkaitan sebuah rencana dengan pelaksanaannya. Jika dikatakan bahwasuatu
rencana merupakan suatu bentuk keputusan, berarti hanyamempunyai makna bila
dilaksanakan. Tepat tidaknya suatu rencana bukanterlihat dari cara perumusannya,
tetapi pada pelaksanaanya.

c. Hambatan- hambatan Dalam Proses Perencanaan Yang Efektif


Setiap perencanaan yang akan dilakukan pastinya tidak lepas dari
suatutantangan-tantangan dan hambatan. Menurut Silalahi menjelaskan bahwa
perencanaan yang baik (good planning)dapat dilakukan apabila dapatdiminimalisi
hambatan-hambatan dalam perencanaan. Hambatan perencanaandapat di
kategorikan atas dua kategori, yaitu:
a) Individual- based barriers
b)Organizationl- based Barrier
Individu sering tidak mau dan tidak mampu merencana sebab hambatan
personal untuk memaknakan partisipasi dalam perencanaan. Pada hal perencanaan
efektif memerlukan masukan dan partisipasi aktif dari anggotaorganisasi secara
individual. Hambatan utama dalam perencanaan efektif yang berasal dari
hambatan individual memprioritaskan masalah-masalah sehari-harikekurangan
dari ketrampilan perencanaan, reluktansi menentukan rencana dantujuan,
resistansi personal untuk perubahan. Hambatan kedua ditemukan padatingkat
organisasional, termasuk dalam hambatan organisasional ini adalahkendala
tentang sumber-sumber, kendala berupa keterbatasan informasi yangdapat,
resintesi organisasional untuk berubah.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perencanaan dalam keperawatan merupakan upaya dalam meningkatkan
profesionalisme pelayanan keperawatan sehingga mutu pelayanan keperawatandapat
dipertahankan, bahkan ditingkatkan. Dengan melihat pentingnya fungsi perencanaan,
dibutuhkan perencanaan yang baik dan professional.
Fungsi perencanaan manajemen keperawatan di ruang rawat inap yangdilaksanakan
oleh kepala ruangan melibatkan seluruh personil mulai dari perawat pelaksana, ketua tim,
dan kepala ruangan. Sebelum melakukan perencanaanterlebih dahulu dianalisa dan dikaji
sistem, strategi organisasi, sumber-sumberorganisasi, kemampuan yang ada, aktifitas
spesifik dan prioritas.
Proses manajemen merupakan proses yang holistic, melibatkan banyak sisi yang akan
saling berinteraksi. Sebagai langkah awal dari proses ini, langkah teknisyang dapat
dipelajari adalah bagaimana keperawatan mampu memetakan masalah dengan suatu
metode analisis tertentu.
B. Saran
Kami menyarankan kepada pembaca agar makalah ini dapat dimengerti dan dipahami
dengan baik, sehingga kita dapat mengetahui tentang menyusun perencanaan manajemen
keperawatan suatu unit ruang rawat. Agar dapat menjadi pedoman buat kita sebagai
perawat
DAFTAR PUSTAKA

smuji. 2014. Manajemen Keperawatan: Konsep dan Aplikasi. Jogjakarta: Ar-RuzzMedia.


__._.HTTPS://ID.SCRIBD.COM/DOC/304966442/ISI-MANKEP-FIX-R ABU
Diakses tanggal 29 September 2017

Anda mungkin juga menyukai