Di susun oleh:
KELOMPOK 9
Elkid Turua
Enjel Ntaka
Febby Lanuwu
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan kasih-Nya, kami bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul “ Penjaminan Mutu Pelayanan Keperawatan “
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
Palu
21, Oktober 2022
2
DAFTAR ISI
Judul.......................................................................................................1
Kata pengantar........................................................................................2
Daftar isi.................................................................................................3
BAB 1.....................................................................................................4
Latar belakang........................................................................................4
BAB 2....................................................................................................6
Konsep mutu..........................................................................................6
Pengertian..............................................................................................6
Dimensi mutu pelayanan.......................................................................6
Konsep teoritis penjaminan mutu.........................................................10
Telaah jurnal.........................................................................................22
BAB 3...................................................................................................25
Pembahasan..........................................................................................25
BAB 4...................................................................................................26
Kesimpulan...........................................................................................26
Daftar pustaka.......................................................................................27
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Mutu pelayanan kesehatan saat ini sudah sangat sering dibicarakan, baik dari
pihak penyedia jasa pelayanan kesehatan itu sendiri, maupun dari pihak
masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan kesehatan. Menurut Pohan (2012)
pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan telah menjadi suatu kiat yang
sistemik serta terus menerus dievaluasi dan disempurnakan sebagai salah satu
perangkat yang sangat berguna bagi mereka yang mengelola dan merencanakan
layanan kesehatan. Pendekatan itu juga merupakan bagian dari keterampilan
yang sangat mendasar bagi setiap pemberi (provider) layanan kesehatan yang
secara langsung melayani pasien. Mutu pelayanan tidak terlepas dari satu
profesi saling keterkaitan,tergantung pada mutu pelayanan medis dan mutu
pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien . Pelayanan keperawatan
yang baik didasarkan pada kualitas tindakan profesional perawat. Menurut
Puspitarini (2009) mutu pelayanan keperawatan adalah pelayanan kepada
pasien yang berdasarkan standar keahlian untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan pasien, sehingga pasien dapat menghasilkan keunggulan kompetitif
melalui pelayanan yang berkualitas, efesien, inovatif dan menghasilkan
customer responsiveness. Mutu pelayanan keperawatan sebagai indikator
kualitas pelayanan kesehatan menjadi salah satu faktor penentu citra institusi
pelayanan kesehatan di masyarakat. Kualitas pelayanan yang berkaitan dengan
kepuasan ditentukan oleh lima unsur yang biasa dikenal dengan “RATER”
yakni (Responsiveness) menunjukan segala bentuk aktualisasi kegiatan
pelayanan yang memuaskan orang-orang yang menerima pelayanan sesuai
dengan daya tangkap, (assurance) menumbuhkan adanya jaminan, (Tangible)
4
menunjukan adanya bukti fisik yang dapat dilihatnya, (empathy) menurut
empati dari orang-orang yang memberikan pelayanan sesuai dengan
keandalannya, (Reliability) menjalankan tugas pelayanan yang diberikan secara
konsekuen untuk memuaskan yang menerima pelayanan. Penilaian mutu
pelayanan dan asuhan keperawatan perlu dilakukan guna untuk mengetahui
sejauh mana kualitas pelayanan rumah sakit. Untuk mengukur kualitas
pelayananan rumah sakit salah satunya ditentukan oleh lama hari rawat.
Menurut Depertemen Kesehatan RI (2010) lama hari rawat digunakan untuk
mengukur efisiensi pelayanan rumah sakit yang tidak dapat dilakukan sendiri
tetapi harus bersama dengan interpretasi lama pemakaian tempat tidur Bed turn
over (BTO) dan rata-rata dimana tempat tidak ditempati (kosong) turn over
interval (TOI). Secara umum nilai lama hari rawat yang ideal berdasarkan
standar pelayanan minimal rumah sakit Depkes RI (2010) adalah 4-5 hari.
Lama hari rawat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah tenaga
kesehatan yang menangani pasien. Tenaga kesehatan yang menangani pasien
cukup berperan dalam menentukan mamanjangnya lama hari rawat, dimana
perbedaan keterampilan antara dokter dan perawat akan mempengaruhi kinerja
dalam penanganan kasus. Perawat merupakan tenaga kesehatan yang memiliki
intensitas waktu lama dalam berinteraksi dengan pasien (Wartawan, 2011).
Untuk mengoptimalkan hari rawat, perawat diharapkan mengoptimalkan proses
keperawatan dengan mengembangkan patient care pathway sebagai alat kendali
mutu rumah sakit. Menurut Calhoun (2015), manajemen asuhan keperawatan
yang didalamnya yang terdapat proses keperawatan bisa dikembangkan dalam
patient care pathway atau lebih dikenal dengan clinical pathway. Proses
keperawatan memberikan kerangka membangun clinical pathway. Ulasan
singkat dari proses keperawatan yang disertai diskusi tentang cara memasukkan
setiap elemen pada kerangka tersebut mengarahkan pada pencapaian tujuan.
Penerapan clinical pathway dapat menjadi salah satu alternatif manajemen
asuhan keperawatan untuk meningkatkan asuhan keperawatan dan dapatd
5
sebagai alat kendali mutu rumah sakit sebagaimana salah satu tujuan akreditasi
rumah sakit.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
6
3. Efektifitas (bagaimana standar layanan kesehatan itu digunakan dengan
tepat, konsisten, dan sesuai siyuasi setempat) dan sangat berkaitan dengan
keterampilan dalam mengikutti prosedur yang terdapat dalam layanan
kesehatan.
6. Keamanan ( aman dari resiko cedera, infeksi dan efek samping atau bahaya
yang ditimbulkan oleh layanan kesehatan itu sendiri).
a) Tangible (nyata)
b) Reliability (keandalan)
7
d) Competence (kompetensi)
e) Acces (kemudahan)
f) Courtesy (keramahan)
g) Communication (komunikasi)
h) Credibility (kepercayaan)
i) Security (keamanan)
8
d) Assurance (kepastian): mencakup pengetahuan dan keramah tamahan para
karyawan dan kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan
keyakinan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang memiliki para staf,bebas
dari bahaya, risiko atau keraguan.
a) Standar struktur
b) Standar proses
9
Standar proses adalah sesuatu y6ang menyangkut semua aspek pelaksanaan
kegiatan layanan kesehatan, melakukan prosedur dan kebijakan. Standar proses
akan menjelaskan apa yang harus dilakukan, bagaimana melakukanya dan
bagaimana sistem kerja. Denagan kata lain, standar proses adalah playing the
game. Jika dikaitkan dengan pelayanan KB standar proses menyangkut
prosedur pelayanan KB, yaitu standar pelayanan KB.
c) Standar keluaran
10
2.2.1
1. Definisi
11
TQM Total Quality Management adalah kualitas menjadi hal utama yang
menjadi titik fokus setiap perusahaan. Berbagai hal dilakukan untuk
meningkatkan kualitas yang diterapkan pada produk, pelayanan dan
manajemen perusahaan. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
lahirlah suatu inovasi yang dikenal dengan TQM. Menurut Tjiptono &
Anastasia (2012) TQM merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha
yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan
terusmenerus atau produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya. Dalam
kualitas pelayanan yang baik, terdapat beberapa jenis kriteria pelayanan, antara
lain adalah sebagai berikut:
12
bangunan, fasilitas, perlengkapan teknologi pendukung, hingga penampilan
karyawan.
4) Assurance Adalah jaminan dan kepastian yang diperoleh dari sikap sopan
santun karyawan, konsumsi yang baik dan pengetahuan yang dimiliki, sehingga
mampu menumbuhkan rasa percaya pelanggan.
5) Empati Adalah memberikan perhatian yang tulus dan bersifat pribadi kepada
pelanggan, hal ini dilakukan untuk mengetahui keinginan konsumen secara
akurat dan spesifik.
3. Prinsip-prinsip TQM
Prinsip-prinsip dalam sistem TQM harus dibangun atas dasar 5 pilar sistem,
yaitu : produk, proses, organisasi, kepemimpinan dan komitmen. Pendapat lain
dikemukakan oleh Hensler&Brunnell (dalam Christopher, 2010: 165-166) yang
dikutip oleh Drs. M.N Nasution dalam bukunya yang berjudul Manajemen
Mutu Terpadu, mengatakan bahwa TQM merupakan suatu konsep yang
berupaya, melaksanakan sistem manajemen kualitas kelas dunia. Untuk itu,
diperlukan perubahan besar dalam budaya dan sistem nilai suatu organisasi dan
empat prinsip utama dalam TQM, yaitu:
13
dengan spesifikasi tertentu, tetapi kualitas tersebut ditentukan oleh pelanggan.
Kebutuhan pelanggan diusahakan untuk dipuaskan dalam segala aspek,
termasuk dalam harga, keamanan dan ketepatan waktu.
14
4. Metode Total Quality Management Pembahasan mengenai metode TQM
difokuskan pada tiga pakar utama yang merupakan pelopor dalam
pengembangan TQM. Penjelasan selengkapnya dijelaskan Nasution (2012),
sebagai berikut:
15
a) Mencapai perbaikan terstruktur atas dasar kesinambungan yang
dikombinasikan dengan dedikasi dan keadaan yang mendesak
16
kesalahan di awal proses, biayanya Cuma satu rupiah. Akan tetapi, atas
dasar itulah sistem kualitas menurut Corsby merupakan pencegahan.
2.2.3
17
keperawatan. Penilaian kinerja merupakan alat yang paling tepat dipercaya oleh
manajer perawat dalam mengontrol sumber daya manusiadan produktivitas.
Proses penilaian kinerja dapat digunakan secara efektif dalam mengarahkan
perilaku pegawai, dalam rangka menghasilakn jasa keperawatan dalam kualitas
dan volume yang tinggi. Perawat manajer dapat menggunakan proses
operasional kinerja untuk mengatur arah kerja dalam memilih, melatih,
membimbing perencanaan karier serta memberi penghargaan kepada perawat
yang berkompeten (Nursalam, 2011).
18
pernyataan deskriptif mengenai kualitas pelayanan yang diinginkan untuk
menilai pelayanan keperawatan yang telah diberikan pada pasien. Tujuan
standar keperawatan adalah meningkatkan kualitas asuhan keperawatan, biaya
asuhan keperawatan dan melindungi perawat dari kelalaian dalam
melaksanakan tugas dan melindungi pasien dari tindakan yang tidak terapeutik.
Dalam menilai kualitas pelayanan keperawatan kepada klien digunakan standar
praktik keperawatan yang merupakan pedoman bagi perawat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan. Standar praktek keperawatan telah di
jabarkan oleh PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia)(2010) yang
mengacu dalam tahapan proses keperawatan yang meliputi :
(1) pengkajian,
(3) Perencanaan,
(4) Implementasi,
(5) Evaluasi.
b) Sumber data adalah klien, keluarga, atau orang yang terkait, tim
kesehatan, rekam medis dan catatan lain
19
2) Status kesehatan klien saat ini
3) Status biologis-psikologis-sosial-spiritual
20
c) Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi atau kebutuhan
klien
21
c) Memvalidasi dan menganalisa data baru dengan teman sejawat
2.3.1
(3) sasaran,
22
(4) kegiatan program,
(1) pelatihan,
(2) standarisasi,
(3) dokumentasi,
23
Analisis data yang digunakan adalah uji regresi linear sederhana untuk
mengetahui pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas maka penelitian ini dapat
disimpulkan beberapa hal, antara lain ada pengaruh kepemimpinan mutu kepala
ruangan terhadap implementasi sistem manajemen mutu pelayanan keperawatan
di rumah sakit.
2.3.2
24
pengawasan dan pengendalian pekerjaan bawahan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan umpan balik dan variasi pekerjaan
perawat di unit rawat inap terhadap mutu asuhan keperawatan (standar asuhan
keperawatan, standar kinerja profesional perawat, kepuasan kerja perawat dan
kepuasan pasien) melalui karakteristik individu perawat (motivasi, sikap,
komitmen dan mental model atau kemandirian kerja perawat).
BAB 3
PEMBAHASAN
25
ketentuan standar pelayanan (Ridwan, 2017). Dari kedua jurnal yang telah
dianalisis didapatkan bahwa :
BAB 4
PENUTUP
4.1 kesimpulan
26
pasien yang berdasarkan standar keahlian untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan pasien, sehingga pasien dapat menghasilkan keunggulan kompetitif
melalui pelayanan yang berkualitas, efesien, inovatif dan menghasilkan
customer responsivenes. 4.2 Saran Demikian lah simpulan dari materi yang
telah dibuat oleh kelompok dalam menyelasikan tugas mata kuliah manajemen
keperawatan, dengan ini kelompok mengharapkan pembaca dapat memberikan
saran yang membangun untuk memperbaiki dalam pembutan makalah makalah
selanjut nya, sekian dan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
27
Salemba Medika Pohan, Imbalo. 2012. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan :
Dasar-Dasar Pengertian Dan Penerapan. Jakarta: EGC. Pratiwi, Ana, et al.
2016. Implementasi Sistem Manajemen Mutu Pelayanan KeperawatanMelalui
Kepemimpinan Mutu Kepala Ruangan. Jurnal Ners Vol. 11 No.1 April 2016:
1-6
28