Anda di halaman 1dari 17

KONSEP MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah manajemen keperawatan

Disusun Oleh Kelompok IV:


1. Ayu Putri Lestari (0101018010)
2. Devi Diana Putri (0101018018)
3. Ika Nursamsiah (0101018032)
4. Teresa Amelya Putri (0101018082)
5. Tri Wulandari (0101018084)
6. Vinka Mutia Santika (0101018086)

AKADEMI KEPERAWATAN BHAKTI HUSADA CIKARANG


Jl. RE. Martadinata (By Pass) Cikarang-Bekasi 17530
Tahun ajaran 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan

rahmat hidayah dan inayah kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah

yang berjudul “Konsep Mutu Pelayanan Keprawatan”. Penulisan makalah ini kami

susun dengan maksimal, kami harapkan semoga penulisan makalah ini dapat

menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk itu pada

kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih banyak kepada semua pihak yang

telah memberi arahan atas penyusunan makalah, terutama kepada :

1. Ibu Temmy Lanovia A, M.Kep selaku Direktur Akademi Keperawatan Bhakti

Husada Cikarang

2. Sofie Handajany S.Kp, M.Kep selaku dosen mata ajar Manajemen Keperawatan

Akper Bhakti Husada.

Akhir kata, kami berharap semoga penulisan makalah ini dapat memberikan manfaat

maupun inspirasi terhadap pembaca, kami sangat mengarapkan kritik dan saran yang

membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Cikarang, 10 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang.........................................................................................................

B. Tujuan penulisan......................................................................................................

C. Sistematika penulisan..............................................................................................

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Pelayanan Kesehatan .................................................................................

B. Konsep Pelayanan Keperawatan..............................................................................

C. Berbagai Sudut Pandang Mutu Pelayanan Keperawatan ........................................

D. Dimensi Mutu Pelayanan ........................................................................................

E. Strategi Mutu ..........................................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................................................

B. Saran .......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Perkembangan pelayanan kesehatan di Indonesia telah berhasil meningkatkan

pelayanan kesehatan secara lebih merata. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

telah mengakibatkan golongan masyarakat yang berpendidikan dan menguasai

informasi semakin bertambah, sehingga mereka dapat memilih dan menuntut untuk

memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas (Supriyanto dan Ernawaty, 2010).

Kualitas mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit bergantung pada

keterampilan, kecepatan, kemudahan dan ketepatan dalam melakukan tindakan

praktek keperawatan (Supriyanto dan Ratna, 2011). Pelayanan keperawatan yang

bermutu merupakan salah satu kebutuhan dasar yang diperlukan setiap orang. Sampai

saat ini para ahli dibidang kesehatan dan keperawatan berusaha meningkatkan: mutu

diri, profesi, peralatan keperawatan, kemampuan manajerial keperawatan dan mutu

asuhan keperawatan (Potter dan Perry, 2005).

Sistem manajemen mutu merupakan suatu tatanan yang menjamin tercapainya

tujuan dan sasaran mutu yang direncanakan termasuk di dalam pelayanan

keperawatan (Semuel dan Zulkarnain, 2011).

Mutu pelayanan merupakan citra dari institusi pelayanan kesehatan dimata

masyarakat, kualitas rumah sakit yang menghasilkan produk jasa pelayanan kesehatan

harus mampu menunjukkan kualitas pelayanannya baik pelayanan medis maupun

keperawatan (Sabarguna, 2009).


B. Tujuan penulisan

1. Tujuan umum

Mahasiswa mampu mengetahui Konsep Mutu Pelayanan Keperawatan

2. Tujuan khusus

a. Mahasiswa mampu mengetahui konsep pelayanan kesehatan

b. Mahasiswa mampu mengetahui konsep pelayanan keperawatan

c. Mahasiswa mampu mengetahui berbagai sudut pandang mutu pelayanan

keperawatan

d. Mahasiswa mampu mengetahui dimensi mutu pelayanan

e. Mahasiswa mampu mengetahui strategi mutu

B. Sistematika penulisan

Makalah ini terdiri dari tiga BAB : BAB I Pendahuluan terdiri dari latar

belakang, tujuan, dan sistematika penulisan. BAB II Kajian Pustaka terdiri dari

konsep pelayanan kesehatan, konsep pelayanan keperawatan, berbagai sudut pandang

mutu pelayanan keperawatan, dimensi mutu pelayanan, strategi mutu.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan merupakan suatu faktor yang sangat kompleks,

karena bergerak dalam bidang pelayanan jasa yang melibatkan berbagai kelompok

profesi dengan latar belakang pendidikan dan kehidupan. Profesi keperawatan

merupakan salah satu komponen profesi yang dianggap sebagai kunci dari

keberhasilan pelayanan kesehatan yang paripurna di rumah sakit dengan asuhan

keperawatannya.

Menurut Depkes, rumah sakit adalah suatu fasilitas yang menyediakan

rawat inap dan rawat jalan memberikan pelayanan kesehatan jangka pendek dan

jangka panjang yang terdiri dari observasi, diagnostik, terapeutik dan rehabilitatif

untuk orang-orang yang menderita sakit, cidera dan melahirkan.

Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara

sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta

memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok maupun masyarakat.

Pelayanan kesehatan yang baik harus memiliki berbagai persyaratan pokok

seperti berikut:

1. Tersedia (Available) dan Berkesinambungan (Continuous)

Syarat pokok pertama pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan

kesehatan tersebut harus tersedia (available) dimasyarakat serta bersifat

berkesinambungan (continuous). Artinya semua jenis pelayanan kesehatan


yang dibutuhkan oleh masyakat tidak sulit ditemukan, serta keberadaanya

dalam masyarakat adalah ada setiap saat yang dibutuhkan.

2. Dapat diterima (Acceptable) dan Wajar (Appropriate)

Syarat pokok kedua pelayanan kesehatan yang baik adalah yang dapat

diterima (acceptable) oleh masyarakat serta bersifat wajar (appropriate).

Artinya pelayanan kesehatan tersebuy tidak bertentangan dengan keyakinan

dan kepercayaan masyarakat, serta bersifat tidak wajar, bukanlah suatu

pelayanan kesehatan yang baik.

3. Mudah dicapai (Accessible)

Syarat ketiga pelayanan kesehatan yang baik adalah mudah dicapai

(accessible) oleh masyarakat. Pengertian ketercapaian yang dimaksud disini

terutama dari sudut lokasi. Dengan demikian untuk dapat mewujudkan

pelayanan kesehatan yang baik, maka pengaturan distribusi sarana kesehatan

menjadi sangat penting. Pelayanan kesehatan yang selalu terkonsentrasi di

daerah perkotaan saja dan sementara itu tidak ditemukan di daerah pedesaan,

bukanlah pelayanan kesehatan yang baik.

4. Mudah dijangkau (Affordable)

Syarat pokok keempat pelayanan kesehatan yang baik adalah yang

mudah diajngkau (affordable) oleh masyarakat. Pengertian keterjangkauan

yang dimaksudkan di sini terutama dari sudut biaya. Untuk dapat mewujudkan

keadaan yang seperti ini harus dapat diupayakan biaya pelayanan kesehatan

tersebut sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat. Pelayanan kesehatan

yang mahal hanya mungkin dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat saja,

bukanllah pelayanan kesehatan yang baik.


5. Bermutu (Quality)

Syarat pokok kelima pelayanan kesehatan yang baik adalah bermutu

(quality). Pengertian mutu yang dimaksudkan disini adalah yang menunjukkan

pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggrakan, yang

disatu pihak dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan, dan di pihak lain

tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar yang telah

ditetapkan

B. Konsep Pelayanan Keperawatan

Pelayanan keperawatan menurut Depkes RI (2010), adalah bentuk

pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan

yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-

sosial-spiritual yang komprehensif, ditujukan pada individu, keluarga dan

masyarakat baik sakit maupun sehat mencakup seluruh proses kehidupan

manusia. Mutu pelayanan keperawatan sebagai indikator kualitas pelayanan

kesehatan menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan kesehatan di

mata masyarakat. Hal ini terjadi karena keperawatan merupakan kelompok

profesi dengan jumlah terbanyak, paling depan dan terdekat dengan penderitaan,

kesakitan, serta kesengsaraan yang dialami pasien dan keluarganya.

Pelayanan keperawatan merupakan kegiatan utama dalam suatu tatanan

pelayanan kesehatan. Aktivitas perencanaan mempunyai titik pokok dalam

manajemen pelayanan keperawatan. Aktivitas pelayanan ini misalnya :

perencanaan sumber daya manusia perawatan yang disusun berdasarkan

kebutuhan tenaga keperawatan.


Komponen yang tergabung dalam perencanaan pelayanan keperawatan,

yaitu :

1. Perencanaan sumber daya manusia perawat

2. Perencanaan logistik keperawatan

3. Perencanaan dan penjadwalan perawat

4. Perencanaan pengelola pelayanan.

Pelayanan keperawatan merupakan pengelompokan aktivitas keperawatan

yang bertanggung jawab atas berlangsungnya pelayanan. Apabila kondisi dalam

ruangan perawatan adalah suatu tatanan rumah sakit, pelayanan keperawatan

mengatur mulai dari penataan pasien, penataan perawat sampai dengan penataan

pengelolaan yang disesuaikan dengan standar pelayanan, sedangkan pelayanan

keperawatan yang berdiri bukan dalam tatanan rumah sakit, maka pelayanan

keperawatan terintegrasi dengan pelayanan lain, tetapi pemenuhan standar

pelayanan tetap menjadi hal yang harus dipenuhi, misalnya kuantitas dan kualitas

tenaga perawat serta bentuk pelayanan.

Struktur organisasi disusun melekat pada tugas pokok dan fungsi perawat

dalam pelayanan keperawatan. Uraian tugas yang dideskripsikan menurut jenjang

tugas, yaitu : kepela ruang, ketua tim dama atau perawat primer, serta perawat

pelaksana. Tenaga administrasi dalam ruang perawatan juga mempunyai uraian

tugas lain. Tugas perawat yang dikelompokan menjadi tugas langsung dan tugas

tidak langsung. Pengelompokan ini memudahkan dalam menyusun atau

menjumlah beban kerja masing-masing perawat, beban tugas dengan

menggunakan daily log.

Manajemen pelayanan keperawatan dalam ruang perawatan menjadi

tanggung jawab kepela ruang sebagai koordinator unit pelayanan. Hal ini bearti
seorang kepala ruangan harus mampu memfasilitasi kebutuhan asuhan kepada

pasien bukan hanya kebutuhan asuhan keperawatan saja, tetapi kebutuhan asuhan

medis, asuhan nutrisi dan lainnya. Peran dan fungsi seorang kepala ruang sangat

menentukan baik tidaknya/kondusif tidaknya situasi ruang, karena disanalah

adanya intraksi antara kebutuhan rumah sakit, kebutuhan tenaga kerja kesehatan

serta kebutuhan pasien yang sering mengalami benturan kepentingan.

C. Berbagai Sudut Pandang Mutu Pelayanan Keperawatan

Banyak pendapat tentang mutu, pendapat yang dikemukakan berbeda-

beda namun saling melengkapi yang dapat menambah pengetahuan dan wawasan

kita tentang apa yang dimaksud dengan mutu.

Direktorat Jendral Pelayanan Medik Dapartemen Kesehatan, mengemukan

mutu adalah suatu derajat kesempurnaan pelayanan rumah sakit untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat konsumen akan pelayanan kesehatan yang sesuai standar

profesi, sumberdaya yang tersedia dirumah sakit secara wajar, efisien dan efektif

serta diberikan secara aman dan memuaskansesuai norma, etika hukum dan sosio

budaya dengan memperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintah dan

masyarakt konsumen.

Mutu pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang dapat

memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan yang sesuai dengan tingkat

kepuasan rata-rata serata penyelenggaraan sesuai dengan standar dan kode etik

profesi (Azrul Azwar).

Memenuhi dan melebihi kebutuhan serta harapan pelanggan melalui

peningkatan yang berkelanjutan atas seluruh proses, pelanggan meliputi, pasien,


keluarga, dan lainnya yang datang untuk pelayanan dokter, karyawan (Mery R.

Zimmerman).

Penampilan yang sesuai atau pantas (yang berhubungan dengan standart)

dari suatu intervensi yang diketahui aman, yang dapat memberikan hasil kepada

masyarakat yang bersangkutan dan yang telah mempunyai kemampuan untuk

menghasilkan pada kematian, kesakitan, ketidakmampuan dan kekurangan gizi

(Roemar dan Aquilar, WHO).

Donabedian menyebutkan bahwa kualitas pelayanan adalah suatu

pelayanan yang diharapkan untuk memaksimalkan suatu ukuran yang insklusif

dari kesejahteraan klien sesudah itu dihitung keseimbangan antara keuntungan

yang diraih dan dirugikan yang semua itu merupakan penyelesaian proses atau

hasil dari pelayanan diseluruh bagian.

Secara umum pengertian mutu pelayanan kesehatan adalah derajat

kesempurnaan pelayanan kesehatan yang sesuai standar profesi dan standar

pelayanan dengan menggunakan potensi sumber daya yang tersedia di rumah sakit

atau puskesmas secara wajar, efisien, dan efektif serta diberikan secara aman dan

memuaskan sesuai norma, etika, hukum, dan sosial budaya dengan

memperhatikan keterbatasan, dan kemampuanpemerintah, serta masyarakat

konsumen.

Jadi yang dimaksud dengan mutu pelayanan kesehatan adalah menunjuk

pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas

pada diri setiap pasien. Makin sempurna kepuasan tersebut, makin baik pula mutu

pelayanan kesehatan. Sekalipun pengertian mutu yang terkait dengan kepuasan ini

telah diterima secara luas, namun penerapannya tidaklah semudah yang

dipikirkan. Masalah pokok yang ditimbulkan ialah karena kepuasan tersebut


bersifat subyektif. Tiap orang, tergantung dari latar belakang yang dimiliki, dapat

saja memiliki tingkat kepuasan yang berbeda untuk satu mutu pelayanan

kesehatan yang sama. Di samping itu, sering pula ditemukan pelayanan kesehatan

yang sekalipun dinilai telah memuaskan pasien, nemun ketika ditinjau dari kode

etik serta standar pelayanan profesi, kinerjanya tetap tidak terpenuhi.

D. Dimensi Mutu Pelayanan

Dimensi Mutu Pelayanan adalah sesuatu untuk menjamin pencapaian

tujuan atau luaran yang diharapkan, dan harus selalu mengikuti perkembangan

pengetahuan profesional terkini (concsist with current professional knowledge).

Untuk itu mutu harus di ukur dengan dengan derajat pencapaian tujuan. Mutu

adalah derajat dipenuhinya persyaratan yang berhubungan dengan kemampuannya

untuk memberikan kebutuhan kepuasan (American Society for Quality Control).

Dimensi mutu pelayanan adalah parameter kualitas suatu produk. Dimensi

mutu pelayanan kesehatan akan memiliki makna yang berbeda bila dilihat dari sisi

yang berbeda seperti bila dilihat dari sisi pemakai jasa pelayanan kesehatan,

pemebri layanan kesehatan, penyandang dana pelayanan kesehatan. Berikut ini

adalah dimensi mutu layanan kesehatan dilihat dari berbagai stake holder:

1. Pemakai jasa pelayanan kesehatan

Pemakai jasa layanan kesehatan khusunya pasien (sebagai konsumen) melihat

layanan kesehatan yang bermutu adalah sebagai suatu layanan kesehatan yang

dapat memenuhi kebutuhannya dan diselenggarakan dengan cara yang sopan

dan santun, tepat waktu, tanggap dan mampu menyembuhkan keluhannya serta

mencegah berkembangnya penyakit yang dideritanya


2. Pemberi layanan kesehatan

Pemberi layanan kesehatan (provider) mengaitkan layanan kesehatan yang

bermutu dengan ketersediaan peralatan, prosedur kerja protokol, kebebasan

profesi dalam melakukan profesi dalam melakukan setiap layanan kesehatan

sesuai dengan teknologi kesehatan mutakhir, dan bagaiaman keluaran

(outcome) atau hasil layanan kesehatan tersebut.

3. Penyadang dana pelayanan kesehatan

Penyandang dana atau asuransi kesehatan menganggap bahwa layanan

kesehatan yang bermutu sebagai suatu layanan kesehatan yang efektif dan

efisien. Pasien diharapkan dapat disembuhkan dalam waktu yang sesingkat

mungkin sehingga biaya pengobatan dapat menjadi efisien.

4. Pemilik sarana layanan kesehatan

Berpandangan bahwa layanan kesehatan yang bermutu merupakan layanan

kesehatan yang menghasilkan pendapatan yang mampu menutupi biaya

operasional dan pemeliharaan tetapi dengan tarif yang masih terjangkau oleh

pasien/ masyarakat, yaitu pada tingkat biaya yang tidak mendapat keluhan dari

pasien dan masyarakat

5. Administrator layanan kesehatan

Bahwa layanan kesehatan yang bermutu adalah layanan yang dapat menyusun

prioritas dalam menyediakan apa yang menjadi kebutuhan dan harapan pasien

serta pemberi layanan kesehatan

E. Strategi Mutu

1. Quality Assurance (Jaminan Mutu)

Menurut Winojo (2000), Quality Assurance sering diartikan sebagai

menjamin mutu atau memastikan mutu karena Quality Assurance berasal dari
kata to assure yang artinya meyakinkan orang, mengusahakan sebaik-baiknya,

mengamankan atau menjaga. Dimana dalam pelaksanaannya menggunakan

teknik-teknik seperti inspeksi, internal audit dan surveilen untuk menjaga

mutu yang mencangkup dua tujuan yaitu: organisasi mengikuti prosedur

pegangan kualitas, dan efektifitas prosedur tersebut untuk mengahsilkan hasul

yang diinginkan.

Dengan demikian quality assurance dalam pelayanan keperawatan

adalah kegiatan menjamin mutu yang berfokus pada proses agar mutu

pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai standar. Dimana metode yang

digunakan adalah:

a. Audit internal dan surveilan untuk memastiksan apakah proses

pengerjaannya (pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien)

telah sesuai dengan standar operating procedure (SOP)

b. Evaluasi proses

c. Mengelola mutu

d. Penyelesaian masalah. Sehingga sebagai suatu system (input, proses,

outcome), menjaga mutu pelayanan keperawatan difokuskan hanya pada

satu sisi yaitu pada proses pemberian pelayanan keperawatan untuk

menjaga mutu pelayanan keperawatan.

2. Continuous Quality Improvement (Peningkatan Mutu Berkelanjutan)

Continuous Quality Improvement dalam pelayanan kesehatan

merupakan merupakan perkembangan dari Quality Assurance . Menurut

Loughlin dan Kaluzny (dalam wijono, 2000) bahwa ada perbedaan sedikit

yaitu total quality management dimaksudkan pada program industry

sedangkan continuous quality improvement mengacu pada klinis. Wijonon


(2000), mengatakan bahwa Continuous Quality Improvement itu merupakan

upaya peningkatan mutu secara terus menerus yang dimotivasi oleh keinginan

pasien. Tujuannya adalah untuk meningkatkan mutu yang tinggi dalam

pelayanan keperawatan yang komprehensif dan baik, tidak hanya memenuhi

harapan atauran yang ditetapkan standar yang berlaku.

Sehingga dapat dikatakan bahwa Continuous Quality Improvement

dalam keperawatan adalah upaya untuk meningkatkan mutu pelayan

keperawatan secara terus menerus yang memfokuskan mutu pada perbaikan

mutu secara keseluruhan dan kepuasan pasien.

3. Total quality manajemen (TQM)

Total quality manajemen (manajemen kualitas menyeluruh) adalah suatu cara

meningkatkan performansi secara terus menerus pada seriap level operasu atau

proses, dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi, dengan

menggunakan semua sumber daya manusia dan modal yang tersedia dan

berfokus pada kepuasan pasien dan perbaikan mutu menyeluruh (Windy,

2009).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Standar merupakan pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk

dalam menjalankan profesi secara baik. Baik profesional dalam memberikan

pelayanan disesuaikan dengan kebutuhan pasien, selalu bertindak secara komrehensif

meliputi bio-psiko-sosio-spritual dan berdasarkan standar pelayanan keperawatan. Hal

tersebut merupakan wujud dari manajemen mutu pelayanan keperwatan. Adanya

standar dalam pelayanan akan membantu dalam kendali mutu, salah satu cara untuk

mengetahui sejauh mana standar itu berjalan dapat dilakukan pengukuran kinerja

dengan membandingkan dengan standar yang telah dibuat.

Penilaian mutu pelayanan keperawatan berupa audit struktur yang terdiri dari

input, proses dan hasil sesuai dengan peranan yang dimiliki oleh masing-masing unsur

pelayanan kesehatan.

B. Saran

Demikian penulisan dari makalah ini, penulis banyak berharap para pembaca

untuk memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi

sempurnanya penulisan makalah ini di kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini

berguna bagi penulis pada khususnya dan juga untuk para pembaca pada umumnya
DAFTAR PUSTAKA

Ariga R. A. 2020. Konsep Dasar Keperawatan. [e-book]


https://books.google.co.id/books?
id=sdEOEAAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=konsep+dasar+keperawatan&hl=id&sa=X&
ved=2ahUKEwi9nffrubLvAhUig-
YKHafIAzYQ6AEwB3oECAgQAg#v=onepage&q=konsep%20dasar
%20keperawatan&f=false diakses pada 10 Maret 2021

Hasibuan E. K. Sinurat L. R. E. 2020. Manajemen Dan Strategi Penyelesaian


Masalah Dalam Pelayanan Keperawatan. [E-Book]
https://www.google.co.id/books/edition/MANAJEMEN_DAN_STRATEGI_PENYELESAI
AN_MASA/Y5QOEAAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=manajemen+dan+strategi+penyelesaian&pg=PP1&printsec=frontcover
diakses pada 8 Maret 2021

Mamik. 2014. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan Dan Kebidanan. [E-Book]


https://books.google.co.id/books?
id=C37ADwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=manajemen+mutu+pelayanan+kesehatan&
hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjuvKGku7LvAhXaZCsKHUoxAVcQ6AEwAHoECAUQAg#v
=onepage&q=manajemen%20mutu%20pelayanan%20kesehatan&f=false

Anda mungkin juga menyukai