Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MUTU PELAYANAN KESEHATAN

Oleh Dosen Pengampu Ibu Dr. Sylva Flora Ninta Tarigan,S.H, M.kes

DI SUSUN

O
L
E
H

NAMA: Muslihatul Iskamia

NIM : 811421031

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai Adapun judul dari makalah ini adalah
"Manajemen mutu pelayanan kesehatan".

Penyusunan makalah ini Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini karena keterbatasan pengetahuan serta pengalaman kami sebagai penulis. Oleh karena
itu. kritik serta saran yang membangun sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
makalah ini.

Gorontalo, Oktober 2023

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. 1


DAFTAR ISI......................................................................................................................................... 2
BAB I ................................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 3
1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................................................... 3
1.2 RUMUSAN MASALAH ............................................................................................................... 4
1.3 TUJUAN MASALAH ................................................................................................................... 4
BAB II ................................................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ................................................................................................................................... 5
2.1 Definisi Mutu ........................................................................................................................... 5
2.2 Prinsip Mutu ............................................................................................................................ 6
2.3 Komponen Mutu Pelayanan ..................................................................................................... 9
BAB III ............................................................................................................................................. 13
PENUTUP......................................................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................ 13
3.2 Saran ..................................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 14

2
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Mutu Pelayanan Kesehatan menurut Pohan (2006) adalah suatu pelayanan kesehatan
yang dibutuhkan, dalam hal ini akan ditentukan oleh profesi layanan kesehatan dan sekaligus
diinginkan baik oleh pasien ataupun masyarakat serta terjangkau oleh daya beli masyarakat,
sedangkan jaminan mutu pelayanan kesehatan adalah upaya yang sistematis dan
berkesinambungan dalam memantau dan mengukur mutu serta melakukan peningkatan
mutu yang di perlukan agar mutu pelayanan kesehatan senantiasa sesuai dengan standar
layanan kesehatan yang di sepakati.

Pada era global ini, penerapan, pengendalian, perbaikan dan peningkatan mutu sangat
penting. Suatu perusahaan membutuhkan manajemen mutu, di mana ruang lingkup
manajemen mutu tersebut mencakup masalah-masalah yang berkaitan dengan upaya-upaya
pengendalian serta peningkatan mutu dalam pelayanan dalam mencapai tujuan perusahaan
termasuk tujuan mutu pelayanan berkualitas. Oleh sebab itu, suatu perusahaan harus
memiliki program-program pengendalian mutu agar tujuan perusahaan dapat tercapai.
Pengendali mutu dalam perusahaan berfungsi menerapkan manajemen mutu dalam upaya
mengendalikan kualitas pelayanan yang diberikannya, memiliki program-program
pengendalian mutu memiliki fungsi dalam penilaian independen dalam organisasi dengan
tujuan menguji dan mengevaluasi berbagai kegiatan yangdilakukan perusahaan serta
membantu manajemen perusahaan dalam memberikan pertanggungjawaban yang efektif.

Negara-negara telah berkomitmen untuk mencapai Universal HealthCoverage pada


tahun 2030, ada pengakuan yang berkembang bahwa perawatan kesehatan yang optimal
tidak dapat diberikan hanya dengan melibatkan infrastruktur, pasokan medis dan penyedia
layanan kesehatan. Peningkatan dalam pemberian layanan kesehatan memerlukan fokus
yang disengaja pada kualitas layanan kesehatan, yang melibatkan penyediaanperawatan
yang efektif, aman dan berfokus pada orang yang tepat waktu, adil, terintegrasi dan efisien.
Kualitas layanan adalah sejauh mana layanan kesehatan individu dan masyarakat
meningkatkan kemungkinan hasil kesehatan yang diinginkan dan konsisten dengan
pengetahuan profesional saat ini. Data menunjukkan, pada kebanyakan negara-negara,

3
khususnya negara ekonomi menengah dan bawah, menunjukkan bahwa kepatuhan terhadap
pedoman praktik klinis di delapan negara berpenghasilan rendah dan menengah di bawah
50% dalam beberapa kasus, menghasilkan kualitas pelayanan pra-persalinan dan perawatan
anak yang rendah dan keluarga berencana yang kurang. Prakarsa Indikator Penyampaian
Layanan di tujuh negaraberpenghasilan rendah dan menengah menunjukkan variasi yang
signifikan dalam ketidakhadiranpetugas (14,3-44,3%), produktivitas harian (5,2-17,4 pasien),
akurasi diagnostik (34-72,2%), dan kepatuhan terhadap pedoman klinis (22-43,8%), (WHO,
OECD, & The Wold Bank, 2018).

Sedangkan di Indonesia, tatanan pelayanan kesehatan rujukan, saat ini Indonesia


memiliki 2.598 rumah sakit. Untuk memenuhi tuntutan pemberian pelayanan kesehatan
kepada masyarakat yang berkualitas maka Kementerian Kesehatan melakukan akreditasi
baik fasilitas layanan kesehatan primer maupun rujukan secara berkala sehingga mutu
pelayanan yang dihasilkan diharapkan dapat terus ditingkatkan. Dari 2.598 Rumah Sakit di
Indonesia, sebanyak 777 RS telah terakreditasi secara nasional, yang terdiri dari 327 RS
Pemerintah dan 450 RS Swasta. Yang lebih membanggakan, sebanyak 24 RS di Indonesia
telah terakreditasi secara internasional. Di samping itu, dari target 190 Kabupaten/Kota yang
memiliki minimal 1 RSUD terakreditasi, sudah tercapai 178 Kabupaten/Kota (93%). Sebanyak
23 RSUD sedang menunggu hasil survei.Selain itu, pengembangan RS rujukan juga menjadi
bagian dari penguatan layanan kesehatan. Tujuannya adalah agar terjadi pemerataan
fasilitas pelayanan kesehatan rujukan menurut kompetensinya. Target sasaran sampai
dengan tahun 2019 adalah 14 RS rujukan nasional, 20 RS rujukan Provinsi dan 110 RS
rujukan regional (Kemenkes RI, 2017).

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan mutu?
2. Apa saja prinsip mutu?
3. Apa saja komponen mutu pelayanan?

1.3 TUJUAN MASALAH


1. Untuk mengetahui apa itu mutu?
2. Untuk mengetahui apa saja prinsjp mutu?
3. Untuk mengetahui apa saja komponen mutu pelayanan?

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Mutu


Mutu dapat berarti suatu cara sederhana untuk meraih tujuan yang diinginkan, dengan
cara yang paling efektif dan efisien, dengan penekanan untuk memuaskan pembeli atau
konsumen. Mutu tidak selalu berarti cara yang paling mahal untuk melaksanakan segala
sesuatu, sebaliknya mutu merupakan sebuah kebutuhan untuk melakukan efisiensi dan
penghematan biaya. Mutu tidak harus berupa layanan atau barang-barang yang mahal.
Namun mutu merupakan sebuah produk atau layanan yang memadai, mudah dijangkau,
efisien, efektif, dana dan sehingga harus terus menerus dievaluasi dan ditingkatkan
(Herlambang, 2016).

Beberapa pengertian mutu (Al-Assaf, 2009) antara lain:

a. Mutu adalah keistimewaan dan karakteristik suatu produk atau pelayanan yang
menunjang kemampuan memuaskan dan dijanjikan atausesuai kebutuhan (Crosby,
1997).
b. Mutu adalah suatu tahap saat layanan kesehatan memengaruhi peluang outcome
pasien yang optimal (American MedicalAssociation, 1991).
c. Mutu adalah memenuhi persyaratan yang diminta konsumen, baik konsumen
internal maupun eksternal, dalam hal layanan dan produk yang bebas cacat (IBM,
1982).
d. Mutu adalah melakukan hal yang benar sejak pertama kali dan melakukannya lebih
baik lagi pada saat yang berikutnya (Al-Assaf, 1993).
e. Mutu adalah menyediakan konsumen kita dengan produk yang inovatif dan layanan
yang sepenuhnya memuaskan permintaan mereka (Xerox, 1983).
f. Mutu merupakan suatu proses permenuhan kebutuhan dan harapan konsumen, baik
internal maupun eksternal.mutu juga dapat dikaitkan sebagai suatu proses perbaikan
yang bertahap dan terus-menerus (Al-Assaf, 1998).

5
2.2 Prinsip Mutu
Deming menguraikan 14 pedoman dalam Manajemen:

a) Menciptakan ketetapan tujuan untuk Perbaikan. Setiap organisasi harus Mengidentifikasi


dan mengonsumsikan Misinya kepada seluruh pegawai untuk Diterapkan.
b) Mengadopsi filosopi baru. Organisasi harus mengenali para konsumen mereka dan
mempelajari kebutuhan serta harapan mereka. Demi menekankan kerja sama dan
koordinasi.
c) Berhenti mengutamkan pemantauan kegiatan secara keseluruhan. Hal yang perlu
ditekankan adalah memperbaiki setiap proses yang dijalankan dan membangun
hubungan perorangan.
d) Secara terus-menerus memperbaiki sistem produksi dan layanan. Kata kuncinya adalah
perbaikan berkelanjutan dan bukan hanya untuk satu periode waktu saja. Deming dalam
hal ini, memperkenalkan siklus perbaikan Plan-Do-Check-Act (PDCA), yaitu anda
merencanakan (Plan), menerapkannya (Do), menganalisis, mengevakuasi (Check) dan
bertindak (Act) demi mencapai perbaikan. PDCA adalah siklus yang berkesinambungan.
e) Berhenti membeli peralatan hanya berdasarkan label harga saja. Penekanan haruspada
“lifecyclecosts” atau biaya yang dikeluarkan selama siklus pemakaian produk atau
layanan tersebut.
f) Menyelenggarakan pelatihan kerja. Deming menekankan pelatihan praktis dan interaksi
aktif dengan konsumen untuk menghindari berbagai masalah dab memperbaiki proses.
g) Mengapdosi dan membangun kepemimpinan. Kepemimpinan berorientasi pada manusia
yang melaksanakan prinsip keterjangkauan, dukungan, keterlibatan aktif, dan
pemberdayaan. Pemimpin adalah pendengar yang baik, penggerak, dan pendorong
inivasi dan inisiatif.
h) Membuang rasa takut. Membentuk lingkungan yang bebas dari rasa takut melakukan
kesalahan, takut berbicara, takut mengambil resiko, takut membuat keputusan, takut
bertanya, takut belajar, dan takut memberi saran.
i) Hancurkan penghalang antar departemen.Deming dalam hal ini menekankan suatu
dialog antar kelompok fungsional, dialog antarkelompok berbagai disiplin ilmu, dan
dialog antar departemen. Terjadinya pertukaran dialog memudahkan berbagai
pengalaman dan penggunaan sumber daya yang terbatas dan efesien.

6
j) Hilangkan slogan, desakan, dan penetapantarget bagi tenaga kerja. Deming menyatakan
bahwa hal tersebut akan menyebabkan perpindahan tanggung jawab perbaikan mutu
dari manajemen ke pekerja. Hal tersebut akan memberikan harapan palsu dan perkiraan
yang tidak realistis.
k) Hilangkan kuota numeris bagi tenaga kerja dan tujuan numeris bagi manajemen. Kuota
tersebut cenderung menciptakan perilaku yang berorientasi pada hasil, bukanperilaku
yang berorientasi pada kinerja.
l) Singkirkan penghalang yang dapat menghilangkan kebanggan pegawai atasketerampilan
kerjanya. Hilangkan sistem penilaian tahunan atau sistem pemberian jasa. Menurut
Deming, hampir 85% kesalahan merupakan kesalahan sistem (atau manajemen) bukan
kesalahan pekerja. Jika kita hanya berfokus mengevaluasi pegawai secara perorangan
tapi tahunnya, kita juga akan kehilangan kesempatan untuk memperbaiki kinerja mereka
selama tahun itu.
m) Menyusun program besar-besaran untukpendidikan dan pengembangan diri bagi semua
orang. Komitmen harus ditanam kuat didalam diri tenaga kerja dengan memberi
kesempatan kepada mereka untuk belajar dan mengembangkan diri secara profesional.
n) Memberdayakan setiap orang mencapai trasformasi mutu menjadi lebih baik. Deming
dalam hal ini menekankan bahwa komitmen pimpinan merupakan hal paling penting
untuk mencapai keberhasilan berbagai upaya perbaikan mutu. Komitmen tersebut harus
benar-benar murni dan aktif sehingga pekerja manyadari dan merasakan dukungan yang
diberikan pimpinan.

Dr. Joseph M. Juran merupakan seorang ahli mutu Lainnya. Ia juga membantu penduduk
Jepang Membangun kembali ekonominya melalui perbaikan Produk dan layanan mereka. Dr.
Juran mendefinisikan Mutu sebagai penyesuaian untuk digunakan oleh Pelanggan. Ia
berfokus pada tiga proses utama mutu:

1. Kendali mutu dan rangkaian mutu;


2. Perbaikan mutu dan rangkaian terobosan
3. Perencanaan mutu dan program mutu Tahunan.

7
Ahli mutu yang ketiga adalah Philip B Crosby, ia Menerapkan empat ‘keharusan’ dalam mutu:

a. Definisi mutu adalah kepatuhan pada Persyaratan. Ia menyatakan pada pihak


Manajemenlah yang bertanggung jawab Dalam menentukan persyaratan yang
harus Dipatuhi menurut kebutuhan nyata Pelanggan.
b. Mutu dihasilkan dari suatu sistem yang Disebut sebagai ‘pencegahan’. Proses
Pencegahan itu harus diawali oleh suatu Mekanisme yang mendeteksi area-area
Masalah potensional dan menyusun metode Untuk mencegah masalah tersebut
terjadi.
c. Standar kinerja adalah tidak membuat Kesalahan. Crosby meyakini bahwa
Ketidakpatuhan merupakan hal yang tidak Dapat diterima, dan kesalahan dapat
Dihindari. Ia juga tidak membenarkan Perusahan tertentu yang menggunakan
Sistem AQL (acceptablequality level).
d. Ketidakpatuhan terhadap standar Mengakibatkan perlu dilakukan langkah
penilaian mutu. Sekali lagi, hal itu secara Langsung terkait dengan penekanan biaya
Karena produk yang tidak bermutuMenyebabkan masalah dan akibatnya Sejumlah
uang harus dikeluarkan untuk Mengatasi masalah tersebut.

Crosby juga menganjurkan 14 prinsip Manajemen:

a. Komitmen manajemen; komitmen yang Sungguh-sungguh dan aktif.


b. Terdapat tim perbaikan mutu yang akan Memperbaiki proses dan menyelesaikan
Masalah.
c. Mutu dapat diukur.
d. Pengevaluasian mutu meliputi biaya evaluasi, Pengawasan, dan survei.
e. Kesadaran mengenai mutu harusDitingkatkan, baik secara formal maupun
Nonformal.
f. Tindakan koreksi hanya dilakukan sebagai Upaya terakhir.
g. Manajemen harus merencanakan segala Sesuatu menurut prinsip ‘zero defect’
(melakukan segala sesuatu tanpa kesalahan).
h. Pendidikan mengenai mutu harus digalakan.
i. Secara periodik menyelenggarakan suatu hari Khusus untuk menunjukan dan
mendorong pelaksanaan kegiatan atau proses tanpa keluhan.

8
j. Setiap pekerja, departemen, dan organisasi harus menetapkan tujuan mereka
dengan sungguh-sungguh dan melakukan segala upaya untuk mencapainya.
k. Harus ada sebuh sistem yang tepat untuk mempelajari kesalahan dan mengatasi
penyebabnya.
l. Harus ada pekerja atau departemen yang layak mendapat penghargaan harus
diketahui.
m. Kegiatan-kegiatan mutu harus direncanakan dan dilaksanakan melalui suatu dewan
mutu yang telah didirikan.
n. Lakukan lagi dibagian yang sama membutuhkan kebaikan berkelanjutan (Al-Assaf,
2009).

2.3 Komponen Mutu Pelayanan


Berdasar definisi (Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat) ditemukan 5
faktor pokok yang berperan penting dalam menentukankeberhasilan manajemen kesehatan,
yaitu: masukan (input), proses (proces), keluaran (output), sasaran (target) serta dampak
(impact).

a. Input

Input (masukan) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan
pekerjaan manajemen. Input berfokus pada sistem yang dipersiapkan dalam organisasi
dari manajemen termasuk komitmen, dan stakeholder lainnya, prosedur serta kebijakan
sarana dan prasarana fasilitas dimana pelayanan diberikan.

Menurut Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat, input ada 3 macam,
yaitu:

a. Sumber (resources)

Sumber (resources) adalah segala sesuatu yang dapat dipakai untuk menghasilkan
barang atau jasa. Sumber (resources) dibagi 3 macam:

1) Sumber tenaga (labourresources) dibedakan atas:


 Tenaga ahli (skilled): dokter, bidan, perawat
 Tenaga tidak ahli (unskilled): pesuruh, penjaga

9
2) Sumber modal (capitalresources), dibedakan menjadi:
 Modal bergerak (workingcapital): uang, giro
 Modal tidak bergerak (fixedcapital): bangunan, tanah, sarana kesehatan.

3) Sumber alamiah (natural resources) adalah segala sesuatu yang terdapat di alam,
yang tidak termasuk sumber tenaga dan sumber modal.
a. Tatacara (procedures)

Tatacara (procedures): adalah berbagai kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan


yang dimiliki dan yang diterapkan.

b. Kesanggupan (capacity)

Kesanggupan (capacity): adalah keadaan fisik, mental dan biologis tenaga


pelaksana.

Menurut Koontzinput manajemen ada 4, yaitu Man, Capacity, Managerial, dan


Technology. Untuk organisasi yang tidak mencari keuntungan, macam input ada 4M, yaitu
Man, Money, Material, Method. Sedangkan untuk organisasi yang mencari keuntungan,
macam input ada 6M, yaitu Man, Money, Material, Method, Machinery, Market.

b. Proses

Proses (process) adalah langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Proses dikenal dengan nama fungsi manajemen. Pada umumnya, proses ataupun
fungsi manajemen merupakan tanggung jawab pimpinan. Pendekatan proses adalah semua
metode dengan cara bagaimana pelayanan dilakukan.

Macam fungsi manajemen:

 Menurut Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat ada 6: Planning,


Organizing, Directing, Controlling, Coordinating, Evaluation (PODCCE).
 Menurut Freeman ada 6: Planning, Actuating, Coordinating, Guidance, Freedom,
Responsibility (PACGFR).
 Menurut George R. Terry ada 4: Planning, Organizing, Actuating, Controlling (POAC).
 Menurut Barton ada 8: Planning, Organizing,Staffing, Budgeting, Implementing,
Coordinating, Reporting,Evaluation(POSBICRE).

10
 Menurut Luther M. Gullick ada 7: Planning, Organizing, Staffing, Directing,
Coordinating, Reporting, Budgeting (POSDCoRB).
 Menurut Hendry Fayol ada 5: Planning, Organizing, Commanding, Coordinating,
Controling (POCCC).

Sedangkan fungsi manajemen yang utama adalah:

 Planning: Termasuk penyusunan anggaran belanja


 Organizing: Termasuk penyusunan staff.
 Implementing: Termasuk pengarahan, pengkoordinasian, bimbingan, penggerakan
dan pengawasan.
 Penilaian: Termasuk penyusunan laporan

c. Output

Output adalah hasil dari suatu pekerjaan manajemen. Untuk manajemen kesehatan,
output dikenal dengan nama pelayanan kesehatan (healthservices). Hasil atau output adalah
hasil pelaksanaan kegiatan. Outputadalah hasil yang dicapai dalam jangka pendek, misalnya
akhir dari kegiatan pemasangan infus, sedangkan outcome adalah hasil yang terjadi setelah
pelaksanaan kegiatan jangka pendek misalnya plebitis setelah 3x24 jam pemasangan infus.
Macam pelayanan kesehatan adalah Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM).

d. Sasaran

Sasaran (target group) adalah kepada siapa output yang dihasilkan, yakni upaya kesehatan
tersebut ditujukan:

1) UKP untuk perseorangan

2) UKM untuk masyarakat (keluarga dan kelompok)

Macam sasaran:

1) Sasaran langsung (direct target group)

2) Sasaran tidak langsung (indirect target group)

11
e. Impact

Dampak (impact) adalah akibat yang ditimbulkan oleh output. Untuk manajemen
kesehatan dampak yang diharapkan adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan.
Peningkatan derajat kesehatan dapat tercapai jika kebutuhan (needs) dan tuntutan
(demands)perseorangan/masyarakat dapat dipenuhi.

1. Kebutuhan Kesehatan (healthneeds)

Kebutuhan kesehatan (needs) bersifat obyektif, karena itu pemenuhanya bersifat mutlak.
Kebutuhan kesehatan sangat ditentukan oleh masalah kesehatan di masyarakat. Masalah
kesehatan perorangan/keluarga yang terpenting adalah penyakit yang diderita. Masalah
kesehatan masyarakat adalah status kesehatan masyarakat. Menurut Gordon dan Le Right
(1950) penyakit/ status kesehatan ditentukan oleh 3 faktor: Host, Agent dan Environment.
Upaya untuk menemukan kebutuhan masyarakat, perhatian harus ditujukan pada ketiga
faktor tersebut. Apabila penyebab penyakit diketahui baru dilanjutkan dengan tindak lanjut
(solusi).

2. Tuntutan Kesehatan (healthdemands)

Tuntutan kesehatan (healthdemands) pada dasarnya bersifat subyektif, karena itu


pemenuhanya bersifat fakultatif. Tuntutan kesehatan yang subyektif dipengaruhi oleh latar
belakang individu (pendidikan, ekonomi, budaya dsb). Tuntutan kesehatan sangat
dipengaruhi oleh teknologi kedokteran.

12
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
 Mutu dapat berarti suatu cara sederhana untuk meraih tujuan yang diinginkan,
dengan cara yang paling efektif dan efisien, dengan penekanan untuk memuaskan
pembeli atau konsumen. Mutu tidak selalu berarti cara yang paling mahal untuk
melaksanakan segala sesuatu, sebaliknya mutu merupakan sebuah kebutuhan untuk
melakukan efisiensi dan penghematan biaya. Mutu tidak harus berupa layanan atau
barang-barang yang mahal. Namun mutu merupakan sebuah produk atau layanan
yang memadai, mudah dijangkau, efisien, efektif, dana dan sehingga harus terus
menerus dievaluasi dan ditingkatkan (Herlambang, 2016).
 Dr. Joseph M. Juran merupakan seorang ahli mutu Lainnya. Ia juga membantu
penduduk Jepang Membangun kembali ekonominya melalui perbaikan Produk dan
layanan mereka. Dr. Juran mendefinisikan Mutu sebagai penyesuaian untuk
digunakan oleh Pelanggan. Ia berfokus pada tiga proses utama mutu: Kendali mutu
dan rangkaian mutu;Perbaikan mutu dan rangkaian terobosan; Perencanaan mutu
dan program mutu Tahunan.
 Berdasar definisi (Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat)
ditemukan 5 faktor pokok yang berperan penting dalam menentukankeberhasilan
manajemen kesehatan, yaitu: masukan (input), proses (proces), keluaran (output),
sasaran (target) serta dampak (impact).

3.2 Saran
Untuk lebih memberikan kepuasan kepada konsumen maka mutu pelayanan
kesehatan Di indonesia harus lebih ditingkatkan, untuk mencapai masyarakat yang sehat dan
terbebas dari Berbagai macam penyakit.

13
DAFTAR PUSTAKA
Al-Assaf, A.F. 2009. Mutu Pelayanan Kesehatan Perspektif Internasional. Jakarta: EGC
Alamsyah, Dedi. 2011. Manajemen Pelayanan Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika
Azwar Azrul M.P.H. 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Binarupa
Aksara
https://www.studocu.com/id/document/universitas-muhammadiyah-
cirebon/keperawatan/manajemen-puskesmas-dan-manajemen-rumah-sakit-
syah-dewa/43436007

14

Anda mungkin juga menyukai