Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN MANAJEMEN

A. Konsep Managemen Keperawatan


1. Pengertian Management Keperawatan
Kata managemen berasal dari bahasa perancis kuno menagement, yang memiliki arti
seni melaksanakan dan mengatur. Mary parker follet, misalnya, mendefinisikan
menagemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini
berarti bahwa seseorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain
untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen
sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan
pengontrolansumber daya untuk mencapai sasaransecara efektif dan efesien.Efektif
berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan,sementara efisien
berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar,terorganisir, dan sesuai
dengan jadwal. Managemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif
dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi.Di dalam mangemen tersebut
mencakup kegiatan POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) terhadap
staff, sarana, dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Griffin, 2006).
Manajemen keperawatan merupakan suatu proses yang dilaksanakan sesuai dengan
pendekatan sistem terbuka. Oleh karena itu managemen keperawatan terdiri atas
beberapa komponen oleh tiap-tiap komponen saling berinteraksi. Pada umumnya
suatu sistem dicirikan oleh lima komponen, yaitu input, proses, output, control, dan
mekanisme umpan balik (Kuntoro, 2006).

2. Elemen Manajemen Keperawatan


Proses manajemen keperawatan berdasarkan pendekatan sistem, yaitu sebagai sistem
terbuka dimana masing-masing komponen saling berhubungan, berinteraksi dan
dipengaruhi oleh lingkungan yang terdiri dari lima elemen utama yaitu input, process,
output, control dan mekanisme umpan balik (Feed back) (Nursalam, 2011).
a. Input dari proses manajemen keperawatan antara lain informasi, personil,
peralatan dan fasilitas.
b. Process dalam manajemen keperawatan adalah kelompok dari tingkat pengelola
keperawatan tertinggi sampai keperawat pelaksana yang mempunyai tugas dan

6
wewenang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan.
c. Output dari proses manajemen keperawatanyaitu kualitas dari pelayanan asuhan
keperawatan, pengembangan staf dan riset.
d. Controlyang digunakan dalam proses manajemen keperawatan termasuk
budgetatau anggarandari bagian keperawatan, evaluasi penampilan kerja perawat,
prosedur standar dan akreditasi.
e. Mekanisme umpan balik (Feed back) berupa laporan finansial, audit keperawatan,
survey kendali mutu dan penampilan kerja perawat.

3. Peran dan Fungsi Manajemen Keperawatan


Peran dan fungsi manajemen keperawatan terdiri dari planning, organizing, staffing,
directing, dan controlling (Nursalam, 2011).
a. Planning yaitu penentuan misi, visi, tujuan, kebijakan, prosedur, peraturan-
peraturan dalam pelayanan keperawatan, dan membuat perkiraan proyeksi jangka
pendek dan jangka panjang serta menentukan jumlah biaya dan mengatur adanya
berencana.
b. Organizing yaitu kegiatan menetapkan struktur organisasi, menentukan model
penugasan keperawatan sesuai dengan keadaan klien dan ketenagaan,
mengelompokkan aktivitas-aktivitas untuk mencapai tujuan dari unit, bekerja
dalam struktur organisasi yang telah ditetapkan dan memahami serta
menggunakan kekuasaan dan otoritas yang sesuai.
c. Staffing yaitu kegiatan seperti rekruitmen, wawancara, mengorientasikan staf,
menjadwalkan dan mengsosialisasikan pegawai bapengembangan staf.
d. Directing yaitu pemberian motivasi, supervisi, mengatasi adanya konflik,
pendelegasian, cara berkomunikasi dan fasilitasi untuk kolaborasi.
e. Controlling yaitu berupa pelaksanaan penilaian kinerja staf, pertanggungjawaban
keuangan, pengendalian mutu, pengendalian aspek legal dan etik serta
pengendalian profesionalisme asuhan keperawatan.
4. Prinsip-Prinsip Managemen Keperawatan
Prinsip-prinsip manajemen keperawatan secara umum adalah (Nursalam, 2011) :
a. Manajemen perawatan harus berlandaskan perencanaan, agar dapat menurunkan
risiko terhadap pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang tidak efektif
dan tidak efisien.

7
b. Manajemen keperawatan harus menggunakan waktu yang efektif agar penyusunan
perencanaan terprogram dengan baik.
c. Manajemen keperawatan dalam pengelolaan kegiatan keperawatan memerlukan
pengambilan keputusan yang tepat diberbagai tingkat manajerial.
d. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus perhatian
manajer/ pengelola keperawatan dengan mempertimbangkan apayang pasien lihat,
pikir, yakini dan ingini untuk mencapai kepuasan pasien.
e. Manajemen keperawatan harus terorganisir sesuai dengan kebutuhan organisasi
pelayanan untuk mencapai tujuan.
f. Pengarahan dalam manajemen keperawatan meliputi proses pendelegasian,
supervisi, koordinasi dan pengendalian pelaksanaan rencana.
g. Divisi keperawatan yang baik memotivasi karyawan untuk memperlihatkan
penampilan kinerja yang baik.
h. Manajemen keperawatan harus menggunakan komunikasi yang efektif. Untuk
mengurangi kesalahpahaman dan memberikan persamaan pandangan, arah dan
pengertian diantara pegawai.
i. Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya persiapan perawat-
perawat pelaksana menduduki posisi yang lebih tinggi ataupun upaya untuk
meningkatkan pengetahuan karyawan.
j. Pengendalian meliputi penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat,
pemberian instruksi dan menetapkan prinsip-prinsip melalui penetapan standar,
membandingkan penampilan dengan standar dan memperbaiki kekurangan yang
ditemukan.

B. Konsep MPKP
1. Pengertian MPKP
Model Praktik keperawatan professional (MPKP) adalah suatu system, proses dan
nilai-nilai professional, yang memfasilitasi perawat professional dalam mengatur
pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan itu diberikan.
Aspek struktur ditetapkan jumla tenaga keperawatan berdasarkan jumlah klien sesuai
dengan derajat ketergantungan klien (Sitorus, 2006). Selain jumlah, perlu ditetapkan
pula jenis tenaga yaitu Perawat Pelaksana dan Perawat Associate, sehingga tenaga
keperawatan berperan sesuai dengan fungsinya dan terdapat tanggung jawab yang

8
jelas.Pada aspek struktur ditetapkan juga standar renpra berdasarkan diagnosa medik
dan atau berdasarkan sistem tubuh disetiap ruangan.

2. Tujuan MPKP
a. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan
b. Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekosongan pelaksanaan asuhan
keperawatan oleh tim keperawatan
c. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan
d. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan keputusan
e. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi
setiap tim medis

3. Komponen-komponen MPKP
Ada 4 komponen dalam model praktek keperawatan professional yaitu
a. Ketenagaan keperawatan
Dalam suatu pelayanan professional, jumlah tenaga yang diperlukan tergantung
pada jumlah pasien dan derajat (Douglas, 1984). Menurut Loveridge & Cummings
(1996) klasifikasi derajat dan ketergantungan pasien dibagi 3 kategori, yaitu:
1) Perawatan Minimal, memerlukan waktu 1-2 jam /24jam yang terdiri dari:
a) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
b) Makan dan minum dilakukan sendiri
c) Ambulasi dengan pengawasan
d) Observasi tanda-tanda vital dilakukan sendiri
e) Pengobatan minimal, status psikologis stabil
f) Persiapan prosedur memerlukan pengobatan
2) Perawatan Intermediate, memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam yang terdiri atas:
a) Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
b) Observasi tanda-tanda vital dilakukan tiap jam
c) Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
d) Voley kateter/intake output dicatat
e) Klien dengan pemasangan infus, persiapan pengobatan, memerlukan
prosedur
3) Perawatan Maksimal/Total, memerlukan waktu 5-6 jam/24 jam:
a) Segala diberikan/dibantu

9
b) Posisi yang diatur, observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam
c) Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi intravena
d) Pemakaian suction

b. Metoda pemberian asuhan keperawatan :


Sistem pemberian asuhan keperawatan adalah suatu pendekatan pemberian asuhan
keperawatan secara efektif dan efisien kepada sejumlah pasien.Setiap metoda
memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing.
Terdapat 3 pola yang sering digunakan dalam pemberian asuhan keperawatan,
yaitu penugasan fungsional, penugasan tim , penugasan primer.
1) Penugasan Keperawatan Fungsional :
Sistem penugasan ini berorinetasi pada tugas dimana fungsi keperawatan
tertentu ditugaskan pada setiap perawat pelaksana, misalnya seorang perawat
ditugaskan khusus untuk tindakan pemberian obat, perawat yang lain untuk
mengganti verband, penyuntikan, observasi tanda-tanda vital, dan sebagainya.
Tindakan ini didistribusikan berdasarkan tingkat kemampuan masing-masing
perawat pelaksana. Oleh karena itu kepala Ruangan terlebih dahulu
mengidentifikasi tingkat kesulitan tindakan tersebut, selanjutnya ditetapkan
perawat yang akan bertanggung jawab mengerjakan tindakan yang
dimaksudkan. Setiap perawat pelaksana bertanggung jawab langsung kepada
kepala Ruangan. Tidak ada perawat pelaksana yang bertanggung jawab penuh
untuk asuhan keperawatan pada seorang pasien.
2) Penugasan Keperawatan Tim :
Adalah suatu bentuk sistem/metoda penugasan pemberian asuhan
keperawatan, dimana Kepala Ruangan membagi perawat pelaksana dalam
beberapa kelompok atau tim, yang diketuai oleh seorang perawat
professional/berpengalaman. Metoda ini digunakan bila perawat pelaksana
terdiri dari berbagai latar belakang pendidikan dan kemampuannya.

Ketua tim mempunyai tanggung jawab untuk mengkoordinasikan seluruh


kegiatan asuhan keperawatan dalam tanggung jawab kegiatan anggota tim.
Tujuan metoda penugasan keperawatan tim untuk memberikan keperawatan
yang berpusat kepada pasien. Ketua Tim melakukan pengkajian dan menyusun
rencana keperawatan pada setiap pasien, dan anggota tim bertanggung jawab

10
melaksanakan asuhan keperawatan berdasarkan rencana asuhan keperawatan
yang telah dibuat. Oleh karena kegiatan dilakukan bersama-sama dalam
kelompok, maka ketua tim seringkali melakukan pertemuan bersama dengan
anggota timnya (konferensi tim) guna membahas kejadian-kejadian yang
dihadapi dalam pemberian asuhan keperawatan.
3) Penugasan Keperawatan Primer
Keperawatan primer adalah suatu metoda pemberian asuhan keperawatan
dimana perawat perofesional bertanggung jawab dan bertanggung gugat
terhadap asuhan keperawatan pasien selama 24 jam/hari. Tanggung jawab
meliputi pengkajian pasien, perencanaan , implementasi, dan evaluasi asuhan
keperawatan dari sejak pasien masuk rumah sakit hingga pasien dinyatakan
pulang, ini merupakan tugas utama perawat primer yang dibantu oleh perawat
asosiet.
Keperawatan primer ini akan menciptakan kesepakatan untuk memberikan
asuhan keperawatan yang komprehensif, dimana asuhan keperawatan
berorientasi kepada pasien. Pengkajian dan menyusun rencana asuhan
keperawatan pasien di bawah tanggung jawab perawat primer, dan perawat
asosiet yang akan mengimplementasikan rencana asuhan keperawatan dalam
timdakan keperawatan.

c. Proses Keperawatan
Proses keperawatan merupakan proses pengambilan keputusan yang dilakukan
perawat dalam menyusun kegiatan asuhan secara bertahap. Kebutuhan dan
masalah pasien merupakan titik sentral dalam pengambilan keputusan. Pendekatan
ilmiah yang fragmatis dalam pengambilan keputusan adalah :
1) Identifikasi masalah
2) Menyusun alternatif penyelesaikan masalah
3) Pemilihan cara penyelesaian masalah yang tepat dan melaksanakannya
4) Evaluasi hasil dari pelaksanaan alternatif penyelesaian masalah.

d. Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan merupakan unsur penting dalam sistem pelayanan
keperawatan, karena melalui pendokumentasian yang baik, maka informasi
mengenai keadaan Kesehatan pasien dapat diketahui secara berkesinambungan.

11
Disamping itu, dokumentasi merupakan dokumen legal tentang pemberian asuhan
keperawatan. Secara lebih spesifik, dokumentasi berfungsi sebagai sarana
komunikasi antar profesi Kesehatan, sumber data untuk pemberian asuhan
keperawatan, sumber data untuk penelitian, sebagai bahan bukti pertanggung
jawaban dan pertanggung gugatan asuhan keperawatan. Dokumentasi dibuat
berdasarkan pemecahan masalah pasien. Dokumentasi berdasarkan masalah terdiri
dari format pengkajian, rencana keperawatan, catatan tindakan keperawatan, dan
catatan perkembangan pasien.

4. Pilar-Pilar Model Praktek Keperawatan Profesional


Pilar-pilar profesional di aplikasikan dalam bentuk aktivitas-aktivitas pelayanan yang
di paparkan sebagai berikut :
a. Pilar I: Management Approach (Pendekatan Manajemen)
Dalam model praktik keperawatan mengsyaratkan pendekatan manajemen sebagai
pilar praktik perawatan professional yang pertama.
Pada pilar I yaitu pendekatan manajemen terdiri dari :
1) Perencanaan (Planning)
Dengan kegiatan perencanaan yang dipakai di ruang MPKP meliputi
(perumusan visi, misi, filosofi, kebijakan dan rencana jangka pendek;
harian,bulanandan tahunan)Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran
dan penentuan secara matang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa mendatang
dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (Siagian, 1990).
Perencanaan dapat juga diartikan sebagai suatu rencana kegiatan tentang apa
yang harus dilakukan, bagaimana kegiatan itu dilaksanakan, dimana kegiatan
itu dilakukan.
Jenis-jenis perencanaan terdiri dari :
(a) Rencana jangka panjang, yang disebut juga perencanaan strategis yang
disusun untuk 3 sampai 10 tahun.
(b) Rencana jangka menengah dibuat dan berlaku 1 sampai 5 tahun.
(c) Rencana jangka pendek dibuat 1 jam sampai dengan 1 tahun.
Hirarki dalam perencanaan terdiri dari perumusan visi, misi, filosofi,
peraturan, kebijakan, dan prosedur (Marquis & Houston, 1998). Kegiatan
perencanaan yang dipakai di ruang MPKP meliputi perumusan visi, misi,
filosofi dan kebijakan. Sedangkan untuk jenis perencanaan yang diterapkan

12
adalah perencanaan jangka pendek yang meliputi rencana kegiatan harian,
bulanan, dan tahunan.

2) Pengorganisasian
Pengorganisasian menurut Korn & Thora (1981) adalah koordinasi beberapa
aktivitas organisasi untuk mencapai tujuan.Pengorganisasian sendiri meliputi
pembentukan struktur untuk melaksanakan rencana dan divisi-divisi untuk
mencapai tujuan.Pengorganisasian didalam keperawatan meliputi menentukan
jumlah tenaga berdasarkan tingkat ketergantungan pasien dan metode
penugasannya.
Pengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokan orang-orang,alat-alat,
tugas, kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta
suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kegiatan kesatuan yang
telah ditetapkan (Siagian, 1983 dalam Sahar). Pengorganisasian kegiatan dan
tenaga perawat diruang MPKP menggunakan pendekatan Sistem Penugasan
Modifikasi Keperawatan Tim-Primer.Secara vertikal ada Kepala Ruangan,
Ketua Tim, dan Perawat Pelaksana.Setiap Tim bertanggung jawab terhadap
sejumlah pasien.
(a) Pengorganisasian di ruang MPKP, terdiri dari :
(1). Struktur Organisasi : Struktur organisasi adalah susunan komponen-
komponen dalam suatu organisasi ( Sutopo, 2000). Pada pengertian
struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan
menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan yang berbeda-
beda diintegrasikan atau dikoordinasikan. Struktur organisasi juga
menunjukan spesialisasi pekerjaan.
(2). Daftar Dinas Ruangan : Daftar yang berisi jadwal dinas, perawat yang
bertugas, penanggung jawab dinas atau shift.
(3). Daftar Pasien : Daftar pasien adalah daftar yang berisi nama pasien,
nama dokter, nama perawat dalam tim, penanggung jawab pasien, dan
alokasi perawat saat menjalankan dinas di tiap shift.
(b) Hal yang Perlu Diperhatikan
(1). Jumlah tugas yang dibebankan seseorang terbatas dan sesuai dengan
kemampuannya.

13
(2). Tiap bangsal/bagian memiliki perincian aktivitas yang jelas dan
tertulis.
(3). Tiap staf memiliki perincian tugas yang jelas.
(4). Variasi tugas bagi seseorang diusahakan sejenis atau jelas atau erat
hubungannya
(5). Mencegah terjadinya pengotakan antar staf/kegiatan
(6). Penggolongan tugas berdasarkan kegiatan mendesak, kesulitan atau
waktu.

3) Pengarahan
Pengarahan adalah langkah ke empat dari fungsi manajemen, yaitu penerapan
perencanaan dalam bentuk tindakan dalam rangka mencapai tujuan organisasi
yang telah di tetapkan sebelumnya. Istilah lain yang di gunakan sebagai
padanan pengarahan adalah pengkoordinasian, pengaktifan,. Apapun istilah
yang digunkan pada akhirnya akan bermuara pada “melaksanakan” kegiatan
yang telah di rencankan seblumnya (Marquis & Houston, 1998).
Pengarahan juga berkaitan dengan manajemen sumberdaya manusia, yaitu :
motivator, manajemen konflik, pendelegasiaan, komunikasi dalam tim, dan
memfasilitasi kolaborasi antar anggota tim. Salah satu proses pengarahan
dalam keperawatan adalah serah terima tugas atau operan.Dalam pengarahan,
pekerjaan di uraikan dalam tugas tugas yang mampu kelola, jika perlu di
lakuakan pendelegasian.

4) Pengendalian
Pengendalian adalah usaha sistematis untuk menetapkan standar prestasi kerja
dengan tujuan perencanaan,untuk mendesain sistem umpan balik informasi,
untuk membandingkan prestasi yang sesungguhnya dengan standar yang telah
ditetapkan, untuk menetapkan apakah ada deviasi dan untuk mengukur
signifikansinya, serta mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan
sumber daya digunakan dengan cara seefektif dan seefisien mungkin untuk
mencapai tujuan.
Langkah – langkah yang harus dilakukan dalam pengendalian / pengontrolan
meliputi:
a. Menetapkan standar dan menetapkan metode mengukur prestasi kerja

14
b. Melakukan pengukuran prestasi kerja
c. Menetapkan apakah prestasi kerja sesuai dengan standar
d. Mengambil tindakan korektif
Peralatan atau instrumen dipilih untuk mengumpulkan bukti dan untuk
menunjukkan standar yang telah ditetapkan atau tersedia. Audit merupakan
penilaian pekerjaan yang telah dilakukan.Terdapat tiga kategori audit
keperawatan yaitu :
b. Pilar II:Compensatory Reward
Pada pilar kedua ini menjelaskan tentang manajemen sumber daya manusia
(SDM) keperawatan yang berfokus pada pengelolaan tenaga keperawatan agar
dapat produktif sehingga misi dan tujuan organisasi dapat tercapai. Seorang
perawat akan mampu memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan yang
professional apabila perawat tersebut sejak awal bekerja diberikan program
pengembangan staf yang terstruktur. Metode dalam menyusun tenaga
keperawatan seharusnya teratur, sistematis, rasional, yang digunakan untuk
menentukan jumlah dan jenis tenaga keperawatan yang dibutuhkan agar dapat
memberikan asuhan keperawatan kepada pasien sesuai dengan pengaturan
tertentu.
Fungsi Manajemen SDM meliputi; analisis pekerjaan, pengembangan organisasi,
staffing, hubungan pekerja, dan evaluasi. Menurut Jernigan & Huber (2000) ada 8
(delapan) proses yang berhubungan dengan manajemen SDM yaitu: rekuitmen,
seleksi, orientasi, evaluasi/penilaian kinerja konseling dan coaching, retensi dan
produktifitas. Pengembangan staf serta hubungan pekerja (labor relations). Fungsi
dan proses manajemen SDM secara bersama-sama akan membentuk satu elemen
yang dibutuhkan untuk mengelola dan memaksimalkan talent atau bakat dan
potensi seseorang dalam organisasi.

Manajemen SDM di ruang model pratik keperawatan professional (MPKP)


berfokus pada proses rekuitmen, seleksi, kontrak kerja, orientasi, penilaian
kinerja, dan pengembangan staf perawat. Proses ini selalu dilakukan sebelum
membuka ruang MPKP dan setiap ada penambahan perawat baru.
c. Pilar III: Professional Relationship

15
Hubungan profesional dalam pemberian pelayanan keperawatan merupakan
standar dari hubungan antara pemberi pelayanan keperawatan (tim kesehatan) dan
penerima pelayanan keperawatan (klien dan keluarga) (Cameron, 1997).
Bentuk jaringan dalam komunikasi hubungan profesional ada beberapa cara yaitu:
1) Horisontal yaitu komunikasi yang terjadi antara sesama manajer.
2) Vertikal yaitu komunikasi yang terjadi antara pimpinan atas dengan bawahan.
3) Diagonal yaitu komunikasi yang terjadi antara berbagai jenjang dan masih
dalam lingkungan yang sama.
Hubungan profesional yang terjadi di ruang MPKP, yaitu:
1) Rapat perawat ruangan adalah suatu media komunikasi untuk menyampaikan
informasi permasalahan yang ditemukan pada klien, evaluasi hasil kerja secara
keseluruhan, informasi/ peraturan/ perkembangan IPTEK.
2) Case conference adalah diskusi kelompok tentang kasus asuhan keperawatan
klien/ keluarga.
3) Rapat tim kesehatan adalah media komunikasi antara tim kesehatan (rapat
multidisiplin) untuk membahas manajerial ruang MPKP.
4) Kolaborasi dengan dokter (visit dokter) adalah kunjungan dokter ke ruangan
untuk melakukan pemeriksaan kesehatan pada pasien, dan ketua tim
bertanggung jawab melakukan kolaborasi serta mendampingi dokter saat
melakukan pemeriksaan dan menyampaikan informasi tentang pasien.
d. Pilar IV: Patient Care Delivery System
Pada pilar ini akan dibahas mengenai manajemen asuhan keperawatan.
Praktek dengan ciri MPKP yaitu didasari dengan keterampilan intelektual,
tekhnikal, dan interpersonal yang dapat dilakukan dengan menerapkan suatu
metode asuhan yang dapat bertanggung jawab secara ilmiah. Metode asuhan
untuk praktik professional tersebut adalah proses keperawatan yang terdiri dari
pengkajian, menyusun diagnosa keperawatan, perencanaan tindakan,
pelaksanaan, tindakan dan evaluasi.

16

Anda mungkin juga menyukai