Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN.

M DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI WISMA
PUNTADEWA RS JIWA PROF. DR. SOEROJO MAGELANG

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Stase Keperawatan Jiwa

Disusun Oleh :
Sofia Wahyu Mei Wulandari
2021030078

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG
2022
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. R DENGAN MASALAH


KEPERAWATAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI WISMA
PUNTADEWA RS JIWA PROF. DR. SOEROJO MAGELANG

Yang dipersiapkan dan disusun oleh :


Sofia Wahyu Mei Wulandari
2021030078

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

(…………………………..) (……………………………)
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai
seseorang secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan definisi ini maka perilaku
kekerasan dapat dilakukan secara verbal, maupun nonverbal. Di arahkan pada diri
sendiri, orang lain dan lingkungan. Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam dua bentuk
yaitu saat sedang berlangsung perilaku kekerasan atau riwayat perilaku kekerasan
(Dermawan, 2013).
Perilaku kekerasan merupakan suatu rentang emosi dan ungkapan kemarahan yang
dimanisfestasikan dalam bentuk fisik. Kemarahan tersebut merupakan suatu komunikasi
atau proses penyampaian pesan individu. Orang yang mengalami kemarahan sebenarnya
ingin menyampaikan pesan bahwa ia “tidak setuju, merasa tersinggung, merasa tidak
dianggap, merasa tidak diturut atau diremehkan” (Yosep, 2011).
Keliat, Akemat, Helena dan Nurhaeni (2012) menyatakan bahwa perilaku
kekerasan adalah salah satu respon marah yang diekspresikan dengan melakukan
ancaman, mencederai orang lain, dan atau merusak lingkungan. Perasaan terancam ini
dapat berasal dari stressor eksternal (penyerangan fisik, kehilangan orang berarti dan
kritikan dari orang lain) dan internal (perasaan gagal di tempat kerja, perasaan tidak
mendapatkankasih sayang dan ketakutan penyakit fisik).
B. Tanda & Gejala Perilaku Kekerasan
Tanda dan gejala perilaku kekerasan adalah sebagai berikut:
Subjektif
a. Mengungkapkan perasaan kesal atau marah
b. Keinginan untuk melukai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
c. Klien suka membentak dan menyerang orang lain
Objektif
a. Mata melotot/pandangan tajam
b. Tangan mengepal dan rahang mengatup
c. Wajah memerah
d. Postur tubuh kaku
e. Mengancam dan mengumpat dengan kata-kata kotor
f. Suara keras
g. Bicara kasar, ketus
h. Menyerang orang lain dan melukai diri sendiri/orang lain
i. Merusak lingkungan
j. Amuk/agresif

Menurut Yosep (2011), perawat dapat mengidentifikasi dan mengobservasi tanda dan
gejala perilaku kekerasan:
a. Fisik: Muka merah dan tegang, mata melotot atau pandangan mata tajam, tangan
mengepal, rahang mengatup, postur tubuh kaku, jalan mondar mandir.
b. Verbal: Bicara kasar, suara tinggi, membentak, atau berteriak, mengancam secara
verbal atau fisik, mengumpat dengan kata-kata kotor.
c. Perilaku: Melempar atau memukul benda atau orang lain, menyerang orang lain
atau melukai diri sendiri, merusak lingkungan, amuk/ agresif.
d. Emosi: Tidak adekuat, dendam dan jengkel, tidak berdaya, bermusuhan,
mengamuk, ingin berkelahi, menyalahkan dan menuntut.
e. Intelektual: Cerewet, kasar, berdebat, meremehkan, sarkasme.
f. Spiritual: Merasa diri berkuasa, merasa diri benar, mengkritik pendapat orang lain,
menyinggung perasaan orang lain, tidak peduli dan kasar.
g. Sosial: Menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan, sindiran
C. Faktor Penyebab Perilaku Kekerasan
Menurut Direja (2011), faktor penyebab terjadinya perilaku kekerasan pada seseorang
yaitu:
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor Psikologis
a) Terdapat asumsi bahwa seseorang untuk mencapai suatu tujuan mengalami
hambatan akan timbul dorongan agresif yang memotifasi perilaku kekerasan.
b) Berdasarkan penggunaan mekanisme koping individu dan masa kecil yang
tidak menyenangkan dan rasa frustasi.
c) Adanya kekerasan dalam rumah tangga, keluarga atau lingkungan.
d) Teori psikoanalitik, teori ini menjelaskan bahwa tidak terpenuhinya kepuasan
dan rasa aman dapat mengakibatkan tidak berkembangnya ego dan membuat
konsep diri yang rendah. Teori lainnya berasumsi bahwa perilaku kekerasan
merupakan pengungkapan secara terbuka terhadap rasa ketidak berdayaannya
dan rendahnya harga diri pelaku kekerasan.
2) Faktor Biologis
Berdasarkan teori biologis, ada beberapa hal yang mempengaruhi seseorang
melakukan perilaku kekerasan, yaitu sebagai berikut:
a) Beragam komponen system neurologis mempunyai implikasi dalam
memfasilitasi dan menghambat impuls agresif. Sistem limbik merupakan
organ yang mengatur dorongan dasar dan ekspresi emosi serta perilaku seperti
agresif, dan respon seksual. Selain itu, mengatur sistem informasi dan memori.
b) Peningkatan hormone androgen dan norefineprin serta penurunan serotin pada
cairan serebro spinal merupakan faktor predisposisi penting yang
menyebabkan timbulnya perilaku agresif pada seseorang.
c) Pengaruh genetic, menurut penelitian perilaku agresif sangat erat kaitannya
dengan genetic termasuk genetic tipe kariotipe XYY, yang umumnya dimiliki
oleh penghuni penjara atau tindakcriminal.
d) Gangguan otak, sindrom otak organic berhubungan denganberbagai gangguan
serebral, tumor otak (khususnya pada limbic dan lobus temporal), Kerusakan
organ otak, retardasi terbukti berpengaruh terhadap perilaku agresif dan tindak
kekerasan.
3) Faktor Sosial Budaya
Norma merupakan kontrol masyarakat pada kekerasan. Hal ini mendefinisikan
ekspresi perilaku kekerasan yang diterima atau tidak diterima akan menimbulkan
sanksi. Budaya dimasyarakat dapat mempengaruhi perilaku kekerasan. Kontrol
masyarakat yang rendah dan kecenderungan menerima perilaku kekerasan
sebagai cara penyelesaian masalah dalam masyarakat merupakan factor
predisposisi terjadinya perilaku kekerasan.
b. Faktor Presipitasi
Secara umum seseorang akan marah jika dirinya merasa terancam, baik berupa injuri
secara fisik, psikis, atau ancaman konsep diri. Beberapa faktor pencetus perilaku
kekerasan adalah sebagai berikut:
1) Klien: Kelemahan fisik, keputusasaan, ketidakberdayaan, kehidupan yang
penuh dengan agresif, dan masa lalu yang tidak menyenangkan.
2) Interaksi: Penghinaan, kekerasan, kehilangan orang yang berarti, konflik,
merasa terancam baik internal maupun eksternal.
3) Lingkungan: Panas, padat dan bising.
D. Akibat Perilaku Kekerasan
Akibat dari resiko perilaku kekerasan yaitu adanya kemungkinan mencederai diri,
orang lain dan merusak lingkungan adalah keadaan dimana
seseorang individu mengalami perilaku yang dapat membahayakan secara fisik baik pada
diri sendiri, orang lain maupun lingkungannya. Kondisi ini biasanya akibat
ketidakmampuan mengendalikan marah secara konstruktif
E. Fokus Pengkajian
a. Keluhan utama
b. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
c. Konsep diri
1) Gambaran diri
2) Ideal diri
3) Harga diri
4) Identitas
5) Peran
d. Status Mental
1) Penampilan
2) Pembicaraan
3) Aktivitas Motorik
4) Afek
5) Interaksi Selama Wawancara
6) Persepsi
7) Proses Pikir
8) Isi Pikir
9) Tingkat Kesadaran
10) Memori
11) Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
12) Kemampuan Penilaian
13) Daya Tilik Diri
e. Masalah Psikososial dan Lingkungan
1) Masalah Dukungan Kelompok
2) Masalah Hubungan dengan Lingkungan
3) Masalah dengan Pendidikan
4) Masalah dengan Pekerjaan
5) Masalah Ekonomi
f. Kurang Pengetahuan
Jelaskan:
Masalah Keperawatan
F. Psikopatologi/Pohon Masalah
Resiko mencederai diri sendiri, Akibat/Effect
orang lain, lingkungan

Perilaku Kekerasan
Masalah Utama/Core Problem

Harga diri rendah Penyebab/Causa


G. Tindakan Keperawatan Berfokus Pada Diagnosa Utama
a. Tindakan keperawatan untuk pasien
1. Mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala, serta akibat dari perilaku kekerasan
& mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik 1 tarik nafas dalam dan cara
fisik 2: pukul kasur/bantal
a) Menjelaskan tanda dan gejala, penyebab, dan akibat perilaku kekerasan
b) Melatih latihan tarik nafas dalam dan pukul kasur bantal
2. Mengontrol perilaku kekerasan dengan cara minum obat secara teratur
a) Menjelaskan dan melatih klien minum obat dengan prinsip 6 benar,
manfaat/keuntungan minum obat dan kerugian tidak minum obat
3. Mengontrol perilaku kekerasan dengan cara verbal/bicara baik-baik
a) Melatih cara verbal/bicara baik-baik
4. Mengontrol perilaku kekerasan dengan cara spiritual
a) Melatih cara spiritual
b. Tindakan keperawatan untuk keluarga
1. Mengenal masalah resiko perilaku kekerasan & mengambil keputusan untuk
merawat klien resiko perilaku kekerasan
a) Menjelaskan masalah resiko perilaku kekerasan
b) Mendiskusikan masalah danakibat yang mungkin terjadi pada klien resiko
perilaku kekerasan
2. Merawat klien resiko perilaku kekerasan
a) Menjelaskan dan melatih keluarga cara merawat klien resiko perilaku
kekerasan
3. Menciptakan lingkungan yang terapeutik untuk klien resiko perilaku kekerasan
a) Menjelaskan dan melatih keluarga menciptakan lingkungan yang terapeutik
bagi klien resiko perilaku kekerasan
4. Memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk follow up kesehatan klien resiko
perilaku kekerasan dan mencegah kekambuhan
a) Menjelaskan cara memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk follow
up, cara rujukan kesehatan kliendan mencegah kekambuhan

Anda mungkin juga menyukai