Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

PERILAKU KEKERASAN

A. Kasus (Masalah Utama)


Perilaku Kekerasan
B. Proses Terjadinya Masalah
1. Pengertian Masalah Utama
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,
orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk
mengungkapkan perasaan kesalah tau marah yang tidak konstruktif. (Stuart
dan Sundeen,2006).
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri
maupun orang lain dan lingkungan yang dirasakan sebagai ancaman (Kartika
Sari, 2015)
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri
maupun orang lain (Yosep, 2007). Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk
perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun
psikologis (Depkes, RI, 2000).

2. Rentang Respon

Respon Adaptif Respon


Maladaptif
Asertif Frustasi Pasif Agresif PK
Klien mampu Klien gagal Klien merasa Klien Perasaan
mengungkapkan mencapai tujuan tidak dapat mengeks- marah dan
rasa marah tanpa kepuasan saat mengungkapkan presikan bermusuhan
menyalahkan marah dan tidak perasaannya, secara fisik, yang kuat
dapat tidak berdaya tapi masih dan hilang
orang lain dan menemukan dn menyerah. terkontrol, kontrol
memberikan alternatifnya. mendorong disertai
kelegaan. orang lain amuk,
dengan merusak
ancaman lingkungan

a) Respon Adaptif
Respon adaprif adalah respon yang dapat diterima norma-norma sosial
budaya yang berlaku. Dengan kata lain, individu tersebut dalam batas
normal jika menghadapi suatu masalah akan dapat memecahkan masalah
tersebut, respon adaptif (Mukripah Damaiyanti, 2012)
1) Pikiran logis adalah pandangan yang mengarah pada kenyataan
2) Persepsi akurat adalah pandangan yang tepat pada kenyataan
3) Emosi konsisten dengan pengalaman yaitu perasaan yang timbul dari
pengalaman
4) Perilaku sosial adalah sikap dan tingkah laku yang masih dalam batas
kewajaran
5) Hubungan sosial adalah proses suatu interaksi dengan orang lain dan
Lingkungan

b) Respon Maladaptif
1) Kelainan pikiran adalah keyakinan yang secara kokoh dipertahankan
walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan
kenyataan sosial
2) Perilaku kekerasan merupakan status rentang emosi dan ungkapan
kemarahan yang dimanifestasiakn dalam bentuk fisik

2
3) Kerusakan proses emosi adalah perubahan status yang timbul dari hati
4) Perilaku tidak terorganisir merupakan suatu perilaku yang tidak teratur
(Mukripah Damaiyanti, 2012)

3. Manifestasi Klinis
Perawat dapat mengidentifikasi dan mengobservasi tanda dan
gejala perilaku kekerasan: (Mukripah Damaiyanti, 2012)
a) Muka merah dan tegang
b) Mata melotot atau pandangan tajam
c) Tangan mengepal
d) Rahang mengatup
e) Wajah memerah dan tegang
f) Postur tubuh kaku
g) Pandangan tajam
h) Jalan mondar mandir
Klien dengan perilaku kekerasan seringmenunjukan adanya
(Kartika Sari, 2015):
a) Klien mengeluh perasaan terancam, marah dan dendam
b) Klien menguungkapkan perasaan tidak berguna
c) Klien mengungkapkan perasaan jengkel
d) Klien mengungkapkan adanya keluhan fisik seperti dada berdebar-
debar, rasa tercekik dan bingung
e) Klien mengatakan mendengar suara-suara yang menyuruh melukai
diri sendiri, orang lain dan lingkungan
f) Klien mengatakan semua orang ingin menyerangnya

3
4. Eitologi atau Kemungkinan penyebab
a) Faktor Predisposisi
Faktor pengalaman yang dialami tiapmorang yang merupakan factor
predisposis, artinya mungkin terjadi/mungkin tidak terjadi perilaku
kekerasan jika faktor berikut dialami oleh individu:
1) Psikologis
a) Teori Psikoanalitik, teori ini menjelaskan tidak terpenuhinya
kepuasan dan rasa aman dapat mengakibatkan tidak berkembangnya
ego dan membuat konsep diri yang rendah. Agresif dan kekerasan
dapat memberikan kekuatan dan meningkatkan citra diri (Nuraenah,
2012).
b) Teori pembelajaran, perilaku kekerasan merupakan perilaku yang
dipelajarai, individu yang memiliki pengaruh biologic terhadap
perilaku kekerasan lebih cenderung untuk dipengaruhioleh peran
eksternal (Nuraenah, 2012).
2) Perilaku, reinforcement yang diterima pada saat melakukan kekerasan,
sering mengobservasi kekerasan dirumah atau diluar rumah, semua
aspek ini menstiumulasi individu mengadopsi perilaku kekerasan (Eko
Prabowo, 2014).
3) Sosial budaya, proses globalisasi dan pesatnya kemajuan teknologi
informasi memberikan dampak terhadap nilai-niali sosial dan budaya
pada masyarakat. Di sisi lain, tidak semua orang mempunyai
kemampuan yang sama untuk mnyesuaikan dengan berbagai
perubahan, serta mengelola konflik dan stress (Nuraenah, 2012).
4) Bioneurologis, banyak bahwa kerusakan sistem limbik, lobus frontal,
lobus temporal dan ketidak seimbangan neurotransmitter turut berperan
dalam terjadinya perilaku kekerasan (Eko Prabowo, 2014).

4
b) Faktor Presipitasi
Secara umum seseorang akan marah jika dirinya merasa terancam, baik
berupa injury secara fisik, psikis atau ancaman knsep diri. Beberapa
faktor pencetus perilaku kekerasan adalah sebagai berikut:
1) Konsis klien: kelemahan fisik, keputusasaan, ketidakberdayaan,
kehidupan yang penuh dengan agresif dan masa lalu yang tidak
menyenangkan.
2) Interaksi: penghinaan, kekerasan, kehilangan orang, merasa terancam
baik internal dari permasalahan diri klien sendiri maupun eksternal dari
lungkungan.
3) Lingkungan: panas, padat dan bising

5. Kemungkinan akibat bila masalah utama tidak teratasi


Menurut Townsend, perilaku kekerasan dimana seeorang meakukan
tindakan yang dapat membahayakan, baik diri sendiri maupun orang lain.
Seseorang dapat mengalami perilaku kekerasan pada diri sendiri dan orang
lain dapat menunjukan perilaku (Kartikasari, 2015) :
Data Subyektif :
a) Mengungkapkan mendengar atau melihat obyek yang mengancam
b) Mengungkapkan perasaan takut, cemas dan khawatir
Data Obyektif :
a) Wajah tegang merah
b) Mondar mandir
c) Mata melotot, rahang mengatup
d) Tangan mengepal
e) Keluar banyak keringat
f) Mata merah

5
g) Tatapan mata tajam

C. Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji

Masalah keperawatan:
1. Perilaku kekerasan
2. Gangguan Harga Diri : Harga Diri Rendah

Data yang Perlu Dikaji :


1. Perilaku kekerasan
Data Subyektif :
a) Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
b) Klien suka membentak dan menyerang orang yang
mengusiknya jika sedang kesal atau marah.
c) Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
Data Objektif :
a) Mata merah, wajah agak merah.
b) Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai:
berteriak, menjerit, memukul diri sendiri/orang lain.
c) Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
d) Merusak dan melempar barang- barang.

2. Gangguan harga diri : harga diri rendah


a) Data subyektif: Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa,
tidak tahu apa- apa, bodoh, mengkritik diri sendiri,
mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
b) Data obyektif: Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila
disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri atau
ingin mengakhiri hidup.

6
D. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko Perilaku kekerasan
2. Harga diri rendah

7
E. Intervensi Kepererawatan

No. Diagnosa Intervensi


Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil

1. perilaku kekerasan Setelah dilakukan keperawatan SP 1 : Pasien :


… x 24 jam, 1. Identifikasi penyebab, tanda & gejala, PK yang dilakukan, akibat PK
diharapkan 2. Jelaskan cara mengontrol PK: fisik, obat, verbal, spiritual
1. Pasien mampu mengontrol 3. Latihan cara mengontrol PK secara fisik: tarik nafas dalam dan pukul kasur dan
perilaku kekerasan bantal
2. Pasien tidak mencederai diri 4. Masukan pada jadual kegiatan untuk latihan fisik
sendiri, orang lain dan Keluarga pasien :
lingkungan 1. Diskusikan masalah yg dirasakan dalam merawat pasien
2. Jelaskan pengertian, tanda & gejala, dan proses terjadinya
PK (gunakan booklet)
3. Jelaskan cara merawat PK
4. Latih satu cara merawat PK dengan melakukan kegiatan fisik: tarik nafas
dalam dan pukul kasur dan bantal
5. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan memberi pujian

SP 2 : Pasien :
1. Evaluasi kegiatan latihan fisik. Beri pujian
2. Latih cara mengontrol PK dengan obat (jelaskan 6 benar:
jenis, guna, dosis, frekuensi, cara, kontinuitas minum obat)
3. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan fisik dan minum obat

8
Keluarga pasien :
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien fisik. Beri pujian
2. Jelaskan 6 benar cara memberikan obat
3. Latih cara memberikan/membimbing minum obat
4. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan memberi pujian

SP 3 : Pasien :
1. Evaluasi kegiatan latihan fisik & obat. Beri pujian
2. Latih cara mengontrol PK secara verbal (3 cara, yaitu:
mengungkapkan, meminta, menolak dengan benar)
3. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan fisik, minum obat dan verbal
Keluarga pasien :
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien fisik dan
memberikan obat. Beri pujian
2. Latih cara membimbing: cara bicara yang baik
3. Latih cara membimbing kegiatan spiritual
4. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan memberikan pujian

SP 4 : Pasien :
1. Evaluasi kegiatan latihan fisik & obat & verbal. Beri pujian
2. Latih cara mengontrol spiritual (2 kegiatan)
3. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan fisik, minum

9
obat, verbal dan spiritual
Keluarga pasien :
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien fisik,
memberikan obat, latihan bicara yang baik & kegiatan spiritual. Beri
pujian
2. Jelaskan follow up ke RSJ/PKM, tanda kambuh, rujukan
3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan memberikan pujian

SP 5 : Pasien :
1. Evaluasi kegiatan latihan fisik1,2 & obat & verbal &
spiritual. Beri pujian
2. Nilai kemampuan yang telah mandiri
3. Nilai apakah PK terkontro
Keluarga pasien :
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien fisik, memberikan
obat, cara bicara yang baik & kegiatan spiritual dan follow up. Beri pujian
2. Nilai kemampuan keluarga merawat pasien
3. Nilai kemampuan keluarga melakukan kontrol ke
RSJ/PKM
2. Harga diri rendah Setelah dilakukan keperawatan SP 1 : Pasien :
… x 24 jam, diharapkan 1. Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif pasien (buat
1. Pasien dapat meningkat harga daftar kegiatan)
dirinya 2. Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini (pilih dari
2. Pasien mampu melakukan daftar kegiatan) : buat daftar kegiatan yang
kegiatan sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki

10
dapat dilakukan saat ini
3. Bantu pasien memilih salah satu kegiatan yang dapat dilakukan saat ini
untuk dilatih
4. Latih kegiatan yang dipilih (alat dan cara melakukannya)
5. Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan dua kali per hari
Keluarga pasien :
1. Diskusikan masalah yg dirasakan dalam merawat pasien
2. Jelaskan pengertian, tanda & gejala, dan proses terjadinya harga diri rendah
(gunakan booklet)
3. Diskusikan kemampuan atau aspek positif pasien yang pernah dimiliki
sebelum dan setelah sakit
4. Jelaskan cara merawat harga diri rendah terutama memberikan pujian
semua hal yang positif pada pasien
5. Latih keluarga memberi tanggung jawab kegiatan pertama yang dipilih pasien:
bimbing dan beri pujian
6. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian

SP 2: Pasien :
1. Evaluasi kegiatan pertama yang telah dilatih dan berikan pujian
2. Bantu pasien memilih kegiatan kedua yang akan dilatih
3. Latih kegiatan kedua kedua (alat dan cara)
4. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan: dua kegiatan masing2 dua kali
per hari

11
Keluarga pasien :
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien melaksanakan kegiatan
pertama yang dipilih dan dilatih pasien. Beri pujian
2. Bersama keluarga melatih pasien dalam melakukan kegiatan kedua
yang dipilih pasien
3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian

SP 3 : Pasien :
1. Evaluasi kegiatan pertama dan kedua yang telah dilatih dan berikan pujian
2. Bantu pasien memilih kegiatan ketiga yang akan dilatih
3. Latih kegiatan ketiga (alat dan cara)
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan: tiga kegiatan, masing-
masing dua kali per hari
Keluarga pasien :
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien melaksanakan kegiatan
pertama dan kedua yang telah dilatih. Beri pujian

2. Bersama keluarga melatih pasien melakukan kegiatan ketiga yang dipilih

3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan berikan pujian

12
SP 4: Pasien :
1. Evaluasi kegiatan pertama, kedua, dan ketiga yang telah dilatih dan berikan
pujian
2. Bantu pasien memilih kegiatan keempat yang akan dilatih
3. Latih kegiatan keempat (alat dan cara)
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan: empat kegiatan masing-masing
dua kali per hari
Keluarga pasien :
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien melaksanakan kegiatan
pertama, kedua dan ketiga. Beri pujian
2. Bersama keluarga melatih pasien melakukan kegiatan keempat yang dipilih
3. Jelaskan follow up ke RSJ/PKM, tanda kambuh, rujukan
4. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan memberikan pujian

SP 5: Pasien :
1. Evaluasi kegiatan latihan dan berikan pujian.
2. Latih kegiatan dilanjutkan sampai tak terhingga
3. Nilai kemampuan yang telah mandiri
4. Nilai apakah harga diri pasien meningkat

13
Keluarga pasien :
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien melakukan kegiatan
yang dipilih oleh pasien. Beri pujian
2. Nilai kemampuan keluarga mmbimbing pasien
3. Nilai kemampuan keluarga melakukan kontrol ke RSJ/PKM

14
DAFTAR PUSTAKA

Dalami, E., dkk. 2009. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa. Jakarta:
CV Medika Trans Info

Kumpulan Strategi Pelaksanaan RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Prov. Jawa Tengah

Mukhripah Damaiyanti. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Samarinda: Refka

Aditama.

Riset Kesehatan Dasar. 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Kementerian Kesehatan RI Tahun 2013.

Riyadi, S. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Graha Ilmu

Yosep, Iyus. (2010). Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama

Yusuf., dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba

Medika

15

Anda mungkin juga menyukai