Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) DAN STRATEGI PELAKSANAAN (SP) PERILAKU

KEKERASAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA PASIEN DENGAN PERILAKU KEKERASAN

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah keperawatan jiwa

Disusun oleh :

1. Muhamad salim
2. Nindi inayah

AKADEMI KEPERAWATAN YATNA YUANA LEBAK

JL. JEND SUDIRMAN KM.12 RANGKASBITUNG

TELP : 0252-201116/209831

EMAIL : akperytana@yahoo.co.ic

Website : akperyatna.ac.id

Tahun ajaran 2020-2021


LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PASIEN
DENGAN PERILAKU KEKERASAN
I. Kasus
Perubahan sensorik prsepsi: tindakan kekerasan
II. Proses terjadinya masalah
Tindakan kekerasan adalah: suatu bentuk prilaku yang bertujuan untuk melukai
seseorang secara fisik maupun fsikologis. Berdasarkan devinisi tersebut maka prilaku
kekerasan dapat dilakukan secara verbal, daiarahkan pada diri sendiri,orang lain, dan
lingkungan.prilaku kekerasan dapat terjadi dalam dua bentuk, yaitu saat sedang
berlangsung prilaku kekerasan terdahulu (yosep 2010).
A. Tanda obyektif
a. Mata merah
b. Pandangan tajam
c. Otot tegang
d. Nada suara tinggi
e. Suka berdebat
f. Sering memaksakan kehendak
g. Merampas makanan,memukul jika tidak senang
B. Tanda subyektif
a. Mengeluh merasa terancam
b. Mengungkap perasaan tak berguna
c. Mengungkapkan perasaan jengkel
d. Mengungkap adanya keluhan fisik,berdebar debar,merasa tercekik,sesak dan bingung.
C. Faktor terjadinya kekerasan
Kekerasan dapat terjadi oleh karna berbagai faktor diantaranya:
a. Faktor prediposisi
1) Faktor biologis
 Teori dorongan naluri.teori ini menyatakan bahwa prilaku kekerasan
disebabkan oleh suatu dorongan kebutuhan dasar yang sangat kuat
 Teori sikomatk.pengalaman marah adalah akibat dari respon fsikologis
terhadap stimulus eksternal,internal maupun lingkungan.
2) Faktor fsikologis
 Teori agresif prustasi.menurut teori ini prilaku kekerasan terjadi
sebagai hasil akumulasi prustasi terjadi apabila keinginan individu
untuk mencapai suatu gagal atau terhambat.
 Teori prilaku.kemarahan adalah proses belajar, hal ini dapat dicapai
apabila tersedia fasilitas atau situasi yang mendukung.
 Teori eksitensi.bertindak sesuai prilaku adalah kebutuhan dasar
manusia apabila kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi melalui
prilaku konstruktif maka individu akan memenuhi kebutuhannya
melalui prilaku destruktif.
3) Faktor sosial kultural
 Teori lingkungan.lingkungan sosial akan mempengarui sikap individu
dalam mengekpresikan marah.
 Teori belajar sosial.prilaku kekerasan dapat dipelajari secara langsung
maupun melalui proses sosialisasi.
b. Menurut yosep 2010 fakktor-faktor yang dapat mencetus prilaku kekerasan sering
berkaitan dengan:
1) Ekspresi dri,ingin menunjukkan ekstensi diri atau simbolis solidaritas seperti
dalam sebuah konser.
2) Ekspresi diri tidak terpenuinya kebutuhan dasar dan kondisi sosial ekonomi .
3) Kesulitan dalam dialog untuk memecahkan masalah cenderung melakukan
kekerasan dalam meyelesaikan konflik.
4) Adanya riwayat prilaku anti sosial meliputi penyalah gunaan obat dan tidak
mampu mengontrol emosinya pada saat menghadapi rasa prustasi
III. Masalah keperawatan dalam prilaku kekerasan
A. Pohon masalah

Gangguan konsep diri : harga diri


rendah

Prilaku kekerasan
Risiko mencederai diri sendiri, orang lain
dan lingkungan

B. Masalah keperawatan
a. resiko mencederai diri sendiri,orang lain dan lingkungan
b. prilaku kekerasan/ amuk
c. gangguan harga diri: harga diri rendah
C. data yang perlu dikaji

Masalah data
Risiko mencederai Data subjektif:
diri,orang lain dan  klien mengatakan benci atau kesal pada
lingkungan. seseorang
 klien suka membentak dan menyerang
orang yang mengusiknya jika sedang
kesal atau marah
 riwayat prilaku kekerasan atau gangguan
jiwa
data objektif:
 mata merah,wajah agak merah
 nada suara tinggi dan keras
berteriak,menjerit,dan memkul diri
sendiri/ orang lain
 ekspresi marah saat membicarakan orang,
pandangan tajam
 merusak dan melempar barang-barang.
IV. Diagnosa keperawatan
1. Prilaku kekerasan
2. Gangguan konsep diri: harga diri rendah
V. Rencana tindakan keperawatan
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengidentivikasi penyebab prilaku kekerasan
c. Klien dapat mengidentivikasi tanda-tanda prilaku kekersan
d. Klien dapat mengidentivikasi cara konstruktif dalam berespon terhadap
kemarahan.
e. Klien dapat mengidentivikasi cara mengontrol prilaku kekerasan
f. Klien mendapat dukungan dari keluarga
g. Klien dapat menggunakan obat dengan benar
Daftar pustaka

Miya Risskia 2014 https://www.academia.edu/37868133/LP_Perilaku_Kekerasan diakses jam


22:44 2020

YusufSaktian2011
https://www.academia.edu/28333407/LAPORAN_PENDAHULUAN_PERILAKU_KEKERAS
AN diakses am 22:53 2020

Mukhripah Dayamaiyanti. 2012 ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. Bandung PT. Refika


Aditama
SATRATEGI PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN PERILAKU KEKERASAN

SP 1 & 2 (pertemuan ke-1)

A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
a. Data subjektif
- Klien mengatakan pernah melakukan tindak kekerasan
- Klien mengatakan sering merasa marah tanpa sebab
b. Data objektif
- Klien tampak tegang saat bercerita
- Pembicaraan klien kasar jika dia menceritakan marahnya
- Mata melotot dan pandangan tajam
- Nada suara tinggi
- Tangan mengepal
- Berteriak
2. Diagnosa keperawatan
Perilaku kekerasan
3. Tujuan tindakan keperawatan
a. Tujuan umum
- Klien dapat mengontrol atau mencegah perilaku kekerasan
b. Tujuan khusus
- Klien dapat membina hubungan saling percaya
- Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
- Klien dapat mengidentifikasi tanda – tanda perilaku kekerasan
- Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan
- Klien dapat menyebutkan cara mengontrol prilaku kekerasan
- Klien dapat memasukan latihan ke dalam jadwal kegiatan harian
4. Tindakan keperawatan
 Klien dapat membina hubungan saling percaya
 Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
 Klien dapat mengidentifikasi tanda – tanda perilaku kekerasan
 Klien dapat menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan
B. Strategi komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
1. Orientasi
a. Salam teurapetik
“selamat pagi bu, perkenalkan nama saya muhamad salim saya biasa dipanggil salim.
Saya mahasiswa dari AKPER YATNA YUANA LEBAK yang sedang praktek dsini, hari
ini saya dinas pagi dari jam 07:00 pagi sampai jam 14:00 siang. Saya akan merawat ibu
selama dipanti ini. Nama ibu siapa ? senangnya ibu dipanggil apa ?” “saya akan merawat
ibu selama disini”

b. Evaluasi/validasi
“baiklah bu ana bagaimana keadaan ibu hari ini?”
c. Kontrak
“bu ana, bagaimana kalau kita berbincang bincang tentang hal – hal yang menyebabkan
ibu menjadi marah. Apakah ibu bersedia ?. Berapa lama ibu mau berbincang – bincang ?
bagaimana kalau 20 menit ?” “ibu mau berbincang bincang dimana?” “baiklah bu kita
akan berbincang – bincang disini saja”
2. Fase kerja
“Nah sekarang coba ibu ceritakan, apa yang membuat ibu ana merasa marah ?” “Apakah
sebelumnya ibu pernah marah ? terus penyebabnya apa? Apakah sama dengan yang
sekarang ?” “Lalu saat ibu sedang marah apa yang ibu rasakan ? apakah ibu merasa
sangat kesal, dada berdebar – debar lebih kencang, mata melotot, rahang terkatup rapat
dan ingin mengamuk ?” “setelah itu apa yang ibu lakukan?” “Apakah dengan cara itu
marah/kesal ibu dapat terselesaikan ?” “Ya tentu tidak, lalu apa kerugian yang ibu
alami?” “bagaimana kalau kita belejar yang namanyanya nafas dalam ?” “Jadi begini bu,
kalau tanda – tanda marah tadi sudah ibu rasakan, maka ibu berdiri atau duduk dengan
rileks, lalu tarik nafas dari hidung, tahan sebentar lalu keluarkan atau tiup perlahan –
lahan melalui mulut” “Ayo bu coba lakukan apa yang saya peraktikan tadi, ibu berdiri
atau duduk dengan rileks tarik nafas dari hidung, baguuus tahan sebentar, keluarkan
melalui mulut, nah lakukan 5 kali” “Nah tadikan ibu ana sudah melakukan relaksasi nafas
dalam, sebaiknya latihan relaksasi nafas dalamnya dilakukan secara rutin, jadi jika nanti
sewaktu-waktu rasa marahnya muncul ibu sudah terbiasa melakukannya”.
3. Fase terminasi
 Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi subyektif : “Bagaimana perasaannya bu setelah kita berbincang-bincang dan
melakukan relaksasi nafas dalam tadi ?”
Evaluasi objektif : “Coba ibu sebutkan lagi apa yang membuat ibu marah, lalu apa yang
ibu rasakan dan apa yang akan ibu lakukan untuk meredakan marah ?” Coba tunjukan
pada saya relaksasi nafas dalam yg benar bu?””Wah bagus ibu masih ingat semua “
 Kontrak yang akan datang
“Bagaimana kalo besok kita berbincang – bincang lagi tentang perasaan ibu pada
saat marah yang biasa ibu lakukan, apakah ibu bersedia?”.
SATRATEGI PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN PERILAKU KEKERASAN

SP 3 (pertemuan ke-2)

A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
a. Data subjektif
- Klien mengatakan pernah melakukan tindak kekerasan
- Klien mengatakan sering merasa marah tanpa sebab
b. Data objektif
- Klien tampak tegang saat bercerita
- Pembicaraan klien kasar jika dia menceritakan marahnya
- Mata melotot dan pandangan tajam
- Nada suara tinggi
- Tangan mengepal
- Berteriak
2. Diagnosa keperawatan
- Perilaku kekerasan
3. Tujuan tindakan keperawatan
a. Tujuan umum
- Klien dapat mengontrol atau mencegah perilaku kekerasan
b. Tujuan khusus
- Klien dapat membina hubungan saling percaya
- Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
- Klien dapat mengidentifikasi tanda – tanda perilaku kekerasan
- Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan
- Klien dapat menyebutkan cara mengontrol prilaku kekerasan
- Klien dapat memasukan latihan ke dalam jadwal kegiatan harian
4. tindakan keperawatan
 Klien dapat memasukan latihan ke dalam jadwal kegiatan harian
 Mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan
 Melatih pasien mengontrol perilaku kekerasan
B. Strategi komunikasi dalam pelaksanaan tindak keperawatan
1. Fase orientasi
a. Salam teurapetik
“selamat pagi bu”
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini ? apakah kemarin ada yang membuat ibu
marah/kesal?”apakah ibu telah melakukan apa yang telah kita pelajari kemarin
untuk menghilangkan rasa marah ? apakah dengan cara itu ibu bisa mengontrol
rasa marah ibu ?”
c. Kontrak
“sesuai dengan janji kita kemarin hari ini kita akan membicarakan bagaimana
perasaan ibu saat sedang marah, berapa lama ibu mau berbincang – bincang ?”
apakah 20 menit ?” ibu mau berbincang – bincang dimana ?”
2. Fase kerja
“saat ibu dimarahi apa yang ibu rasakan ? lalu apa yang ibu lakukan ? apa ibu marah
– marah atau memukul ? saya sangat setuju dengan cara yang ibu pilih karena selain
mudah relaksasi nafas dalam juga tidak merugikan/ mengganggu orang lain dan
alangkah baiknya cara tersebut terus dilatih supaya jika ada yang membuat ibu kesal
ibu bisa mengontrol rasa marah ibu”.
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif dan objektif
“Baik bu tidak terasa waktu kita sudah habis, sudah 20 menit, saya senang sekali
dengan pembicaraan yang telah kita lakukan”.
b. Kontrak yang akan datang
“bagaimana kalo besok kita akam membicarakan penggunaan obat yang benar
untuk mengontrol rasa marah ibu, apak ibu bersedia ?”
SATRATEGI PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN PERILAKU KEKERASAN

SP 4 (pertemuan ke-3)

A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
a. Data subjektif
- Klien mengatakan pernah melakukan tindak kekerasan
- Klien mengatakan sering atau merasa marah
b. Data objektif
- Klien tampak tegang saat bercerita
- Pembicaraan klien kasar jika dia menceritakan marahnya
- Mata melotot dan pandangan tajam
- Nada suara tinggi
- Tangan mengepal
- Berteriak
2. Diagnose keperawatan
- Perilaku kekerasan
3. Tujuan tindakan keperawatan
a. Tujuan umum
- Klien dapat mengontrol atau mencegah perilaku kekerasan
b. Tujuan khusus
- Klien dapat membina hubungan saling percaya
- Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
- Klien dapat mengidentifikasi tanda – tanda perilaku kekerasan
- Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan
- Klien dapat menyebutkan cara mengontrol prilaku kekerasan
- Klien dapat memasukan latihan ke dalam jadwal kegiatan harian
4. Tindakan keperawatan
 Membantu klien mengendalikan perilaku kekerasan dengan obat disertai
penjelasan guna minum obat dan akibat berhenti minum obat
B. Strategi komunikasi pelaksanaan tindakan keperawatan
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi bu”
b. Validasi/evaluasi
“ bagaimana perasaannya hari ini ? apa ada yang membuat ibu marah lagi
kemarin ?”
c. Kontrak
“Bagaimana jika kita berbincang – bincang sekarang ? berapa lama bu kita mau
ber bicang – bincang ? bagaimana kalau 20 menit ?”
2. Fase kerja
“ibu tadi sudah dapat obat dari dokter ? berapa macam obat yang ibu minum ?
warnanya apa saja? Bagus, jam berapa ibu minum obat ? semua obatnya harus
diminum ya bu, nanti jika setelah ibu minum obat mulut ibu terasa kering, untuk
membantu mengatasinya ibu bisa minum air putih, bila terasa berkunang – kunang
sebaiknya ibu beristirhat dan jangan beraktivitas dulu ya bu. Nanti driumah sebelum
inum obat ibu lihat dulu label di kotak obatnya apakah sudah benar nama ibu tertulis
disitu, berapa dosis yang harus diminum, jam berapa saja harus di minum, baca juga
apakah nama obatnya sudah benar ? disini minta obat nya pada suster kemudian cek
lagiapakah sudah benar obatnya” jangan pernah berhenti minum obat sebelum
berkonsultasi dengan dokter ya bu, karena dapat terjadi kekambuhan” sekarang kita
masukkan waktu minum obat kedalam jadwal ya bu”
3. Fase terminasi
a. Evaluas subjektif dan objektif
“bagaimana bu perasaan nya setelah kita bercakap cakap tentang cara minum obat
yang benar ?
b. Tindak lanjut
“nah sudah berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari ? sekarang kita
tambahkan jadwal kegiatan minum obatnya ya bu, jangan lupa laksanakan
semuanya dengan teratur ya”
c. Kontrak yang akan datang
“waktu kita sudah habis, besok kita lihat sejauh mana ibu melaksanakan kegiatan
dan sejauh mana dapat mencegah rasa marah. Selamt siang bu, sampai jumpa”.

Anda mungkin juga menyukai