KEKERASAN
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah keperawatan jiwa
Disusun oleh :
1. Muhamad salim
2. Nindi inayah
TELP : 0252-201116/209831
EMAIL : akperytana@yahoo.co.ic
Website : akperyatna.ac.id
Prilaku kekerasan
Risiko mencederai diri sendiri, orang lain
dan lingkungan
B. Masalah keperawatan
a. resiko mencederai diri sendiri,orang lain dan lingkungan
b. prilaku kekerasan/ amuk
c. gangguan harga diri: harga diri rendah
C. data yang perlu dikaji
Masalah data
Risiko mencederai Data subjektif:
diri,orang lain dan klien mengatakan benci atau kesal pada
lingkungan. seseorang
klien suka membentak dan menyerang
orang yang mengusiknya jika sedang
kesal atau marah
riwayat prilaku kekerasan atau gangguan
jiwa
data objektif:
mata merah,wajah agak merah
nada suara tinggi dan keras
berteriak,menjerit,dan memkul diri
sendiri/ orang lain
ekspresi marah saat membicarakan orang,
pandangan tajam
merusak dan melempar barang-barang.
IV. Diagnosa keperawatan
1. Prilaku kekerasan
2. Gangguan konsep diri: harga diri rendah
V. Rencana tindakan keperawatan
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengidentivikasi penyebab prilaku kekerasan
c. Klien dapat mengidentivikasi tanda-tanda prilaku kekersan
d. Klien dapat mengidentivikasi cara konstruktif dalam berespon terhadap
kemarahan.
e. Klien dapat mengidentivikasi cara mengontrol prilaku kekerasan
f. Klien mendapat dukungan dari keluarga
g. Klien dapat menggunakan obat dengan benar
Daftar pustaka
YusufSaktian2011
https://www.academia.edu/28333407/LAPORAN_PENDAHULUAN_PERILAKU_KEKERAS
AN diakses am 22:53 2020
A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
a. Data subjektif
- Klien mengatakan pernah melakukan tindak kekerasan
- Klien mengatakan sering merasa marah tanpa sebab
b. Data objektif
- Klien tampak tegang saat bercerita
- Pembicaraan klien kasar jika dia menceritakan marahnya
- Mata melotot dan pandangan tajam
- Nada suara tinggi
- Tangan mengepal
- Berteriak
2. Diagnosa keperawatan
Perilaku kekerasan
3. Tujuan tindakan keperawatan
a. Tujuan umum
- Klien dapat mengontrol atau mencegah perilaku kekerasan
b. Tujuan khusus
- Klien dapat membina hubungan saling percaya
- Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
- Klien dapat mengidentifikasi tanda – tanda perilaku kekerasan
- Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan
- Klien dapat menyebutkan cara mengontrol prilaku kekerasan
- Klien dapat memasukan latihan ke dalam jadwal kegiatan harian
4. Tindakan keperawatan
Klien dapat membina hubungan saling percaya
Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
Klien dapat mengidentifikasi tanda – tanda perilaku kekerasan
Klien dapat menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan
B. Strategi komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
1. Orientasi
a. Salam teurapetik
“selamat pagi bu, perkenalkan nama saya muhamad salim saya biasa dipanggil salim.
Saya mahasiswa dari AKPER YATNA YUANA LEBAK yang sedang praktek dsini, hari
ini saya dinas pagi dari jam 07:00 pagi sampai jam 14:00 siang. Saya akan merawat ibu
selama dipanti ini. Nama ibu siapa ? senangnya ibu dipanggil apa ?” “saya akan merawat
ibu selama disini”
b. Evaluasi/validasi
“baiklah bu ana bagaimana keadaan ibu hari ini?”
c. Kontrak
“bu ana, bagaimana kalau kita berbincang bincang tentang hal – hal yang menyebabkan
ibu menjadi marah. Apakah ibu bersedia ?. Berapa lama ibu mau berbincang – bincang ?
bagaimana kalau 20 menit ?” “ibu mau berbincang bincang dimana?” “baiklah bu kita
akan berbincang – bincang disini saja”
2. Fase kerja
“Nah sekarang coba ibu ceritakan, apa yang membuat ibu ana merasa marah ?” “Apakah
sebelumnya ibu pernah marah ? terus penyebabnya apa? Apakah sama dengan yang
sekarang ?” “Lalu saat ibu sedang marah apa yang ibu rasakan ? apakah ibu merasa
sangat kesal, dada berdebar – debar lebih kencang, mata melotot, rahang terkatup rapat
dan ingin mengamuk ?” “setelah itu apa yang ibu lakukan?” “Apakah dengan cara itu
marah/kesal ibu dapat terselesaikan ?” “Ya tentu tidak, lalu apa kerugian yang ibu
alami?” “bagaimana kalau kita belejar yang namanyanya nafas dalam ?” “Jadi begini bu,
kalau tanda – tanda marah tadi sudah ibu rasakan, maka ibu berdiri atau duduk dengan
rileks, lalu tarik nafas dari hidung, tahan sebentar lalu keluarkan atau tiup perlahan –
lahan melalui mulut” “Ayo bu coba lakukan apa yang saya peraktikan tadi, ibu berdiri
atau duduk dengan rileks tarik nafas dari hidung, baguuus tahan sebentar, keluarkan
melalui mulut, nah lakukan 5 kali” “Nah tadikan ibu ana sudah melakukan relaksasi nafas
dalam, sebaiknya latihan relaksasi nafas dalamnya dilakukan secara rutin, jadi jika nanti
sewaktu-waktu rasa marahnya muncul ibu sudah terbiasa melakukannya”.
3. Fase terminasi
Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi subyektif : “Bagaimana perasaannya bu setelah kita berbincang-bincang dan
melakukan relaksasi nafas dalam tadi ?”
Evaluasi objektif : “Coba ibu sebutkan lagi apa yang membuat ibu marah, lalu apa yang
ibu rasakan dan apa yang akan ibu lakukan untuk meredakan marah ?” Coba tunjukan
pada saya relaksasi nafas dalam yg benar bu?””Wah bagus ibu masih ingat semua “
Kontrak yang akan datang
“Bagaimana kalo besok kita berbincang – bincang lagi tentang perasaan ibu pada
saat marah yang biasa ibu lakukan, apakah ibu bersedia?”.
SATRATEGI PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN PERILAKU KEKERASAN
SP 3 (pertemuan ke-2)
A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
a. Data subjektif
- Klien mengatakan pernah melakukan tindak kekerasan
- Klien mengatakan sering merasa marah tanpa sebab
b. Data objektif
- Klien tampak tegang saat bercerita
- Pembicaraan klien kasar jika dia menceritakan marahnya
- Mata melotot dan pandangan tajam
- Nada suara tinggi
- Tangan mengepal
- Berteriak
2. Diagnosa keperawatan
- Perilaku kekerasan
3. Tujuan tindakan keperawatan
a. Tujuan umum
- Klien dapat mengontrol atau mencegah perilaku kekerasan
b. Tujuan khusus
- Klien dapat membina hubungan saling percaya
- Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
- Klien dapat mengidentifikasi tanda – tanda perilaku kekerasan
- Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan
- Klien dapat menyebutkan cara mengontrol prilaku kekerasan
- Klien dapat memasukan latihan ke dalam jadwal kegiatan harian
4. tindakan keperawatan
Klien dapat memasukan latihan ke dalam jadwal kegiatan harian
Mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan
Melatih pasien mengontrol perilaku kekerasan
B. Strategi komunikasi dalam pelaksanaan tindak keperawatan
1. Fase orientasi
a. Salam teurapetik
“selamat pagi bu”
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini ? apakah kemarin ada yang membuat ibu
marah/kesal?”apakah ibu telah melakukan apa yang telah kita pelajari kemarin
untuk menghilangkan rasa marah ? apakah dengan cara itu ibu bisa mengontrol
rasa marah ibu ?”
c. Kontrak
“sesuai dengan janji kita kemarin hari ini kita akan membicarakan bagaimana
perasaan ibu saat sedang marah, berapa lama ibu mau berbincang – bincang ?”
apakah 20 menit ?” ibu mau berbincang – bincang dimana ?”
2. Fase kerja
“saat ibu dimarahi apa yang ibu rasakan ? lalu apa yang ibu lakukan ? apa ibu marah
– marah atau memukul ? saya sangat setuju dengan cara yang ibu pilih karena selain
mudah relaksasi nafas dalam juga tidak merugikan/ mengganggu orang lain dan
alangkah baiknya cara tersebut terus dilatih supaya jika ada yang membuat ibu kesal
ibu bisa mengontrol rasa marah ibu”.
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif dan objektif
“Baik bu tidak terasa waktu kita sudah habis, sudah 20 menit, saya senang sekali
dengan pembicaraan yang telah kita lakukan”.
b. Kontrak yang akan datang
“bagaimana kalo besok kita akam membicarakan penggunaan obat yang benar
untuk mengontrol rasa marah ibu, apak ibu bersedia ?”
SATRATEGI PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN PERILAKU KEKERASAN
SP 4 (pertemuan ke-3)
A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
a. Data subjektif
- Klien mengatakan pernah melakukan tindak kekerasan
- Klien mengatakan sering atau merasa marah
b. Data objektif
- Klien tampak tegang saat bercerita
- Pembicaraan klien kasar jika dia menceritakan marahnya
- Mata melotot dan pandangan tajam
- Nada suara tinggi
- Tangan mengepal
- Berteriak
2. Diagnose keperawatan
- Perilaku kekerasan
3. Tujuan tindakan keperawatan
a. Tujuan umum
- Klien dapat mengontrol atau mencegah perilaku kekerasan
b. Tujuan khusus
- Klien dapat membina hubungan saling percaya
- Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
- Klien dapat mengidentifikasi tanda – tanda perilaku kekerasan
- Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan
- Klien dapat menyebutkan cara mengontrol prilaku kekerasan
- Klien dapat memasukan latihan ke dalam jadwal kegiatan harian
4. Tindakan keperawatan
Membantu klien mengendalikan perilaku kekerasan dengan obat disertai
penjelasan guna minum obat dan akibat berhenti minum obat
B. Strategi komunikasi pelaksanaan tindakan keperawatan
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi bu”
b. Validasi/evaluasi
“ bagaimana perasaannya hari ini ? apa ada yang membuat ibu marah lagi
kemarin ?”
c. Kontrak
“Bagaimana jika kita berbincang – bincang sekarang ? berapa lama bu kita mau
ber bicang – bincang ? bagaimana kalau 20 menit ?”
2. Fase kerja
“ibu tadi sudah dapat obat dari dokter ? berapa macam obat yang ibu minum ?
warnanya apa saja? Bagus, jam berapa ibu minum obat ? semua obatnya harus
diminum ya bu, nanti jika setelah ibu minum obat mulut ibu terasa kering, untuk
membantu mengatasinya ibu bisa minum air putih, bila terasa berkunang – kunang
sebaiknya ibu beristirhat dan jangan beraktivitas dulu ya bu. Nanti driumah sebelum
inum obat ibu lihat dulu label di kotak obatnya apakah sudah benar nama ibu tertulis
disitu, berapa dosis yang harus diminum, jam berapa saja harus di minum, baca juga
apakah nama obatnya sudah benar ? disini minta obat nya pada suster kemudian cek
lagiapakah sudah benar obatnya” jangan pernah berhenti minum obat sebelum
berkonsultasi dengan dokter ya bu, karena dapat terjadi kekambuhan” sekarang kita
masukkan waktu minum obat kedalam jadwal ya bu”
3. Fase terminasi
a. Evaluas subjektif dan objektif
“bagaimana bu perasaan nya setelah kita bercakap cakap tentang cara minum obat
yang benar ?
b. Tindak lanjut
“nah sudah berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari ? sekarang kita
tambahkan jadwal kegiatan minum obatnya ya bu, jangan lupa laksanakan
semuanya dengan teratur ya”
c. Kontrak yang akan datang
“waktu kita sudah habis, besok kita lihat sejauh mana ibu melaksanakan kegiatan
dan sejauh mana dapat mencegah rasa marah. Selamt siang bu, sampai jumpa”.