NIM : 201102120
KELOMPOK : 10 (SEPULUH)
T.A 2020/2021
KONSEP RESIKO PERILAKU KEKERASAN
A. Definisi
maka perilaku kekerasan dapat dilakukan secara verbal, diarahkan pada diri
sendiri,orang lain, dan lingkungan. Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam dua
2018).
A. Faktor predisposisi
1) Faktor biologis
B. Faktor psikologis
kekerasan.
diam (pasif agresif) dan kontrol sosial yang tidak pasti terhadap
perilaku kekerasan akan menciptaakan seolah-olah perilaku
kekerasan diterima.
D. Faktor prespitasi
ekonomi.
1. Mekanisme Koping
Menurut stuart dan laraia (2016), mekanisme koping yang dipakai pada
merayu, mencumbunya.
membenci orang tua merupakan hal yang tidak baik dan dikutuk oleh
melupakannya.
3) Tangan mengepal
4) Rahang mengatup
7) Pandangan tajam
9) Mengepalkan tangan
a. Penatalaksanaan
• Farmakologi:
perhatian
orang lain.
b. Pohon Masalah
Perilaku Kekerasan
Masalah keperawatan:
Data Subyektif :
Data Objektif :
Data Subyektif :
Data Obyektif
Data subyektif:
Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,
Data obyektif:
Ilmu.
Refika Aditama.
Carpenito, L.J. 2016. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta: EGC
Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC,
1999
Keliat Budi Ana, Gangguan Konsep Diri, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999
Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino
Gonohutomo, 2019
NIM : 201102120
KELOMPOK : 10 (SEPULUH)
T.A 2020/2021
DEFISIT PERAWATAN DIRI
A. Definisi
Perawatan Diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia
dalam memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan
kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi
kesehatannya. (Depkes, 2000 dalam Wibowo, 2019).
Poter, Perry (2005), dalam Anina (2019), mengemukakan
bahwa Personal Higiene adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis. Wahit Iqbal Mubarak (2017), juga mengemukakan bahwa
higiene personal atau kebersihan diri adalah upaya seseorang
dalam memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya untuk
memperolah kesejahteraan fisik dan psikologis.
Seseorang yang tidak dapat melakukan perawatan diri
dinyatakan mengalami defisit perawatan diri. Nurjannah (2004),
dalam Wibowo (2019), mengemukakan bahwa Defisit Perawatan
Diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas
perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting).
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000), dalam Anina(2019),
Kurang Perawatan Diri adalah kondisi dimana seseorang tidak
mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya.
Pasien yang mengalami gangguan jiwa kronik seringkali tidak
memperdulikan perawatan diri. Hal ini menyebabkan pasien
dikucilkan dalam keluarga dan masyarakat (Keliat, 2019).
Klien dengan gangguan jiwa hampir semuanya mengalami
defisit perawatan diri. Hal ini disebabkan karena ketidaktahuan dan
ketidakberdayaan yang berhubungan dengan keadaannya sehingga
terjadilah defisit perawatan diri (Muslim, 2016).
B. Jenis-jenis defisit perawatan diri
Menurut Nanda (2018), jenis perawatan diri terdiri dari:
a. Defisit perawatan diri: mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
mandi/beraktivitas perawatan diri untuk diri sendiri.
b. Defisit perawatan diri : berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitas berpakaian dan berhias untuk diri sendiri
c. Defisit perawatan diri : makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitas makan secara mandiri
d. Defisit perawatan diri : eliminasi/toileting
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitas eliminasi sendiri.
D. Predisposisi
a. Perkembangan Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan
klien sehingga perkembangan inisiatif terganggu
b. Biologis Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak
mampu melakukan perawatan diri
c. Kemampuan realitas turun Klien gangguan jiwa dengan
kemampuan realitas yang kurang menyebabkan
ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan
diri
d. Sosial Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan
diri lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan
kemampuan dalam perawatan diri
E. Presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi defisit perawatan diri
adalah kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau
perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga
menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
(Depkes, 2000, dalam Anina, 2019) Sedangkan Tarwoto dan
Wartonah (2000), dalam Anonim(2019), meyatakan bahwa
kurangnya perawatan diri disebabkan oleh :
a. Kelelahan fisik
b. Penurunan kesadaran
F. Rentang Respon
H. Mekanisme Koping
Mekanisme koping mempengaruhi respon individu dalam
menanggapi stressor meliputi status sosialekonomi, keluarga,
jaringan interpersonal, organisasi yang dinaungi oleh lingkungan
sosial yang lebih luas, juga menggunakan kreativitas untuk
mengekspresikan stress interpersonal seperti kesenian, musik, atau
tulisan (Stuart and Sundeen, 1998 dalam Lili Kadir, 2018).
DAFTAR PUSTAKA
Stuart, W. Gail. (2016). Keperawatan Kesehatan Jiwa. Singapore:
Elsevier
NIM : 201102120
KELOMPOK : 10 (SEPULUH)
T.A 2020/2021
KONSEP RESIKO PERILAKU KEKERASAN
C. Definisi
maka perilaku kekerasan dapat dilakukan secara verbal, diarahkan pada diri
sendiri,orang lain, dan lingkungan. Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam dua
2018).
E. Faktor predisposisi
2) Faktor biologis
F. Faktor psikologis
kekerasan.
diam (pasif agresif) dan kontrol sosial yang tidak pasti terhadap
perilaku kekerasan akan menciptaakan seolah-olah perilaku
kekerasan diterima.
H. Faktor prespitasi
ekonomi.
4. Mekanisme Koping
Menurut stuart dan laraia (2016), mekanisme koping yang dipakai pada
merayu, mencumbunya.
membenci orang tua merupakan hal yang tidak baik dan dikutuk oleh
melupakannya.
a. Penatalaksanaan
• Farmakologi:
perhatian
orang lain.
b. Pohon Masalah
Perilaku Kekerasan
Masalah keperawatan:
Data Subyektif :
Data Objektif :
Data Subyektif :
Data Obyektif
Data subyektif:
Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,
Data obyektif:
Ilmu.
Refika Aditama.
Carpenito, L.J. 2016. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta: EGC
Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC,
1999
Keliat Budi Ana, Gangguan Konsep Diri, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999
Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino
Gonohutomo, 2019
NIM : 201102120
KELOMPOK : 10 (SEPULUH)
T.A 2020/2021
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
RUANG RAWAT :-
I. Identitas Klien
Inisial/Nama : Indri
Tanggal Pengkajian : 25 November 2020
Umur : 19 Tahun
RM No :-
Informan : Klien Ibu Tio
II. Alasan Masuk: Tidak mau berinteraksi oleh orang lain selalu menyendiri
di kamar atau di kamar mandi, tidak mau berbicara, dan menedang
siapapun jika keinginanannya tidak dipenuhi.
Masalah Keperawatan :
Masalah Keperawatan :
5. Genogram
Laki- Laki =
Perempuan =
Menikah =
P Keturunan =
Masalah Keperawatan :
Masalah Keperawatan :
IV. FISIK
Jelaskan : jika klien sudah kambuh, maka klien merasa seluruh tubuhnya merasa
gatal kemudian klien menggaruk hingga luka.
Masalah Keperawatan:
V. PSIKOSOSIAL
1. Konsep Diri :
a. Gambaran diri: klien merasa bingung terhadap dirinya dan apa yang terjadi
pada dirinya.
b. Identitas : klien anak kedua dari tiga bersaudara dan perempuan satu-
satunya
e. Harga Diri: klien sangat tertutup dengan orang lain dan tidak mau
berkomunikasi dengan siapapun.
Masalah Keperawatan:
2. Hubungan Sosial:
a. Orang yang Berarti: Keluarga yaitu ayah, ibu, abang dan adik.
b. Peran serta dalam kegiatan Kelompok Masyarakat: klien tidak pernah ikut
dalam kegiatan masyarakat.
Masalah Keperawatan:
3. Spiritual:
1. Pengkajian
Tidak ✓ Penggunaan pakaian Cara pakaian tidak
Rapi tidak sesuai seperti biasanya
2. Pembicaraan
Jelaskan: sulit sekali membangun komunikasi dengan klien, jika di tanya hanya
senyum atau membisu, menunduk dan tidak pernah kontak mata.
Masalah Keperawatan:
3. Aktivitas Motorik
Jelaskan: mimik wajah berubah-ubah, dan saat duduk gelisah, selalu menunduk
dan tidak mau kontak mata.
Masalah Keperawatan:
4. Alam Perasaan :
Jelaskan : seperti tidak ada gairah untuk hidup normal, ditandai dengan saat
diwawancara hanya diam dan membisu.
Masalah Keperawatan :
4. Afek:
Jelaskan: Kadang klien dapat menjawab pertanyaan, kadang hanya diam, kadang
juga hanya senyum saja.
Masalah Keperawatan :
Jelaskan: saat wawancara tidak kontak mata, kadang diam saja, dan seperti
enggan menjawab.
Masalah Keperawatan :
6. Persepsi:
Pengecapan Penghirupan
Masalah Keperawatan :
7. Proses Pikir:
Masalah Keperawatan :
8. Isi Pikir:
Waham :
9. Tingkat Kesadaran
10. Disorientasi
Masalah Keperawatan:
11. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang Gangguan daya ingat jangka pendek
Masalah Keperawatan :
Masalah Keperawatan :
13. Kemampuan Peniaian
Jelaskan : -
Masalah Keperawatan : -
Mengingari penyakit yang diderita Menyalahkan hal hal yang di luar dirinya
Jelaskan : -
Masalah Keperawatan : -
Perawatan Uang
✓ ✓
Kesehatan
Jelaskan : untuk kebutuhan sehari hari masih ada yang di bantu dan masih ada
yang bisa dilakukan sendiri
Masalah Keperawatan :
2. Kegiatan Hidup Sehari-hari
a. Perawatan Diri
Bantuan Bantuan Bantuan
Bantuan
Minimal Total Minimal Total
Mandi ✓ Bab/Bak ✓
Makan ✓
Jelaskan : untuk mandi bisa dilakukan sendiri namun klien tidak mau mandi setiap
hari, jadi klien hanya mandi kapan klien mau.
Masalah Keperawatan :
b. Nutrisi
Ya
Tidak
✓
• Berat Badan :36Kg BB Tertinggi : 45Kg BB Terendah : 35Kg
• Diet Khusus : -
Jelaskan :-
Masalah Keperawatan :
c. Tidur
Ya Tidak
Jelaskan masalah keperawatan: klien kesulitan tidur hingga jam tidur pada
subuh hari kemudian bangun pada pukul 14.00 WIB
Masalah keperawatan:
5. Apakah klien menikmati saat bekerja, kegiatan yang menghasilkan atau hobi?
Ya Tidak
Jelaskan:
Masalah Keperawatan:
VIII. Mekanisme Koping
Adaptif Maladaptif
Lainnya Lainnya
Masalah keperawatan:-
Koping Obat-obatan
Lainnya
Masalah Keperawatan:
ANALISA DATA
Ruangan : -
SP III
1. Mengevaluasi
jadwal kegiatan
harian pasien
2. Memberikan
kesempatan
kepada klien
berkenalan
dengan dua orang
atau lebih
Menganjurk
memasukkan dalam
jadwal kegiatan
harian
FORMAT PENGKAJIAN RESUME
Ruangan : -
SP IV
S : Keluarga
mengatakan
pasien tidak
peduli terhadap
penampilannya O
:
Klien tampak
Segar
- Rambut terlihat
Rapi
- Wajah klien
tampak segar
dan bersih
A : Klien tidak
mampu
melakukan SP IV
dan Harus dalam
bimbingan
P:
- Menganjurk
an klien
untuk
memasukkan
dalam
jadwal
harian
- Berikan
reinforment
atas usaha
yang klien
lakukan
FORMAT PENGKAJIAN RESUME
Nama Klien : Nn I
Ruangan :-
4. Diskusikan dengan
klien seputar perilaku
kekerasan yang
dilakukan selama ini :
a. Diskusikan dengan
klien seputar perilaku
kekersan yang
dilakukan selama ini
b. Motivasi klien
menceritakan jenis-
jenis tindakan
kekerasan yang selama
ini pernah dilakukannya
diskusikan apakah
dengan kekerasan yang
dilakukannya ada
masalah yang dialami.
5. Diskusikan
dengan klien akibat
negatif atau kerugian
dari cara atau tindakan
kekerasan yang
dilakukan pada:
• Diri sendiri
• Orang lain/keluarga
Lingkungan
6. Diskusikan dengan
klien seputar :
a. Apakah klien mau
mempelajari cara
baru mengungkapkan
cara marah yang sehat
Jelaskan berbagai
alternatif pilihan untuk
mengungkapkan
kemarahan selain
perilaku kekerasan
yang diketahui
c. Jelaskan cara-cara
sehat untuk
mengungkapkan
kemarahan :
- Cara fisik :
Napas dalam ,pukul
kasur, olahraga
- Verbal :
Mengungkapkan bahwa
dirinya sedang
kesal kepada orang lain
- Sosial : Latihan asertif
dengan orang lain
- Spritual : Sembah
yang, meditasi, sesuai
dengan keyakinan
agama nya masing-
masing.
7a. Diskusi cara yang
mungkin dipilih serta
anjurkan klien memilih
cara yang mungkin
diterapkan untuk
mengungkapkan
kemarahannya
b. Latih klien
memperagakan cara
yang dipilih dengan
melaksanakan cara
yang dipilihnya
c. Jelaskan cara
manfaat tersebut
d. Anjurkan klien
menirukan peragaan
yang sudah dilakukan
e. Beri penguatan pada
pasien
PEMBIMBING KEPALA
RUANGAN
( ) ( )
DAFTAR JURNAL STASE JIWA