Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN “SENAM CERIA” PADA LANSIA DI RW 01

KEL. KAMPUNG RAWA KEC. JOHAR BARU

DISUSUN OLEH:
Agnes Berlina Printina 201716002
Bertina Liliana Sitio 201716007
Christina Angela 201716023
Hellen Tryani Mone Ke 201716013
Herniwaty Tambun 201716016
Irna Luisa Keo 201716018
Jerni Veronika Harianja 201716019
Julius Armentio M. T 201716020
June Ririn Mbeo 201716021
Junita E. Ginting 201716022
Magdalena Santi M. 201716027
Pamela Pelaca P. 201716042
Romes Rani Saragih 201716048
Sutrisno 201716053
Yosep Murlistio 201716059

PROGRAM PROFESI NERS S1 B KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SINT CAROLUS
JAKARTA PUSAT
2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kelompok usia lanjut merupakan bagian dari populasi yang beresiko sehingga
memerlukanperhatian secara khusus. Semakin bertambahnya penduduk usia lanjut,
bertambah pula populasi beresiko, yang memerlukan pelayanan kesehatan. Berbeda
dengan bagian populasi lain, populasi lanjut usia dimanapun selalu menunjukkan
morbiditas maupun mortalitas yang lebih tinggi dibanding populasi lain (Mubarak,
2009). Kondisi tersebut memerlukan upaya perawatan pada lansia sesuai dengan
kebutuhannya.
Menurut Azizah (2011) Usia lanjut dalam perjalanan hidupnya akan mengalami
segala keterbatasannya dalam masalah kesehatan. Hal tersebut diperkuat lagi dengan
pernyataan, bahwa kelompok lansia lebih banyak menderita penyakit yang
menyebabkan menurunnya kemampuan dalam melakukan aktivitas dibanding dengan
orang yang masih muda. Penurunan kondisi fisik dan aktivitas pada lansia
menyebabkan banyak lansia yang mengalami stress yang dapat juga berpengaruh
pada status kesehatan lansia. Apabila stres tidak diatasi maka akan berdampak bagi
kesehatan dan kualitas hidup lansia. Stres dapat diatasi dengan terapi farmakologis
dan terapi non farmakologis. Terapi farmakologis penanganan stres berupa obat anti
depresan dan anti cemas golongan benzodiazepam seperti alprazolam, yang dalam
penerapannya menyebabkan ketergantungan yang cukup besar. Terapi non
farmakologis penanganan stres salah satunya adalah senam otak. Senam otak dapat
dilakukan oleh segala usia, mulai dari anak-anak hingga lansia. Senam ini berupa
gerakan silang atau gerakan saling bergantian. Seseorang yang mengalami
peningkatan stres akan mengalami peningkatan adrenalin. Gerakan senam otak dalam
keadaan ini dapat mengurangi pelepasan adrenalin dan memberikan keadaan rileks
(Sari, Utama & Suarnata, 2015).
Untuk menjaga kesehatan baik fisik maupun mentalnya lansia harus melakukan
aktivitas atau kegiatan yang berguna bagi hidupnya. Lansia tidak boleh hanya duduk-
duduk, enak-enakan, dan semua dilayani orang lain, hal ini akan mendatangkan
penyakit dan penderitaan. Sehingga dapat menyebabkan para lansia tersebut cepat
meninggal dunia (Kuntjoro, 2012).
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan oleh perawat pada lansia di RW
01, Kelurahan Kelurahan Kampung Rawa, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat
ditemukan 20 orang lansia (21,97%) mengalami depresi ringan dan 5 orang (5.49%)
mengalami depresi sedang. Selain itu terdapat 41 orang lansia yang tidak mengikuti
posyandu lansia (37,31%), 16 orang lansia yang tidak memanfaatkan pelayanan
kesehatan (17,58%), dan 42 (46,15%) orang lansia yang menderita hipertensi dalam 6
bulan terakhir. Menurut hasil wawancara beberapa lansia mengatakan merasa bosan
saat dirumah tidak ada aktivitas rekreasi yang bisa dilakukan dan terdapat 2 kegiatan
rekreasi yaitu pengajian dan senam lansia setiap 1 bulan sekali. Berdasarkan hasil
FGD, didapatkan bahwa beberapa lansia masih melakukan pekerjaannya untuk
mengisi waktu luang agar tidak merasa bosan, beberapa lansia mengikuti jenis senam
lainnya selain senam lansia karena merasa kurang dengan kegiatan yang sudah
dilakukan serta menurut ibu RW tidak ada rencana program tambahan khusus lansia
selain senam lansia dan pengajian.
Berdasarkan data diatas, perawat tertarik untuk melakukan kegiatan senam ceria
yang didalamnya terdapat senam Gemufamire dan senam otak sehingga dapat
mengurangi stres atau depresi, mengurangi pelepasan adrenalin dan memberikan
keadaan rileks (Sari, Utama & Suarnata, 2015).

1.2 MASALAH KEPERAWATAN


Masalah keperawatan/ diagnosa keperawatan yang muncul yaitu:
ketidakefektifan koping pada lansia di RW 01 Kelurahan Kampung Rawa Johar Baru
Jakarta Pusat
1.3 RENCANA KEPERAWATAN

1. Tujuan Umum:
Menurunkan angka depresi pada lansia di RW 01 dari 27% menjadi 20%
dalam waktu 2 bulan.
2. Tujuan Khusus :
a. Lansia mampu melakukan senam ceria untuk mengurangi depresi
b. Lansia memahami pentingnya melakukan aktivitas senam otak untuk
mencegah peningkatan depresi pada lansia

1.5 RANCANGAN KEGIATAN


1. Topik : “Jalani Masa Tua dengan Bahagia”
2. Jenis kegiatan yang dilaksanakan : Senam Otak dan Senam Gemufamire
3. Tujuan Aktivitas : Lansia menikmati kegiatan senam sehingga dapat
menuurnkan tingkat depresi pada lansia
4. Sasaran dan target
Sasaran: Lansia aktif mengikuti senam ceria
Target: 91 lansia yang dibagi dalam 2 hari
5. Metode
- Ceramah
- Pelaksanaan Senam Otak dan Senam Gemufamire
6. Media
- Music : Lagu Lagi Syantik dan Lagu Maumere
- Sound system
- LCD
- Laptop
7. Waktu
Hari/tanggal : Jumat, 2 November 2018 dan Jumat, 9 November 2018
Waktu : 08.00 - 08.45
8. Tempat : PUI RW 01 Kelurahan Kampung Rawa, Johar Baru
9. Strategi Pelaksanaan
a. Susunan Acara
No Kegiatan Waktu
1 Pembukaan :
- Perkenalan 08.00
- Penjelasan tujuan 08.00
- Doa 08.05
2 Acara Inti :
- Penyuluhan 08.05
- Pemutaran video 08.10
- Pelaksanaan senam 08.35
3 Penutup :
- Evaluasi 08.40
- Kesimpulan 08.45
- Doa 08.45

b. Setting Kegiatan
Keterangan:
: MC
: Penyuluh
: Leader
: Doa
: Pserta
: Observer
: Fasilitator
: Opreter

c. Pengorganisasian kelompok
1) MC (Romes R. Saragih & Bertina Liliana Sitio)
Tugas: membuka acara & menyampaikan tujuan
2) Leader (Jerni Veronika & Herniwaty Tambun)
Tugas: memimpin jalannya senam
3) Penyuluh (June Ririn Mbeo & Sutrisno)
Tugas : memberikan penyuluhan terkait depresi pada lansia
4) Operator (Christina Angela & Irna Luisa Keo)
Tugas: bertanggung jawab terhadap semua media selama kegiatan
5) Observer (Hellen Tryani Mone Ke, Magdalena Santi & Julius Armentio)
Tugas: mengobservasi jalannya acara, mengingatkan presentan bila terjadi
penyimpangan acara, memberi laporan masukan dari kegiatan diskusi,
membuat catatan tentang hal – hal yang terjadi selama acara berlangsung
6) Fasilitator (Yosep Murlistyo & Pamela Pelaca)
Tugas : memfasilitasi jalannya acara senam
7) Konsumsi (Agnes Berlina Printina)
Tugas : menyiapkan konsumsi bagi peserta
8) Dokumentasi (Junita Ginting)
Tugas : mendokumentasi seluruh kegiatan
d. Kriteria Evaluasi
1) Evaluasi struktur
 Laporan pendahuluan telah dibuat dan disetujui oleh pembimbing.
 Waktu, tempat dan sasaran kegiatan telah disepakati oleh pihak terkait.
 Membuat undangan dan menyebarkan undangan
 Tersedia alat bantu dan media untuk kegiatan
 Melakukan simulasi
2) Evaluasi proses
 Acara dimulai tepat waktu yaitu 08.00
 100 % Lansia yang menjadi peserta mengikuti senam ceria dari awal
hingga akhir penyuluhan
 100 % Lansia yang menjadi peserta terlibat aktif dalam kegiatan dari
awal hingga akhir.
3) Evaluasi hasil
 Lansia mengungkapkan kegembiraan setelah mengikuti senam
 100 % lansia mampu mengikuti gerakan yang yang diajarkan
 3 dari 91 lansia mampu menjawab pertanyaan yang diberikan
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 DEPRESI PADA LANSIA


1. Definisi
Seiring bertambahnya usia, penuaan tidak dapat dihindarkan dan terjadi
perubahan keadaan fisik, selain itu para lansia mulai kehilangan pekerjaan,
kehilangan tujuan hidup, kehilangan teman, risiko terkena penyakit, terisolasi
dari lingkungan, dan kesepian. Hal tersebut dapat memicu terjadinya
gangguan mental. Menurut WHO (World Health Organization), depresi
merupakan suatu gangguan mental umum yang ditandai dengan mood
tertekan, kehilangan kesenangan atau minat, perasaan bersalah atau harga diri
rendah, gangguan makan atau tidur, kurang energi, dan konsentrasi yang
rendah (WHO, 2010).
2. Penyebab
Etiologi diajukan para ahli mengenai depresi pada usia lanjut adalah:
- Polifarmasi
Terdapat beberapa golongan obat yang dapat menimbulkan depresi, antara
lain: analgetika, obat antiinflamasi nonsteroid, antihipertensi, antipsikotik,
antikanker, ansiolitika, dan lain-lain.
- Kondisi medis umum
Beberapa kondisi medis umum yang berhubungan dengan depresi adalah
gangguan endokrin, neoplasma, gangguan neurologis, dan lain-lain.
- Teori neurobiologi
Para ahli sepakat bahwa faktor genetik berperan pada depresi lansia. Pada
beberapa penelitian juga ditemukan adanya perubahan neurotransmiter
pada depresi lansia, seperti menurunnya konsentrasi serotonin,
norepinefrin, dopamin, asetilkolin, serta meningkatnya konsentrasi
monoamin oksidase otak akibat proses penuaan. Atrofi otak juga
diperkirakan berperan pada depresi lansia.
- Teori psikodinamik
Elaborasi Freud pada teori Karl Abraham tentang proses berkabung
menghasilkan pendapat bahwa hilangnya objek cinta diintrojeksikan ke
dalam individu tersebut sehingga menyatu atau merupakan bagian dari
individu itu. Kemarahan terhadap objek yang hilang tersebut ditujukan
kepada diri sendiri. Akibatnya terjadi perasaan bersalah atau menyalahkan
diri sendiri, merasa diri tidak berguna, dan sebagainya.
- Teori kognitif dan perilaku
Konsep Seligman tentang learned helplessness menyatakan bahwa
terdapat hubungan antara kehilangan yang tidak dapat dihindari akibat
proses penuaan seperti keadaan tubuh, fungsi seksual, dan sebagainya
dengan sensasi passive helplessness pada pasien usia lanjut.
- Teori psikoedukatif
Hal-hal yang dipelajari atau diamati individu pada orang tua usia lanjut
misalnya ketidakberdayaan mereka, pengisolasian oleh keluarga, tiadanya
sanak saudara ataupun perubahan-perubahan fisik yang diakibatkan oleh
proses penuaan dapat memicu terjadinya depresi pada usia lanjut.
3. Tanda dan gejala (Irawan, 2013)
a. Perubahan fisik
o Perubahan nafsu makan sehingga berat badan turun (lebih dari 5% dari
berat badan bulan terakhir)
o Gangguan tidur berupa gangguan untuk memulai tidur, tetap tertidur,
atau tidur terlalu lama
o Jika tidur, merasa tidak segar dan lebih buruk di pagi hari
o Penurunan energi dengan perasaaan lemah dan kelelahan fi sik
o Beberapa orang mengalami agitasi dengan kegelisahan dan bergerak
terus
o Nyeri, nyeri kepala, dan nyeri otot dengan penyebab fi sik yang tidak
diketahui
o Gangguan perut, konstipasi
b. Perubahan pemikiran
o Pikiran kacau, melambat dalam berpikir, berkonsentrasi, atau sulit
mengingat informasi
o Sulit dan sering menghindari mengambil keputusan
o Pemikiran obsesif akan terjadi bencana atau malapetaka
o Preokupasi atas kegagalan atau kekurangan diri menyebabkan
kehilangan kepercayaan diri
o Menjadi tidak adil dalam mengambil keputusan
o Hilang kontak dengan realitas, dapat menjadi halusinasi (auditorik) atau
delusi
o Pikiran menetap tentang kematian, bunuh diri, atau mencoba melukai
diri sendiri
c. Perubahan perasaan
o Kehilangan minat dalam kegiatan yang dulu merupakan sumber
kesenangan
o Penurunan minat dan kesenangan seks
o Perasaan tidak berguna, putus asa, dan perasaan bersalah yang besar
o Tidak ada perasaan
o Perasaan akan terjadi malapetaka
o Kehilangan percaya diri
o Perasaan sedih dan murung yang lebih buruk di pagi hari
o Menangis tiba-tiba, tanpa alasan jelas
o Iritabel, tidak sabar, marah, dan perasaan agresif
d. Perubahan perilaku
o Menarik diri dari lingkungan sosial, kerja, atau kegiatan santai
o Menghindari mengambil keputusan
o Mengabaikan kewajiban seperti pekerjaan rumah, berkebun, atau
membayar tagihan
o Penurunan aktivitas fi sik dan olahraga
o Pengurangan perawatan diri seperti perawatan diri dan makan
o Peningkatan penggunaan alkohol atau obat-obatan

4. Damapak depresi pada lansia


Pada usia lanjut depresi yang berdiri sendiri maupun yang bersamaan dengan
penyakit lain hendaknya ditangani dengan sungguh-sungguh karena bila tidak
diobati dapat memperburuk perjalanan penyakit dan memperburuk prognosis.
Pada depresi dapat dijumpai hal-hal seperti di bawah ini :
- Depresi dapat meningkatkan angka kematian pada pasien dengan
penyakit kardiovaskuler
- Pada depresi timbul ketidakseimbangan hormonal yang dapat
memperburuk penyakit kardiovaskular. (Misal: peningkatan hormon
adrenokortikotropin akan meningkatkan kadar kortisol).
- Metabolisme serotonin yang terganggu pada depresi akan menimbulkan
efek trombogenesis.
- Perubahan suasana hati (mood) berhubungan dengan gangguan respons
imunitas termasuk perubahan fungsi limfosit dan penurunan jumlah
limfosit.
- Pada depresi berat terdapat penurunan aktivitas sel natural killer.
- Pasien depresi menunjukkan kepatuhan yang buruk pada program
pengobatan maupun rehabilitasi.

5. Penanganan depresi pada lansia


a. Mengikuti kegiatan kerohanian
b. Bersosialisasi bersama teman sebaya
c. Managemen stres
d. Aktif dalam berbagai kegiatan dan aktivitas (mengikuti senam)
2.2 SENAM CERIA
1. Senam Otak
a. Definisi Senam Otak
Senam otak merupakan serangkaian aktivitas sederhana yang di desain untuk
mengkoordinasi fungsi otak melalui keterampilan gerak. Senam otak
berfungsi sebagai semacam alat bantu yang mandiri yang mudah dan efektif
(Widianti dalam Aminudin, 2015). Senam otak merupakan gerakan sederhana
yang menyenangkan dan mampu meningkatkan kemampuan otak dengan
menggunakan keseluruhan otak (Yayuk dalam Aminudin, 2015).
b. Manfaat Senam Otak
Stress dapat diatasi dengan terapi farmakologis dan terapi non
farmakologis. Terapi farmakologis penganganan stress berupa obat anti
depresan dan anti cemas golongan benzodiazepam seperti alprazolam, yang
dalam penerapannya menyebabkan ketergantungan yang cukup besar. Terapi
non farmakologis penanganan stress salah satunya adalah senam otak.
Tiap gerakan pada senam otak memiliki manfaat yang berbeda, namun
secara keseluruhan gerakan senam otak bertujuan untuk meningkatkan kinerja
otak. Gerakan pada senam otak dibuat untuk menstimulasi, meringankan, atau
merelaksasi (Aminudin, 2015). Meski sederhana senam otak mampu
memudahkan kegiatan belajar dan melakukan penyesuaian terhadap
ketegangan, tantangan, dan tuntutan hidup sehari-hari. Selain itu senam otak
juga bisa mengoptimalkan perkembangan dan potensi otak serta
meningkatkan kemampuan berbahasa dan daya ingat. Pada lansia, penurunan
kemampuan otak dan tubuh membuat tubuh mudah jatuh sakit, pikun dan
frustasi. Meski demikian, penurunan ini bisa diperbaiki dengan melakukan
senam otak (Guslinda, 2013).
Senam otak juga merupakan sebuah usaha alternative alami yang sehat
untuk menghadapi ketegangan dan menghadirkan relaksasi dalam kehidupan
sehari-hari. Senam otak bertujuan untuk meningkatkan rasa percaya diri,
menguatkan motivasi, merangsang otak kiri dan kanan, dan dapat
meningkatkan fungsi kognitif (Andri, 2013). Kegiatan senam otak ditujukan
untuk merelaksasi dimensi pemusatan, menstimulasi (dimensi lateralis), dan
meringankan (dimensi pemfokusan). Dengan senam otak, diharapkan lansia
dapat mengalami peningkatan fungsi kognitif serta lebih bersemangat dan
ceria (Dennison, 2010).
c. Prinsip Senam Otak
Prinsip senam otak adalah mengaktifkan 3 dimensi otak, dimensi
pemusatan dapat meningkatkan aliran darah ke otak, meningkatkan
penerimaan oksigen, sehingga dapat membersihkan otak, dimensi lateralis
akan menstimulasi koordinasi kedua belahan otak yaitu otak kiri dan otak
kanan (memperbaiki pernapasan, stamina, melepaskan ketegangan, dan
mengurangi kelelahan), dimensi pemfokusan untuk membantu melepaskan
hambatan fokus dari otak (memperbaiki kurang perhatian, kurang konsentrasi
(Anton, 2010).
d. Anjuran Sebelum Senam Otak
Senam otak dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja, dan dimana
saja. Namun sebelum melakukan rangkaian gerakan senam otak dianjurkan
terlebih dahulu meminum air, karena air adalah unsur pembawa energy listrik.
Air mengandung mineral, dan membantu memperlancar peredaran darah dan
oksigen ke seluruh tubuh. Kekurangan air akan membuat otot meregang
sehingga tubuh tidak merasa nyaman (Widianti, 2010).
Air merupakan pembawa energi listrik yang sangat baik. Dua per tiga
tubuh manusia terdiri dari air. Semua aksi listrik dan kimia dari otak serta
system pusat saraf tergantung pada aliran arus listrik antara otak dan organ
sensorik yang dimudahkan oleh air. Air sangat penting agar system jaringan
limfoid tubuh berfungsi dengan baik. Minum air yang cukup dapat
meningkatkan konsentrasi (mengurangi kelelahan mental), memaksimalkan
kemampuan bergerak dan berpartisipasi, memaksimalkan koordinasi mental
dan fisik (mengurangi berbagai kesulitan yang berhubungan dengan
perubahan neurologis), melepaskan stress serta memaksimalkan kemampuan
komunikasi dan ketrampilan sosial (Dennison, 2010)
2. Senam Lansia (Senam Gemufamire)
a. Definisi
Senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta
terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia yang dilakukan dengan maksud
meningkatkan kemampuan fungsional raga untuk mencapai kemampuan
fungsional raga untuk mencapai tujuan (Sasmita, 2016).
Program senam lansia bertujuan sebagai tindakan preventif demi menjaga
kesehatan dan kesejateraan lansia yang artinya bebas atau terhindar dari
penyakit fisik dan mental seperti depresi. Senam lansia merupakan rangkaian
gerak yang dirancang khusus bagi para lansia dimana gerakan senam lansia
tidak high impact tetapi low impact yang menrupakan rangkaian gerakan
kegiatan sehari-hari dengan dipadukan music yang lembut sehingga
menimbulkan suasana yang rilex (Mea Lu, dkk., 2014).
b. Manfaat senam lansia
Menurut Mariam (2011), manfaat melakukan senam secara teratur dan benar
dalam jangka waktu yang cukup adalah sebagai berikut:
 Mempertahankan atau meningkatkan taraf kesegaran jasmani yang baik
 Memperlambat proses degenerative karena perubahan usia.
 Meningkatkan daya tahan tubuh
 Membentuk kondisi fisik (kekuatan otot, kelenturan, keseimbangan,
ketahanan dan kecepatan).
 Membentuk berbagai sikap kejiwaan (membentuk keberanian,
kepercayaan diri, kesiapan diri, dan kesanggupan kerja sama).
 Meningkatkan kesehatan mental, mengurangi ketegangan dan stress.
 Memupuk rasa tanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri dan
masyarakat
 Memberikan rangsangan bagi saraf-saraf yang lemah
c. Jenis senam lansia
Menurut Sumosardjono (2014), jenis-jenis senam lansia yang biasa
diterapkan, meliputi:
 Senam kebugaran lansia
 Senam otak
 Senam osteoporosis
 Senam hipertensi
 Senam diabetes mellitus
 Olahraga rekreatif/jalan santai
LAMPIRAN 1

DAFTAR HADIR “SENAM CERIA”

NO NAMA RT TTD
1

10

11

12
13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26
27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40
41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

Anda mungkin juga menyukai