DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
A. Latar Belakang
Lansia dapat dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur
kehidupan manusia. Proses menjadi lansia merupakan proses alamiah yang dapat
terjadi pada setiap orang (Wahyu, Santoso and Bimbingan, 2013). Dimana keadaan
yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan
terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya
kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual. Aspek yang
juga mengalami penurunan secara degeneratif adalah fungsi kognitif (kecerdasan
atau pikiran) (Qotifah, 2017).
Pertambahan usia dan peningkatan prevalensi penyakit tidak menular,
merupakan faktor utama penyebab penurunan fungsi kognitif yang kelak akan
meningkatkan penyakit demensia pada kelompok lansia. Badan Pusat Statistik
(BPS) melaporkan bahwa terdapat 29,3 juta penduduk lanjut usia (lansia) di
Indonesia pada 2021. Angka ini setara dengan 10,82% dari total penduduk di
Indonesia. Jumlah lanjut usia (Lansia) yang terus meningkat dapat menjadi aset
bangsa bila sehat dan produktif. Namun lansia yang tidak sehat dan tidak mandiri
akan berdampak besar terhadap kondisi sosial dan ekonomi bangsa. Kesehatan
manusia usia lanjut perlu mendapatkan perhatian khusus agar hidup secara
produktif sesuai dengan kemampuannya sehingga dapat ikut serta berperan aktif
dalam pembangunan (Dennison, Paul E & Dennison, Gail E. 2006).
Proses menua dalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal wajar dan
akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai umur panjang, hanya lambat
ceptnya proses tersebut bergantung pada masing-masing individu. Berdasarkan UU
No. 13 Tahun 1998 dikatakan bahwa batasan lanjut usia adalah pada umur 60
tahun, terjadi proses penuaan secara ilmiah. Hal ini akan menimbulkan masalah
fisik, mental, ekonomi dan spikologis. Sebagian besar klien usia lanjut mengeluh
mengalami nyeri dan sakit/pegal-pegal pada ekstremitas bawah. Kondisi yang
masih baik ini tentunya perlu dipertahankan dan dilakukan tindakan pencegahan
untuk menjaga kesehatan kognitif maupun mencegah keluhan fisik. Oleh karena
perlu untuk mengadakan penyuluhan yang bertujuan untuk menjaga kesehatan dan
meningkatkan derajat kesehatan termasuk fungsi kognitif dan kesehatan fisik
(Dennison, Paul E & Dennison, Gail E. 2006).
Senam otak merupakan serangkaian latihan berbasis gerakan tubuh sederhana
dimana gerakan dibuat untuk merangsang otak kiri dan kanan. Meringankan atau
merelaksasi belakang otak dan bagian depan otak. Merangsang system yang terkait
dengan perasaan/emosional, yakni otak tengah dan otak besar. Senam otak dapat
dilakukan dengan gerakan sederhana sambil melakukan kegiatan sehari-hari
(Pranata, Indaryati & Fari., 2020).
Porsi latihan yang tepat yaitu sekitar 10-15 menit, sebanyak 2-3 kali dalam
sehari hasilnya bisa segera diketahui setelah melakukan latihan secara teratur
salaam 2 minggu berturut-turut. Latihan yang dilakukan secara teratur akan
memperlihatkan hasil yang optimal. Terapi senam otak yang dilakukan selama 2 x
sehari dalam 15 menit selama 3 bulan secara teratur dapat mengurangi terjadinya
penurunan fungsi kognitif. Melakukan senam otak secara rutin dapat meningkatkan
kualitas hidup lansia (Mukharomah et al., 2022).
Berdasarkan penelitian dari Aisyatu Al-Finatunni’mah dkk Salah satu upaya
pencegahan penurunan kognitif pada demensia pada lansia adalah dengan
melakukan senam otak. Metode yang digunakan yaitu studi deskriptif dengan
pendekatan proses asuhan keperawatan pada dua lansia sebagai subjek studi. Fungsi
kognitif diukur dengan menggunakan instrumen Mini Mental State Exam (MMSE).
Hasil studi menunjukkan senam otak dapat meningkatkan fungsi kognitif pada
lansia demensia yang ditunjukkan dengan peningkatan skor MMSE pada kedua
subjek studi. Setelah dilakukan intervensi senam otak selama seminggu, skor
MMSE meningkat dengan kisaran 0-16. Intervensi senam otak ini dapat
direkomendasikan secara teratur bagi lansia agar dapat meningkatkan fungsi
kognitif secara optimal. Penelitian lain dari Lilik Pranata dkk, hasil yang capai
dengan mengunakan intrument MMSE terdapat peningkatan fungsi kognitif pada
lansia, setalah di dampingi dalam senam otak (Dennison, Paul E & Dennison, Gail
E. 2006).
Berdasarkan hasil pengkajian pada lansia secara umum di Puskesmas Putri Ayu
terdapat 51 lansia yang datang melakukan pemeriksaan. Dari 51 lansia yang datang
melakukan pemeriksaan terdapat 45 lansia yang masih memiliki fisik yang baik,
sehat dan kemampuan aktifitas pada tingkat mandiri, dan masih memiliki
kemampuan kognitif yang baik, belum ditemukan tanda-tanda kepikunan ataupun
demensia. Namun sebagian besar kelayan mengeluh mengalami nyeri dan
sakit/pegal-pegal pada ekstremitas bawah. Kondisi kelayan yang masih baik ini
tentunya perlu dipertahankan dan dilakukan tindakan pencegahan untuk menjaga
kesehatan kognitif maupun mencegah keluhan fisik dari kelyaan. Oleh karena itu,
dipandang perlu untuk mengadakan terapi modalitas lansia yang bertujuan untuk
menjaga kesehatan dan meningkatkan derajat kesehatan termasuk fungsi kognitif
dan kesehatan fisik (Dennison, Paul E & Dennison, Gail E. 2006).
Senam otak merupakan temuan baru yang sudah dibuktikan melalui penelitian
dapat digunakan sebagai upaya pencegahan atau dapat mengatasi masalah
kesehatan kognitif, mencegah demensia, sehingga senam otak merupakan topik
yang menarik untuk dilakukan pada acara terapi modalitas lansia bersama dengan
lansia yang melakukan pemeriksaan di Puskesmas Putri Ayu. Berdasarkan latar
belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan kegiatan dikarenakan
penurunan fungsi kognitif pada lansia dapat diminimalisir dengan adanya program
kegiatan lansia berupa penyuluhan “Terapi Kognitif : Senam Otak pada Lansia”.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukannya penyuluhan Terapi Kognitif : Senam Otak pada Lansia,
diharapkan lansia dapat menyeimbangkan kemampuan beraktivitas dan berpikir
pada saat yang bersamaan.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukannya penyuluhan selama 30 menit diharapkan lansia mampu :
a. Mengetahui definisi fungsi kognitif pada lansia
b. Mengetahui perubahan kognitif pada lansia
c. Mengetahui faktor yang mempengaruhi fungsi kognitif lansia
d. Mengetahui pencegahan lansia dalam mempertahankan fungsi kognitif
e. Mengetahui definisi senam otak
f. Mengetahui manfaat senam otak
g. Mengetahui tujuan senam otak.
C. Rencana Kegiatan
1. Nama Kegiatan
Penyuluhan Terapi Kognitif : Senam Otak Pada Lansia.
2. Sasaran
10 orang lansia di Poli Lansia Puskesmas Putri Ayu.
3. Metode
a. Diskusi dan tanya jawab
b. Ceramah
4. Media
a. Leaflet
b. Lembar balik.
5. Alat
a. Kursi.
D. Pengorganisasian Kegiatan
1. Tim Pelaksana
a. Pembimbing Akademik : Ns. Lisa Anita Sari, M.N.S.
b. Penyuluh : Ambarwati
c. Moderator : Sri Mulyani
d. Observer : Sorcha Ophelia Nanda
e. Fasilitator : - Eva Daya Nababan
- Fiqri Gumilang
- Henni Ramadhani Safitri
- Anisa
- Fitra Ayda Ningsih
f. Dokumentasi : Wahyu Eka Saputri
2. Uraian Tugas
a. Moderator
Uraian Tugas :
1. Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim pada peserta.
2. Mengatur proses dan lama penyuluhan.
3. Memimpin jalannya penyuluhan dan menutup acara penyuluhan.
b. Penyuluh
Uraian Tugas :
1. Mengkaji tingkat pengetahuan peserta tentang materi.
2. Menyampaikan materi dengan bahasa yang jelas dan mudah dipahami.
3. Memberikan reinforcement positif.
4. Menjawab pertanyaan peserta.
c. Observer
Uraian Tugas :
1. Mengamati jalannya kegiatan.
2. Mengevaluasi kegiatan.
3. Mengamati dan mencatat perilaku verbal dan non-verbal peserta.
4. Membuat laporan hasil kegiatan penyuluhan.
d. Fasilitator
Uraian Tugas:
1. Bersama moderator menjalin kerja sama menyajikan materi penyuluhan.
2. Memotivasi peserta kegiatan dalam bertanya.
3. Memotivasi peserta dalam mengikuti penyuluhan.
4. Menyiapkan alat.
e. Dokumentasi
Uraian Tugas:
1. Bertanggung jawab dalam pendokumentasian kegiatan berlangsung.
2. Bertanggungjawab dalam publikasi hasil kegiatan.
3. Setting Tempat
Keterangan :
: Peserta
: Moderator
: Penyuluh
: Fasilitator
: Observer
: Dokumentasi
E. Uraian Kegiatan
Tahapan
No Kegiatan Pemateri Kegiatan Peserta
Waktu
1. 5 menit Pembukan:
1. Membuka kegiatan dengan 1. Menjawab salam
mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan dari 3. Mendengarkan
penyuluhan
4. Menyebutkan materi yang 4. Mendengarkan
akan diberikan
5. Menjelaskan kontrak waktu. 5. Menyetujui kontrak waktu
2. 20 Menit Pelaksanaan:
1. Menggali pengetahuan klien
1. Menjawab pertanyaan
tentang senam otak
2. Menjelaskan definisi fungsi
2. Memperhatikan
kognitif pada lansia
3. Menjelaskan perubahan
3. Memperhatikan
kognitif pada lansia
4. Menjelaskan faktor yang
4. Memperhatikan
mempengaruhi fungsi kognitif
lansia
5. Menjelaskan pencegahan
5. Memperhatikan
lansia dalam mempertahankan
fungsi kognitif
6. Menjelaskan definisi senam
6. Memperhatikan
otak
7. Menjelaskan manfaat senam
7. Memperhatikan
otak
8. Menjelaskan tujuan senam
8. Memperhatikan
otak.
3. 5 menit Penutup:
1. Membuka sesi bertanya 1. Bertanya
2. Meminta peserta untuk 2. Menjawab pertanyaan
menyebutkan kembali terkait
materi yang sudah
disampaikan.
3. Menyimpulkan materi 3. Memperhatikan
4. Menutup acara dengan ucapan 4. Menjawab salam
terimakasih dan salam
penutup.
F. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Audiens dapat mengikuti kegiatan sesuai dengan rencana dan tepat waktu
b. Audiens tidak meninggalkan ruangan pada saat kegiatan berlangsung
c. Kondisi lingkungan mendukung untuk melaksanakan kegiatan
d. Leader dan lainnya berperan sebagaimana mestinya.
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah dibuat
b. Audiens berpartisipasi aktif selama kegiatan berlangsung
c. Audiens mempraktekkan senam gerak latih otak dengan benar
d. Pemateri dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal sampai akhir
e. Moderator membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan
f. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan
g. Fasilitator melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab antisipasi masalah.
h. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan
i. Dokumentasi mendokumentasikan kegiatan yang berlangsung
j. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal sampai akhir.
3. Evaluasi Hasil
a. 30% lansia yang hadir pada saat kegiatan mampu menyebutkan definisi
fungsi kognitif pada lansia
b. 30% lansia yang hadir pada saat kegiatan mampu menyebutkan perubahan
kognitif pada lansia
c. 30% lansia yang hadir pada saat kegiatan mampu menyebutkan faktor yang
mempengaruhi fungsi kognitif lansia
d. 30% lansia yang hadir pada saat kegiatan mampu menyebutkan pencegahan
lansia dalam mempertahankan fungsi kognitif
e. 30% lansia yang hadir pada saat kegiatan mampu menyebutkan definisi
senam otak
f. 30% lansia yang hadir pada saat kegiatan mampu menyebutkan manfaat
senam otak
g. 30% lansia yang hadir pada saat kegiatan mampu menyebutkan tujuan senam
otak.
MATERI TERAPI KOGNITIF : SENAM OTAK PADA LANSIA