Pembimbing Klinik:
Ns. Ana, S.Kep
Pembimbing Akademik :
Ns. Luri Mekeama, S.Kep., M.Kep
Ns. Yulia Indah Permata Sari, S.Kep., M.Kep
Disusun oleh:
MEBI ULANDARI PUTRI
G1B223044
KONSEP LANSIA
1. Pengertian
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua
bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur
mengakibatkan perubahan kumulatif, merupakan proses menurunnya daya
tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh
(Kholifah, 2016).
Lansia dapat juga diartikan sebagai menurunnya kemampuan jaringan
untuk memperbaiki diri dan mempertahankan struktur serta fungsi normalnya,
sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (Darmojo, 2015).
2. Klasifikasi
Menurut WHO (2013), klasifikasi lansia adalah sebagai berikut:
a Usia pertengahan (middle age), yaitu kelompok usia 45-54 tahun
b Lansia (elderly), yaitu kelompok usia 55-65 tahun
c Lansia muda (young old), yaitu kelompok usia 66-74 tahun
d Lansia tua (old), yaitu kelompok usia 75-90 tahun
e Lansia sangat tua (very old), yaitu kelompok usia lebih dari 90 tahun.
3. Perubahan yang Terjadi Pada Lansia
Menurut Nugroho (2017) perubahan akibat proses menua ada 4 yaitu
perubahan fisik dan fungsi, perubahan mental, perubahan psikososial dan
perubahan spiritual:
1) Perubahan Fisik dan Fungsi
a) Sel terjadi perubahan menjadi lebih sedikit jumlahnya dan lebih besar
ukurannya, serta berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya
intraseluler.
b) Sistem persyarafan terjadi perubahan berat otak 10-20%, lambat
dalam respon dan waktu untuk bereaksi serta mengecilnya syaraf
c) Sistem pendengaran terjadi perubahan hilangnya daya pendengaran
d) pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada
yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50%
terjadi pada usia di atas umur 65 tahun.
e) Sistem penglihatan terjadi perubahan hilangnya respon terhadap sinar,
kornea lebih terbentuk spesies, lensa lebih suram sehingga menjadi
katarak yang menyebabkan gangguan penglihatan, hilangnya daya
akomodasi, meningkatnya ambang pengamatan sinar, daya adaptasi
terhadap kegelapan lebih lambat dan susah melihat dalam cahaya
gelap, menurunnya lapang pandang sehingga luas pandangnya
berkurang luas.
f) Sistem kardiovaskuler terjadi penurunan elastisitas dinding aorta,
katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung
memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun,
hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volume.
g) Sistem pengaturan suhu: hipotalamus dianggap berkerja segagai
sesuatu thermostat yaitu menetapkan suhu tertentu, kemunduran
terjadi berbagai faktor yang mempengaruhi yang sering di temui
temperatur tubuh menurun, keterbatasan reflex menggigil dan ridak
dapat memproduksi panas.
h) Sistem pernapasan: otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan
menjadi kaku, menurunnya aktifitas dari sila, paru-paru kehilangan
elastisitas.
i) Sistem integument/ kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan
jaringan lemak, permukaan kulit kasar dan bersisik, kulit kepala dan
rambut menipis kelabu, rambut dalam hidung dan telinga menebal.
j) Sistem Genitouriinaria/ Perkemihan terjadi perubahan antara lain
ginjal yang merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme
tubuh melalui urine, darah masuk ke ginjal disaring oleh satuan (unit)
terkecil dari ginjal yang disebut nefron (tempatnya di glomerulus).
Kemudian mengecil dan nefron menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal
menurun sampai 50% sehingga fungsi tubulus berkurang.
k) Sistem endokrin / metabolik pada lansia terjadi perubahan seperti
produksi hampir semua hormon menurun.
l) Sistem muskuloskeletal terjadi perubahan seperti tulang kehilangan
cairan dan rapuh, kifosis, penipisan dan pemendekan tulang,
persendian membesar dan kaku, tendon mengkerut dan mengalami
sclerosis, atropi serabut otot sehingga gerakan menjadi lamban, otot
mudah kram dan nyeri pada sendi serta terjadi tremor.
2) Perubahan Mental
Perubahan dalam bidang mental atau psikis pada lanjut usia dapat
berupa sikap yang semakin egosentrik, mudah curiga, serta bertambah
pelit atau tamak jika memiliki sesuatu.
3) Perubahan Psikososial
Perubahan psikososial yaitu nilai pada seseorang yang sering diukur
melalui produktivitas dan identitasnya dengan peranan orang tersebut
dalam pekerjaan. Ketika seseorang sudah pensiun, maka yang dirasakan
adalah pendapatan berkurang, kehilangan status jabatan, kehilangan relasi
dan kehilangan kegiatan, sehingga dapat timbul rasa kesepian akibat
pengasingan dari lingkungan sosial serta perubahan cara hidup.
4) Perubahan Spiritual
Perubahan spiritual pada lansia ditandai dengan semakin matangnya
kehidupan keagamaan lansia. Agama dan kepercayaan terintegrasi dalam
kehidupan yang terlihat dalam pola berfikir dan bertindak sehari-hari.
4. Karakteristik Lansia
Karakteristik lansia menurut (Kemenkes.RI, 2017) yaitu :
a. Seseorang dikatakan lansia ketika telah mencapai usia 60 tahun keatas
b. Status pernikahan Berdasarkan Badan Pusat Statistik RI SUPAS
2015, penduduk lansia ditilik dari status perkawinannya sebagian besar
berstatus kawin (60 %) dan cerai mati (37 %). Adapun perinciannya
yaitu lansia perempuan yang berstatus cerai mati sekitar 56,04 % dari
keseluruhan yang cerai mati, dan lansia laki-laki yang 13 berstatus
kawin ada 82,84 %. Hal ini disebabkan usia harapan hidup perempuan
lebih tinggi dibandingkan dengan usia harapan hidup laki-laki, sehingga
presentase lansia perempuan yang berstatus cerai mati lebih banyak dan
lansia laki-laki yang bercerai umumnya kawin lagi
c. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai
sakit, kebutuhan biopsikososial dan spiritual, kondisi adaptif hingga
kondisi maladaptive.
d. Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi
5. Konsep Pengkajian Lansia
a. Pengkajian Status Fungsional
Pengkajian status fungsional ini meliputi pengukuran kemampuan
seseorang dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari, penentuan
kemandirian, mengidentifikasi kemampuan, dan keterbatasan klien, seta
menciptakan pemilihan intervensi yang tepat. Pengkajian status fungsional
ini melakukan pemeriksaan dengan intrumen tertentu untuk membuat
penilaian secara objektif.
Kats Indeks Katz indeks adalah suatu instrument pengkajian dengan
sistem penilaian yang didasarkan pada kemampuan seseorang untuk
melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri. Penentuan
kemandirian fungsional dapat mengidentifikasikan kemampuan dan
keterbatasan klien sehingga memudahkan pemilihan intervensi yang dapat
(Maryam, R. Siti, dkk, 2011).
No Aktivitas Mandiri Tergantung
Jumlah
Interprestasi:
Skor 0-3 : Fungsi intelektual utuh
Skor 4-5 : Fungsi intelektual kerusakan ringan
Skor 6-8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang
Skor 9-10 : Fungsi intelektual kerusakan berat