Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PENDAHULUAN

TEORI TENTANG PROSES PENUAAN

A. Pengertian lanjut Usia


Penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindari. Walaupun proses penuaan benar
adanya dan merupakan sesuatu yang normal, tetapi pada kenyataannya proses ini menjadi beban
bagi orang lain dibadingkan dengan proses lain yang terjadi. Perawat yang akan merawat lansia
harus mengerti sesuatu tentang aspek penuaan yang normal dan tidak normal.
Lansia adalah suatu masa di mana terjadi banyak perubahan yang disebabkan oleh
berbagai hal. Seiring dengan bertambahnya usia lansia akan mengalami banyak perubahan
termasuk perubahan fisik, psikologis dan social.
Proses menua merupakan suatu yang fisiologis, yang akan dialami oleh setiap orang.
Batasan orang dikatakan lanjut usia berdasarkan UU No 13 tahun 1998 adalah 60 tahun. Menurut
oraganisasi kesehatan dunia (WHO), lanjut usia meliputi:
1) Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.
2) Lanjut usia (elderly) antara 60 – 74 tahun
3) Lanjut usia tua (old) antara 75 – 90 tahun
4) Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun
B. Teori tentang Proses menua
1. Teori Biologik
a. Teori Genetik dan Mutasi
Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul
/DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi
b. Pemakaian dan Rusak
Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah
c. Autoimune
Pada proses metabolisme tubuh , suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Sad jaringan
tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi
lemah dan mati.
d. Teori stres
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan. Regenerasi jaringan tidak
dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal dan stres menyebabkan sel-sel
tubuh lelah dipakai.
e. Teori radikal bebas
Tidak stabilnya redikal bebas mengakibatkan oksidasi-oksidasi bahan bahan organik
seperti karbohidrat dan protein . radikal ini menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.

2. Teori Sosial
a. Teori ktifitas
Lanjut usuia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan social
b. Teori Pembebasan
Dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur angsur mulai melepaskan diri
dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia
menurun, baik secara kwalitas maupun kwantitas. Sehingga terjadi kehilangan ganda
yakni :
1) Kehilangan peran
2) Hambatan kontrol sosial
3) Berkurangnya komitmen
c. Teori Kesinambungan
Teori ini mengemukakan adanya kesinambungan dalam siklus kehidupan lansia. Dengan
demikian pengalaman hidup seseorang pada usatu saat merupakan gambarannya kelak
pada saat ini menjadi lansia.
Pokok-pokok dari teori kesinambungan adalah :
1) Lansia tak disarankan untuk melepaskan peran atau harus aktif dalam proses penuaan,
akan tetapi didasarkan pada pengalamannya di masa lalu, dipilih peran apa yang
harus dipertahankan atau dihilangkan
2) Peran lansia yang hilang tak perlu diganti
3) Lansia dimungkinkan untuk memilih berbagai cara adaptasi

3. Teori Psikologi
a. Teori Kebutuhan manusia mneurut Hirarki Maslow
Menurut teori ini, setiap individu memiliki hirarki dari dalam diri, kebutuhan yang
memotivasi seluruh perilaku manusia. Kebutuhan ini memiliki urutan prioritas yang
berbeda. Ketika kebutuhan dasar manusia sidah terpenuhi, mereka berusaha
menemukannya pada tingkat selanjutnya sampai urutan yang paling tinggi dari kebutuhan
tersebut tercapai.
b. Teori individual jung
Menyusun sebuah terori perkembangan kepribadian dari seluruh fase kehidupan
yaitu mulai dari masa kanak-kanak , masa muda dan masa dewasa muda, usia pertengahan
sampai lansia. Kepribadian individu terdiri dari Ego, ketidaksadaran sesorang dan
ketidaksadaran bersama. Menurut teori ini kepribadian digambarkan terhadap dunia luar
atau ke arah subyektif. Pengalaman-pengalaman dari dalam diri (introvert). Keseimbangan
antara kekuatan ini dapat dilihat pada setiap individu, dan merupakan hal yang paling
penting bagi kesehatan mental
C. Batasan usia lanjut
1. Pra usia lanjut (prasenilis).
Seorang yang berusia antara 45-59 tahun
2. Usia lanjut
Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih. Usia lanjut adalah tahap masa tua dalam
perkembangan individu (usia 60 tahun ke atas). Sedangkan lanjut usia adalah sudah
berumjujr atau tua.
3. Usia lanjut resiko tinggi
Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih atau seseorng yang berusia 60 tahun atau lebih
dengan masalah kesehatan
4. Usia lanjut potensial
Usia lanjut yang masih mampu melakukan pekerjaan dan atau kegiatan yang
menghasilkan barang/jasa.
5. Usia lanjut tidak potensial
Usia lanjut yang tidak berdaya mencarinafkah sehingga hidupnya bergantung pada
bantuan orang lain.
D. Tipe usia lanjut
Beberapa tipe pada usia lanjut bergantung pada karakter, pengalaman hidup , lingkungan,
kondisi fisik, mental, social dan ekonomi.
Tipe tersebut antara lain:
1. Tipe arif bijaksana
Kaya dengan kikwa,pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahn zaman, mempunyai
kesibukan, bersikap ramah, rendah hati,sederhana, dermawan,memenuhi undangan dan
menjadi panutan
2. Tipe mandiri
Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam mencari pekerjaan,
teman bergaul dan memenuhi undangan.
3. Tipe tidak puas
Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi pemarah, tidak sabar,
mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik dan banyak penuntut.
4. Tipe pasrah
Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama, ringan kaki, pekerjaan
apa saja dilakukan.
5. Tipe bingung
Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder,menyesal, pasif dan acuh tan
acuh.

Tipe lain dari usai lanjut adalah:


a. Tipe optimis
b. Tipe konstruktif
c. Tipe dependen (ketergantungan)
d. Tipe defensive (Bertahan)
e. Tipe militant dan serius
f. Tipe marah/Frustasi (kecewa akibat kegagalan dalam melakukan sesuatu
g. Tipe putus asa (benci pada diri sendiri).
Menurut tingkat kemandiriannya dimana dinilai dari kemampuannya untuk melakukan
aktifitas sehari-hari .parah usia lanjut dapat digolongkan menjadi tipe:
a. Usia lanjut mandiri sepenuhnya
b. Usia lanjut mandiri dengan bantuan langsung kekeluargaan
c. Usia lanjut mandiri dengan bantuan secara tidak langsung
d. Usia lanjut dengan bantuan badan social
e. Usia lanjut dip anti werdha
f. Usia lanjut dirawat dirumah sakit
g. Usia lanjut dengan gangguan mental
E. Factor-faktor yang mempengaruhi ketuaan
1. Herediter
2. Nutrisi
3. Status kesehatan
4. Pengalaman hidup
5. Lingkungan
6. stres
F. Perubahan Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia
1. Perubahan fisik
a. Sel : jumlahnya lebih sedikit tetapi ukurannya lebih besar, berkurangnya cairan intra
dan extra seluler
b. Persarafan : cepatnya menurun hubungan persarapan, lambat dalam respon waktu untuk
meraksi, mengecilnya saraf panca indra sistem pendengaran, presbiakusis, atrofi
membran timpani, terjadinya pengumpulan serum karena meningkatnya keratin
c. Sistem penglihatan : spnkter pupil timbul sklerosis dan hlangnya respon terhadap
sinaps, kornea lebih berbentuk speris, lensa keruh, meningkatny ambang pengamatan
sinar, hilangnya daya akomodasi, menurunnya lapang pandang.
d. Sistem Kardivaskuler. : katup jantung menebal dan menjadi kaku , kemampuan jantung
memompa darah menurun 1 % setiap tahun setelah berumur 20 tahun sehingga
menyebabkanmenurunnya kontraksi dan volume, kehilangan elastisitas pembuluh
darah, tekanan darah meningg.
e. Sistem respirasi : otot-otot pernafasan menjadi kaku sehingga menyebabkan
menurunnya aktifitas silia. Paru kehilangan elastisitasnya sehingga kapasitas residu
meingkat, nafas berat. Kedalaman pernafasan menurun.
f. Sistem gastrointestinal : kehilangan gigi,sehingga menyebkan gizi buruk , indera
pengecap menurun krena adanya iritasi selaput lendir dan atropi indera pengecap
sampai 80 %, kemudian hilangnya sensitifitas saraf pengecap untuk rasa manis dan asin
g. Sistem genitourinaria : ginjal mengecil dan nefron menjadi atrofi sehingga aliran darah
ke ginjal menurun sampai 50 %, GFR menurun sampai 50 %. Nilai ambang ginjal
terhadap glukosa menjadi meningkat. Vesika urinaria, otot-ototnya menjadi melemah,
kapasitasnya menurun sampai 200 cc sehingga vesika urinaria sulit diturunkan pada
pria lansia yang akan berakibat retensia urine. Pembesaran prostat, 75 % doalami oleh
pria diatas 55 tahun. Pada vulva terjadi atropi sedang vagina terjadi selaput lendir
kering, elastisitas jaringan menurun, sekresi berkurang dan menjadi alkali.
h. Sistem endokrin : pada sistem endokrin hampir semua produksi hormon menurun,
sedangkan fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah, aktifitas tiroid menurun
sehingga menurunkan basal metabolisme rate (BMR). Porduksi sel kelamin menurun
seperti : progesteron, estrogen dan testosteron.
i. Sistem integumen : pada kulit menjadi keriput akibat kehilangan jaringan lemak, kulit
kepala dan rambut menuipis menjadi kelabu, sedangkan rambut dalam telinga dan
hidung menebal. Kuku menjadi keras dan rapuh.
j. Sistem muskuloskeletal : tulang kehilangan densitasnya dan makin rapuh menjadi
kiposis, tinggi badan menjadi berkurang yang disebut discusine vertebralis menipis,
tendon mengkerut dan atropi serabut erabit otot , sehingga lansia menjadi lamban
bergerak. otot kam dan tremor.
2. Perubahan Mental
Faktor-faktyor yang mempengaruhi perubahan mental adalah :
a. Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa
b. Kehatan umum
c. Tingkat pendidikan
d. Keturunan
e. Lingkungan
Kenangan (memori) ada 2 :
a. kenangan jangka panjang, berjam-jam sampai berhari-hari yang lalu
b. kenangan jang pendek : 0-10 menit, kenangan buruk
Intelegentia Question :
a. Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal
b.Berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan psikomotor terjadi perubahan
pada daya membayangkan, karena tekanan-tekanan dari faktor waktu.
3. Perubahan Perubahan Psikososial
a. Pensiun : nilai seorang dukur oleh produktifitasnya, identits dikaitkan dengan
peranan dalam pekerjaan
b. Merasakan atau sadar akan kematian
c. Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan bergerak lebih
sempit.
G. Tugas Perkembangan Keluarga Dengan Usia Lanjut
Tugas perkembangan keluarga merupakan tangguang jawab yang harus dicapai oleh keluarga
dalam setiap perkembangannya
Tugas perkembangan keluarga dengan usia lanjut adalah:
1. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
2. Penyesuaian terhadap pendapatan yang menurun
3. Mempertahankan hubungan perkawinan
4. Penyesuaian diri terhadap kehilangan pasangan
5. Pemeliharaan ikatan keluarga antara generasi
6. Meneruskan untuk memahami ekstensi usia lanjut
Adapun peran keluarga terhadap usia lanjut anatar lain:
1. Melakukan pembicaraan terarah
2. Mempertahankan kehangatan keluarga
3. Membantu melakukan persiapan makanan bagi usia lanjut
4. Memberikan kasih saying
5. Menghormaati dan menghargai
6. Bersikap sabar dan bijaksana terhadap perilaku usia lanjut
7. Jangan menganggapnya sebagai beban
8. Memberih kesempatan untuk tinggal bersama
9. Membantu mencukupi kebutuhannya
10. Mengajak dalam acara-acara keluarga
11. Memeriksakan kesehatan secara teratur
12. Memberih dorongan-dorongan untuk hidup bersih.
13. Memberih perhatian yang lebih baik terhadap orang tua yang sudah lanjut
14. Pemeliharaaan kesehatan usia lanjut adalah tanggung jawab bersama.
H. Masalah nutrisi
1. Pengertian
Gizi kurangs adalah kekurangan zat gizi baik mikro maupun makro
2. Penyebab
a. Penurunan ataau kehilangan sensitifitas indra pengecap &penciuman
b. Penyakit periodental ( terjadi pada 80% lansia) atau kehilangan gigi
c. Penurunan sekresi asam lambung dan enzim pencernaan
d. Penurunan mobilitas saluran pencernaan makanan
e. Penggunaan obat-obatan jangka panjang
f. Gangguan kemampuan motorik
g. Kurang bersosialisasi, kesepian
h. Pendapatan yang menurun (pensiun)
i. Penyakit infeksi kronis
j. Penyakit keganasan
3. Patofisiologi
Proses menua : Akibat :
Penurunan/kehilangan indra pengecap Anorexia
dan penciuman Kesulitan makan
Penyakit periodental dan kehilangan gigi Mengganggu penyerapan Ca, Fe,
Penurunan sekresi asam lambung dan Protein, lemak, dan Vitamin
enzim pencernaan
Susah BAB, wasir
Gangguan kemampuan motorik
Tulang kehilangan densitasnyadan rapuh Nafsu kaman menurun
Tendon mengkerut dan atropi serabut Kerusakan kartilago dan tulang
otot Inflamasi sendi sinovial
Penurunan mobilitas saluran
pencernaanl/peristaltik melemah

Penyakit infeksi
Keganasan
Mekanisme Inflamasi

Asupan makan kurang


Osteoporosis
Subluksasi/dislokasi

Diagnosa Keperawatan :
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
Resiko tinggi infeksi
Kerusakan mobilitas fisik
Nyeri
Resiko cedera
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANJUT USIA
A. Pengertian
Asuhan keperawataan lanjut usia suatu rangkaian kegiatan dari proses keperawatan yang
ditunjukkan kepada usia lanjut

B. Tujuan pemeberian Asuhan


1. Memepertahankan kesehatan serta kemampuan melalui jalan perawatan dan pencegahan.
2. Membantu mempertahankan serta memperbesar semangat hidup klien usila
3. Menolong dan merawat klien lansia yang menderita.
4. Meningkatkan kemampuan perawat dalam melakukan proses keperawatan
5. Melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri dengan upaya promotif, preventif dan
rehabilitas

C. Sasaran
Sasaran asuhan keperawatan pada lansia adalah klien usia lanjut yang beradah dikeluarga,
panti (sebagai individu ataau kelompok) maupun kelompok masyarakat.

D. Hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam menjalinn hubungan dengan lansia.
1. Lingkungan (fisik dan psikologis)
a. Siapkan space (area) yang adekuat contoh:klien dikursi rodah
b. Suasana tenang (tidak rebut,/bising) contoh:suara TV dikecilkan
c. Nyaman, tidak panas
d. Privacy harus dijaga
e. Rencanakan apa yang dikaji
f. Perhatikan tanda-tanda kelelahan (mengeluh, respon menjadi lambat, mengerut dan
mudah tersinggung).
g. Tempatkan pada posisis yang nyaman bila berganti posisi atau Tanyakan apakah
ingin tidur
h. Sabar dan rileks serta tidak terburuh-buruh, beri waktu klien utnutk menjawab
pertanyaan.
i. Gunakan cahaya redup, hindari cahaya langsung
j. Melakukan pengkajian pada saat energy klien meningkat contoh:sehabis makan
2. Intervensi (sikap perawat: perasaan, nilai, kepercayaan)
1. Mitor-mitor seputar lansia harus disadari
2. Menjelaskan tujuan wawancaraa
3. Menggunakan berbagai tekstur untuk meengimbangi kebutuhan pengumpulan data
dengan kepeentingan klien
4. Mencatat data harus seizing klien
5. Padaa wawwal interaksi perawaat harus merencanaakaan bersama klien cara efektif
dan nyamaan
6. Menggunakan sentuhan
7. Sesuaikan situasi dan kondisi wawancara
3. Klien
Beberapa kultur yueng mempengaruhi kemampuan klien untuk berpartisipasi sangat
berarti dalam wawancara.
Tugas tumbuh kembang lansia
a. Penyesuaian terhadap ketahanan fisik dan pension
b. Penyesuaian terhadap menurunnya pendapatan dan penyesuaian di tinggal pasangan
c. Membina hubungan serasi dengan lingkungan
d. Peran serta dalam organisasi social.
DAFTAR PUSTAKA

Ermawati & Sudarji, S., 2013. Kecemasan Menghadapi Kematian pada Lanjut Usia.

Psibernetika Universitas Bunda Mulya, 6(1).

Hayati, R. & Nurviyandari, D., 2014. Depresi Ringan pada Lansia Setelah

Memasuki Masa Pensiun. Depok: Skripsi Universitas Indonesia.

Jayanti, Sedyowinarso & Madyaningrum, 2008. Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Tingkat Depresi Lansia di Panti Werdha Wiloso Wredho


Purworejo. Jurnal Ilmu Keperawatan, 3(2), pp. 133-138.

Kaharingan, E., Bidjuni, H. & Karundeng, M., 2015. Pengaruh Penerapan Terapi

Okupasi Terhadap Kebermaknaan Hidup pada Lansia di Panti Werdha Damai


Ranamuut Manado. ejournal Keperawatan (e-Kp), 3(2).
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN PENGLIHATAN

A. Definisi
Gangguan penglihatan merupakan masalah penting yang menyertai lanjutnya usia. Akibat dari
masalah ini seringkali tidak di sadari oleh masyarakat, para ahli, bahkan oleh para lanjut usia
sendiri. Dengan berkurangnya penglihatan, para lanjut usia sering kali kehilangan rasa percaya
diri, berkurangnya keinginan untuk pergi keluar, untuk lebih aktif bergerak ke sana kemari.
Mereka akan kehilangan kemampuan untuk membaca atau melihat televisi. Kesemua itu akan
menurunkan aspek sosialisasi dari para lanjut usia; mengisolasi mereka dari dunia luar yang pada
gilirannya akan menyebabkan depresi dengan berbagai akibatnya.

B. Anatomi fisiologi pengindraan


1. Mata
mata adalah organ sensori yang menstranmisikan rangsang memalui saraf pada otak ke lobus
oksipital, dimana rasa penglihatan ini diterima.
a. mata eksternal
1) Kelopak mata adalah lipatan-lipatan kulit denga pelekatan otot yang memungkinkannya
untuk bergerak. Kelopak mata melindungi bola mata yang berkedip secara reflektif dan
menggerakan cairan yang melumasi diatas permukaan mata.
2) Fisura palpebra adalah lubang diantara kelopak mata bagian atas dan bagian bawah.
Bulu mata pada tepi kelopak mencegah objek dari udara masuk kemata. Intropion
dimana kelopak mata terlipat kedalam sehingga bulu mata menggesek mata
menyebabkan abrasi kornea. Ektropion dimana kelopak mata terbalik keluar, mencegah
penutupan, dan menyebabkan kemerahan dan kongesti bola mata.
3) Alis mata
4) Terletak secara transpersal diatas kedua mata sepanjang puncak orbital superior tulang
tengkorak. Rambut pendek dan tebal ini mencegah keringat masuk kemata. sesuai proses
penuaan alis berubah kelabu.
5) Konjugtiva
Suatu yang tipis, transparan dan mensekresi mucus, terbagi dalah dua bagian :
konjungtiva palpebra yang membatasi permukaan interior dari masing-masing kelopak
mata dan tampak merah muda berkilauan hingga merah dan konjungtiva bulbaris yang
membatasi permukaan anterior bola mata sampai tembus dan tampak jelas. Sesuai
dengan proses penuaan, konjungtivca menipis dan bewarna kakuningan.
6) Apratus Lakrimalis
7) Terdiri dari kelenjar lakrimalis, duktus dan pungta lakrmalis. Kelnjar lakrimalis terletak
pada bagian superolateral pada orbit dan dipersarafi oleh saraf kranialis VII ( fasialis ).
Kelenjar ini yang melembabkan konjungtiva dan kornea
b. Mata internal
1) Sklera
Sclera atau bagian putih mata tersusun atas jaringan-jaringa elastis dan kolagen yang
memberi bentuk dan melindungi struktur-struktur bagian dalam dari bola mata.
Beberapa lansia dapat terjadi bintik-bintik coklat pada sklera.
2) Lensa
Lensa memisahkan bola mata dalam dua rongga ; ruang anterior dan posterior. Ruang
anterior terlatak didepan iris dan dibelakang kornea. Ruang posterior diantara iris dan
lensa. Glokoma suatu penyakit mata yang sering kali berhubungan dengan proses
penuaan.
3) Iris
Iris adalah piringan bulat dan berpigmen dikelilingi oleh serat otot polos. Kontraksi
serat otot ini mengatur diameter pupil, lubang ditengah iris. Sesuai dengan proses
penuaan pulpil menurun dalam ukuran dan kemampuannya untuk kontraksi pada
respon dan cahaya akomodasi.
4) Retina
Retina adalah lapisan mata paling dalam dimana bayangan diproyeksikan. Struktur
retina tampak dengan optalmokopis meliputi piringan optic atau saraf utama pada
saraf optic. Saraf optic : pembuluh-pembuluh darah retina yang timbulm dari piringan
optic : macula, dimana penglihatan pusat dan persepsi warna dikonsentrasikan dan
latara belakang retina jingga kemerahan itu sendiri.
c. otot-otot ekstraokuler
gerakan-gerakan bola mata dikontrol oleh enam otot ektrinsik : otot rektusuporior,
inferior, radial, dan median dan otot-otot obliqsuperior dan inferior. Mata bergerak dalam
arah yang sama karena otot pada satu mata bekerja dengan otot yang berhubungan dengan
mata yang lainnya. Otot mata dipersarafi oleh tiga saraf cranial, saraf inferior dan otot
oblique superior dan inferior. Saraf troklear ( SK IV ) mempersarafi otot oblique superior
dan otot abdusen ( SK VI ) mempersarafi otot rektus lateral.

C. MASALAH SENSORI PADA LANSIA


1. Mata atau penglihatan
Mata merupakan bagian yang vital dalam kehidupan untuk pemenuhan hidup sehari-
hari, terkadang perubahan yang terjadi pada mata dan telinga dapat menurunkan kemampuan
beraktifitas. Para lansia yang memilih masalh mata dan telinga menyebabkan orang tersebut
mengalami isolasi sosial dan penurunan perawatan diri sendiri.
a. Mata normal
Mata merupakan organ penglihatan, bagian-bagian mata terdiri dari sklera, koroid dan
retina. Sklera merupakan bagian mata yang terluar yang terlihat berwarna putih, kornea
adalah lanjutan dari sklera yang berbentuk transparan yang ada didepan bola mata, cahaya
akan masuk melewati bola mata tersebutsedangkan koroid merupakan bagian tengah dari
bola mata yang merupakan pembuluh darah. Dilapisan ketiga merupakan retina, cahaya
yang masuk dalm retina akan diputuskan leh retina dengan bantuan aqneous humor,lensa
dan vitous humor. Aqueous humor merupakan cairan yang melapisi bagian luar mata, lensa
merupakan bagian transparan yang elastis yang berfungsi untuk akomodasi.
2. Hubungan usia dengan mata
Kornea, lensa, iris, aquous humormvitrous humor akan mengalami perubahan seiring
bertambahnya usia., karena bagian utama yang mengalami perubahan / penurunan sensifitas
yang bisa menyebabkan lensa pada mata, produksi aquous humor juga mengalami penurunan
tetapi tidak terlalu terpengaruh terhadap keseimbangan dan tekanan intra okuler lensa umum.
Bertambahnya usia akan mempengaruhi fungsi organ pada mata seseorang yang berusia 60
tahun, fungsi kerja pupil akan mengalami penurunan 2/3 dari pupil orang dewasa atau muda,
penurunan tersebut meliputi ukuran-ukuran pupil dan kemampuan melihat dari jarak jauh.
Proses akomodasi merupakan kemampuan untuk melihat benda-bend dari jarak dekat maupun
jauh. Akomodasi merupakan hasil koordianasi atas ciliary body dan otot-otot ins, apabial
sesorang mengalami penurunan daya akomodasi makaorang tersebut disebut presbiopi.

D. Ada 5 masalah yang muncul ada lansia :


1. Penurunan kemampuan penglihatan
Penurunan ini dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya adalah progesifitas dan
pupil kekunningan pada lensa mata, menurunnya vitous humor, perubahan ini dapat
mengakibatkan berbagai masalah pada usia lanjut seperti : mata kabur, hubungan aktifitas
sosial, dan penampialan ADL, pada lansia yang berusia lebih dari 60 tahun lensa mata akan
semakin keruh, beberapa orang tidak mengalami atau jarang mengalami penurunan penglihatan
seirinng dengan bertambahnya usia.
2. ARMD ( Age- related macular degeneration )
ARMD terjadi pad usia 50-65 tahun dibeberapa kasus ini mengalami peningkatan
makula berada dibelakang lensa sedangkan makula sendiri berfungsi untuk ketajaman
penglihatan dan penglihatan warna, kerusakan makula akan menyebabkan sesorang mengalami
gangguan pemusatna penglihatan.
Tanda dan gejala ARMD meliputi : penglihatan samara-samar dan kadang-kadang
menyebabkan pencitraan yang salah. Benda yang dilihat tidak sesuai dengan kenyataan, saat
melihat benda ukuran kecil maka akan terlihat lebih kecil dan garis lurus akan terlihat bengkok
atau bahkan tidak teratur. Pada dasarnya orang yang ARMD akan mengalami gangguan
pemusatan penglihatan, peningkatan sensifitas terhadap cahaya yang menyilaukan, cahaya
redup dan warna yang tidak mencolok. Dalam kondisi yang parah dia akan kehilangan
penglihatan secara total. Pendiagnosaan dilakukan oleh ahli oftomologi dengan bantuan berupa
test intravena fluorerensi angiography Treatment
Beberapa kasus dalam ARMD dapat dilakukan dengan tembok laser (apabila akondisi tidak
terlalu parah) pelaksanaan dalam keperawatan adalah membantu aktifitas sehari-harinya,
membantu perawatan diri dan memberikan pendidikan tentang ARMD.
3. Glaukoma
Glaukoma dapat terjadi pada semua usia tapi resiko tinggi pada lansia usia 60 tahun
keatas, kerusakan akibat glaukoma sering tidak bisa diobati namun dengan medikasi dan
pembedahan mampu mengurangi kerusakan pada mata akibat glaukoma. Glaukoma terjadi
apabila ada peningkatan tekanan intra okuler ( IOP ) pada kebanyakan orang disebabkan oleh
oleh peningkatan tekanan sebagai akibat adanya hambatan sirkulasi atau pengaliran cairan bola
mata (cairan jernih berisi O2, gula dan nutrisi), selain itu disebabkan kurang aliran darah
kedaerah vital jaringan nervous optikus, adanya kelemahan srtuktur dari syaraf.
Populasi yang berbeda cenderung untuk menderita tipe glaukoma yang berbeda pula
pada suhu Afrika dan Asia lebih tinggi resikonnya di bandinng orang kulit putih, glaukoma
merupakan penyebab pertama kebutuhan di Asia.

Tipe glaukoma ada 3 yaitu :


a. Primary open angle Gloueoma (glaukoma sudut terbuka)
Tipe ini merupakan yang paling umum terjadi terutama lansia usia > 50 tahun.
Penyebabnya adalah peningkatan tekanan di dalam bola mata yang berfungsi secara
perlahan, rata-rata tekanan normal bola mata adalah 14- 16 mmHg. Tekanan 20mmHg
masih dianggap normal namun bila lebih dari 22 diperkirakan menderita glaukoma dan
memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. Tekanan bola mata yang meningkat dapat
membahayakan dan menghacurkan sel-sel mata. Setelah terjadi kehancuran sel-sel tersebut
maka munculah bintik-bintik yang akan lapang pandang bintik ini dimulai dari tepi atau
daerah yang lebih luar dari satu lapang pandangan. Tidak ada gejala yang nyata dengan
glaukoma sudut terbuka, sehingga susah untuk didiagnosa. Penderita tidak merasakan
adanya nyeri dan sering tidak disadari.
b. Normal tention glukoma
Glukoma bertekanan normal adaalh suatu keadaan dimana terjadi kerusakan yang
progesif pada syaraf optikus dan kehilangan lapang pandangan meskipun tekanan bola
mata normal. Tipe glaukoma ini diperkirakan ada hubunganya (meski kecil) dengan
kurangnya sel syaraf optikus yang membawa impuls ke retina menuju otak. Glukoma
bertekanan normal ini sering terjadi pada orang yang mempunyai riwayat penyakit
pembuluh darah, kebanyakan pada orang jepang atau wanita.
c. Angel closure glaucoma
Sudut antara iris dan kornea adalah menyempit, adanya gangguan pada cairan bola
mata, peningkatan tekanan boala mata sangat cepat karena saluran cairan bola mata
terhambat, tanda-tandanya muncul secara tiba-tiba dan penanganan secara cepat
dibutuhkan untuk kerusakan mata secara permanen.
Diliteratur lain disebutkan bahwatipe glaukoma selain di atas antara lain pigmentary
glukoma, congenitak glukoma, secondary glaukoma. Secara umum tanda dan gejala yang
muncul pada open gloukoma adalah sulit untuk diidentifikasi, kejadiannya berjalan sangat
lambat, kehilangan sudut pandang dari tepi, penurunan kemampuan penglihatan.
Sedangkan pada class gloukoma adalah munculsecara tiba-tiba adanya nyeri pada mata,
sudut mata menyempit, mata memerah, kabur, neusea, vomite atau brodykardia bisa terjadi
karena adanaya nyeri pada mata.

Treatment
Ketika tanda dan gejala sudah muncul segera lakukan pemeriksaan alatnya berupa tanometer )
Penangananya berupa :
a. Tetes mata : cara ini merupakan cara umum dan sering dan harus dilakukan, sebagian
klien dapat mendaptkan respon yang bagus dari obat namun beberapa juga tidak ada
respon pemberian obat harus sesuai dengan tipe glaukoma.
b. Bedah laser : ( trabukulopasty) ini dilakuka jika obat tetes mata tidak menghentikan
glaukoma. Walaupun sudah dilaser obat harus diberikan
c. Pembedahan (trabekulectomy) sebuah saluran dibuat untuk memungkinkan caira keluar,
tindkan ini dapat menyelamatkan sisa penglihtan yang ada.
d. Obat yang diperlukan :
1) Pilocarpine atau timololmalat
Yaitu untuk mencegah keparahan glaukoma dan menurunkan produk cairan
yang yang menyebabkan gangguan pulmo dan detak jantung menurun. Betaxolol
( betotik ) direkomendasi bagi klien yang ,enderita asma atau eapisima, pilocarpine
menyebabkan miosis ( kontriksi ) pupil tetapi mempu menormalkan tekanan boal mata,
obat lain seperti : Brimohidrine, untuk menurinkan aquous humor.
2) Oral karbonik anhydrase inhibitor seperti acitamolamide (diamox ) yaitu untuk
mengurangi cairan., obat ini menyebabkan depresi, fatique latorgy.
4. Katarak
Katarak adalah tertutupnya lensamata sehingga pencahayaan da fokusing terganggu
(retina) katarak terjadi pada semua umur namun yang sering terjadi pada usia > 55 tahun.
Tanda dan gejalanya berupa : Bertanbahnya gangguan penglihatan, pada saat membaca /
beraktifitas memerlukan pencahayaan yang lebih, kelemahan melihat dimalam hari,
penglihatan ganda.
Penanganna yang tepat adalah pembenahan untuk memperbaiki lensa mata yang rusak
pembedahan dilakukan bila katarak sudah mengganggu aktifitas namun bila tidak mengganngu
tidak perlu dilakukan pembedahan.
5. Entropi dan eutropi
Entropi dan eutropi terjadi pada lansia, kondisi ini tida menyebabkan gangguan
penglihatan namun menyebabkan gangguan kenyamanan. Entropi adalh kelopak mata yang
terbuka lebar ini menyebabkan mata memerah entropi terjadikarena adanya kelemahan pada
otot konjungtifa.ektropi adalah penyempitan konjungtifa
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA
DENGAN GANGGUAN SISTEM PENGLIHATAN

Atas dasar penelitian yang dilakukan WHO penyakit Gangguan Penglihatan pada lansia
sangat sering terjadi. Berdasarkan survei yang dilakukan di Amerika pada tahun 2004 sekitar
10-12,5% lansia Amerika mengalami gangguan pada sistem penglihatan hanya saja mereka
kurang menyadari penyakit yang mereka rasakan.
A. Pengkajian
1. Aktivitas / Istirahat :
Perubahan aktivitas biasanya / hobi sehubungan dengan gangguan penglihatan.
2. Makanan / Cairan :
Mual, muntah
3. Neurosensori :
Gangguan penglihatan (kabur/tidak jelas), sinar terang menyebabkan silau dengan kehilangan
bertahap penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat/merasa di ruang
gelap (katarak). Penglihatan berawan/kabur, tampak lingkaran cahaya/pelangi sekitar sinar,
kehilangan penglihatan perifer, fotofobia(glaukoma akut). Perubahan kacamata/pengobatan
tidak memperbaiki penglihatan.
Tanda :
Pupil menyempit dan merah/mata keras dengan kornea berawan.
Peningkatan penyebab katarak mata.
4. Nyeri / Kenyamanan :
Ketidaknyamanan ringan/mata berair, nyeri tiba-tiba/berat menetap atau tekanan pada dan
sekitar mata, sakit kepala.
5. Penyuluhan / Pembelajaran
Riwayat keluarga glaukoma, DM, gangguan sistem vaskuler.
Riwayat stres, alergi, gangguan vasomotor (contoh: peningkatan tekanan vena),
ketidakseimbangan endokrin. Terpajan pada radiasi, steroid/toksisitas fenotiazin.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan persepsi sensori-perseptual penglihatan b.d Gangguan penerimaan sensori/status
organ indera ditandai dengan menurunnya ketajaman.
2. Ansietas b.d Perubahan pada status kesehatan.
3. Kurang pengetahuan b.d Kurang informasi tentang penyakit
4. Resiko tinggi terhadap cidera b.d Keterbatasan penglihatan.
DX
NO NOC NIC
Keperawatan
1 Gangguan persepsi sensori- Setelah dilakukan tindakan NEUROLOGIK
perseptual keperawatan selama ..........x 24 MONITORING :
penglihatan b.d Gangguan jam, diharapakan gangguan 1
penerimaan sensori/status persepsi sensori teratasi. 1. monitor tingkat neurologid
organ indera ditandai Kriteria hasil:  Sensori function : 2. Monitor fungsi neurologis
dengan menurunnya ketajaman vision klien
        Menunjukan tanda dan gejala 3. Monitor respon neurologis
persepsi dan sensori baik : 4. Monitor reflek-reflek
penglihatan baik. meningeal
        Mampu mengungkapkan fungsi 5.      Monitor fungsi sensori
persepsi dan sensori dengan tepat dan persepsi : penglihatan,
penciuman, pendengaran,
pengecapan, rasa
6.      Monitor tanda dan gejala
penurunan neurologis
klien
EYE CARE :
1.      Kaji fungsi penglihatan
klien
2.      Jaga kebersihan mata
3.      Monitor penglihatan mata
4.      Monitor tanda dan gejala
kelainan penglihatan
5.      Monitor fungsi lapang
pandang, penglihatan,
visus klien
MONITORING VITAL
SIGN :
1.      Monitor TD, Suhu, Nadi
dan pernafasan klien
2.      Catat adanya fluktuasi TD
3.      Monitor vital sign saat
pasien berbaring, duduk
atau berdiri
4.      Auskultasi TD pada kedua
lengan dan bandingkan
5.      Monitor TD, Nadi, RR
sebelum dan setelah
aktivitas
6.      Monitor kualitas Nadi
7.      Monitor frekuensi dan
irama pernafasan
8.      Monitor suara paru
9.      Monitor pola pernafasan
abnormal
10.  Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
11.  Monitor sianosis perifer
12.  Monitor adanya cushing
triad (tekanan nadi yang
melebar, brakikardi,
peningkatan sistolik) 

2 Ansietas b.d Perubahan pada NOC NIC


status kesehatan.          Anxiety self-control Anxiety Reduction
         Anxiety level (penurunan kecemasan)

         Coping 1. Gunakan pendekatan yang

Kriteria Hasil : menenangkan

1. Klien mampu 2. Nyatakan dengan jelas

mengidentifikasi dan harapan terhadap pelaku

mengungkapkan gejala pasien

cemas. 3. Jelaskan semua prosedur

2. Mengidentifikasi, dan apa yang dirasakan

mengungkapkan dan selama prosedur

menunjukkan tehnik untuk 4. Pahami prespektif pasien

mengontol cemas. terhadap situasi stres

3. Vital sign dalam batas 5. Temani pasien untuk

normal. memberikan keamanan

4. Postur tubuh, ekspresi dan mengurangi takut

wajah, bahasa tubuh dan 6. Dorong keluarga untuk

tingkat aktivfitas menemani anak


menunjukkan 7. Lakukan back / neck rub
berkurangnya kecemasan. 8. Dengarkan dengan penuh
perhatian
9. Identifikasi tingkat
kecemasan
10. Bantu pasien mengenal
situasi yang menimbulkan
kecemasan
11. Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
12. Instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi
13. Berikan obat untuk
mengurangi kecemasan

3 Kurang pengetahuan b.d NOC NIC


Kurang informasi          Knowledge : Disease Process
tentang Teaching : Disease Proses
penyakit          Knowledge : Health Hehavior 1.      Berikan penilaian tentang
tingkat pengetahuan
Kriteria Hasil : pasien tentang proses
        Pasien dan keluarga menyatakan penyakit yang spesifik
pemahaman tentang penyakit, 2.      Jelaskan patofisiologidari
kondisi, prognosis, dan program penyakit dan bagaimana
pengobatan hal ini berhubungan
        Pasien dan keluarga mampu dengan anatomi dan
melaksakan prosedur yang fisiologi, dengan cara
dijelaskan secara benar yang tepat.
        Pasien dan keluarga mampu 3.      Gambarkan tanda dan
menjelaskan kembali apa yang gejala yang biasa muncul
dijelaskan perawat/tim kesehatan pada penyakit, dengan
lainnya cara yang tepat
4.      Identifikasi kemungkinan
penyebab, dengan cara
yang tepat
5.      Sediakan informasi pada
pasien tentang  kondisi,
dengan cara yang tepat
6.      Hindari jaminan yang
kosong
7.      Sediakan bagi keluarga
atau SO informasi tentang
kemajuan pasien dengan
cara yang tepat
8.      Diskusikan perubahan
gaya hidup yang mungkin
diperlukan untuk
mencegah komplikasi
dimasa yang akan datang
dan ata proses
pengontrolan penyakit
9.      Diskusikan pilihan terapi
atau penanganan
10.  Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second
opinion dengan cara yang
tepat atau diindikasikan
11.  Rujuk pasien pada grup
atau agensi di komunitas
local, dengan cara yang
tepat
12.  Intruksikan pasien
mengenal tanda dan gejala
untuk melaporkan pada
pemberi perawatan
kesehatan, dengan cara
yang tepat
4 Resiko tinggi terhadap cidera NOC NIC
b.d Keterbatasan penglihatan.          Risk Kontrol Environment Management
(Manajemen lingkungan)
Kriteria Hasil : 1.       Sediakan Iingkungan
-          Klien terbebas dari cedera yang aman untuk pasien
-          Klien mampu menjelaskan 2.       Identifikasi kebutuhan
cara/metode untuk mencegah keamanan pasien, sesuai
injury/cedera dengan kondisi fisik dan
-          Klien mampu menjelaskan fungsi kognitif pasien dan
faktor resiko dari riwayat penyakit terdahulu
lingkungan/perilaku personal pasien
-          Mampu memodifikasi gaya 3.       Menghindarkan

hidup untuk mencegah injury lingkungan yang


-          Menggunakan fasilitas berbahaya (misalnya
kesehatan yang ada memindahkan perabotan)
-          Mampu mengenali perubahan 4.       Memasang side rail
status kesehatan tempat tidur
5.       Menyediakan tempat tidur
yang nyaman dan bersih
6.       Menempatkan saklar
lampu ditempat yang
mudah dijangkau pasien.
7.       Membatasi pengunjung
8.       Menganjurkan keluarga
untuk menemani pasien.
9.       Mengontrol lingkungan
dari kebisingan
10.    Memindahkan barang-
barang yang dapat
membahayakan

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riskesdas Sumatera

Barat. 2013.
Dinas Kesehatan Kota Padang. Laporan LB 1 Penyakit Katarak dinas

Kesehatan Kota Padang. 2016.

Menkes RI. Situasi Gangguan Penglihatan dan Kebutaan: Infodatin. Pusat Data

Informasi Kementrian Kesehatan RI ; 2014.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA

Anda mungkin juga menyukai