Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL

TERAPI MODALITAS SENAM LANSIA


PRAKTIK PROFESI NERS
STASE KEPERAWATAN GERONTIK

Disusun Oleh :

Ananta Primayoga
Deny Slamet Riyadi
Harumi
Nurhayati
Tarsisius Emen A
Wiwik Iryawati

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan
nasional, telah mewujudkan hasil yang positif diberbagai bidang, yaitu
adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, terutama dalam bidang medis atau ilmu
kedokteran sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan penduduk
serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya penduduk
yang berusia lanjut meningkat dan bertambah cenderung lebih cepat,
sehingga istilah baby boom pada masa lalu berhanti menjadi ledakan
penduduk usia lanjut (Nugroho, 2000).
Lansia dapat dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur
kehidupan manusia. Proses menjadi lansia merupakan proses alamiah yang
dapat terjadi pada setiap orang. Dimana keadaan yang ditandai oleh
kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap
kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya
kemampuan, beraktifitas, sosialisasi dan koordinasi atau keseimbangan
hidup.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI pada buletin lansia
tahun 2013 data lansia di Indonesia mengalami peningkatan 7,59% pada
tahun 2011 dengan usia harapan hidup rata-rata 69,5 tahun. Situasi global
pada saat ini diantaranya adalah setengah jumlan lansia di dunia (400 juta
jiwa) berada di Asia, pertumbuhan lansia pada negara sedang berkembang
lebih tinggi dari negara yang sudah berkembang. Masalah terbesar lansia
adalah penyakit degeneratif. Diperkirakan pada tahun 2050 sekitar 75%
lansia penderita penyakit degeneratif tidak dapat beraktifitas. Adanya
peningkatan jumlah penduduk usia lanjut tersebut menyebabkan perlunya

1
perhatian pada para lansia agar lansia tidak hanya berumur panjang tetapi
juga mendapatkan dan menikmati masa tuanya dengan bahagia serta
meningkatkan kualitas hidup mereka.
Terapi aktifitas kelompok senam lansia merupakan salah satu terapi
modalitas yang dilakukan perawat kepada kelompok lansia yang
mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktifitas digunakan sebagai
terapi dan kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok
senam terjadi dinamika gerak atau interaksi yang saling bergantung, saling
membutuhkan satu sama lainnya, tempat mengekspresikan gerak,
menyalurkan energi dan emosi serta menjadi laboratorium tempat lansia
melatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku yang
maladaptif sehingga kualitas hidup lansia meningkat.

B. TUJUAN
A. Tujuan umum
Lansia dapat menyalurkan energinya secara konstruktif dan
memberikan stimulasi pada lansia agar mampu mengekspresikan
perasaannya melalui gerakan badan (senam).

B. Tujuan Khusus :
1. Klien mampu melatih gerak tubuh
2. Klien mampu melatih konsentrasi dan meminimalkan penggunaan
energi serta emosional untuk aktifitas
3. Klien mampu mengeluarkan energi untuk melakukan kegiatan
positif
4. Klien mampu fokus mencontoh gerakan senam yang diajarkan
perawat dan fasilitator
5. Klien mampu menyelaraskan dan menyeimbangkan dengan
melakukan kegiatan positif.

2
C. MANFAAT
1. Meningkatkan kebugaran dan kesehatan lansia
2. Meningkatkan daya fokus dan konsentrasi lansia
3. Membuat emosi lansia lebih tenang dan bahagia
4. Menghilangkan stres dan kejenuhan pada lansia

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI
1. Pengertian Menurut Hidayat (2002) senam didefinisikan sebagai suatu
latihan tubuh yang dipilih dan dikonstruk dengan sengaja, dilakukan
secara sadar dan terencana, disusun secara sistematis dengan tujuan
meningkatkan kesegaran jasmani, mengemban0gkan keterampilan, dan
menanamkan nilai-nilai mental spiritual. Senam lansia adalah olahraga
ringan dan mudah dilakukan, tidak memberatkan yang diterapkan pada
lansia. Aktifitas olahraga ini dapat membantu tubuh agar tetap bugar
dan tetap segar karena melatih tulang tetap kuat, mendorong jantung
bekerja optimal dan membantu menghilangkan radikal bebas
yang berkeliaran di dalam tubuh.

2. Jenis Senam Lansia


a. Senam kebugaran lansia
b. Senam otak
c. Senam osteoporosis
d. Senam hipertensi
e. Senam diabetes militus
f. Olahraga rekreatif/jalan santai

3. Manfaat Olahraga Bagi Lansia Sangat bermanfaat untuk menghambat


proses penuaan/degenerative dan sangat dianjurkan untuk mereka yang
memasuki usia pralansia (45 tahun) dan usia lansia (65 tahun keatas).
Selain itu juga bermanfaat dalam meningkatkan imunitas dalam tubuh
manusia setelah latihan teratur (Poweell, 2000). Dengan mengikuti
senam lansia efek minimalnya adalah lansia merasa bahagia,

4
senantiasa bergembira, bisa tidur lebih nyenyak, pikiran tetap segar.
Menurut Nugroho (1999:157) manfaat dari olahraga bagi lanjut usia
antara lain adalah memperlancar proses degenerasu kerana perubahan
usia, mempermudah untuk menyesuaikan kesehatan jasmani dalam
kehidupan (adaptasi), fungsi melindungi yakni memperbaiki tenaga
cadangan dalm fungsinya terhadap bertambahnya tuntunan, misalnya
sakit.

B. SASARAN STRATEGIS
Para lansia di RT 12 Sepinggan Balikpapan Selatan (wilayah kerja
Puskesmas Sepinggan) yang mampu melakukan aktifitas fisik dan
kooperatif.

C. PEMECAHAN MASALAH
Pemecahan masalah dilakukan dengan cara melakukan skrining pada
lansia yang termasuk dalam sasaran strategis. Kemudian dilakukan
pendampingan selama kegiatan TAK berlangsung.

D. PERENCANAAN
1. Hari/tanggal : Selasa, 21 Juli 2020
2. Waktu : 07.30 – 08.00 Wita ( 30 menit)
3. Tempat : Halaman Puskesmas Sepinggan
4. Topik : Senam lansia
5. Peserta : Lansia RT 12 Sepinggan
6. Metode : Demonstrasi / Role play
7. Media : Sound sistem (aodio visual)

5
E. URAIAN STRUKTUR KELOMPOK
A. Pengorganisasian :
1. Jumlah dan nama pasien
Pasien yang akan diikutsertakan berjumlah 10 orang
Leader : Harumi
Tugas :
a. Memimpin jalannya terapi modalitas senam lansia
b. Menjelaskan maksud dan tujuan pelaksanaan terapi modalitas
senam
c. Mengarahkan proses terapi modalitas senam lansia dan tujuan
dengan cara memberi motivasi kepada anggota untuk terlibat
dalam kegiatan
d. Mengatasi masalah yang mungkin timbul dalam senam
2. Co Leader : Tarsisius Emen
Tugas :
a. Membantu leader menjalankan tugasnya
b. Mengambil alih tugas leader bila leader pasif dan menyerahkan
kembali pada posisi leader
c. Menyampaikan informasi fasilitator kepada leader
d. Mengingatkan leader tentang lama waktu pelaksanaan kegiatan
3. Fasilitator : Ananta
Tugas :
a. Memotivasi pasien yang kurang/tidak aktif dalam kegiatan senam
b. Memotivasi lansia untuk mengungkapkan perasaannya
c. Mencegah gangguan atau hambatan terhadap jalannya kegiatan
4. Observer : Nurhayati
Tugas :
a. Mengamati dan mencatat : jumlah anggota yang hadir, topik
diskusi, anggota yang aktif dan kurang aktif, respon verbal dan non

6
verbal peserta dan kejadian penting selama proses terapi aktivitas
kelompok
b. Mengidentifikasi isu penting selama kegiatan
c. Mengidentifikasi strategi teoritis yang digunakan leader
d. Memberikan umpan balik terhadap proses kegiatan mulai dari
persiapan hingga selesai.
e. Mencatat perilaku verbal/non verbal pasien selama berlangsungnya
kegiatan

B. Langkah-langkah
1. Fase orientasi : (5 menit)
a. Fasilitator mempersiapkan tempat dan selanjutnya mengatur
barisan peserta
b. Leader memperkenalkan diri dan memperkenalkan seluruh
peserta yang hadir
c. Leader berdiri di depan, memberikan salam, menjelaskan
tujuan kegiatan, menjelaskan kontrak waktu, dan menjelaskan
permainan serta tata tertib terapi aktivitas kelompok
2. Fase Kerja (15 menit)
Kegiatan berjalan dalam satu sesi
a. Leader mengevaluasi keadaan hari ini
b. Leader menjelaskan aturan main
c. Atur posisi pasien dalam barisan
d. Hidupkan kaset
e. Terapis mulai memutar musik
f. Motivasi pasien untuk mengikuti gerakan senam seperti yang di
contohkan leader senam
g. Leader mencontohkan gerakan senam pada klien
h. Membenahi gerakan klien untuk mengikuti senam seperti yang
dicontohkan instruktur senam

7
i. Menekankan setiap gerakan yang sulit dengan kata misal “ee
aa” supaya klien terlihat bersemangat
j. Gunakan gerakan yang mudah ditiru klien
k. Observer mengevaluasi kegiatan terapi modalitas senam lansia
3. Fase Terminasi (10 menit)
a. Leader mengeksplorasi perasaan klien dengan menanyakan
bagaimana perasaan klien setelah mengikuti terapi modalitas
senam lansia
b. Leader memberikan umpan balik positif pada klien
c. Leader meminta umpan balik dari observer
d. Leader menyimpulkan hasil kegiatan
e. Leader menutup kegiatan dengan mengucapkan salam.

C. Perilaku yang diharapkan


1. Persiapan :
a. Fasilitator :
1) Mengidentifikasi masalah klien sebelum pelaksanaan
2) Menentukan tempat dan waktu kegiatan
3) Mempersiapkan lingkungan dan bahan yang dibutuhkan
b. Klien :
1) Siap mengikuti kegiatan terapi modalitas senam lansia
2) Mengetahui bagaimana cara melakukannya
3) Hadir 5 menit sebelum kegiatan
2. Proses
a. Perawat :
1) Melaksanakan TAK sesuai perencanaan
2) Dapat mengantisipasi hal-hal yang mungkin terjadi ketika
TAK berlangsung
b. Klien :
1) Klien terlihat senang

8
2) Klien tampak rileks
3) Mampu mengikuti TAK sampai selesai
c. Hasil :
1) Perawat dapat menjalankan tugas dengan baik
2) Klien mampu melakukan kegiatan sesuai dengan yang
diarahkan
3) Klien mampu mengungkapkan perasaannya setelah
mengikuti senam.
4) Setelah dilaksanakan TAK pasien dapat menyalurkan
energi atau perasaan negatif dari dirinya
5) Setelah dilaksanakan TAK klien merasa lebih baik,segar
dan juga merasa rileks
6) TAK senam sebagai media menyalurkan emosi pada lansia

F. ATURAN MAIN
1. Alat dan tempat dipersiapkan
2. Mengatur barisan klien di lahan yang sudah disiapkan
3. Tata tertib :
a. Peserta hadir 5 menit sebelum acara dimulai, diperbolehkan BAB
atau BAK lebih dahulu, tidak makan selama kegiatan berlangsung
b. Peserta yang mau ijin karena diperiksa oleh dokter atau ada hal lain
yang mendesak diijinkan keluar

G. PORGRAM ANTISIPASI
Beberapa langkah-langkah yang dapat dipersiapkan meliputi :
1. Bila ada peserta yang direncanakan tidak dapat hadir maka diganti oleh
cadangan yang telah dipersiapkan, dengan cara ditawarkan terlebih
dahulu.

9
2. Bila ada peserta yang tidak mentaati tata tertib, diperingatkan dan jika
tidak bisa diperingatkan dikeluarkan dari kegiatan setelah dilakukan
penawaran
3. Bila peserta ingin keluar, dibicarakan dan dimintakan persetujuan dari
leader
4. Bila ada peserta yang melakukan kegiatan yang tidak sesuai leader
memperingatkan dan mengarahkan kembali, bila tidak bisa dikeluarkan
dari tempat kegiatan
5. Bila peserta pasif atau tidak mau melakukannya, leader memotivasi
dibantu oleh fasilitator

H. ALAT BANTU
1. Speaker
2. Laptop
3. Sound sistem

I. SETTING TEMPAT
1. Atur posisi pasien dalam barisan
2. Hidupkan kaset
3. Motivasi klien untuk mengikuti gerakan senam seperti yang
dicontohkan instruktur senam.

10
L CO

F P P P P P
F

P P P P P
F F
F F

Keterangan:
1. L : Leader
2. CO : Co Leader
3. F : Fasilitator
4. O : Observer
5. P : Pasien

11
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Terapi modalitas senam lansia merupakan salah satu tindakan
keperawatan untuk klien lansia. Terapi ini adalah terapi yang
pelaksanaannya merupakan tanggung jawab penuh dari seorang perawat
haruslah mampu melakukan terapi aktivitas kelompok secara tepat dan
benar.

B. SARAN
Kelompok mengetahui bahwa proposal ini sangat jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik sangat kami harapkan agar
proposal ini bisa lebih baik lagi dan bisa terjadi pembelajaran untuk kami
di kemudian hari.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/7687617/PROPOSAL_TERAPI_MODALITA
S_SENAM_LANSIA_TAHAP 2

Magdalena Ria. (2015). Proposal Terapi Kelompok Penyaluran


Energi. Politeknik Kesehtan Kemenkes Malang (p. 6). Malang: Scribd.

13

Anda mungkin juga menyukai