Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL KEGIATAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

I. TOPIK : Senam Hipertensi

II. LATAR BELAKANG

Peningkatan kondisi sosial masyarakat dan usia harapan hidup (UHH)


menyebabkan jumlah lanjut usia (lansia) semakin bertambah (Utomo, 2010).
Menurut data Badan Pusat Statistik (2015) hasil proyeksi penduduk tahun
2014 menunjukkan umur harapan hidup penduduk Indonesia sebesar 70,6
tahun. Berdasarkan hasil proyeksi penduduk, lanjut usia di Indonesia pada
tahun 2014 sebesar 8,2 persen. Peningkatan jumlah lansia tersebut perlu
mendapatkan perhatian karena lansia beresiko tinggi mengalami
berbagai gangguan kesehatan khususnya penyakit degeneratif.
Menurut Tamher & Noorkasiani (2009) gangguan kesehatan utama yang
sering terjadi pada lansia salah satunya adalah tekanan darah
tinggi (hipertensi). Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan
darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitya 90
mmHg (Irmawati, 2013). Gangguan kesehatan tersebut dapat menyebabkan
penurunan kualitas hidup pada lansia. Kualitas hidup berhubungan dengan
kepuasan atau kebahagiaan dalam kehidupan individu yang mempengaruhi
atau dipengaruhi oleh kesehatan. Kualitas hidup mencakup emosianal,
sosial, kesejahteraan fisik, serta kemampuan seseorang dalam kehidupan
sehari-hari (Donald, 2009). Dari banyak penelitian di dapatkan bahwa dengan
meningkatnya usia, maka tekanan darah akan meningkat. Hipertensi menjadi
masalah pada usia lanjut karena sering ditemukan dan menjadi faktor utama
stroke, payah jantung, dan penyakit jantung koroner (Surya, 2004).
Penanganan hipertensi dapat dilakukan dengan memperbaiki pola hidup
(terapi non farmakologis) dan terapi farmakologis. Salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk memperbaiki pola hidup adalah dengan melakukan latihan
fisik secara teratur. Latihan fisik tersebut bertujuan untuk menurunkan
tekanan darah dan terbukti dapat meningkatkan kualitas hidup pada penderita
hipertensi (Setiawan dkk., 2012).
Latihan fisik yang sesuai dengan lansia diantaranya berjalan-jalan,
bersepeda, berenang, melakukan pekerjaan rumah dan senam. Latihan fisik
seperti senam yang teratur juga membantu mencegah keadaan atau penyakit
kronis, seperti tekanan darah tinggi (hipertensi) (Astari, 2012). Senam dapat
meningkatkan aktivitas metabolisme tubuh dan kebutuhan oksigen. Senam
lansia sangat penting untuk para lanjut usia, karena dapat menjaga kesehatan
tubuh mereka.
Berdasarkan hasil penelitian Astari (2012) perbedaan perubahan tekanan
darah sebelum dan setelah diberikan senam lansia terdapat penurunan rata-
rata tekanan darah sistolik sebanyak 21,67 mmHg dan diastolik sebanyak
12,50 mmHg. Hal ini mengindikasikan bahwa terjadi penurunan nilai
rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik setelah melakukan senam lansia.
Hasil penelitian yang dilakukan Setiawan dkk (2013) menunjukkan bahwa
terjadi peningkatan skor kualitas hidup rata-rata dengan Mac New Heart
Disease Health Related QoL sebesar 9,27 yang menunjukkan adanya
pengaruh yang signifikan senam bugar lansia terhadap kualitas hidup
penderita hipertensi.
Berdasarkan dari hasil penelitian tersebut penulis menyimpulkan bahwa
senam bugar lansia merupakan salah satu aktivitas fisik yang dapat dilakukan
untuk menurunkan tekanan darah dan meningkatkan kualitas hidup pada
penderita hipertensi. Sehingga, peneliti tertarik untuk meneliti
tentang pengaruh senam bugar lansia terhadap tekanan darah dan kualitas
hidup pada lansia hipertensi.

III. TUJUAN
Tujuan umum : Setelah dilakukan latihan senam lansia denga
hipertensi, klien dapat mempratikkan secara mandiri untuk mencegah
peningkatan tekanan darah.
Tujuan khusus : Setelah dilakukan latihan senam lansia dengan
hiepertensi selama 30 menit di panti tresna werdha wisma kenanga, maka
klien mampu :
1. Memahami tentang penyakit hipertensi
2. Mampu mempraktekkan latihan senam hipertensi secara mandiri
IV. LANDASAN TEORI

Terapi Aktivitas Kelompok

Terapi aktivitas kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan


perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan
yang sama. Aktivitas yang digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan
sebagai target asuhan. Didalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang
saling bergantung, saling membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat
klien berlatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku lama
yang maladaptif.

Tahapan-tahapan dalam Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)

a. Pre kelompok
Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan siapa yang menjadi
leader, anggota, tempat dan waktu kegiatan kelompok akan dilaksanakan
serta membuat proposal lengkap dengan media yang akan digunakan
beserta dana yang dibutuhkan.
b. Fase awal
Pada fase ini terdapat tiga tahapan yang terjadi, yaitu orientasi, konflik
atau kebersamaan.
1. Orientasi
Anggota mulai mencoba mengembangkan sistem sosial masing-
masing, leader mulai menunjukkan rencana terapi dan mengambil
kontrak dengan anggota.
2. Konflik
Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai
memikirkan siapa yang berkuasa dalam kelompok, bagaimana peran
anggota, tugasnya dan saling ketergantungan yang akan terjadi.
3. Kebersamaan
Anggota mulai bekerjasama untuk mengatasi masalah, anggota mulai
menemukan siapa dirinya.
1) Fase kerja
Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim;
a) Merupakan fase yang menyenangkan bagi pemimpin dan
anggotanya
b) Perasaan positif dan negatif dapat dikoreksi dengan hubungan
saling percaya yang telah terbina.
c) Semua anggota bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah
disepakati
d) Tanggung jawab merata, kecemasan menurun, kelompok lebih
stabil dan realistis.
e) Kelompok mulai mengeksplorasi lebih jauh sesuai dengan tujuan
dan tugas kelompok dalam menyelesaikan tugasnya.
f) Fase ini ditandai dengan penyelesaian masalah yang kreatif.

Petunjuk untuk leader pada fase ini :

1. Intervensi leader didasari pada kerangka kerja teoritis, pengalaman ,


personality dan kebutuhan kelompok serta anggotanya.
2. Membantu perkembangan kebutuhan kelompok dan mempertahankan
batasannya, mendorong kelompok bekerja pada tugasnya.
3. Intervensi langsung ditujukan untuk menolong kelompok mengatasi masalah
khusus.
4. Fase terminasi
Ada dua jenis terminasi, yaitu terminasi akhir dan terminasi sementara.
Anggota kelompok mungkin mengalami terminasi prematur, tidak sukses atau
suskses. Terminasi dapat menyebabkan kecemasan, regresi dan kecewa. Untuk
menghindari hal ini, terapis perlu mengevaluasi kegiatan dan menunjukkan
sikap betapa bermaknanya kegiatan tersebut, menganjurkan anggota untuk
memberi umpan balik pada tiap anggota.
Terminasi tidak boleh disangkal, tetapi harus tuntas didiskusikan. Terapi
aktivitas kelompok harus dievaluasi, bisa melalui pre dan post-test.
V. SASARAN
1. Semua lansia di panti tresna werdha wisma kenanga yang mengalami
hipertensi.
2. Kriteria hasil :
1) Lansia dalam keadaan stabil atau sehat.
2) Lansia bersedia mengikuti kegiatan.
3) Proses seleksi peserta
a. Menyeleksi klien sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan
b. Mengidentifikasi nama klien dan riwayat penyakit yang dialami
c. Membuat kontrak waktu dengan klien

VI. PENGORGANISASIAN
1. Leader : Imam Setiawan
2. Co Leader : Shinta bella
3. Observer : Dian Andriani
4. Fasilitator : - Nur Agisni M.A
- Risa Rismayanti
- Ani Ruspiani

Uraian Tugas :

Leader

1. Membuka kegiatan terapi aktivitas kelompok


2. Memperkenalkan asal institusi dan tim perawat
3. Memberi kesempatan kepada lansia untuk memperkenalkan diri
4. Menjelaskan topik dan tujuan senam
5. Mengarahkan dan memimpin jalannya kegiatan senam
6. Menetralisir keadaan jika terjadi masalah

Co- Leader

1. Menjelaskan tata cara senam lansia


2. Memberikan reinforcement

Fasilitator

1. Mempersiapkan tempat bermain


2. Mempersiapkan dan menyediakan alat dan media permainan
3. Memotivasi klien

Observer

1. Menjelaskan kriteria penilaian permainan


2. Mengawasi jalannya kegiatan sesuai rencana
3. Mencatat peserta yang aktif dan pasif dalam TAK

VII. WAKTU DAN TEMPAT

Hari/ Tanggal : Senin, 28 Oktober 2019

Pukul : 10.00 WIB

Tempat : Wisma Kenanga

VIII. PROSES PELAKSANAAN


1. Fase Pra Interaksi
 Menyiapkan / memilih klien yang akan di ikut sertakan dalam kegiatan
TAK senam hipertensi
 Menyiapakan kursi dan meja,infocus, speaker, laptop dan video senam
hipertensi.
2. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
 Leader membuka kegiatan dan memperkenlkan tim dan perawat
lainnya
 Leader memotivasi peserta untuk memperkenalkan diri secara
bergantian
 Leader mentebutkan tujuan umum TAK
b. Evaluasi validasi
 Leader menanyakan perasaannya hari ini
 Leader mengevaluasi TAK yang kemarin
 Leader mengevaluasi TAK yang sebelumnya, diterapkan oleh klien
atau tidak
c. Kontrak
 Leader menjelaskan topik dan tujuan kegiatan
 Leader menjelaskan tempat dan waktu pelaksanaan TAK
 Leader menjelaskan aturan main TAK
3. Fase Kerja
 Leader memimpin doa sebelum memulai kegiatan
 Leader menjelaskan pengertian hipertensi
 Peserta diminta menjelaskan pengertian hipertensi
 Leader memberikan reinforcement positif terhadap peserta yang dapat
menjawab.
 Leader menjelaskan tanda dan gejala hipertensi
 Peserta diminta menjelaskan tanda gejala hipertensi
 Leader memberikan reinforcement positif terhadap peserta yang dapat
menjawab.
 Leader menjelaskan pengertian senam hipertensi
 Leader menjelaskan manfaat senam hipertensi
 Leader menjelaskan langkah-langkah senam hipertensi
 Peserta diminta menjelaskan langkah-langkah senam hipertensi
 Leader memberikan reinforcement positif terhadap peserta yang dapat
menjawab.
 Leader mengajak peserta untuk melakukan senam hipertensi secara
bersama-sama.
 Leader memberikan reinforcement positif terhadap peserta yang
mendemonstrasikan
 Fasilitator memotivasi peserta TAK
 Observer menilai masing-masing peserta
 Observer mengawasi jalannya kegiatan pertama sesuai dengan batas
waktu yang diberikan
 Observer memberikan penilaian kepada peserta TAK

IX. FASE TERMINASI


a. Observer memberikan penilaian pada peserta
b. Evaluasi subjektif
Leader meminta klien untuk mengekspresikan apa yang dirasakan
c. Evaluasi obyektif
Leader meminta klien untuk menjelaskan kembali beberapa langkah dari
senam hipertensi

X. RENCANA TINDAK LANJUT


a. Leader memotivasi klien untuk melakukan senam hipertensi setiap pagi
hari.
XI. KONTRAK YANG AKAN DATANG
a. Leader menjelaskan topik TAK yang akan dilakukan pada pertemuan
selanjutnya
b. Leader menjelaskan tempat dan waktu TAK yang akan dilakukan pada
pertemuan selanjutnya
XII. FASE EVALUASI
1. Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2. Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
3. Jika klien meninggalkan permainan tanpa pamit :
a. Panggil nama klien
b. Tanya alasan klien meninggalkan permainan
c. Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan
pada klien bahwa klien dapat melaksanakan keperluan setelah itu
klien boleh kembali lagi.

NAMA PESERTA

NO Nama Peserta Ruangan Keterangan


1 Ny. Fatma Kenanga Hipertensi
2. Ny. Yulia Kenanga Hipertensi
3. Ny. Vanesa Kenanga Hipertensi
4. Ny. Rani Kenanga Hipertensi
5. Ny. Nisa Kenanga Hipertensi

KRITERIA PENILAIAN KEMAMPUAN MENGHARDIK HALUSINASII

NO Penilaian Ny.V Ny.S Ny.D Ny.R Ny.N


1. Menyebutkan pengertian
hipertensi (1 point)
2. Menyebutkan tanda dan gejala
hipertensi yang dialami. (2
point)
3. Menyebutkan manfaat senam
hipertensi (2 point)
4. Mendemonstrasikan langkah-
langkah senam hipertensi
(yang diingat oleh klien) (5
point)
KRITERIA ANTISIPASI

1. Bila klien menghindari setiap pertemuan, maka leader memberitahukan


klien tersebut dan menganjurkan mereka berbicara langsung kepada
kelompok.
2. Jika ada klien yang membicarakan hal-hal lain dalam diskusi, maka leader
harus memfokuskan pembicaraan.
3. Jika ada klien yang menggunakan kekerasan fisik, maka leader
menegaskan bahwa hal tersebut tidak dikehendaki.
4. Jika ada klien dalam diskusi diam, maka fasilitator harus berperan aktif.
5. Jika ada klien yang ingin keluar dari kegiatan therapi kelompok, maka
klien yang bersangkutan harus membicarakan dengan anggota therapi
kelompok lain.
XIII. SKEMA RUANGAN

Keterangan :

: klien

: leader & co-leader

: fasilitator

: observer
XIV. PENUTUP

Kegiatan terapi aktivitas kelompok ini diharapkan mampu mencapai tujuan.


Hasil yang diharapkan adanya perubahan tekanan darah pada klien setelah
dilakukannya senaam hipertensi.

Pembimbing Lapangan Tim Penulis

( Sumarmi S.Kep,.Ners,.M.Kep ) ( Kelompok )


LAMPIRAN MATERI

1) Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan dimana seseorang
mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam
waktu yang lama). Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui
oleh tubuh kita sendiri. Satu-satunya cara untuk mengetahui hipertensi
adalah dengan mengukur tekanan darah kita secara teratur.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana
terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu
lama). Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan
tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan
mempunyai keadaan darah tinggi.
2) Tanda dan gejala hipertensi
Mekanisme Terjadinya Hipertensi Gejala-gejala hipertensi antara lain
pusing, muka merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara
tiba-tiba, tengkuk terasa pegal, dan lain-lain. Dampak yang dapat
ditimbulkan oleh hipertensi adalah kerusakan ginjal, pendarahan pada
selaput bening (retina mata), pecahnya pembuluh darah di otak, serta
kelumpuhan.
3) Pengertian senam hipertensi
Salah satucara pemeliharaan kesegaran jasmani dengan melakukan senam,
karena dapat merangsang aktifitaskerja jantung untuk melakukan
perubahan yang menguntungkan dalam tubuh seseorang yang
melaksanakannya. Hal ini merupakan usaha preventif / pencegahan
tujuannya untuk meninggkatkan jumlah interaksi oksigen yang diproses
didalam tubuh dalam waktu tertentu.
4) Manfaat senam hipertensi
1. Untuk meningkatkan daya tahan jantung dan paru paru serta
membakar lemak yang berlebihan ditubuh karena aktifitas gerak untuk
menguatkan dan membentukotot dan beberapa baggian tubuh lainya,
seperti: pinggang, paha, pinggul, perut, dan lain lain.
2. Meningkatkan kelntukan, keseimbangan koordinasi, kelincahan, daya
tahan dan sanggup melakakukan kegiatan kegiatan atau olahraga
lainnya. Bila seseorang mempunyai motivasi untuk berlatih rutin dapat
merupakan suatu penurunan program penurunan berat badan.

5) Langkah-langkah senam hipertensi

Gerakan ke 1 Gerakan ke 2 Gerakan ke 3


menepuk telapak mengadukan memasukan
tangan 8x kedua jari tengah kesela sela jari 8x
8x

Gerakan ke 4 Gerakan ke 5
Gerakan ke 6
membuka dan membuka dan
menepuk nadi 8x
menutup dgn telapak menutup dgn telapak
kiri dan kanan
tangan keatas 8x tangan kebawah 8x
Gerakan ke 7 Gerakan ke 8 Gerakan ke 9
menepuk nadi 8x menempelkan jari- membuka dan
kiri dan kanan tangan mengepal tangan 8x

Gerakan ke 10 Gerakan ke 11
menepuk satukan gerakan 10 Gerakan ke 12
pertengahan lengan dan 11 8x kiri dan menepuk pinggul 8x
8x kiri dan kanan kanan
Gerakan ke 13 Gerakan ke 14 Gerakan ke 15
menupuk paha menepuk lutut 8x menepuk perut 8x

Gerakan ke 16 lakukan
gerakan jinjit 8x

AYO BERLATIH SENAM HIPERTENSI


DAFTAR PUSTAKA
1. Utomo B. 2010. Hubungan antara Kekuatan Otot dan Daya Tahan Otot
Anggota Gerak Bawah dengan Kemampuan Fungsional Lanjut Usia. Tesis.
Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
2. Tamher S dan Noorkasiani. 2009. Kesehatan Usia Lanjut Dengan
PendekatanAsuhan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
3. https:// id.scribd.com/doc/180747902/senam-hipertensi-pptx
4. https://www.academia.edu/29341638//ASKEP_HIPERTENSI.docx
PROPOSAL KEGIATAN

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ( TAK )

SENAM HIPERTENSI

Disusun Oleh:

1. Ani Ruspiani
2. Dian Andriani
3. Fatmawati
4. Imam Setiawan
5. Nisaroha
6. Nur Agisni Muhammad Ahyar
7. Rani Sekarsari
8. Risa Rismayanti
9. Sinta Bella
10. Vanessa Widya A
11. Yulia Dewi

KELOMPOK :3
3B
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
AKADEMI KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
CIREBON
2019

Anda mungkin juga menyukai