Anda di halaman 1dari 14

SENAM TAI CI, SENAM YOGA DAN SENAM SQUAT PADA LANSIA

OLEH:

CINDY ANELIS HAREFA


032018016

Dosen Pembimbing : Ibu Lindawati Simorangkir S.Kep. Ns. M.Kes.

PROGRAM STUDI NERS TAHAP AKADEMIK


STIKES SANTA ELISABETH
MEDAN
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Senam Taichi, Yoga dan
Senam Squat pada Lansia”. Penulis berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai metode pengambilan sampel.

Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan-
kekurangan. Untuk itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi para pembaca dan sekiranya makalah yang
telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Medan, 30 Oktober 2021


Penulis,

Cindy Anelis Harefa


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


WHO (World Health Organization) membagi dewasa lanjut atau lansia menjadi empat
kelompok yakni (middle age) atau usia pertengahan diantaranya kelompok usia 45 sampai 59
tahun, (elderly) atau lanjut usia yakni antara 60-74 tahun, (old) atau usia tua antara 75 dan 90
tahun, dan (very old) atau sangat tua diatas 90 tahun (Nugroho, 2008). Di Indonesia, istilah
untuk kelompok usia ini belum baku, orang memiliki sebutan yang berbeda-beda. Ada yang
menggunakan istilah usia lanjut, ada pula lanjut usia atau jompo dengan padanan kata dalam
bahasa inggris biasa disebut the aged, the elders, older adult, serta senior citizen
(Noorkasiani, 2012).
Lanjut usia ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat sebagai gejala-
gejala kemunduran fisik, diantaranya kulit mulai mengendur, timbul keriput, rambut beruban,
gigi mulai tanggal, pendengaran dan penglihatan berkurang, mudah lelah, gerakan menjadi
lamban, dan kurang lincah. Kemunduran lain yang juga terjadi adalah kemampuan-
kemampuan kognitif seperti sering lupa, kemunduran orientasi terhadap waktu, ruang, tempat
(Maryam, 2012). Menurunnya fungsi sebagai organ, lansia menjadi rentan terhadap penyakit
yang bersifat akut atau kronis. Ada kecendrungan terjadi penyakit degeneratif dan penyakit
metabolik (Nugroho, 2008).
Tidak hanya kemunduran biologis, masalah psikologis juga merupakan faktor penting
yang dapat mempengaruhi kehidupan lansia, diantaranya kesepian, keterasingan dari
lingkungan, kurang percaya diri, keterlantaran terutama bagi lansia yang miskin serta
kurangnya dukungan dari anggota keluarga dimana keadaan fisik lansia lemah dan tak
berdaya, sehingga harus bergantung pada orang lain (Maryam, 2012). Secara individu,
semakin lanjut usia, mereka akan mengalami kemunduran terutama di bidang kemampuan
fisik sehingga timbulnya gangguan dalam hal mencukupi kebutuhan sehari-harinya (ADL)
yang berakibat dapat meningkatkan ketergantungan untuk memerlukan bantuan orang lain
(Nugroho, 2008).
Aktivitas kehidupan harian yang dalam istilah bahasa inggris disingkat ADL (activity of
daily living) merupakan aktivitas pokok bagi perawatan diri. Aktivitas sehari-hari meliputi ke
toilet, makan, berpakaian (berdandan), mandi dan berpindah tempat. Termasuk di sini
kegiatan berbelanja, masak, pekerjaan rumah tangga, mencuci, menggunakan sarana
transportasi, dan mampu menggunakan obat secara benar, serta manajemen keuangan
(Noorkasiani, 2012).
Dari aktivitas sehari-hari tersebut, tidak semua lansia dapat melakukannya secara
mandiri, karena lanjut usia sudah terjadi penurunan kondisi fisik/biologis, kondisi psikologis
serta perubahan kondisi sosial (Nugroho, 2008).
Dari beberapa upaya menjaga kesehatan dan pencegahan penyakit bagi lansia, senam
merupakan tindakan yang banyak dianjurkan. Senam bagi lansia memiliki gerakan-gerakan
yang sederhana dengan tempo lambat dan waktu yang diperlukan juga singkat sehingga
tenaga yang dikeluarkan tidak terlalu besar (Widianti, 2010).
Senam lansia dapat mencegah atau memperlambat kehilangan fungsional seperti
penurunan massa otot serta kekuatannya, toleransi latihan, dan terjadinya penurunan lemak
tubuh, bahkan dengan senam teratur dapat memperbaiki morbiditas dan mortalitas yang
diakibatkan oleh penyakit kardiovaskuler (Martono dalam Darmojo, 2009). Aktivitas
olahraga ini juga membantu tubuh tetap bugar dan segar karena melatih tulang tetap kuat,
mendorong jantung bekerja optimal, dan membantu dalam aktivitas sehari-hari (Maryam,
2012).
BAB 2

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Senam Thai Ci


2.1.1 Pengertian
Menurut (komang dkk;2017) Senam Tai Chi adalah kombinasi dari meditasi,
pengaturan pernapasan dan latihan peregangan secara menyeluruh yang meliputi berbagai
gerakan olah tangan dan kaki dengan kecepatan tetap dimana melibatkan otot-otot besar.
Tidak hanya membina kaki, tangan, dan tubuh saja melalui berbagai gerakan, tetapi juga
memperkuat organorgan dalam dan sistem saraf pusat dengan menggunakan pernapasan
perut yang lambat dan dalam, serta pemusatan pikiran.
Tai Chi merupakan sebuah kegiatan atau seni yang bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan fisik, keseimbangan jiwa, dan mental serta gabungan dari suatu kombinasi
meditasi, yang berfokus pada pernafasan, dan gerakan fisik dengan irama tertentu yang
menggerakkan 3 bagian tubuh dalam satu waktu secara bersamaan. Pola gerakan senam
Tai Chi yang diajarkan yaitu menggerakkan dan menyeimbangkan bagian kaki, lutut,
pinggul, tangan, bahu, sehingga dapat melatih kemampuan gerakan otot, lalu
mempertahankan posisi tubuh, pergerakan postur tubuh, kemampuan otot untuk melawan
gravitasi, otot yang lemah akan menjadi diperkuat dengan gerakan- gerakan yang
diberikan (Gurdani dkk;2018)
Mempertahankan kualitas hidup lansia tetap aktif dan produktif, dalam hal
inisenam Tai Chi merupakan terapi komplementer dari profesi keperawatan yang
memiliki peran dan fungsi yaitu: sebagai pelaksana kesehatan, perawat bertanggung
jawab dalam upaya promotif dan preventif untuk meningkatkan status kesehatan, perawat
berperan sebagai pendidik, memberikan pendidikan dan pemahaman untuk menanamkan
perilaku sehat, care giver, advocate, conselor, dan communicator, sehingga terjadi
perubahan perilaku untuk mencapai kesehatan yang optimal (Gurdani dkk;2018)
2.1.2 Kontra dan Indikasi Senam Tai Chi
1. Indikasi senam Tai Chi
a. Semua lansia dengan proses penuaan
2. Kontra Senam Tai Chi
a. Klien pasca stroke
b. Klien dengan hipertensi tidak terkontrol
c. Para peserta senam Tai Chi yang mempunyai keluhan sakit diharapkan
mengkomunikasikan sakitnya kepada pelatih agar pelatih dapat melakukan
pengamatan yang teratur dan seksama (Holt & Kaiser; 2009)
2.1.3 Komponen Utama Senam Tai Chi
Menurut (Smalheiser;2006) dalam (Arifin;2012), modifikasi Tai Chi memiliki 3
komponen utama, yaitu:
1. Gerakan
Seluruh kelompok otot besar dan sendi diperlukan untuk gerakan-gerakan lambat
dan lembut. Tai Chi dapat memperbaiki keseimbangan, kekuatan, fleksibilitas,
stamina, tonus otot dan koordinasi. Tai Chi yang sifatnya low-impact dan weight
bearing dapat memperkuat tulang dan memperlambat pengurangan masa tulang,
sehingga kemungkinan dapat mencegah Osteoporosis.
2. Meditasi
Bertujuan untuk menenangkan pikiran, meningkatkan konsentrasi, mengurangi
kecemasan sehingga dapat menurunkan tekanan darah dan denyut jantung.
3. Pernafasan dalam serta pernafasan perut
Dapat meningkatkan kapasitas paru, meregangkan otot-otot pernafasan dan
mengurangi ketegangan yang meningkatkan oksigen dalam darah.
2.1.4 Efek Senam Tai Chi
Menurut (Teramihardja;2008) dalam (Arifin;2012), para pelaku Tai Chi memperlihatakn
peningkatan pengeluaran noradrenalin dalam urin dan penurunan konsentrasi kortisol
saliva, sehingga latihan Tai Chi kemungkinan dapat menurunkan tekanan darah,
meningkatkan oksigen dalam darah, depresi, keletihan dan kecemasan.
2.1.5 Teknik Senam Tai Chi
Teknik Senam Tai Chi adalah sebagai berikut:
1. Persiapan klien dengan mengkaji tanda-tanda vital terutama denyut jantung yang
normal untuk lansia umur 60 tahun ke atas, 60-70 detik per menit.
2. Latihan dimulai dengan gerakan 1, gerakan pembukaan, gerakan 2, gerakan 3,
gerakan 4, gerakan 5, gerakan 6, gerakan 7, gerakan 8, dan gerakan 9 dengan lama
latihan selama 30 menit.
3. Latihan dilakukan 3-5 kali per minggu dengan berselang satu hari dalam zona latihan
4. Beban latihan menggunakan 60-70 kali permenit maksimum denyut jantung, tetapi
pemula dianjurkan menggunakan 50-60% dari V O2 maksimum.
5. Pemanasan dan pendinginan 5-10 menit dan latihan ini selama 27 menit
6. Urutan gerakan sampai dengan gerakan 9 adalah sebagai berikut
Teknik senam:
a. Posisi kaki sejajar dan posisi tangan berada didepan dada
b. Lakukan gerakan berulang dengan menaik turunkan kedua tangan selama 3 menit
dengan cara menghitung angka, sambil tarik nafas dalam dan mengeluarkan nafas
dari mulut pelan-pelan
c. Tangan kanan diletakkan dipinggul, tangan kiri bergerak keatas melingkar
d. Seolah-olah sedang mengaduk dan kepala mengikuti gerakan tangan lakukan
bergantian kiri dan kanan masing-masing 3 menit
e. Posisi tubuh kembali kearah depan dan tangan seperti memegang bola
f. Gerakkan badan kesamping, gunakan tumit sebagai tumpuan. Kedua tangan
digerakkan keatas melingkat selama 3 menit
g. Kembalikan kaki pada posisi sejajar. Ayunkan tangan kanan menghadap wajah
dari atas dan tangan kiri juga menghadap ke wajah dari bawah.
h. Lalu tarik salah satu tangan keatas dan tangan yang lain kebawah menjauhi tubuh
lakukan selama 3 menit.
i. Bentangkan kedua kaki selebar bahu lalu ayunkan kedua tangan disamping tubuh
melingkar selama 3 menit
j. Regangkan kaki kiri menjauhi tubuh, jadikan kaki kanan sebagai tumpuan (tekuk
lutut kanan). Ayunkan kedua tangan kesamping tubuh lakukan gerkan seperti
mendorong selama 3 menit.
k. Arahkan kaki kanan lurus kesamping dan tekuk kaki kiri (jadikan sebagai
tumpuan). Ayunkan tangan kiri kedepan, ayunkan tangan kanan kebelakang
l. Lakukan gerakan diiringi langkah kaki maju bergantian kedepan lalu kesamping
selama 3 menit
m. Posisikan kaki kanan lurus kebelakang, tekuk lutut kaki kanan (jadikan sebagai
tumpuan). Posisikan kedua tangan kedepan dada.
n. Dorong tangan kanan kedepan dan tangan kiri rileks kebawah
o. Kakukan gerakan dengan kaki maju kedepan dan bergantian pindah ke arah
samping selama 3 menit.
p. Kembalikan tubuh ke posisi awal menghadap depan
q. Tetap pada posisi yang sama, arahkan kedua tangan disamping tubuh dan tarik
napas dalam selama 3 menit.
2.2 Senam Yoga
2.2.1 Pengertian
Bertambahnya usia seseorang akan diiringi dengan penyusutan jaringan tubuh
secara bertahap, meliputi jaringan otot, sistem syaraf dan organ-organ vital lainnya
seperti jantung dan paru-paru yang mengakibatkan perubahan pada tubuh, menurunnya
metabolisme tubuh, dan bertambahnya lemak dalam tubuh. Kemampuan melakukan
aktivitas fisik dan juga kemampuan kerja pun akan menurun. Masalah penurunan
kemampuan fisik pada lansia semakin diperparah dengan kemajuan teknologi yang
menyebabkan berkuranganya kebutuhan untuk menggunakan energi.
Pemilihan jenis olahraga bagi lansia hendaknya disesuaikan dengan kemampuan
tubuh dari lansia itu sendiri. Yoga merupakan alternatif aerobik yang menarik karena
latihannya memerlukan sedikit ruangan, tidak memerlukan peralatan dalam latihannya,
dan tidak memiliki efek samping yang berbahaya (Nida Hidayati, 2015). Yoga
merupakan salah satu filsafat hidup yang dilatarbelakangi oleh ilmu pengetahuan yang
universal, yakni pengetahuan tentang seni pernapasan, anatomi tubuh manusia,
pengetahuan tentang bagaimana cara mengatur pernapasan yang disertai senam atau
gerak anggota badan, bagaimana cara melatih konsentrasi, menyatukan pikiran, dan lain
sebagainya (Rachman Sani, 2006).
Cakupan yoga yang bersifat universal menjadikan teknik yoga boleh dilakukan
oleh siapapun, oleh semua kalangan umur mulai dari anak-anak hingga orang lanjut usia.
Keunggulan yoga dibandingkan dengan jenis olah tubuh lainnya antara lain: yoga bersifat
statis dengan satu posisi yang dipertahankan beberapa saat, efek dari latihan yoga
berpengaruh banyak pada organ atau sistem fisiologi, bersifat anabolik yang artinya
gerakan sinkron dengan pernapasan sehingga suplai oksigen selalu cukup, bersifat
subyektif sehingga membuat pelaku yoga cenderung introver dan menguasai diri,
menenangkan dan menjernihkan pikiran.
Teknik yoga beraneka ragam sesuai dengan cabang yoga yang disesuiakan dengan
kebutuhan khusus para pelaku yoga diantaranya hatha yoga. Hatha yoga adalah
pengetahuan mengenai tubuh secara fisik, yang termasuk rentang gaya dari lembut
(gentle) sampai atletik. Latihan hatha yoga terdiri dari postur (asana), teknik bernapas
(pranayama), dan teknik visualisasi, relaksasi, serta meditasi. Latihan hatha yoga telah
terbukti bagi segala usia menjadi salah satu cara yang paling efektif untuk membuat dan
mempertahankan gaya hidup sehat (Jan Maddern, 2004).
2.2.2 Manfaat Yoga
Yoga merupakan seni olah tubuh yang berasal dari India dan sudah terkenal di
seluruh penjuru dunia dimana tidak hanya dapat menyembuhkan penyakit, yoga juga
dapat memberikan ketenangan di jiwa akibat stres atau ketidak seimbangan psikis
(Widagdo 2003). Banyak sekali manfaat yoga yang bias didapatkan dari yoga, seperti :
1. Memperbaiki postur tubuh, postur tubuh yang awalnya buruk menjadi lebih baik
lagi. Karena tubuh butuh keseimbangan pada tulang punggung dan otot-otot
punggung sebagai penyannga tubuh kita (Stefanus 2010).
2. Otot menjadi lebih kuat, dimana peran otot yaitu menjaga tubuh dari penyakit
seperti arthritis dan nyeri punggung. Dengan otot yang kuat, kita juga akan lebih
menarik untuk dilihat.
3. Melindungi tulang punggung, agar ruasruas tulang belakang menjadi fleksibel.
4. Mencegah osteoporosis, dengan melakukan pose downward atau upward facing dog
dapat membantu untuk menguatkan tulang lengan yang rentan terkena osteoporosis
(Stefanus 2010).
5. Memperlancar peredaran darah, karena rasa rileks yang didapat dari yoga
membantu kelancaran sirkulasi darah dalam tubuh, khususnya di tangan dan kaki.
6. Melindungi jantung, walaupun yoga tidak termasuk dalam olahraga aerobic, namun
latihan yoga dapat menurunkan tingkat jantung istirahat, meningkatkan stamina dan
memperbaiki asupan oksigen di dalam tubuh.
7. Membersihkan limfa, yang merupakan cairan yang kaya akan sel kekebalan tubuh.
Dengan berlatih yoga dapat membantu system limfatik, merusak sel-sel kanker dan
membuang racun-racun dari produksi fungsi selular.
8. Menurunkan tekanan darah, yoga sangat baik bagi penderita hipertensi.
9. Menurunkan gula darah dan kolesterol jahat, khususnya pada penderita diabetes,
yoga dapat menurunkan kortisol dan kadar hormone adrenalin, menurunkan berat
badan, dan memperbaiki sensitivitas pada insulin
2.2.3 Jenis dan Gerakan Yoga
a. Meditasi
Yoga menganjurkan untuk meditasi. Meditasi membuat kita mengenali
diri kita sendiri. Tahap awalnya adalah dengan menghayati aliran darah pada saat
melakukan gerakan yoga. Jika dengan yoga kita dapat mulai mengenali system
peredaran darah tubuh kita, yoga dapat mengantarkan kepada pengenalan diri kita
yang sifatnya unconscious seperti yang dianjurkan oleh Jung.
b. Asana (savasana)
Gerakan-gerakan dalam yoga dikenal dengan nama Asana. Tiap asana
memiliki manfaatnya masing-masing. Untuk melakukan yoga, ada baiknya
terlebih dahulu berkonsultasi pada orang yang mengerti mengenai gerakan-
gerakan yoga untuk menghindari cidera. Jika memutuskan untuk
mempraktekkannya sendiri, jangan memilih asana yang susah atau menuntut diri
untuk melakukannya persis seperti di dalam gambar. Hal inijustru dapat membuat
rentan pada cedera. Akan lebih baik apabila melakukan yoga secara perlahan-
lahan dan meningkatkannya setapak demi setapak.
Savasana adalah salah satu postur penting dalam latihan yoga. Postur
(asana) tersebut sangat mudah dilakukan namun sanggup menimbulkan perasaan
rileks secara fisik dan pikiran. Individu yang melakukannya akan terbebas dari
tekanan dan kecemasan serta mendapatkan ketenangan pikiran. Biasanya
savasana dilakukan di sesi penutup dalam rangkaian latihan yoga sebagai sesi
relaksasi. Kesulitan terbesar melakukan sesi ini yaitu seringkali individu tertidur
selama mempertahankan postur savasana. Postur (asana) “savasana” disebut juga
sebagai “yoga nindra” yang secara harfiah berarti yoga tidur terlihat dalam
gambar terlampir. Yoga nindra menurut Claire (2006) merupakan posisi relaksasi
mendalam yang dapat melepaskan ketegangan fisik, mental, emosi, dan spiritual.
Postur savasana dilakukandengan berbaring terlentang lurus dengan kedua kaki
terentang menjauh dan garis tengah tubuh. Kedua tangan terentang dikedua sisi
tubuh dengan telapak tangan menghadap keatas. Kepala bersandar dengan leher
lurus tidak tertekuk sehingga wajah/hidung mengarah lurus ke atap. Tulang bahu
harus lemas dan terentang lebar menyentuh lantai. Tulang ekor menyentuh lantai
dengan tulang punggung bawah tetap melengking alami. Mungkin akan terasa
lebih nyaman jika meletakan bantalan di bawah lengkungan leher atau punggung.
c. Relaksasi
Latihan relaksasi dan meditasi yoga mengikuti tahapan latihan persiapan
awal yaitu memilih tempat yang tenang, bersih dengan sirkulasi udara baik.
Waktu latihan yang terbaik yaitu fajar atau larut malam. Akan lebih baik bila
menggunakan pakaian longgar yang nyaman dan bertelanjang kaki.
d. Padmasana (siddhasana)
Kebanyakan para yoga duduk dalam posisi padmasana atau siddhasana
ketika bermeditasi atas Tuhan. Beberapa bahkan bermeditasi dengan berbaring
dalam posisi shavasana. Masih banyak lagi asana yang lain. Semua asana ini
dipraktekkan dengan latihan menarik nafas dalam-dalam di bawah bimbingan
seorang guru yang ahli.
2.3 Senam Squat
2.3.1 Pengertian
Gerakan squat adalah salah satu latihan yang baik untuk melatih tubuh bagian
bawah dan inti otot, jika anda melakukan latihan ini secara teratur, maka anda dapat
mengencangkan otot paha dan bokong serta meningkatkan sirkulasi pencernaan.
2.3.2 Tata Cara Squat Yang Benar
a. Awali dengan posisi berdiri tegak
b. Berdiri dengan kaki dibuka selebar pinggul
c. Turunkan tubuh anda sejauh yang anda bisa dengan mendorong punggung
kebelakang, sambil naikkan lengan anda lurus kedepan untuk menjaga
keseimbangan
d. Tubuh bagian bawah harus sejajar dengan lantai dan dada harus dibusungkan, tidak
membungkuk. Lalu angkat sebentar dan kembali ke posisi awal
e. Saat anda menurunkan tubuh anda seperti ingin duduk atau jongkok, paha belakang
memanjang di sendi pinggul dan memperpendek sendi lutut
f. Pada saat yang sama, otot punggung atas menegang yang membantu anda
mempertahankan batang tubuh anda tetap tegak, sehingga punggung anda tidak
berputar.
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Senam Tai Chi adalah kombinasi dari meditasi, pengaturan pernapasan dan latihan
peregangan secara menyeluruh yang meliputi berbagai gerakan olah tangan dan kaki dengan
kecepatan tetap dimana melibatkan otot-otot besar. Tidak hanya membina kaki, tangan, dan
tubuh saja melalui berbagai gerakan, tetapi juga memperkuat organorgan dalam dan sistem
saraf pusat dengan menggunakan pernapasan perut yang lambat dan dalam, serta pemusatan
pikiran.
Yoga merupakan salah satu filsafat hidup yang dilatarbelakangi oleh ilmu pengetahuan
yang universal, yakni pengetahuan tentang seni pernapasan, anatomi tubuh manusia,
pengetahuan tentang bagaimana cara mengatur pernapasan yang disertai senam atau gerak
anggota badan, bagaimana cara melatih konsentrasi, menyatukan pikiran, dan lain sebagainya
Gerakan squat adalah salah satu latihan yang baik untuk melatih tubuh bagian bawah dan
inti otot, jika anda melakukan latihan ini secara teratur, maka anda dapat mengencangkan
otot paha dan bokong serta meningkatkan sirkulasi pencernaan.
Daftar Pustaka

Gurdani dkk, (2018) . Pengaruh Senam Tai Chi Terhadap Fleksibilitas dan Kekuatan Otot
Ekstremitas Pada Lansia Digereja Bandung Barat. http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE. 2
(1):60-68.

Komang dkk, (2017) . Senam Tai Chi Lebih Efektif Meningkatkan Fleksibilitas dan
Keseimbangan Daripada Senam Bugar Lansia Pada Lansia Dikota Denpasar . Sport and Fitness
Journal. Volume 5, No 1 : 82-93. ISSN: 2302-688X.

Holt, E & Kaiser D.H . 2009 . Pengaruh Latihan Senam Tai Chi dan Wait un kung
Terhadap Daya Tahan Jantung dan Paru dan Komposisi Tubuh (Presentase Lemak Tubuh Pada
Lanjut Usia) Bandung: UNPAD

Arifin. Z., (2012). Modifikasi Tai Chi dan Senam Jantung Sehat Pada Profil Lipida dan
Kebugaran Pra Lansia. Disertasi. Universitas Negeri Surabaya

Cansera (2016). Pengaruh Senam Tai Chi Terhadap Stress Pada Lansia Di Alam Sutera.
Tesis . Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul

Maryam. S. 2012. Mengenal Usia Lanjut dan Keperawatannya.Jakarta: Salemba Medika


Noorkasiani, S. 2012. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan.Jakarta:
Salemba Medika.

Nugroho,W.2008. Keperawatan Gerontik & Geriatrik.Jakarta:EGC

Dinata, Windo W. MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA MELALUI


SENAM YOGA. Yogyakarta: Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 11, No 2, Juli 2015

Anda mungkin juga menyukai