Anda di halaman 1dari 14

MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN

•Velita Silaban (032018023)


•Korin Br Gurning (0320180014)
•Wilda Satriana Gea (032018045)
•Ryanti silalahi (032018069)
•Sisilia K. D Sinaga (032018116)
Manajemen Keperawatan dewasa muskuloskletal, integument, persepsi sensori.

Pemberian asuhan keperawatan pada kasus gangguan muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori dan
persarafan berdasarkan proses keperawatan dengan mengaplikasikan ilmu biomedik seperti biologi, histologi,
biokimia,anatomi, fisiologi, patofisiologi, ilmu keperawatan bedah, ilmu penyakit dalam, farmakologi,nutrisi, bedah
dan rehabilitasi serta trend issue keperawatan medikal bedah .
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dalam asuhan keperawatan. Tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting
karena keberhasilan perawat dalam melakukan asuhan keperawatan sangat ditentukan dari seberapa jauh perawat bisa mengkaji
masalah yang dihadapi pasien sehingga dapat menentukan langkah langkah selanjutnya untuk membantu mengatasi atau
menyelesaikan masalah pasien. Tahapan pengkajian ini menggunakan dua kegiatan, yaitu : 1. Anamnesis; 2. Pemeriksaan fisik.
Pengkajian fisik dalam keperawatan pada dasarnya menggunakan cara-cara yang sama dengan ilmu kedokteran yaitu:
inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Pengkajian fisik kedokteran biasanya dilakukan dan diklasifikasikan menurut sisitem
tubuh manusia dimana tujuan akhirnya adalah untuk menentukan penyebab dan jenis penyakit yang diderita pasien. Sedangkan
pengkajian fisik bagi perawat yaitu untuk menentukan respon pasien terhadappenyakit/berfokus pada respon yang ditimbulkan
pasien akibat masalah kesehatan yang sudah didiagnose oleh dokter.Dengan kata lain perawat meneruskan tindakan
keperawatan kepada pasien yang sudah di diagnosis oleh dokter.
2. Prosedur Tindakan
Perhatian : sebelum melakukan pemeriksaan fisik, perawat harus melakukan kontrak dengan pasien, yang
didalamnya ada penjelasan maksud dan tujuan, waktu yang di perlukandan terminasi/ mengakhiri. Tahap-tahap
pemeriksaan fisik haruskan dilakukan secara urut dan menyeluruh dan dimulai dari bagian tubuh sebagai berikut:
Kulit, rambut dan kuku, Kepala meliputi: mata, hidung, telinga dan mulut, Leher : posisi dan gerakan trachea, JVP,
Dada : jantung dan paru, Abdomen: pemeriksaan dangkal dan dalam, Genetalia, Kekuatan otot /musculosekletal,
Neurologi
Pengkajian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Data Demografi
2. Riwayat Kesehatan Keluarga
3. Riwayat Kesehatan dan Keperawatan Klien
4. Riwayat Diet
5. Status Sosial Ekonomi
Manajemen Asuhan Keperawatan Kepada Anak Sakit Kronis/Terminal

penyakit terminal adalah suatu penyakit yang tidak bisa disembuhkan lagi. Kematian adalah tahap
akhir kehidupan. Kematian bisa datang tiba-tuba tanpa oengertian atau mengikuti priode sakit yang panjang.
Terkadang kematian menyerang usia muda tetapi selalu menunggu yang tua.
Pasien Terminal adalah : Pasien-pasien yang dirawat, yang sudah jelas bahwa mereka akan meninggal
atau keadaan mereka makin lama makin memburuk. ( P.J.M. Stevens, dkk, hal 282, 1999 ). Bisa dikatakan
Penyakit terminal adalah lanjutan dari penyakit kronik/ penyakit akut yang sifatnya tidak bisa disembuhkan
dan mengarah pada kematian. Pasien terminal illness adalah pasien yang sedang menderita sakit dimana
tingkat sakitnya telah mencapai stadium lanjut sehingga pengobatan medis sudah tidak mungkin dapat
menyembuhkan lagi. Oleh karena itu, pasien terminal illnes harus mendapatkan perawatan paliatif yang
bersifat meredakan gejala penyakit, namun tidak lagi berfungsi untuk menyembuhkan.
1.Etiologi Penyakit Terminal Pada Anak
• Infeksi Saluran Nafas Bawah, Pneumonia dan Bronkhitis
• Malaria
• Diare
• Campak
• Tetanus
• Infeksi Selaput Otak (Meningitis)
• Difteri
• Penyakit Kanker
• Akibat Kecelakan Fatal
 
KRITERIA PENYAKIT TERMINAL
1. Penyakit tidak dapat disembuhkan
2. Mengarah pada kematian
3. Diagnosa medis sudah jelas
4. Tidak ada obat untuk menyembuhkan
PENYAKIT TERMINAL YANG SERING DIALAMI OLEH ANAK SALAH SATUNYA DIAKIBATKAN
OLEH DIARE

DIARE
1. Pengertian
Diare alah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cairan,
dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari keadaan normal yakni 100-200 ml
sekali defekasi (Hendrawant, 1999)
Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari.
Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak
dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat bercampur lendir dan darah
(Ngastiyah,1997)
2. Penyebab
a. Faktor infeksi
b. Faktor Malabsorbsi
c. Faktor Makanan
d. Faaktor Psikologis
Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:

:
● Gangguan osmotik
● Gangguan sekresi
● Gangguan motilitas usus
2. Asuhan Keperawatan yang diperlukan pada Anak yang mengalami penyakit Terminal.

Asuhan keperawatan yang diperlukan dan digunakan pada anak yang mengalami penyakit
terminal adalah ”PALLIATIVE CARE” tujuan perawatan paliatif ini adalah guna untuk
meningkatkan kualitas hidup anak dengan kematian minimal mendekati normal, diupanyakan dengan
perawatan yang baik hingga pada akhirnya menuju pada kematian
 
A. PALLIATIF CARE
• Menambah kualitas hidup (anak) pada kondisi terminal.
• Perawatan paliatif berfokus pada gejala rasa sakit (nyeri, dypsnea) dan kondisi(kesendirian) dimana
pada kasus ini mengurangi kepuasan atau kesenangan hidup anak.
• Mengontrol rasa nyeri dan gejala yang lain,masalah psikologi,social atau spiritualnya dari anak
dalam kondisi terminal.
B. PRINSIP DARI PERAWATAN PALLIATIVE CARE
1. Menghormati atau menghargai martabat dan harga diri dari pasient dan keluarga
pasien.
2. Dukungan untuk caregiver
3. Palliateve care merupakan accses yang competent dan compassionet
4. Mengembangkan professional dan social support untuk pediatric palliative care
5. Melanjutkan serta mengembangkan pediatrik palliative care melalui penelitian dan
pendidikan
C. PALLIATIVE CARE PLANE (RENCANA ASUHAN PERAWATAN
PALLIATIVE)
a. Melibatkan seorang partnership antara anak, keluarga, orang tua,
pegawai, guru, staff sekolah dan petugas keseatan yang professional
b. Suport phisik, emosinal, pycososial, dan spiritual khususnya
c. Melibatkan anak pada self care
d. Anak memerlukan atau membutuhkan gambaran dan kondisi (kondisi
penyakit terminalnya) secara bertahap, tepat dan sesuai
Manajemen Asuhan Keperawatan gawat darurat

Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik sehat maupun sakit (Undang-undang Nomor 38
Tahun 2014). Perawat merupakan salah satu profesi di rumah sakit yang memiliki peran penting
dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Perawat yang bertugas di ruangan IGD dituntut untuk
memiliki kemampuan lebih dibanding dengan perawat yang melayani pasien di ruang yang lain.
Setiap perawat yang bertugas di ruang IGD wajib membekali diri dengan ilmu pengetahuan,
keterampilan, bahkan dianggap perlu mengikuti pelatihan-pelatihan yang menunjang kemampuan
perawat dalam menangani pasien secara cepat dan tepat sesuai dengan kasus yang masuk ke IGD.
Perawat juga dituntut untuk mampu bekerjasama dengan tim kesehatan lain serta dapat berkomunikasi
dengan pasien dan keluarga pasien yang berkaitan dengan kondisi kegawatan kasus di ruang tersebut,
dan kebutuhan akan sarana dan peralatan yang menunjang pelayanan.
2. Pelaksanaan Pengkajian Keperawatan Gawat Darurat
a. Data subyektif
yang ditanyakan, meliputi:
1) Identitas pasien Identitas pasien meliputi : nama, usia, pendidikan, pekerjaan, agama dan alamat. Anda bisa
bertanya langsung pada pasien apabila pasien sadar atau pada keluarga apabila pasien bayi atau tidak
sadar.
2) Keluhan utama yang dirasakan oleh pasien saat ini.
3) Riwayat penyakit/keluhan yang sekarang dirasakan atau yang berhubungan dengan sakit yang diderita
sekarang.
4) Usaha pengobatan yang telah dilakukan untuk mengatasi keluhan
b. Data obyektif Lakukan pemeriksaan fisik maupun diagnostik untuk mengumpulkan data Obyektif, meliputi:
1) Anda perhatikan/amati keadaan umum pasien : Kaji kesadaran pasien, apakah pasien dalam kondisi sadar penuh (composmentis),
apatus, delirium, somnolen, stupor, koma.
2) Kaji jalan nafas (Airway) : Anda lakukan observasi pada gerakan dada,, apakah ada gerakan dada atau tidak. Apabila ada gerakan
dada spontan berarti jalan nafas lancar atau paten, sedang apabila tidak ada gerakan dada walaupun diberikan bantuan nafas
artinya terjadi sumbatan jalan nafas
3) Kaji fungsi paru (breathing): Anda kaji/observasi kemapuan mengembang paru, adakah pengembangan paru spontan atau tidak.
Apabila tidak bisa mengembang spontan maka dimungkinkan terjadi gangguan fungsi paru sehingga akan dilakukan tindakan
untuk bantuan nafas.
4) Kaji sirkulasi (Circulation) : Anda lakukan pengkajian denyut nadi dengan melakukan palpasi pada nadi radialis, apabila tidak
teraba gunakan nadi brachialis, apabila tidak teraba gunakan nadi carotis. Apabila tidak teraba adanya denyutan menunjukkan
gangguan fungsi jantung.
5) Kaji Disability yaitu tingkat kesadaran pasien dengan menggunakan GCS 6) Lakukan pengukuran tanda-tanda vital : tekanan darah,
nadi, suhu, jumlah pernafasan.
7) Lakukan pemeriksaan fisik (data focus) sesuai dengan keluhan pasien.
8) Lakukan kolaborasi untuk pemeriksaan penunjang seperti : EKG, foto rontgen dan pemeriksaan analisa gas darah.
THANKS!

Anda mungkin juga menyukai