Pada 2028 menghasilkan Ners yang unggul dalam asuhan keperawatan lanjut usia dengan
menerpakan ilmu dan teknologi keperawatan.
Disusun oleh:
JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
hidayahnya sehingga penulisan makalah dengan judul “Keterampilan Khusus dalam
Mengatasi Masalah pada Lansia : Teknik Relaksasi” dalam selesai tepat waktu.
Ucapan terima kasih kepada Ibu Dr. Raden Siti Maryam, M.Kep., Ns. Sp.Kep.Kom.
selaku PJ Mata Kuliah Keperawatan Gerontik Komunitas dan Ibu Tien Hartini, SKM.,
M.Kep. selaku dosen pembimbing kelompok kami yang telah berkenan memberikan
waktunya untuk membimbing dan membagikan ilmunya kepada penyusun.
Pembuatan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Keperawatan
Gerontik Komunitas. Penyusun berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
kepada semua pihak yaitu bagi penyusun maupun pembaca. Penyusun menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, penyusun mengharapkan adanya kritik
dan saran sebagai perbaikan dalam penyusunan selanjutnya.
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Menurut World Health Organisation (WHO), Lansia (lanjut usia) adalah
seseorang yang telah mencapai umur 60 tahun atau lebih. Dikatakan lansia yaitu yang
telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan
lansia akan menjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan.
Proses menua adalah proses yang disertai adanya penurunan kondisi fisik dengan
terlihat adanya penurunan fungsi organ tubuh dan dengan diikuti perubahan emosi
secara psikologis, sosial, kognitif dan biologis yang saling berinteraksi satu sama lain.
Bertambahnya usia, besar kemungkinan seseorang mengalami permasalahan
fisik, jiwa, spiritual, ekonomi dan sosial. Masalah yang sangat mendasar terhadap
lansia adalah masalah kesehatan yang merupakan akibat proses degeneratif. Lansia
bisa saja mengalami kecemasan, sulit tidur, rasa sakit akibat masalah kesehatannya,
dll.
Lansia mengalami berbagai masalah kesehatan akibat proses degeneratif atau
penurunan fungsi tubuh, karena itu lansia mengalami berbagai masalah kesehatan
yang dapat mengganggu kenyamanannya maupun kegiatan sehari-harinya. Salah satu
keterampilan khusus pada kelompok lansia dalam mengatasi masalah kesehatannya
adalah teknik relaksasi. Teknik relaksasi adalah suatu teknik yang dapat membuat
pikiran dan tubuh menjadi rileks melalui sebuah proses yang secara progresif akan
melepaskan ketegangan otot di setiap tubuh. (Potter & Perry, 2010). Contoh teknik
relaksasi yang akan kami bahas yaitu teknik relaksasi napas dalam, relaksasi otogenik,
relaksasi otot progresif, dan relaksasi benson.
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa semakin bertambahnya umur, lansia
dapat mengalami berbagai masalah kesehatan yang dapat mengganggu kesehariannya.
Di Indonesia sendiri menyatakan kepedulian terhadap kesejahteraan lansia untuk
melangsungkan kehidupannya mendatang. Maka dari itu, kesehatan lansia menjadi
suatu hal yang penting untuk diperhatikan. Dengan makalah ini diharapkan dapat
menambah wawasan atau pengetahuan mengenai teknik relaksasi dalam mengatasi
masalah kesehatan pada kelompok lansia.
1. 2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penyusunan makalah ini adalah memberikan gambaran mengenai
berbagai teknik relaksasi yang dapat dilakukan dalam mengatasi masalah
kesehatan pada lansia.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui dan memahami arti dari teknik relaksasi
b. Mengetahui dan memahami tujuan teknik relaksasi
c. Mengetahui dan memahami manfaat teknik relaksasi
d. Mengetahui dan memahami berbagai macam teknik relaksasi
e. Menggambarkan teknik relaksasi yang lebih efektif untuk lansia
1. 3 Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan berisi tentang latar belakang, tujuan, dan sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan teori berisi tentang pengertian, tujuan, manfaat, dan macam-macam
teknik relaksasi pada kelompok lansia. Bab III Penutup berisi tentang simpulan dan
saran berkaitan dengan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.
BAB II
TINJAUAN TEORI
E. Durasi
F. Kelebihan dan Kekurangan
Gambar 1
Gerakan 1 : ditujukan untuk melatih otot tangan.
a) Genggam tangan kiri sambil membuat suatu kepalan.
b) Buat kepalan semakin kuat sambil merasakan sensasi ketegangan
yang terjadi.
c) Pada saat kepalan dilepaskan, klien dipandu untuk merasakan
relaks selama 10 detik.
d) Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga klien
dapat membedakan perbedaan antara ketegangan otot dan
keadaan relaks yang dialami.
e) Prosedur serupa juga dilatihkan pada tangan kanan.
Gerakan 2 : ditujukan untuk melatih otot tangan bagian
belakang.
Tekuk kedua lengan ke belakang pada pergelangan tangan sehingga
otot di tangan bagian belakang dan lengan bawah menegang, jari-jari
menghadap ke langit-langit. Gerakan melatih otot tangan bagian
depan dan belakang
Gerakan 3 : ditujukan untuk melatih otot biseps (otot besar pada
bagian atas pangkal lengan).
Gambar 2
a) Genggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan.
b) Kemudian membawa kedua kepalan ke pundak sehingga otot
biseps akan menjadi tegang.
Gerakan 4 : ditujukan untuk melatih otot bahu supaya
mengendur.
Gambar 3
a) Angkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan hingga
menyantuh kedua telinga.
b) Fokuskan atas, dan leher.
Gerakan 5 dan 6 : ditujukan untuk melemaskan otot-otot wajah
(seperti otot dahi, mata, rahang, dan mulut).
Gambar 4
a) Gerakkan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan alis
sampai otot terasa dan kulitnya keriput.
b) Tutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan disekitar mata
dan otot-otot yang mengendalikan gerakan mata.
Gerakan 7 : ditujukan untuk mengendurkan ketegangan yang
dialami oleh otot rahang. Katupkan rahang, diikuti dengan
menggigit gigi sehingga terjadi ketegangan disekitar otot rahang.
Gerakan 8 : ditujukan untuk mengendurkan otot-otot sekitar
mulut. Bibir dimoncongkan sekuat-kuatnya sehingga akan dirasakan
ketegangan di sekitar mulut.
Gerakan 9 : ditujukan untuk merileksikan otot leher bagian
depan maupun belakang.
Gambar 5
a) Gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang baru
kemudian otot leher bagian depan.
b) Letakkan kepala sehingga dapat beristirahat.
c) Tekan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa
sehingga dapat merasakan ketegangan dibagian belakang leher
dan punggung atas.
Gerakan 10 : ditujukan untuk melatih otot leher begian depan.
a) Gerakan membawa kepala ke muka.
b) Benamkan dagu ke dada, sehingga dapat merasakan
ketegangan di daerah leher bagian muka.
Gerakan 11: ditujukan untuk melatih otot punggung
a) Angkat tubuh dari sandaran kursi.
b) Punggung dilengkungkan.
c) Busungkan dada, tahan kondisi tegang selama 10 detik, kemudian
relaks.
d) Saat relaks, letakkan tubuh kembali ke kursi sambil membiarkan
otot menjadi lemas.
Gerakan 12 : ditujukan untuk melemaskan otot dada.
a) Tarik napas panjang untuk mengisi paru-paru dengan udara
sebanyak-banyaknya.
b) Ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan ketegangan di
bagian dada sampai turun ke perut, kemudian dilepas.
c) Saat ketegangan dilepas, lakukan napas normal dengan lega.
d) Ulangi sekali lagi sehingga dapat dirasakan perbedaan antara
kondisi tegang dan relaks.
Gerakan 13 : ditujukan untuk melatih otot perut.
a) Tarik dengan kuat perut kedalam.
b) Tahan sampai menjadi kencang dank eras selama 10 detik, lalu
dilepaskan bebas.
c) Ulangi kembali seperti gerakan awal perut ini.
Gerakan 14-15 : ditujukan untuk melatih otot-otot kaki (seperti
paha dan betis).
Gambar 6
a) Luruskan kedua telapak kaki sehingga otot paha terasa tegang.
b) Lanjutkan dengan mengunci lutut sedemikian rupa sehingga
ketegangan pindah ke otot betis.
c) Tahan posisi tegang selama 10 detik, lalu dilepas.
Ulangi setiap gerakan masing-masing dua kali.
B. Tujuan
Teknik relaksasi genggam jari membantu tubuh, pikiran dan jiwa untuk
mencapai relaksasi (Cane,2013). Dalam keadaan relaksasi secara alamiah
akan memicu pengeluaran hormon endorfin, hormon ini merupakan
analgesik alami dari tubuh sehingga nyeri akan berkurang (Aprianto,
2012). Beberapa manfaat lain dari relaksasi genggam jari bagi lansia yaitu
1) Mengurangi nyeri, takut dan cemas
2) Mengurangi perasaan panik, khawatir dan terancam
3) Memberikan perasaan yang nyaman pada tubuh
4) Menenangkan pikiran dan dapat mengontrol emosi
5) Melancarkan aliran dalam darah
6) Membantu tubuh, pikiran dan jiwa untuk mencapai relaksasi (Liana,
2008).
C. Manfaat
Terapi ini bermanfaat dalam menangani pasien yang akan menjalani
operasi karena dengan sentuhan lima jari yang menguatkan dan dengan
arahan terbimbing dapat mengurangi kecemasan pasien (Smeltzer & Bare,
2002). Menurut Susanti (2013) manfaat tehnik relaksasi genggam jari
adalah membuat otot tidak tegang atau rileks, mengurangi stress,
meningkatkan aliran vena dan limfatik, kecepatan pembuangan limbah dan
pasokan nutrisi, dan mengurangi nyeri.
E. Durasi
Menurut Pinandita (2014) prosedur penatalaksanaan tehnik relaksasi
genggam jari dilakukan selama 15 menit dalam sekali pelaksanaan.
G. Langkah-langkah
Tahapan relaksasi genggam jari antara lain :
1) Duduk atau baring dengan tenang.
2) Genggam ibu jari tangan dengan telapak tangan sebelahnya apabila
merasa khawatir yang berlebihan, genggam jari telunjuk dengan
telapak tangan sebelahnya apabila merasa takut yang berlebihan, dan
genggam jari kelingking dengan telapak tangan sebelahnya.
3) Tutup mata, fokus, dan tarik nafas perlahan dari hidung, hembuskan
perlahan dengan mulut. Lakukan berkali-kali.
4) Katakan, “semakin rileks, semakin rileks, semakin rileks, semakin
rileks”, dan seterusnya sampai benar-benar rileks.
5) Apabila sudah dalam keadaan rileks, lakukan hipnopuntur yang
diinginkan seperti, “saya ingin sakit saya segera hilang”. Gunakan
perintah sebaliknya untuk menormalkan pikiran bawah sadar.
Contohnya, “saya akan terbangun dalam keadaan lebih baik “, “mata
saya perintah untuk normal kembali dan dapat dengan mudah untuk
dibuka “.
6) Lepas genggaman jari dan usahakan rileks
Pada klien yang tidak sadarkan diri, klien yang tidak mampu melakukan
napas dalam karena serangan asma akut yang dapat menyebabkan sesak
nafas dan pada klien hemoptysis, deformitas didnding dada dan tulang
belakang (Benson dan Proktor, 2000). Selain itu, kontraindikasi lainnya
antara lain:
a. Gangguan pada fungsi pernapasan
b. Post op dada dan abdomen
c. Sesak nafas
d. Fraktur costa
E. Durasi
Pelaksanaan relaksasi benson dapat dilakukan satu kali atau dua kali sehari
selama 10-20 menit, sebaiknya pada saat perut kosong yaitu sebelum
makan atau 2 jam setelah makan karena proses pencernaan makanan akan
mempengaruhi respon relaksasi yang dihasilkan (Benson & Proctor, 2000).
3. 1 Simpulan
Relaksasi merupakan suatu teknik yang dapat membuat pikiran dan tubuh
menjadi rileks melalui sebuah proses yang secara progresif akan melepaskan
ketegangan otot di setiap tubuh (Potter & Perry, 2010). Teknik relaksasi berguna
dalam berbagai situasi, seperti nyeri, cemas, kurangnya kebutuhan tidur, stres, serta
emosi yang ditunjukkan.
Dari berbagai teknik yang kami bahas, teknik yang lebih efektif pada lansia
yaitu teknik relaksasi napas dalam. Teknik ini yang sangat sederhana bila dilakukan
dan dapat diterapkan secara mandiri oleh lansia.
3. 2 Saran
Berdasarkan pembahasan dalam makalah ini, disarankan kepada institusi
pendidikan kesehatan khususnya mahasiswa keperawatan yaitu diharapkan dapat
memahami tentang apa saja teknik relaksasi napas dalam pada kelompok lansia.
Karena pengetahuan yang baik tentang keterampilan khusus teknik relaksasi dapat
membantu lansia.
DAFTAR PUSTAKA
A Potter, & Perry, A. G. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,. Proses, Dan
Praktik, edisi 4, Volume.2. Jakarta: EGC
Aryana, Kadek O., Novitasari, Dwi. 2013. Pengaruh Tehnik Relaksasi Benson Terhadap
Penurunan Tingkat Stres Lansia Di Unit Rehabilitas Sosial Wening Wardoyo Ungaran.
Jurnal Keperawatan Jiwa. 1(2); 186-195.
Brunner & Suddarth, (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 volume 2.
Jakarta EGC
Hartanti, Rita Dwi, dkk. 2016. Terapi Relaksasi Napas Dalam Menurunkan Tekanan Darah
Pasien Hipertensi, Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. IX No. 01, Maret 2016. Diakses tanggal
22 Oktober 2018 dari http://media.neliti.com
Idris, D. N. T., & Astarani, K. (2017). Terapi relaksasi genggam jari terhadap penurunan
nyeri sendi pada lansia. Jurnal Penelitian Keperawatan, 3(1).
Inayati, Nur. 2012. Pengaruh Teknik Relaksasi Benson Terhadap Tingkat Depresi Lanjut
Usia Awal (Early Old Age) Umur 60-70 Tahun Di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Jember. Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember.
Noorrakhman, Y., & Pratikto, H. (2022). Relaksasi nafas dalam (deep breathing) untuk
menurunkan kecemasan pada lansia. INNER: Journal of Psychological
Research, 1(4), 215-222.
Potter & Perry. (2010). Fundamental Of Nursing. Jakarta: Salemba Medika.
Samsugito, Iwan. 2021. Modul Teknik Relaksasi Benson. Kalimantan Timur: Prodi D3
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman.