Anda di halaman 1dari 21

TERAPI KOMPLEMENTER

(ENERGY THERAPIES : REIKI)

Makalah
Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Keperawatan Komplementer
yang dibina oleh Bapak Agus Setyo Utomo, SST. M.Kes.

Oleh
Kelompok 5 Kelas 2B
1. Devi Kartika Sari (P17210183071)
2. Renata Devisa (P17210183076)
3. Indriani (P17210183081)
4. Fathya Ridhanissa (P17210183086)
5. Novita Eka S. (P17210183087)
6. Ratna Cempaka (P17210183091)
7. Ana Nabila Riska (P17210184114)
8. Siti Nurus Sarifatun (P17210184119)
9. Siwi Mangesti N. (P17210184125)
10. Fandika Ilham Nur (P17210184131)
11. Indah Auliya (P17210184132)

POLITEKNIK KESEHATAN MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
D3 KEPERAWATAN MALANG
April 202
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah yang telah
diberikan-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Terapi Energi: Reiki dalam Terapi Komplementer”. Penulisan makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Keperawatan Komplementer di
Politeknik Kesehatan Malang.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini kepada:
1. Bapak Agus Setyo Utomo, SST. M.Kes., selaku dosen pembimbing
matakuliah Keperawatan Komplementer.
2. Orang tua penulis yang telah memberi motivasi baik finansial maupun
spiritual.
3. Teman-teman yang telah memberi dukungan dalam pembuatan makalah.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan. Untuk itu kami tetap mengharap kritik dan saran yang bersifat
membangun demi peningkatan makalah ini.

Malang, 22 April 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul ...........................................................................................................


Kata Pengantar...........................................................................................................
Daftar Isi.....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................
1.4 Manfaat................................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORI


2.1 Pengertian Terapi Reiki.......................................................................
2.2 Macam-Macam Terapi Reiki...............................................................
2.3 Faktor yang Memengaruhi...................................................................
2.4 Manfaat Terapi Reiki...........................................................................
2.5 Cara Kerja Terapi Reiki.......................................................................

BAB III GAMBARAN MASALAH


3.1 Analisa Kasus......................................................................................
3.2 Pembahasan.........................................................................................

BAB IV PENUTUP
3.1 Kesimpulan..........................................................................................
3.2 Saran....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan (1) latar belakang, (2) rumusan masalah, (3) tujuan,
dan (4) manfaat. Berikut ini masing-masing sub bahasan tersebut.

1.1 Latar Belakang


Terapi komplementer adalah terapi dalam ruang lingkup luas
meliputi system ke modalitas, dan praktek-praktek yang berhubungan
dengan teori-teori dan kepercayaan pada daerah dan pada waktu atau
periode tertentu. Terapi komplementer adalah terapi yang di secara
bersama-sama dengan terapi lain dan bukan untuk menggantikan terapi
medis komplementer dapat digunakan sebagai single therapy ketika
digunakan untuk meningkatkan kesehatan (Sparber, 2005)
Alasan yang paling umum orang menggunakan terapi
komplementer adalah untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan
atau wellness. Wellness mencakup kesehatan seseorang, baik secara fisik,
emosional, mental dan spiritual. Fokus terapi komplementer
kesejahteraan yang berhubungan dengan tubuh, pikiran dan spirit.
Terapi komplementer bertujuan untuk mengurangi stres,
meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, men atau meminimalkan
efek samping, gejala-gejala, dan atau mengontrol penyakit (Purnel, 2001)
Reiki merupakan salah satu dari 1800 jenis terapi komplementer yang ada
di dunia. Reiki ditemukan pertama kali oleh Mikao Usui pada tahun 1922. Reiki
berasal dari bahasa Jepang yaitu rei yang artinya alam semesta dan ki yang
berarti energi kehidupan, jadi reiki berarti energi alam semesta yang dikarunia
Tuhan sang maha pencipta kepada manusia yang diperoleh sejak ia dilahirkan.
Energi ini dapat digunakan untuk memelihara kesehatan serta menyembuhkan
diri sendiri ataupun orang lain.
Teknik Penyembuhan reiki adalah teknik penyembuhan sangat sederhana
dan mudah dipelajari oleh semua orang hanya dalam waktu inisiasi 30-45 menit
dan langsung dapat digunakan untuk menyembuhkan diri sendiri maupun orang
lain yang bersifat permanen. Kemampuan reiki bisa diperoleh seketika melalui
proses attunement/penyelarasan atau inisiasi yang dilakukan oleh reiki master.
Setelah dilakukan proses penyelarasan energi terhadap sumber energi alam
semesta oleh reiki master, secara langsung seseorang memiliki kemampuan
memanfaatkan energi reiki. Cara menggunakanya energi reiki sangat mudah,
hanya meniatkan akan menggunakan energi reiki dan meletakkan tangan pada
cakra (pintu gerbang energi tubuh) atau bagian tubuh yang sakit.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, berikut ini rumusan masalah.
1.2.1 Apa definisi dari terapi reiki ?
1.2.2 Apa saja macam-macam dari terapi reiki ?
1.2.3 Apa faktor yang mempengaruhi dari terapi reiki ?
1.2.4 Bagaimana standart operasional prosedur dari terapi reiki ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui mengenai terapi komplementer reiki dan cara
untuk melakukan terapi reiki
1.3.2 Tujuan Khusus
Berikut tujuan khusus pada proposal ini
a. Mengidentifikasi pengertian dari terapi reiki
b. Mengidentifikasi macam-macam terapi reiki
c. Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi terapi reiki
d. Mengidentifikasi standart operasional prosedure terapi reiki

1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat bagi masyarakat
Diharapkan bagi masyarakat dapat mengetahui tentang terapi reiki
dapat digunakan dalam hal pengobatan alternatif dan
meningkatkan kesehatan.
1.4.2 Manfaat bagi pendidikan
Memberikan bekal bagi mahasiswa dan dapat menerapkan terapi
reiki.
1.4.3 Manfaat bagi penulis selanjutnya
Dapat di jadikan referensi dengan pokok bahasan yang sama bagi
peneliti selanjutnya
1.4.4 Manfaat bagi penulis
Dapat menambah wawasan penulis tentang terapi reiki serta dapat
mempraktekkan terapi reiki.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan (1) definisi terapi reiki, (2) macam-macam terapi
reiki, (3) faktor yang mempengaruhi terapi reiki, dan (4) cara melakukan terapi
reiki. Berikut ini masing - masing sub bahasan tersebut.

2.1 Definisi Terapi Reiki


Kata Reiki (di ucapkan Ray-key) berasal dari Bahasa jepang yang secara
harfiah berarti sebagai energi kehidupan universal (Bourque et al., 2012). Di
Jepang setiap bentuk penyembuhan yang menggunakan energi spiritual
digambarkan dengan Reiki. Sistem penyembuhannya adalah dengan penyaluran
energi dari terapis ke pasiennya (Gibson, 2012). Reiki adalah terapi yang
lembut, penuh dengan energi yang kuat dan disalurkan menggunakan tangan
terapis kepasiennya (Honervogt & Neiman, 2007).
Terapi reiki yaitu teknik untuk mengakses energi alam semesta yang
bersifat ilahi untuk dipergunakan bagi kesehatan fisik, psikis, mental dan
spiritual. Mengakses reiki hanya membutuhkan niat, santai (rileks) dan tawakal
(pasrah) kepada ilahi (Bakri, Syamsul. 2006)
Reiki sangat aman dan lembut tekhnik penyembuhan menggunakan tangan
baik dengan sentuhan langsung ataupun tidak langsung (Healing Touch). Reiki
digunakan untuk orang lain ataupun dirisendiri yang menggunakan
energispiritual untuk mengobati penyakit fisik tanpa menggunakan tekanan,
manipulasi atau pijatan (Gibson, 2012).

2.2 Macam-Macam Terapi Reiki


Macam-macam dari terapi reiki adalah :
a. Reiki Tummo
Reiki Tummo adalah teknik penyaluran energi yang berhubungan
dengan energi Reiki dan energi Kundalini. Energi Reiki efektif untuk
penyembuhan dan kesehatan. Energi Kundalini diperlukan untuk
membersihkan tubuh energi. Kombinasi energi ini adalah yang terbaik
untuk meningkatkan kesehatan dan spiritualitas dengan sangat pesat
(Effendi, 2015)
b. Vajra Reiki
Melihat dari Arti kata Vajra yaitu Pengetahuan yang terbatas , maka
dapat dikatakan bahwa Vajra Reiki adalah enegi yang tidak terbatas
(universal), sehingga akan memberikan pengetahuan spiritual yang luas
bagi para praktisinya.
Vajra Reiki ini mampu memberikan energi spiritual yang tenang dan
lembut sehingga mampu membuka pengetahuan spiritual yang lebih
luas. Disamping itu energi Vajra Reiki juga bisa digunakan sebagai
media pengobatan yang dapat diandalkan oleh siapapun juga
(Pusatsukses1, 2013)
c. Kundalini Reiki
Merupakan sebuah kekuatan tak terbatas yang bersemayam dalam
tubuh eterik setiap manusia. Kundalini yang sudah bangkit dapat
memberikan berbagai kekuatan psikis luar biasa pada diri
seseorang. Kundalini berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti
gulungan. Dalam keadaan tidak aktif/ belum bangkit (tidur),
kundalini berebentuk gulungan 3½  lingkaran yang terletak di
sumsum tulang belakang (spinal column) manusia, tepatnya di
bawah tulang ekor. Apabila kundalini aktif/sudah bangkit maka ia
akan merambat naik melalui jalur sushumna, nadi ida, nadi
pinggala, masuk ke semua cakra dan akhirnya keluar dari cakra
mahkota.

2.3 Faktor Yang Mempengaruhi


Beralihnya pilihan seseorang dari pengobatan medis-modern ke pelayanan
pengobatan tradisional yang tersedia di masyarakat dengan berbagai metode
sebagai alternatif atau pelengkap dari pengobatan modern, bukanlah sebuah
keputusan yang dilakukan tanpa dasar tertentu. Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi mereka untuk memilih
pengobatan transfer energi.
1. Faktor Intern
Faktor intern yaitu faktor-faktor dari dalam diri manusia itu sendiri untuk
melakukan penyembuhan penyakit dengan menggunakan pengobatan alternatif.
Dalam hal ini yang menjadi faktor intern yaitu :
a. Tingkat kepercayaan
Menurut Kamus Besar Bahas Indonesia arti kepercayaan adalah suatu
anggapan atau keyakinan bahwa yang dipercayai itu benar atau nyata. Dan yang
dimaksudkan tingkat kepercayaan disini adalah taraf keyakinan seseorang
terhadap alternatif serta di yakini dapat menyembuhkan penyakit.
Pada tingkat kepercayaan ini yang menyebabkan seseorang cenderung
memilih pengobatan alternatif yaitu pudarnya tingkat kepercayaan terhadap
pengobatan medis, dengan kala lain putus asa dengan pengobatan medis yang
tidak kunjung ada hasil. Atau penyakit yang diderita divonis tidak dapat
disembuhkan dengan pengobatan medis. Sehingga mencari alternatif pengobatan
lain selain pengobatan medis. Selain itu juga karena melihat banyak kesaksian
yang sembuh dengan menggunakan pengobatan alternatif. Hal tersebut yang
menimbulkan keyakinan bahwa penyakit yang diderita pun bisa sembuh.
Sehingga ada keingginan untuk mencoba pengobatan alternatif tersebut.

b. Tingkat Pengetahuan
Menurut kamus Besar Bahas Indonesia arti pengetahuan adalah segala
sesuatu yang diketahui atau didapat dan diterima melalui proses belajar atau
pengalaman. Dan yang dimaksudkan tingkat pengetahuan disini adalah taraf
informasi yang dimiliki seseorang terhadap penyembuhan penyakit baik melalui
pengobatan medis maupun pengobatan alternatif.
Melalui tingkat pengetahuan seseorang terdapat dua hal yang
menyebabkan seseorang cenderung memilih pengobatan alternatif adalah
sebagai berikut :
- Pengetahuan tentang obat-obatan medis yang mengandung bahan-bahan
kimia yang memiliki efek samping
- Pengetahuan tentang penyembuhan pengobatan alternatif yang bersifat
holistic atau menyeluruh. Bukan hanya menyembuhkan penyakit yang
dikeluhkan pasien saja, tetapi juga menyembuhkan pusat penyakit yang
diderita pasien.

2. Faktor Ektern
Faktor ekstern yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar diri manusia
untuk melakukan penyembuhan penyakit dengan menggunakan pengobatan
alternatif. Yang menjadi faktor ekstern disini adalah tingkat ekonomi atau
pendapatan seseorang. Pengertian pendapatan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia yaitu sejumlah uang yang diterima seseorang atau lebih anggota
keluarga dari hasil kerja atau usaha. Sedangkan pengertian tingkat pendapatan
adalah pendapatan yang diperoleh seseorang serta anggota keluarganya yang
bersumber dari sektor formal dan informal dalam waktu satu bulan yang diukur
dengan rupiah. Bersdasarkan pengertian diatas, maka tingkat pendapatan adalah
jumlah uang dari hasil pendapatan yang diperoleh suatu keluarga yang
bersumber dari pekerjaan pokok dan pekerjaan tambahan. Dan yang
dimaksudkan dengan pengertian tingkat pendapatan dalam konteks ini adalah
taraf kemampuan seseorang atau keluarga untuk mengeluarkan uang dari
penghasilan yang didapatkan untuk melakukan penyembuhan melalui
pengobatan.

2.4 Manfaat Penggunaan Terapi Reiki


Manfaat yang kita peroleh dalam mempelajari terapi reiki adalah sebagai
berikut :
1. Meningkatkan & menjaga kesehatan diri anda secara efektif 
2. Meningkatkan energi tubuh dan memperkuat sistem kekebalan tubuh
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Membantu menenangkan pikiran, sehingga akan menjadi lebih mudah
untuk  bermeditasi.
4. Membantu untuk menstimulasi ketenangan di hati.
5. Meningkatkan pengertian dan memperkuat kepercayaan terhadap akan
Tuhan Yang Maha Esa
6. Dapat meningkatkan energi (ditunjukkan dalam beberapa untuk
meningkatkan sel darah merah)
7. Mempercepat dalam proses penyembuhan penyakit
8. Dapat membantu berpikir lebih jelas dalam kehidupan sehari-hari
9. membantu mengetahui dengan intuisi dan batin
10. dapat membantu dengan penerimaan dan melepaskan setiap masalah
yang terjadi
11. Dapat memberikan perasaan damai, relaksasi dan koneksi Spiritual
yang mendalam

2.5 Cara Kerja Terapi Reiki


Teknik penyembuhan reiki adalah teknik
penyembuhan sangat sederhana dan mudah dipelajari oleh
semua orang hanya dalam waktu inisiasi 30-45 menit  dan
langsung dapat digunakan untuk menyembuhkan diri
sendiri maupun orang lain yang  bersifat
permanen. Kemampuan reiki bisa diperoleh seketika
melalui proses attunement/penyelarasan atau inisiasi yang
dilakukan oleh reiki master. Setelah dilakukan proses
penyelarasan energi terhadap sumber energi alam semesta
oleh reiki master, secara langsung seseorang memiliki
kemampuan memanfaatkan energi reiki. Cara
menggunakanya energi reiki sangat mudah, hanya
meniatkan akan menggunakan energi reiki dan meletakkan
tangan pada cakra (pintu gerbang energi tubuh) atau
bagian tubuh yang sakit. (Anthony, 2000).
Proses attunement akan memberi efek detokfisikasi
pada fisik, biasanya berupa kelebihan energi yang disertai
tanda-tanda rasa panas, mengantuk, meningkatnya
frekuensi buang air kecil maupun besar. Detokfisikasi ini
akan diakhiri dengan rasa bugar, tenang dan nyaman
sesudahnya. Pada attunement tingkat kedua, detoksifikasi
terjadi pada lapisan mental dan emosional sehingga
pembawaan lebih sabar dan tenang. Terakhir
adalah attunement tingkat master, pada tahap ini
detoksifikasi akan terjadi pada lapisan spiritual. Biasanya
akan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, lebih tenang
dan mempunyai kepekaan yang tinggi. (Anthony, 2000).
Terapi penyembuhan dengan reiki sebaiknya
dilakukan dalam kondisi tenang dan si pasien siap
menerima. Jangan menggunakan pakaian dari kulit dan
benda-benda yang terbuat dari logam. Benda ini sebaiknya
dilepas terlebih dahulu karena kedua bisa menghambat
penyaluran energi.
BAB III
GAMBARAN MASALAH

3.1 Kasus Reiki

Ny A mempunyai keluhan terdapat luka di tumit kaki kiri dan terasa nyeri
skala 5-6, nyeri hilang timbul, nyeri pada saat digerakkan, klien tampak merintih
jika nyeri tiba. Satu bulan sebelum masuk rumah sakit, klien kena luka di tumit
kaki kiri, namun klien tidak mengetahui penyebabnya. Mulai saat itu klien lebih
berhati-hati dan pelan-pelan saat berjalan. Dua minggu sebelum masuk rumah
sakit keluhan dirasa semakin bertambah, luka pada tumit menjadi bengkak.
Diperiksakan ke dokter praktik dan hanya diberi obat oral. Satu minggu sebelum
masuk rumah sakit keluhan pada tumit klien makin bertambah, luka makin
membengkak dan oleh cucunya luka tersebut dibuka atau diiris keluar pusnya
banyak.Pasien khawatir dengan kondisinya yang semakin memburuk. klien marah
terhadap kondisinya. Klien juga merasa tidak puas dengan pengobatan
sebelumnya, klien tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya, makan pun
harus sesuai anjuran dari dokter. Klien hanya istirahat dirumah dan akhirnya
karena merasa tidak kuat dan tidak bisa mengobati luka tersebut maka oleh
keluarganya klien dibawa ke rumah sakit. Hari masuk rumah sakit, keluhan luka
tumit,kemudian dilakukan perawatan luka. Di RS diketahui klien terdiagnosa
ulkus diabetes mellitus gradeII. Ny A. mendapatkan terapi insulin, Pihak RS
menganjurkan untuk melakukan terapi kolaborasi menggunakan Reiki. Setelah
melakukan kolabirasi terapi selama 1 bulan. Perkembangan pemulihan luka klien
membaik. Pus mulai berkurang, dan klien tidak merasakan nyeri untuk
beraktivitas.
3.2 Pembahasan

Stres pada pasien DM dapat menyebabkan peningkatan glukosa darah (Smeltzer


& Bare, 2002). Pada kondisi stres, individu akan mengeluarkan hormon-hormon
stres yang mempengaruhi peningkatan glukosa darah. ACTH(adrenocorticotropic
hormone) akan menstimulasi pituitari anterior untuk memproduksi
glukokortikoid, terutama kortisol. Peningkatan kortisol menyebabkan peningkatan
kadar glukosa darah (Guyton, 1996; Smeltzer & Bare, 2002). Selain itu kortisol
juga dapat menginhibisi ambilan glukosa oleh sel tubuh (Individual Wellbeing
Diagnostic Laboratories,2008).

Salah satu terapi yang dapat membantu menurunkan kadar GDS pasien DM
adalah terapi Reiki melalui relaksasi dan meditasi. Pada kondisi rileks terjadi
perubahan impuls saraf pada jalur aferen ke otak dimana aktivasi menjadi inhibisi.
Perubahan impuls saraf ini menyebabkan perasaan tenang baik secara fisik
maupun mental seperti berkurangnya denyut jantung, menurunnya kecepatan
metabolisme tubuh dalam hal ini mencegah peningkatan glukosa darah (Guyton,
1996; Smeltzer & Bare, 2002).

Hipofisis anterior juga diinhibisi sehingga ACTH yang mensekresi kortisol


menurun, kemudian glukoneogenesis, katabolisme protein, dan lemak yang
berperan dalam peningkatan glukosa darah juga menurun (Guyton, 1996).
Goldberg (1997), menerangkan bahwa pada saat rileks energi Reiki lebih dahsyat
mencari sendiri sumber penyakit dan menstimulasi sel-sel dan jaringan yang rusak
untuk kembali pada fungsinya yang normal (Sjahdeini, 2005). Pendapat Smeltzer
dan Bare (2002) dan Guyton (1996) bahwa pasien DM yang mengalami stres
dapat mengubah pola makan, latihan, dan kepatuhan penggunaan obat.

Kozier, Erb, Blais, dan Wilkinson (1995) menjelaskan bahwa penerimaan dan
respon terhadap stres seseorang bersifat individual. Pernyataan tersebut dari
pengalaman, proses belajar, pertumbuhan, perkembangan, status kesehatan, dan
koping. Disamping itu, sensasi energi Reiki yang dirasakan responden berbeda-
beda. Sebagian besar responden merasakan ada aliran yang hangat mengalir dari
kepala hingga kaki, tangan dan kaki kesemutan, gemetar, ada beban turun dan
lepas dari tubuh, dan organ tubuh tertentu seperti ditusuk-tusuk jarum kecil. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Moore (2007) bahwa sensasi yang umumnya
dirasakan adalah perasaan panas, dingin, berdenyut, gemetar, terasa berat, atau
sama sekali tidak merasakan sensasi.

Sjahdeini (2005). menjelaskan bahwa selama proses terapi reiki terkadang


seseorang menunjukkan berbagai reaksi, misalnya tertawa terbahak-bahak dan
menangis tersedu-sedu. Hal ini terjadi karena seseorang berusaha mengeluarkan
emosi yang terpendam di alam bawah sadarnya.

Selain faktor stres yang dapat meningkatkan kadar glukosa darah, obesitas juga
demikian. Obesitas menyebabkan respon sel beta pankreas terhadap peningkatan
glukosa darah menjadi berkurang. Reseptor insulin pada target sel di seluruh
tubuh diabetes kurang sensitif dan jumlahnya berkurang sehingga insulin dalam
darah tidak dapat dimanfaatkan (Soegondo, 2007).
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Reiki merupakan salah satu dari 1800 jenis terapi komplementer
yang ada di duni ditemukan pertama kali oleh Mikao Usui pada tahun
1922. Reiki berasal dari bahasa yaitu rei yang artinya alam semesta dan
ki yang berarti energi kehidupan, jadi reiki berar alam semesta yang
dikarunia Tuhan sang maha pencipta kepada manusia yang diperoleh
dilahirkan. Energi ini dapat digunakan untuk memelihara kesehatan serta
menyembuh sendiri ataupun orang lain. Ada tujuh cakra utama yang
terdapat pada tubuh manus Cakra Mahkota, Cakra Ajna, Cakra
Tenggorokan, Cakra Jantung, Cakra Solar Plexus Seks, Cakra Dasar.

4.2 Saran
4.2.1 Bagi Pembaca
Perkembangan pengobatan alternatif adalah pengobatan yang sama
besar pentingnya dalam kolaborasi pengobatan. Bahkan beberapa
pengobatan alternatif di anggap remeh oleh masyarakat. Hal ini
menginisiatifkan untuk menjadi sosial yang peduli serta pada proses
perkembangan pengobatan serta terapi alternatif. Pembaca dapat
mengetahui perkembangan terapi alternatif, dan dapat menjaga eksistensi
dari pengobatan atau terapi alternatif.

4.2.2 Bagi Institusi


Pengembangan sumber-sumber informasi menjadi hal yang penting
dimana perkembangan teknologi dan pengobatan setiap generasi
mengalami perbedaan yang signifikan, hal ini berdampak perkembangan
variasi jenis pengobatan dan terapi sehingga perlu adanya proses
pengambilan informasi serta data yang akurat untuk membantu di dalam
pengembangan ilmu.dan di perlukan pengetahuan serta perkembangan
teknologi yang dapat mendukung kegiatan tersebut.
4.2.3 Bagi Penulis
Globalisasi menciptakan dampak modernisasi yang di tandai
pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, terutama informasi
perkembangan pengobatan alternatif. sehingga harus memanfaatkan dan
mengeksplorasi perkembangan ilmu pengetahuan lebih dalam dan ber
variatif. dan mendapatkan informasi untuk solusi dan penyelesaian yang
tepat sesuai perkembangannya.

4.2.4 Bagi Penulis Selanjutnya


Penelitian yang telah dilaksanakan adalah berdasarkan hasil dari
penelitian sebelumnya. Sehingga penulis bisa menambahkan dan
membenahi penelitian sebelumnya jika terdapat ilmu pengobatan yang
lebih mendukung dan lebih teruji. Sehingga bermanfaat bagi generasi
ilmu selanjutnya
DAFTAR RUJUKAN

Honervogt, T. & Neiman, C, (2007). Reiki Pedoman Menjadi sehat bagi Orang
Sibuk Rutinitas Sederhana di Rumah, di Tempat Kerja, dan Perjalanan.
Jakarta: Karisma Publishing Group (Indonesian Edition).
Jausan. (2012). Penyembuhan Prana Pranic. Diakses pada 22 April 2013, dari
http://gojausan.blogspot.com/penyembuhan-prana pranic-healing.html
Songobumi. (2011). Prana. Diakses pada 22 April 2020, dari
http://songgobumi.wordpress.com/2011/11/0/prana/
Wahyu Budi Utomo. (2019, 25 Juni). Reiki, Alternatif Terapi Energi Mudah.
Diakses pada 22 April 2020, dari
http://spiritofacupuncture.wordpress.com/2010/02/03/reiki-alternatif-
terapi-energ mudah/
Anthony, N. Robert, and Vijay Govindarajan. Sistem Pengendalian Manajemen.
Edisi 1. Jakarta: Penerbit Salemba Empat., 2000.
Effendi. (2015). Mengenal Reiki Tummo. Diakses pada 23 April 2020, dari
https://padmajaya.com/mengenal-reiki-tummo/
Pusatsukses. 2013. Pelatihan Vajra Reiki. Diakses pada 23 April 2020, dari
https://pelatihanreiki.com/vajra-reiki/pelatihan-vajra-reiki/#page-content
Mas, Kilau. 2015. Pengertian dan Manfaat Kundalini. Diakses pada tanggal 22
April 2020, dari
https://kilaumas56.wordpress.com/2012/09/15/pengertian-dan-manfaat-
kundalini/
Novitasari, Artaria. 2015. Pengobatan Transfer Energi Sebagai Salah Satu Mode
Pengobatan Tradisonal Dalam Penyembuhan Penyakit. Diakses pada
tanggal 23 April 2020, dari
http://e-journal.unair.ac.id/MKP/article/download/2495/1816
Lampiran 1. (Standar Operasional Prosedur)

POLTEKKES KEMENKES MALANG No. Dokumen :

No. Revisi :
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
00
Tanggal Terbit :
TERAPI REIKI
Halaman :

PENGERTIAN Reiki adalah terapi penyembuhan dimana energi terapi ini berasal dari alam semesta
yang dikarunia Tuhan sang maha pencipta kepada manusia yang diperoleh sejak ia
dilahirkan. Energi ini dapat digunakan untuk memelihara kesehatan serta
menyembuhkan diri sendiri ataupun orang lain.

TUJUAN 1) Untuk membantu keseimbangan energi tubuh dari dalam


2) Reiki sebagai pengobatan membantu melepaskan gangguan energi dalam tubuh
3) Untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan, seperti :
a. Cemas
b. Sakit kronis
c. Kegelisahan
d. Sakit perut
e. Depresi
f. Alergi, asma, dan eksim
g. Takut atau khawatir berlebihan
h. Kanker, serangan jantung, dan stroke
i. Marah dan tegang
j. Perilaku adiktif
k. Rasa bersalah dan malu
l. Stres dan ketegangan

INDIKASI 1. Terasa panas atau dingin


2. Terasa seperti gelombang, seperti getaran, atau seperti angin.

PERSIAPAN 1) Menjelaskan tujuan terapi reiki


PASIEN 2) Menyebutkan prosedur tindakan
3) Pasien dalam posisi duduk
4) Mempersilahkan keluarga pasien untuk menunggu diluar
PERSIAPAN 1) Kursi atau kursi roda
ALAT
PELAKSANAAN Cara Bekerja :
1) Pasien duduk dengan posisi tegak lurus di kursi atau kursi roda
2) Instruksikan pasien untuk bernafas secara rileks kemudian instruktur mengambil
nafas dalam dan menyalurkan energi kepada pasien melalui kedua tangan.
3) Berdiri dibelakang pasien, letakkan kedua tangan anda dibahu klien (2–3 menit)
4) Ubah posisi letakkan telapak tangan anda pada puncak kepala pasien dengan ibu jari
menyentuk puncak kepala (2–5 menit)
5) Ubah posisi, pindah kesamping klien, letakkan 1 tangan diatas medulla oblongata
(area antara belakang kepala dengan tulang belakang) sedangkan tangan yang lain
letakkan diatas dahi klien (2-5 menit)
6) Ubah posisi, letakkan satu tangan di vetebra cervikal ke 7 yang menonjol dan tangan
yang lain di letakkan di tenggorokan (2-5 menit)
6) Ubah posisi, letakkan 1 tangan pada dada dan sebelah lagi di punggung pasien
dengan ketinggian sama (2-5 menit)
7) Ubah posisi, letakkan satu tangan di solar pleksus yaitu jaringan saraf-saraf simpatis
yang terletakdibelakang lambung dan di depan aorta (perut) dan satu tangan yang
lain dibelakang ketinggian yang sama (2-5 menit)
8) Akhiri dengan menyapu tangan pada seluruh bagian tubuh

TERMINASI 1) Evaluasi perasaan pasien


2) Evaluasi reaksi terapi
3) Dokumentasikan prosedur dan hasil tindakan
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
Tingkat kesulitan : Mudah
Waktu yang dibutuhkan 25 – 45 menit

Anda mungkin juga menyukai