PENGUSUL
Menyetujui,
Ketua Lembaga Pengabdian Masyarakat Tangerang, 17 Mei 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan YATSI Ketua Peneliti,
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kesehatan belakangan ini sedang meningkat seperti hipertensi,
kecemasan, bahkan stres. Siswa yang masih sekolah seringkali mengungkapkan bahwa
ujian dipersepsikan atau dianggap sebagai sesuatu yang mengancam sehingga
menyebabkan timbulnya kecemasan, sering kali merasa tertekan dan panik sehingga
dapat mempengaruhi hasil belajar. Situasi ujian yang mengharuskan siswa menunjukkan
suatu keterampilan dengan penilaian standar yang tinggi dan bersifat kompetitif akan
meningkatkan kecemasan. Hal tersebut dapat mengganggu konsentrasi siswa untuk fokus
terhadap kegiatan yang perlu dilakukan ketika ujian (Zeidner & Matthews, 2005).
Kecemasan merupakan suatu respon dari setiap orang terhadap suatu kondisi yang tidak
menyenangkan atau menegangkan dan tidak dapat dilihat secara langsung karena objek
tidak diketahui dari mana asalnya (Lestari, 2015).
Menurut Carpenito (2000) kecemasan merupakan suatu kondisi dimana individu
mengalami perasaan khawatir dan adanya peningkatan aktivitas sistem saraf otonom
(simpatis) dalam merespon ancaman. Orang yang mengalami kecemasan biasanya akan
menunjukkan gejala-gejala somatik seperti nafas cepat, peningkatan tekanan darah, dan
denyut nadi lebih cepat. Beberapa orang yang mengalami kecemasan bila tidak diatasi
juga akan mengalami peningkatan denyut jantung yang bisa menghambat dalam
melaksanakan keterampilan (Prato, 2009).
Akses yang jauh dan mengeluarkan biaya untuk ke pelayanan kesehatan
menyebabkan masalah kesehatan semakin menjadi dan tidak dapat penanganan.
Kesehatan menjadi hal yang sangat mahal dirasakan masyarakat terutama menengah
kebawah hal ini dikarenakan semakin mahal biaya yang harus dikeluarkan seseorang
untuk berobat.
Selain obat obatan ada cara nonfarmakologi untuk mengatasi masalah kesehatan
seperti yang disebutkan di paragraf sebelumnya. Relaksasi otot progresif merupakan
salah satu terapi non farmakologis untuk merilekkan otot, mengurangi kecemasan serta
menurunkan tingkat stres sehingga menyebabkan tekanan darah menurun. Relaksasi otot
progresif yang merupakan tindakan mandiri perawat sehingga keberadaan perawat sangat
nyata dalam memberikan asuhan keperawatan secara utama guna, meningkatkan derajat
kesehatan, pencegahan penyakit yang menghemat biaya serta efisiensi dari masalah
tersebut (Perry & Potter, 2005).
Dalam pengertian lain Relaksasi otot progresif teknik manajemen stres cukup
sering digunakan untuk mereduksi stres. Relaksasi otot progresif menurut Jacobson
adalah suatu keterampilan yang dapat dipelajari dan digunakan untuk mengurangi atau
menghilangkan ketegangan dan mengalami rasa nyaman tanpa tergantung pada
hal/subjek diluar dirinya. Relaksasi otot progresif ini digunakan untuk melawan rasa
cemas, stres, atau tegang. Dengan menegangkan dan melemaskan beberapa kelompok
otot dan membedakan sensasi tegang dan rileks, seseorang bisa menghilangkan kontraksi
otot dan mengalami rasa rileks (Soewondo, 2009). Hal ini dikarenakan relaksasi otot
progresif merupakan jenis relaksasi termurah, mudah untuk dilakukan secara mandiri.
Tujuan pokok teknik relaksasi adalah untuk menahan terbentuknya respon stres terutama
dalam sistem saraf dan hormon. Pada akhirnya teknik relaksasi dapat membantu
mencegah atau meminimalkan gejala fisik akibat stres ketika tubuh bekerja berlebihan
dalam menyelesaikan masalah sehari-hari (National safety council, 2004).
Terapi ini sangat sederhana, tidak memerlukan imajinasi, ketekunan atau sugesti
dari seseorang, tetapi dilakukan secara personal (Gemilang, 2013). Menurut Sustrani dkk
(2004) terapi relaksasi otot progresif merupakan salah satu teknik relaksasi yang sangat
efektif dan dapat mengurangi kecemasan pada seseorang. Teknik relaksasi otot progresif
merupakan terapi relaksasi dengan gerakan mengencangkan dan melemaskan otot–otot
pada satu bagian tubuh pada satu waktu untuk memberikan perasaan relaksasi secara fisik
(Synder & Lindquist, 2002). Berdasarkan hal tersebut diatas untuk menurunkan
kecemasan dan menurunkan tekanan darah dibutuhkan informasi yang berhubungan
dengan pengetahuan mengenai tehnik relaksasi otot progresif
B. Rumusan Masalah
Ketika seseorang stress dapat menstimulasi aktivitas sistem simpatetik dan
pengeluaran hormon stres. Menurut Fausiah dan Widury (2005) munculnya emosi yang
negatif seperti perasaan cemas, kecewa, dan sabagainya dapat membuat sistem tidak
berjalan dengan lancar dan pada suatu titik tertentu akhirnya memunculkan penyakit.
Faktor-faktor penyebabnya mencakup tidak sebatas pada sikap yang memperbesar stres
dan efeknya juga pada sistem saraf, sistem hormon, dan sistem imun. Pertama-tama
tampak bahwa pelepasan hormon yang terjadi dengan cepat dan berulang kali dalam
respons melawan atau menghindar akan menyebabkan organ tertentu menjadi rusak.
Kemudian di temukan bahwa hormon stres dapat berpengaruh terhadap sistem saraf,
sistem hormon, dan sistem imun yang menyebabkan rentannya tubuh terhadap suatu
penyakit, seperti influenza, penyakit asma, kanker, dan lain-lain (National safety council,
2004).
Christian berpandangan jika stres hanya bisa dikelola dengan manajemen stress
merupakan upaya menyeluruh untuk mengendalikan stress namun tidak untuk
menghilangkannya (Safira & Saputra, 2009). Manajemen stres dengan teknik relaksasi
merupakan salah satu teknik pengelolaan diri yang didasarkan pada cara kerja sistem
saraf simpatis dan parasimpatis. Selain itu juga, ketika otot-otot sudah dirilekskan maka
akan menormalkan kembali fungsi-fungsi organ tubuh. Setelah seseorang melakukan
relaksasi dapat membantu tubuhnya menjadi rileks, dengan demikian dapat memperbaiki
berbagai aspek kesehatan fisik. Berdasarkan perumusan masalah tersebut peneliti tertarik
melakukan pengabdian masyarakat mengenai “Tehnik Relaksasi Otot Progresif”.
C. Tujuan Kegiatan
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan serta pemahaman pada
siswa/siswi terkait relaksasi otot progresif.
D. Manfaat Kegiatan
1. Bagi siswa/siswi
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai tehnik
relaksasi otot progresif yang berguna untuk mengurangi
kecemasan sekaligus manajaemen stres
2. Bagi Institusi
Merealisasikan tridarma perguruan tinggi salah satunya adalah
berupa pengabdian kepada masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Teknik relaksasi otot progresif merupakan yang paling sesuai pada tahap awal
pelatihan relaksasi. Bilamana telah terampil dapat langsung diinstruksikan untuk
rileks. Peserta diminta untuk menjadikan perasaan rileks sebagai sebuah sugesti
yang dapat dihadirkan ketika diperlukan.
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Bentuk Kegiatan
Bentuk kegiatan yang digunakan merupakan sebuah rangkaian yang
sistematis, diantaranya:
1. Bekerjasama dengan puskesmas setempat
2. Penyuluhan kepada siswa/siswi mengenai teknik relaksasi otot
progresif
3. Pemberian alat-alat media pembelajaran
4. Pelaporan akhir
C. Peserta
Peserta dalam program pengabdian masyarakat ini adalah seluruh
siswa/siswi MTSs Darul Amal
D. Sasaran
Program pengabdian masyarakat ini ditujukan kepada seluruh
siswa/siswi remaja baik laki laki maupun perempuan di MTSs
Darul Amal
E. Keterlibatan Mitra
Mitra yang terlibat dalam program pengabdian masyarakat adalah:
1. Kepala Puskesmas
2. Kepala Sekolah dan Guru
F. Jadwal Kegiatan
Kegiatan pengabdian masyarakat ini akan dilakukan di MTSs
Darul Amal, Tangerang. Kegiatan akan dilakukan di wilayah kerja
Puskesmas Bugel. Jadwal kegiatan pelaksaanaan pengabdian
masyarakat tertulis pada tabel 1.
G. Rancangan Evaluasi
Evaluasi kegiatan dilakukan setelah kegiatan penyuluhan kesehatan tentang
relaksasi otot progresif pada siswa/siswi. Adapun hasil yang harus tercapai
adalah pemahaman remaja siswa/siswi mengenai tehnik relaksasi otot progresif
yang bermanfaat untuk mengurangi kecemasan sekaigus manajemen stress.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyuluhan kesehatan mengenai pencegahan gagal ginjal kronik memberikan
dampak terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman pada siswa/siswi MTSs
Darul Amal. Hal tersebut terlihat pada peningkatan pengetahuan sesudah diberikan
penyuluhan kesehatan mengenai tehnik relaksasi progresif.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Irawan, D. Hasballah, K & Kamil, H. 2018. Pengaruh Relaksasi Otot Progresif Terhadap Stres
dan Tekanan Darah Pada Klien Hipertensi. Jurnal Ilmu Keperawatan, 6(1) 71-77.
Resti, I. B .2015.Teknik Relaksasi Otot Progresif Untuk Mengurangi Stres Pada Penderita Asma.
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 2(1) 1-19.
Wardiana, U dan Rini, A. S. 2019. Pengaruh Relaksasi Meditasi Gelembung Pikiran Terhadap
Kecemasan Dalam Menghadapi Ujian Nasional Pada Siswa Sma/Sederajat Kelas Xii Di
Tulungagung. 3(1) 9-18.
Fidalika, A.C. 2017. Studi Kepustakaan Penerapan Teknik Relaksasi Untuk Mengatasi Stres
Peserta Didik Kalangan Remaja. 121-131.