Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP DASAR TERAPI KOMPLEMENTER


PADA TN.S DENGAN HIPERTENSI

Stase Keperawatan Komplementer

DISUSUN OLEH:
Feberi Yososa Fetrik Tato
PN.200841

PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA HUSADA
YOGYAKARTA
2021
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PENDAHULUAN
KOMPLEMENTER

Laporan Pendahuluan ini telah diperiksa dan sahkan pada


Hari/tanggal………………………………………

Mahasiswa Praktikan

(Feberi Yososa Fetrik Tato)

Pembimbing Akademi

(Fransiska Tato Dua Lembang., S.Kep. NS. M. Kes)


TERAPI KOMPLEMENTER

A. Konsep Dasar Terapi Komplementer


Perkembangan terapi komplementer akhir-akhir ini menjadi sorotan
banyak negara. Pengobatan komplementer atau alternatif menjadi bagian
penting dalam pelayanan kesehatan di Amerika Serikat dan negara lainnya
(Snyder & Lindquis, 2002). Estimasi di Amerika Serikat 627 juta orang adalah
pengguna terapi alternatif dan 386 juta orang yang mengunjungi praktik
konvensional (Smith et al., 2004). Data lain menyebutkan terjadi peningkatan
jumlah pengguna terapi komplementer di Amerika dari 33% pada tahun 1991
menjadi 42% di tahun 1997 (Eisenberg, 1998 dalam Snyder & Lindquis,
2002).
Pada dasarnya, perkembangan perawat yang memerhatikan hal ini
sudah ada.Sebagai contoh yaitu American Holistic Nursing Association
(AHNA), Nurse Healer Profesional Associates (NHPA) (Hitchcock et al.,
1999). Ada pula National Center for Complementary/Alternative Medicine
(NCCAM) yang berdiri tahun 1998 (Snyder & Lindquis, 2002).

B. Definisi Terapi Komplementer


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), terapi adalah usaha
untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan penyakit,
perawatan penyakit. Komplementer adalah bersifat melengkapi, bersifat
menyempurnakan. Pengobatan komplementer dilakukan dengan tujuan
melengkapi pengobatan medis konvensional dan bersifat rasional yang tidak
bertentangan dengan nilai dan hukum kesehatan di Indonesia. Standar praktek
pengobatan komplementer telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia.
Menurut WHO (World Health Organization), pengobatan
komplementer adalah pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari
negara yang bersangkutan, sehingga untuk Indonesia jamu misalnya, bukan
termasuk pengobatan komplementer tetapi merupakan pengobatan tradisional.
Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari
zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun-temurun pada suatu
negara.
Terapi komplementer adalah sebuah kelompok dari macam-macam
sistem pengobatan dan perawatan kesehatan, praktik dan produk yang secara
umum tidak menjadi bagian dari pengobatan konvensional (Widyatuti, 2012).

C. Konsep Holistik
1. Pikiran (mind)
Pikiran itu sangat erat kaitannya dengan akal. System memory atau
ingatan, kemampuan intelektual, kecerdasan dan lain sebagainya.
Kesehatan akal pun sangat berpengaruh dengan kesehatan jiwa dan fisik
juga. Jika manusia selalu berfikir positif maka dapat mennghasilkan
energy positif juga yang dapat memengaruhi kesehatan jiwa dan fisiknya
pula. Tingkat kecerdasan manusia dapat diukur denga tes IQ, atau tes
potensi akademik (TPA). Dari uraian di atas maka kita tahu tentang
perbedaan antara tubuh (body) secara fisik, jiwa (soul), dan pikiran (mind),
semua saling berkaitan walaupun itu hal yang berbeda. Yang perlu kita
pahami yaitu bagaimana caranya untuk mencapai keseimbangan supaya
diri kita sehat secara jasmani dan rohani (Cushman, 2013).
2. Tubuh (Body)
Secara biologis tubuh manusia terdiri dari kumpulan organ-organ
tubuh yang membentuk suatu sub system yang bekerja seacara kusus,
seperti system pernapasan, system pencernaan, system pengideraan, sisten
saraf, system peredaran darah, system gerak, dan lain sebagainya sehingga
membentuk tubuh manusia seacar utuh. Tubuh secara fisik mudah dikenali
karena kita mampu mengamati secara langsung. Untuk mengetahui apakah
fisik sedang sakit atau tidak dapat dilakukan tes kesehatan, jika tidak ada
gangguan kesehatan pada masing-masing sub system dan pada organ-
organ terkait berarti fisik orang tersebut dapat dikatakan sehat (Cushman,
2013).
3. Jiwa (Soul)
Definisi dari jiwa sangatlah banyak ada yang mengatakan, roh, nyawa,
nafsu, perasaan, hati, qalb dan lain sebagainya. Dalam ilmu psikologi pun
jiwa tidak dapat diketahui secara pasti, karena dari esensi jiwa itu tidak
terukur seperti halnya fisik manusia. Dalam hal ini akan membahas
pengertian jiwa dari berbagai sudut pandang. Jiwa dalam bahasa arab
disebut (An nafs), jiwa itu sangat erat kaitannya dengan perasaan,
keinginan, penilaian baik buruk, senang, sedih, tenang, gelisah dan
sebagainya. Karena sifatnya yang labil maka jiwa tidak bisa diukur secara
pasti, tetapi dapat diketahui dengan gejala-gejala atau gangguan-gangguan
yang tampak. Dalam ilmu psikologi untuk mengetahui kondisi kejiwaan
seseorang dapat dilakukan test kepribadian sehingga jika seseorang
mengalami gangguan jiwa dapat diketahui dari hasil diagnosis melalui test
kepribadian tersebut. Orang yang sehat jiwanya akan mampu mengatasi
semua problem yang dihadapinya dan mampu berinteraksi dengan
lingkungan sosial secara baik (Cushman, 2013).

D. JENIS-JENIS TERAPI
1. YOGA
a. Definisi
Yoga secara harfiah berasal dari suku kata “yuj” yang memiliki
arti menyatukan atau menghubungkan diri dengan Tuhan. Kemudian
Patanjali memberikan definisi tentang yoga yaitu mengendalikan
gerak-gerak pikiran. Ada dua hal yang penting sebagai seorang praktisi
yoga adalah melatih secara terus menerus sekaligus tidak terikat
dengan hal-hal duniawi. Secara spiritual Yoga merupakan suatu proses
di mana identitas jiwa individual dan jiwa Hyang Agung disadari oleh
seorang yogi, Yogi adalah orang yang menjalani yoga, orang yang
telah mencapai persatuan dengan Hyang Agung.
b. Jenis-jenis Yoga
1) Karma yoga
Karma Yoga, yoga yang dilakukan melalui kehidupan tanpa
pambrih. Para praktisinya tidak pernah mengeluh menghadapi
persoalan. Semua masalah dipandang merupakan akibat dari
karma, maka harus diterima dan dihadapi. Konsep ini banyak
disalah-pahami sebagai konsep hidup pasip, padahal konsep ini
justru membawa manusia menjadi aktip dalam menghadapi
kehidupan. Karma Yoga mengajarkan pada manusia untuk
menghadapi dan menyelesaikan persoalan, bukan melarikan diri
dari persoalan. Bila anda praktisi Karma Yoga, maka persoalan
apapun yang terjadi harus anda terima, tidak melarikan diri.
Melarikan diri bukan solusi, tapi justru menimbun persoalan dan
membuat persoalan baru. Persoalan tidak akan pernah hilang, yang
ada hanyalah penundaan dan penumpukan. Untuk
menyelesaikannya, mau – tidak mau, suka-terpaksa, semua harus
dihadapi. Entah kapan, yang jelas semua persoalan perlu
penyelesaian. Banyak penderita stress, bahkan yang bunuh diri,
dikarenakan tidak mau menerima suatu persoalan sebagai
kenyataan dan menyelesaikannya, kemudian melarikan diri tanpa
mau menghadapi dan menyelesaikannya.
2) Bhakti yoga
Bakti Yoga, yoga yang dilakukan dengan berbakti kepada
Tuhan, yaitu melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Tuhan.
Semuanya dilakukan dengan cinta tanpa memiliki pamrih apa pun
(termasuk ingin masuk sorga). Kecintaan praktisi Bakti Yoga
(Bakta) bermakna luas. Bukan hanya pada Tuhan, namun juga pada
semua mahluk ciptaan-NYA.

c. Manfaat yang didapatkan dari bermacam macam postur yoga


1) Melatih seluruh otot tubuh, karena ada otot yang jarang sekali
dipergunakan bahkan dalam banyak olahraga keras sekalipun.
2) Meningkatkan asupan oksigen ke otak dan kedalam sistem tubuh.
3) Menstimulasi syaraf pada tulang punggung.
4) Memperlancar peredaran darah.
5) Menstimulasi kelenjar hormonal (sistem endokrin) dalam tubuh.
6) Memijat organ tubuh bagian dalam.

2. MASSAGE THERAPY
a. Definisi
Massage tubuh dengan cara manual adalah salah satu cara perawatan
tubuh dengan menggunakan kedua tangan pada bagian telapak tangan
maupun jari-jari tangan.  Massage yang berate penekanan secara pelan.
Dan di Indonesia lebih dikenal dengan istilah pijat.  Yang pada
awalnya massage bertujuan sebagai Terapeutik tubuh yang akhirnya
berkembang untuk lebih mencapai kecantikan tubuh (Kemenkes,
2011).

b. Manfaat message Therapy


Yang paling utama dari manfaat massage adalah memperlancar
peredaran darah dan getah bening. Dimana massage akan membantu
memperlancar metabolisme dalam tubuh.  Treatment massage akan
mempengaruhi kontraksi dinding kapiler sehingga terjadi keadaan
vasodilatasi atau melebarnya pembuluh darah kapiler dan pembuluh
getah bening. Aliran oksigen dalam darah meningkat, pembuangan
sisa-sisa metabolic semakin lancar sehingga memacu hormone
endorphin yang berfungsi memberikan rasa nyaman. Selain hal
tersebut banyak sekali manfaat massage bagi peningkatan fungsi-
fungsi fisiologis tubuh (Kemenkes, 2011).
c. Macam-macam gerakan message
Macam-macam gerakan message dan manfaatnya Menurut Kemenkes,
(2011).
1) Mengusap Adalah gerakan mengusap dengan menggunakan
telapak tangan atau bantalan jari tangan. Gerakan ini dilakukan
sesuai dengan peredaran darah menuju jantung maupun kelenjar-
kelenjar getah bening. Manfaat gerakan ini adalah merelaksasi
otot dan ujung-ujung syaraf.
2) Meremas Adalah gerakan memijit atau meremas dengan
menggunakan telapak tangan atau jari-jari tangan. Teknik ini
digunakan pada area tubuh yang berlemak dan jaringan otot yang
tebal.
3) Friction Adalah gerakan melingkar kecil-kecil dengan penekanan
yang lebih dalam menggunakan jari atau ibu jari. Gerakan ini
hanya digunakan pada area tubuh tertentu yang bertujuan untuk
penyembuhan ketegangan otot akibat asam laktat yang berlebih.
3. MEDITATION
a. Definisi
Meditasi adalah teknik atau metode latihan yang digunakan untuk
melatih perhatian, untuk dapat meningkatkan taraf kesadaran, yang
selanjutnya membawa proses-proses mental dapat lebih terkontrol
secara sadar Meditasi adalah Praktik relaksasi yang melibatkan
pengosongan pikiran dari semua hal yang menarik, membebani,
maupun mencemaskan dalam hidup kita sehari-hari. Makna harfiah
Meditasi adalah kegiatan mengunyah-unyah atau membolak-balik
dalam pikiran, memikirkan, merenungkan. Arti definisinya, meditasi
adalah kegiatan mental terstruktur, dilakukan selama jangka waktu
tertentu, untuk menganalisis, menarik kesimpulan, dan mengambil
langkah-langkah lebih lanjut untuk menyikapi, menentukan tindakan
atau penyelesaian masalah pribadi, hidup, dan perilaku (Kemenkes,
2011).
b. Tujuan dan Manfaat
1) Tujuan
Meditasi memiliki tujuan tertentu. Seperit yang disampikan Prof.
Abdul Mujib tujuan utama meditasi adalah:
a) Mengembangkan dan mermperluas kesadaran
b) Sebagai sarana transendensi diri
2) Meditasi memiliki manfaat yang baik untuk kesehatan fisik
maupun psikis (Mujib, 2011).  Berikut ini pemaparannya :
a) Manfaat fisik
 Menurunkan pernafasan (4-6 kali/menit) dan detak
jantung (24 denyut lebih rendah)
 Gelombang otak menjadi lebih stabil
 Meningkatkan kepekaan kulit
b) Manfaat psikis
 Menurunkan kecemasan
 Aktualisasi diri lebih tinggi
 Perasaan positif
 Mengendalikan kebiasaan merokok
 Menunjang kesehatan mental positif
 Sebagai terapi ketergantungan obat dan terapi yang
lainnya

4. TERAPI BEKAM
a. Definisi
Bekam dikenal dengan berbagai istilah seperti: canduk, canthuk, kop,
dan lainnya. Di dunia barat bekam disebut sebagai cupping method
atau cupping therapy. Orang Inggris Tengah menyebut bekam dengan
kata ventusynge. Kata ini berasal dari Perancis ventoúza. Dalam bahasa
Yunani disebut dengan kata βεντούζα. 20 Bekam merupakan
pengobatan rakyat atau pengobatan tradisional yang digunakan sebagai
salah satu jenis terapi komplementer atau alternatif untuk pengobatan
nyeri di seluruh dunia.
b. Alat dan Metode Bekam
Alat bekam antara lain scalpel steril atau pisau bedah ukuran 15-
22gauge yang digunakan untuk menoreh kulit pada prosedur bekam
basah, 6-12 kop plastik, pompa penyedot (manual atau elektrik), kertas
tisu, lap, alat antiseptik seperti alkohol, bola kapas, dan minyak zaitun
(untuk mempermudah gerakan kop).
c. Cara dan Penatalaksanaan
1) Lumuri punggung pasien dengan minyak urut atau minyak zaitun,
pijat-pijat secukupnya hingga minyak merata ke sekujur punggung
sampai pinggang.
2) Pasang kop di punggung atau di lokasi nyeri atau sakit
3) Sedot dengan pompa vakum secukupnya (sekitar 2 kali
pemompaan)
4) Di Tunggu Sekitar 5 Menit Di Lanjutkan Penusukan Dengan
Jarum Pen Lancet
5) Di tunggu 3 menit, lalu bersihkan darah, lap pakai tisu, oleskan
minyak Zaitun Lagi dan lap sampai bersih
5. AROMA TERAPI
a. Definisi
Aroma terapi berasal dari kata “aroma”, yang artinya bau yang
menarik yang berasal dari tumbuhan (minyak essensial) atau rempah,
dan berasal dari kata “terapi”, yang artinya suatu perawatan yang
dirancang untuk pengobatan. Berbagai peninggalam seni dan lukisan
dari kebudayaan kuno mesir, China, dan Persia memperlihatkan bahwa
essens atau kandungan intidari tumbuhan banyak sekali digunakan dan
dianggap sangat berharga oleh para pemuka agama, dokter, dan
penyembuh.
Aroma terapi merupakan proses penyembuhan kuno yang
menggunakan sari tumbuhan aroma terapi murni yang bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan tubuh, pikiran dan jiwa.
Beberapa minyak sari yang umum digunakan dalam aroma terapi
karena sifatnya yang serbaguna adalah Langon kleri, eukaliptus,
geranium, lavender, lemon, peppermint, petigrain, rosemary, pohon
teh, dan ylang-ylang. Aromaterapi mempunyai efek yang positif karena
diketahui bahwa aroma yang segar dan harum bisa merangsang sensori
dan reseptor yang ada di hidung kemudian memberikan informasi lebih
jauh ke area di otak yang mengontrol emosi dan memori serta
memberikan informasi ke hipotalamus. Hipotalamus merupakan
pengatur system internal tubuh termasuk sistem seksualitas, suhu tubuh
dan reaksi terhadap stress (Koensoemardiyah, 2012).
b. Manfaat
Aroma terapi mempunyai efek yang positif karena diketahui bahwa
aroma segar dan harum merangsang sensori, reseptor dan pada
akhirnya mempengaruhi organ yang lain sehingga dapat menimbulkan
efek kuat terhadap emosi. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa
aromaterapi memiliki beberapa manfaat terhadap kesehatan, antara
lain:
1) Membuat tubuh dan pikiran menjadi santai.
2) Meningkatkan kualitas tidur dan membantu meringankan
insomnia.
3) Meringankan rasa sakit, seperti nyeri haid, nyeri akibat batu
ginjal, atau nyeri pada osteoartritis.
4) Membantu mengurangi stres.
5) Melawan bakteri, virus, dan jamur jika dioleskan ke kulit.
6) Meningkatkan kekebalan tubuh.
7) Memperlancar pencernaan.
8) Meringankan rasa gelisah ketika bersalin.
9) Meredakan sakit kepala dan migrain.
10) Meredakan mual.

6. AKUPUNTUR
a. Definisi
Akupuntur adalah teknik kesehatan holistik yang berasal dari
praktek Pengobatan Tradisional Cina, yang dilakukan oleh ahli tusuk
jarum dengan merangsang titik-titik tertentu pada tubuh dengan
memasukkan jarum tipis ke dalam kulit. Anehnya, meskipun
perawatannya menggunakan jarum, namun pengobatan ini tidak
menimbulkan rasa sakit.
Akupunktur adalah salah satu upaya untuk meningkatkan
pelayanan secara optimal di rumah sakit. Pelayanan akupunktur dapat
berdiri sendiri dan berintegrasi dengan pengobatan lain yang tersedia
di rumah sakit (Saputra, 2012).
b. Macam-macam rangsangan
Akupuntur adalah ilmu akomodatif yang dapat dilakukan
dengan berbagai cara. Penekanan dengan atau tanpa alat (akupresur),
jarum (akupunktur), panas (thermis), listrik, magnet, getaran suara,
obat-obatan, laser, serta kombinasi dari berbagai manipulasi itu adalah
berbagai cara manipulasi yang telah digunakan dalam pelayanan
akupuntur/akupresur (Kemenkes, 2011).
c. Cara penekanan
Penekanan atau pemijatan pada titik akupresur dilakukan
dengan mempertimbangkan reaksi “yang” yaitu reaksi yang
menguatkan energi (qi) sedang yang melemahkan energi (qi) disebut
reaksi “yin”. Reaksi “yang dan yin” dipengaruhi oleh lamanya
penekanan atau arah penekanan. Penekanan yang bereaksi menguatkan
“yang”, dilakukan sebanyak 30 kali tekanan dengan putaran mengikuti
arah jarum jam atau searah dengan jalannya meridian. Sedangkan 3
penekanan untuk melemahkan atau menguatkan “yin” dilakukan
sebanyak 50 kali, putaran yang berlawanan dengan jarum jam,
berlawanan arah dengan meridiannya (Kemenkes, 2011).
d. Manfaat
Menurut Kemenkes, (2011) menjelaskan bahwa akupresur dapat
digunakan untuk meningkatkan stamina tubuh, melancarkan peredaran
darah, mengurangi rasa sakit, serta mengurangi stres/menenangkan
pikiran. Penelitian uji klinis tentang pengaruh akupresur pada titik
neiguan pada pasien sectio caesaria yang dilakukan di Rumah Sakit Sin-
Lau, Taiwan, menyimpulkan bahwa akupresur pada titik tersebut dapat
menurunkan kecemasan, persepsi nyeri, serta meningkatkan
kenyamanan pasien selama dilakukan tindakan operasi
e. Mekanisme kerja
Belum dapat menjelaskan secara menyeluruh tentang mekanisme
kerja dari akupuntur/akupresur. Teori (endorfin) dan teori kekebalan
tubuh menjelaskan bahwa penekanan pada permukaan tubuh akan
merangsang keluarnya zat-zat yang dapat menghilangkan rasa nyeri dan
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit (Kemenkes, 2011).
Dan berikut ini merupakan cara kerja atau penatalaksaannya
1) Jarum bisa di masukan dengan cara di putar atau di panaskan
sebelumnya. Jarum juga bisa dialiri
2) Akupuntur ini adalah Teknik untuk menyeimbangkan aliran
Qi/energi kehidupan
3) Teknik ini dilakukan dengan menggunakan jarum yang sangat
kecil yang yang ditusukan kedalam kulit kita yang akhirnya akan
menstimulasi titik-titik special/titik cukup didalam tubuh kita
4) Tubuh kita memiliki memiliki mekanisme untuk mengalirkan
aliran darah energi ketempat aimoruk dibutuhkan darah/energi
tersebut cὀ,seperti saat luka.

7. AKUPRESUR
a. Definisi
Akupresur adalah salah satu bentuk pelayanan kesehatan tradisional
jenis keterampilan dengan cara merangsang titik tertentu melalui
penekanan pada permukaan tubuh dengan menggunakan jari maupun
benda tumpul untuk tujuan kebugaran atau membantu mengatasi
masalah kesehatan (Kemenkes, 2011).
b. Manfaat
Manfaat Akupresur dapat dimanfaatkan untuk pencegahan penyakit,
penyembuhan, rehabilitasi, menghilangkan rasa sakit, serta mencegah
kekambuhan penyakit (Sunetra, 2004).
Menurut Kemenkes, (2015) menjelaskan bahwa akupresur
dapat digunakan untuk meningkatkan stamina tubuh, melancarkan
peredaran darah, mengurangi rasa sakit, serta mengurangi
stres/menenangkan pikiran

8. HYPNOSIS
a. Definisi
Pengertian hipnosis adalah suatu kondisi yang menyerupai tidur
yang dapat secara sengaja dilakukan kepada orang, dimana mereka akan
memberikan respons pada pertayaan yang diajukan dan sangat terbuka
dan reseptif terhadap sugesti yang di berikan oleh hipnoterapist. Teknik
atau praktik dalam mempengaruhi orang lain untuk masuk ke dalam
kondisi hipnosis. Hipnosis sendiri juga diartikan sebagai suatu kondisi
di mana perhatian menjadi sangat terpusat sehingga tingkat
sugestibilitas meningkat sangat tinggi, seni komunikasi untuk
mempengaruhi seseorang sehingga mengubah tingkat kesadaranya,
yang dicapai dengan cara menurunkan gelombang otak. Hipnosis juga
disebut sebagai seni eksplorasi alam bawah sadar, kesadaran yang
meningkat, suatu kondisi pikiran yang dihasilkan oleh sugesti
(Gunawan, 2012).
b. Manfaat menggunakan hypnosis
Hipnotherapi adalah ilmu untuk mengeksplorasi pkiran, maka
segala masalah yang berkaitan dengan pikiran dan perasaan biasa
dibantu dengan hipnoterapi. Hipnotherapi juga bisa berperan dalam
bidang kecantikan, kedokteran, kebidanan, kesehatan tubuh dan pikiran,
masalah anak dan remaja, pengembangan diri, masalah seksual, bahkan
untuk sekedar hiburan dan reklesi mental.
Hipnotherapi banyak untuk mengatasi berbagai masalah seperti
minder kurang percaya diri, stess terlalu banyak pikiran, trauma selalu
terbayang pengalaman buruk, berhenti merokok selamanya dan
menghilangkan nyeri haid berlebihan (Gunawan, 2012). di gunakan
untuk sebagai penyembuhan segala macam gangguan yang berkaitan
dengan pikiran dan perasaan, mulai dari menurunkan berat badan
sampai menyembuhkan gangguan mental yang berat. Hipnotrapi juga
cara tercepat dan termudah untuk mengubah pikiran, perasaan, perilaku,
kebiasaan dan kepribadian seseorang. Dari segi medis hipnotrapi bisa
digunakan untuk anastesi, cabut gigi, khitan, menjahit luka dan operasi
besar atau kecil (Mustofa, 2012).

c. Jenis-jenis hypnosis
Jenis-jenis hipnosis dibagi menjadi 5 yaitu:
1) Stage Hypnosi
Stage hypnosis adalah hipnosis yang digunakan untuk
pertunjukan hiburan, dalam stage hypnosis, hipnotis memilih subjek
dari antara penonton, yang setelah melewati serangkaian uji
sugestibilitas, membuat subjek tersebut masuk ke dalam kondisi
trance. Kemudian hipnotis memberikan “program” yang akan
dijalankan setelah subjek bangun atau sadar dari kondisi trance.
Program yang dimasukan biasanya “aneh-aneh” dan tidak masuk
akal, misalnya seorang pria mengaku hamil, handphone jadi 11
sepatu, menjadi penyayi terkenal, dan sebagainya (Mustofa, 2012).
2) Anodyne Awareness
Anodyne Awareness adalah aplikasi hipnosis untuk
mengurangi rasa sakit fisik dan kecemasan. Banyak dokter, tenaga
medis, perawat, dan dokter gigi menggunakan teknik anodyne untuk
membantu pasien menjadi rileks dengan sangat cepat dan
mengurangi rasa sakit dengan mental anastesi (Mustofa, 2012).
3) Forensic hypnosis
Forensic hypnosis adalah penggunaan hipnosis sebagai alat
bantu dalam melakukan investigasi atau penggalian informasi dari
memori. Sering kali, dalam suatu kejadian yang mempuyai muatan
emosi negatif tinggi, misalnya dalam kasus kejahatan, orang
mengalami “lupa ingatan” akan kejadian tersebut. Hal itu terjadi
karena pikiran bawah sadar menyembuyikan informasi traumatik
sehingga tidak dapat diakses oleh pikiran sadar, dengan tujuan agar
pengalaman buruk itu tidak lagi diingat (Mustofa, 2012).
4) Metaphysical Hypnosis
Metaphysical Hipnosis adalah aplikasi hipnosis dalam meneliti
berbagai fenomena metafisik. Jenis hipnosis ini bersifat
eksperimental. Dengan hipnosis, seseorang akan dapat dengan angat
cepat masuk ke kondisi rileks yang sangat dalam (somnambulims),
yang diukur dengan EEG akan menunjukan frekuensi gelombang
otak yang sangat rendah (Mustofa, 2012).
5) Clinical Hypnosis atau Hypnotherapy
Clinical Hypnosos atau Hypnotherapy adalah aplikasi hipnosis
dalam menyembuhkan masalah mental dan fisik (psikosomatis).
Aplikasi dalam pengobatan penyakit, antara lain depresi,
kecemasan, fobia, stres, penyimpangan perilaku mual dan muntah,
nyeri, melahirkan, penyakit kulit, dan msih banyak lagi (Mustofa,
2012).

A. Pengkajian (Perilaku dan Stimulasi)


1. Bio
a. Gambaran fisik klien: jenis kelamin, umur, berat badan, tinggi badan,
kecacatan (jika ada), dan tanda kekeraasan atau penelantaran jika ada
b. Penampilan Klien, cara berbicara, kehangatan, respon awal terhadap
wawancara, body expression dll. 2
c. Status Kesehatan: Apakah ada diagnosis? Layanan kesehatan apa yang
diterima oleh klien? Apakah klien telah berkonsultasi dengan sumber
lain tentang jenis penyembuhan untuk masalah kesehatannya? Apakah
sedang menggunakan obat? Catatan kesehatan dan pengobatannya.
Apakah kecanduan terhadap narkotika atau alkohol?. Apakah status
kesehatannya merupakan masalah dalam rencana pelayanan?
2. SOSIAL
a. Situasi saat ini dan sejarah perpindahan: Latarbelakang pedesaan atau
perkotaan? Daerah asal? Jika pernah pindah apakah alasannya? Sudah
berapa lama mendiami tempat tinggal saat ini? Bagaimana keeterikatan
klien dengan tempat asalnya? Seberapa sering mengunjungi atau
berhubungan dengan orang disana? Tempat apa yang sangat penting
bagi klien? (dapat menggunakan peta). Kejadian kritis apa yang
menyebabkan dia akhirnya ditempatkan di panti asuhan? Siapa yang
ambil keputusan anak akan masuk ke panti? (kalau diketahui)
Bagaimana Jaringan dukungan saat itu membantu Klien? Apa yang
paling disukai oleh si anak tentang kehidupan sebelum masuk ke panti?
Apa yang paling tidak disukai? Mengapa? Pertanyaan sama tentang
kehidupan di panti jika anak tinggal di panti.
b. Pekerjaan dan Status Keuangan (Orang tua/pengasuh utama/wali): Apa
pendapatannya, dari pemerintah atau dari sumber lain yang diterima
oleh klien? Siapa yang bekerja dalam keluarga? Apa pekerjaannya?
Apakah klien mendapatkan penghasilan yang cukup untuk pemenuhan
kebutuhan dasar? Bagaimana caranya mendukung atau mengatasi
masalah sehubungan dengan permasalahan yang dirancang dalam
rencana pelayanan? Apa kesulitan untuk mendapatkan lebih banyak
sumber penghasilan?
c. Hubungan dan Peran dalam Keluarga: Riwayat keluarga dan isu
signifikan yang dihadapi oleh keluarga di masa lalu dan saat ini.
Termasuk status perkawinan yang formal dan informal, peran anggota
keluarga dan konflik antar peran, struktur keluarga, kompleksitas latar
belakang budaya dalam keluarga, riwayat perpisahan dalam keluarga,
orang-orang yang termasuk dalam keluarga, hubungan
keterikatan/kelekatan klien dengan keluarga atau dengan orang penting
lainnya di luar keluarga? Siapa dan seberapa sering anak
berkomunikasi? Peran anggota keluarga/orang penting lain dalam
proses pengasuhan anak dan perawatan, siapa yang lakukan apa dalam
lingkungan keluarga. 3
d. Keberfungsian sekolah dan keberfungsian dari institusi lainnya:
bagaimana penampilan tugas-tugas sehari-hari, bagaimana kemampuan
menghadapi stress/tekanan, pada setting-setting mana saja pelaksanaan
tugas-tugas itu berlangsung? Bagaimana keluarga menjamin akses
pendidikan anak-anak mereka? Apa saja yang dapat menyebabkan
anak tidak hadir di sekolah, atau proses belajar terganggu? E.
Keberfungsian Rekan/Teman Relasi anak dengan teman-temannya di
kampung/ komunitas asal? Di sekolah? Di Panti? Di komunitas sekitar
panti/sekolah?
3. SPIRITUAL
A. Data Spiritual dan Budaya: Apa identitas budaya klien? Apa
agama yang saat ini dianutnya? Bagaimana agama menjadi
pendukung atau hambatan bagi klien? Apa sumber inspirasinya?
Apa ada sesuatu yang memberi makna kehidupan bagi klien?
Bagaimana pandangan spiritual klien terhadap situasi dan
permasalahan yang dihadapinya serta terhadap masa depannya?
B. Diagnosa Keperawatan Yang mungkin Muncul
1. Nyeri Akut
2. Insomnia
3. Gangguan Eliminasi
4. Risiko Ketidakstabilan Glukosa Darah
5. Disfungsi Mobilitas Gastrointestinal.

C. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Rencana
SLKI (Standar Luaran Keperawatan SIKI (Standar Intervensi
Keperawatan
Indonesia) Keperawatan Indonesia)
1. Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan O :
Komplementer 1 x 5 Jam, - indentifikasi skala nyeri
diharapakan nyeri pada pasien dapat - Monitor keberhasilan
terkontrol. Terapi Komplementer yang
sudah diberikan
Kriteria Hasil A T
T : Berikan teknik non
No
1. Melaporkan nyeri 3 1 famakologi untuk
Terkontrol mengurangi rasa nyeri
2. Kemampuan 3 1 (TENS, Hipnosis,
mengenali omset Akupressure, terapi musik,
nyeri terapi pijat, aromaterapi,
3. Kemampuan 3 1
Mengenali penyebab
teknik imajinasi terbimbing
nyeri
4. Kemampuan 3 1 dll)
menggunakan teknik E:
non farmakologi - Jelaskan strategi
5 Dukungan orang 3 1 meredakan nyeri
terdekat - Ajarkan teknik non
Farmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri.

C : Kolaborasi pemberian
Analgetik jika perlu.

2. Gangguan Setelah dilakukan tindakan Terapi relaksasi


Pola Tidur Keperawatan 1 x 5 jam diharapkan O : identifikasi penurunan
(Insomnia) pasien dapat memenuhi kriteria hasil tingkat energi,
sebagai berikut: ketidakmampuan
berkosentrasi atau gejala lain
Kriteria Hasil A T
yang mengganggu
No
1. Keluhan sulit tidur 3 2 kemampuan kognitif
2. Keluhan sering 3 2 T : ciptakan lingkungan
terjaga Tenang dan tampa gangguan
3. Keluhan tidak puas 3 2
dengan pencahayaan dan
tidur
4. Keluhan pola tidur 3 2 suhu ruang nyaman, jika
berubah memungkinkan.
5. Keluhan istirahat 3 2 E : jelaskan tujuan, manfaat,
tidak cukup batasan, dan jenis relaksasi
yang tersedia (Mis. Musik,
meditasi, napas dalam, dan
relaksasi otot progresif.
- Anjurkan mengambil
posisi nyaman
- Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi
Relaksasi

3. Risiko Setelah dilakukan tindakan O : identifikasi jenis latihan


ketidakstabilan komplementer 1x 5 jam diharapkan dan gerakan yoga sesuai
kadar glukosa pasien memenuhi kriteria hasil sbb: kebutuhan
darah T : lakukan gerakan-gerakan
Kriteri hasil A T
yoga
No
1. Mengantuk 3 4 E : edukasi jelaskan alasan
2. Pusing 3 4 tujuan dan alasan latihan
3. Lelah/Lesuh 3 4
4. Keluhan Lapar 3 4 - Mendemonstrasikan
5. Gemetar 3 4 gerakan-gerakan Yoga
6. Berkeringat 3 4
7. Mulut kering 3 4
8. Rasa Haus 3 4 C:

  

DAFTAR PUSTAKA

Cushman & Hoffman. (2013). Complementary and Alternative Medicine (CAM)


Widyatuti, W. 2012. Terapi Komplementer dalam Keperawatan. Diakses
dari :http://www.jki.ui.ac.id/index.php/jki/article
Gunawan (2012). Pengobatan Alternatif dan Komplementer. Jakarta: PT. Bhuana
Ilmu Populer.
PENGARUH CHROMOTHERAPY TERHADAP PENURUNAN TINGKAT
HALUSINASI PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI:
HALUSINASI DI BANGSAL UPI RS PROF.DR. SOEROYO MAGELANG,
oleh Heni Setyowati, Esti Rahayu.
Teten, W. (2011). Terapi Modalitas, Terapi Komplementer dan Konseling Keluarga.
UNSOED: Jurusan Keperawatan
Widyatuti, W. 2012. Terapi Komplementer dalam Keperawatan. Diakses dari
http://www.jki.ui.ac.id/index.php/jki/article

Anda mungkin juga menyukai