Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN

PROGGRESSIVE MUSCLE THERAPY


Disusun Guna Memenuhi Tugas Keperawatan Palatif Dan Menjelang Ajal

Disusun Oleh:

1. ANIS FITROTIL IZZAH (201902030032)


2. M. RIZKI (201902030034)
3. DI FRISMAYANA (201902030044)
4. RANI ROFIKA (201902030069)
5. TIARA DEWI KANTI (201902030076)
6. DINA ULYA (201902030085)
7. TUTUT KUSUMA DEWI (201902030113)

PROGAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha esa, karena
hanya rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan
baik. Terima kasih pula kepada semua pihak yang telah banyak membantu
saya dalam menyelesaikan penulisan makalah ini.
Dan maksud dari penulisan makalah saya ini adalah sebagai penunjang
dalam pemberian nilai tugas. Kiranya kepada dosen pengajar dapat
memberikan nilai yang terbaik sehingga segala tuntutan perkuliahan kami
dapat terselesaikan dengan segala baiknya. Juga diharapkan kritik dan
sarannya dari dosen dan teman-teman mahasiswa sehingga makalah yang
telah kami buat ini dapat menjadi lebih baik lagi. Atas perhatiannya kami
ucapkan terima kasih.

Pekalongan, 13 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam Jurnal Pengembangan multimedia relaksasi oleh Neila Ramdhani dan
Adhyos Aulia Putra pada tahun 2006, relaksasi merupakan salah satu teknik
pengelolaan diri yang didasarkan pada cara kerja sistem syaraf simpatetis dan
parasimpatetis ini. Teknik relaksasi semakin senng dilakukan karena terbukti
efektif mengurangi ketegangan dan kecemasan,membantu orang yang mengalami
insomnia, dan asma.
Di Indonesia, penelitian tentang relaksasi ini juga sudah cukup banyak dilakukan.
Relaksasi bermanfaat untuk mengurangi keluhan fisik. Efektivitas latihan
relaksasi dan terapi kognitif untuk mengurangi kecemasan berbicara di muka
umum, selanjutnya relaksasi juga efektif dalam menunmkan tekanan darah pada
penderita hipertensi ringan, dan menurunkan ketegangan pada siswa penerbang.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi Teknik Relaksasi Otot Progresif ?
2. Apa tujuan Teknik Relaksasi Otot Progresif ?
3. Apa manfaat relaksasi dari Teknik Relaksasi Otot Progresif ?
4. Apa metode relaksasi dari Teknik Relaksasi Otot Progresif ?
5. Apa fisiologi kontraksi dan relaksasi dari Teknik Relaksasi Otot Progresif ?
6. Apa saja jenis-jenis relaksasi otot progresif ?
7. Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan relaksasi ?
8. Apa indikasi relaksasi otot progresif ?
9. Apa kontraindikasi relaksasi otot progresif ?
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui teknik
relaksasi otot progresif.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui tentang definisi teknik relaksasi otot progresif
b. Untuk mengetahui tentang tujuan teknik relaksasi otot progresif
c. Untuk mengetahui tentang manfaat relaksasi dari teknik relaksasi otot
progresif
d. Untuk mengetahui tentang metode relaksasi dari teknik relaksasi otot
progresif
e. Untuk mengetahui tentang fisiologi kontraksi dan relaksasi dari teknik
relaksasi otot progresif
f. Untuk menegtahui tentang jenis-jenis relaksasi otot progresif
g. Untuk mengetahui tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan
relaksasi
h. Untuk mengetahui tentang indikasi relaksasi otot progresif
i. Untuk mengetahui tentang kontraindikasi relaksasi otot progresif
BAB II
KONSEP TEORI

A. DEFINISI
Menurut Herodes (2010), teknik relaksasi otot progresif adalah teknik
relaksasi otot dalam yang tidak memerlukan imajinasi, ketekunan, atau sugesti.
Berdasarkan keyakinan bahwa tubuh manusia berespons pada kecemasan dan
kejadian yang merangsang pikiran dengan ketegangan otot. Teknik relaksasi otot
progresif memusatkan perhatian pada suatu aktivitas otot dengan mengidentifikasi
otot yang
tegang kemudian menurunkan ketegangan dengan melakukan teknik relaksasi
untuk mendapatkan perasaan relaks (Herodes,2010). Teknik relaksasi otot
progresif merupakan suatu terapi relaksasi yang diberikan kepada klien dengan
menegangkan otot-otot tertentu dan kemudian relaksasi.
B. TUJUAN
Menurut Setyoadi & Kushariyadi (2011), tujuan dari teknik ini adalah untuk :
a. Menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher dan punggung, tekanan
darah tinggi, frekuensi jantung, laju metaboli.
b. Mengurangi disritmia jantung, kebutuhan oksigen
c. Meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi ketika klien sadar dan tidak
memfokuskan perhatian serta relaksasi
d. Meningkatkan rasa kebugaran, konsentrasi
e. Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stress
f. Mengatasi insomnia, depresi, kelelahan, iritabilitas, spasme otot, fobia ringan,
gagap ringan dan
g. Membangun emosi positif dari emosi negative
Teknik relaksasi progresif dapat digunakan untuk mengurangi
kecemasan,karena dapat menekan saraf simpatis sehingga mengurangi rasa tegang
yang dialami oleh individu secara timbal balik, sehingga timbul counter
conditioning (penghilangan). Relaksasi diciptakan setelah mempelajari sistem
kerja saraf manusia, yang terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf otonom.
Sistem saraf otonom ini terdiri dari dua subsistem yaitu sistem saraf simpatis
dan sistem saraf parasimpatis yang kerjanya saling berlawanan. Sistem saraf
simpatis lebih banyak aktif ketika tubuh membutuhkan energi misalnya pada saat
terkejut, takut, cemas atau berada dalam keadaan tegang.
C. MANFAAT RELAKSASI
Manfaat dari relaksasi otot progresif ini sendiri adalah untuk mengatasi
berbagai macam permasalahan dalam mengatasi stres, kecemasan, insomnia, dan
juga dapat membangun emosi positif dari emosi negatif. Keempat permasalahan
tersebut dapat menjadi suatu rangkaian bentuk gangguan psikologis bila tidak
diatasi. Stres terhadap tugas maupun permasalahan lainnya, yang tidak segera
diatasi dapat memunculkan suatu bentuk kecemasan dalam diri seseorang.
Kecemasan itu sendiri bila tidak juga diatasi dapat berakibat pada munculnya
emosi negatif baik terhadap permasalah yang timbul akibat stres juga perilaku
sehari-hari seseorang. Dan akibat dari itu semua menyebabkan suatu bentuk
gangguan tidur atau insomnia.Relaksasi bisa digunakan agar seseorang kembali
pada taraf keadaan normal.
D. METODE RELAKSASI
Salah satu metode relaksasi otot progresif adalah dengan menegangkan dan
mengendurkan otot-otot jari-jari kaki dan secara progresif bekerja hingga leher
dan
kepala.Teknik ini juga dapat dimulai dari kepala dan leher dan bekerja turun ke
jari-jari kaki.
E. FISIOLOGI KONTRAKSI DAN RELAKSASI
Kuntarti (2006), dan Setiadi (2007), kontraksi dan relaksasi otot dikendalikan
oleh susunan syaraf pusat melalui serabut syaraf motoriknya,tempat lekat cabang-
cabang syaraf motorik adalah neuromuscular junction yang merupakan
penghantar kimiawi (neuro transmitter) asetil kholin maupun adrenalin untuk
eksitasi serabut otot. Impuls syaraf yang tiba pada sebuah neuromuscular akan
dihantar langsung kepada tiap-tiap sarkomer oleh sistem tubura transversar yang
mengelilingi miofibril.
Semua sarkomer pada otot akan menerima sinyal untuk berkontraksi sehingga
otot dapat berkontraksi sebagai satu kesatuan yang utuh. Sinyal elektrik itu
dihantar menuju retikulum sarkoplasmik, yaitu suatu sistem dari vesicles yang
bersifat membran dan berasal dari retikulum endoplasma yang membungkus
miofibril.
Bemstein & Borkovec (2003), menjelaskan bahwa menegangkan otot harus
dilakukan dengan menahan nafas; sehingga keadaan rileks terjadi ketika ia
melepaskan ketegangan dan melakukan pemafasan dalam yang teratur. Jika
dilakukan perabaan nadi akan didapatkan nadi teraba lebih pelan dan teratur
dibandingkan sebelumnya. Secara subyektif hal tersebut ditunjukkan dengan
pernyataan akan keadaan yang tenang, nyaman, dan rileks. Sayangnya hingga saat
ini belum ada alat untuk mengukur tingkat ketegangan dan relaksasi otot.

F. JENIS-JENIS RELAKSASI OTOT PROGRESIF


Relaksasi otot progresif dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Relaksasi Via Tension Relaxation
Dalam metode ini individu diminta untuk menegangkan dan
melemaskan masing-masing otot, kemudian diminta merasakan dan
mengamati perbedaan antara otot tegang dengan otot lemas. Disini individu
diberitahu bahwa fase menegangkan akan membantu dia lebih menyadari
sensasi yang berhubungan dengan kecemasan dan sensasi-sensasi tersebut
bertindak sebagai isyarat atau tanda untuk melemaskan ketegangan. Individu
dilatih untuk melemaskan otot-otot yang tegang dengan cepat seolah-olah
mengeluarkan ketegangan dari badan, sehingga individu akan merasa rileks.
2. Relaxation Via Letting Go
Pada fase ini individu dilatih untuk lebih menyadari dan merasakan
relaksasi. Individu dilatih untuk menyadari ketegangannya dan berusaha
sedapat mungkin untuk mengurangi serta menghilangkan ketegangan tersebut.
Dengan demikian individu akan lebih peka terhadap ketegangan dan lebih ahli
dalam mengurangi ketegangan.
3. Deffrential Relaxation
Deffrential relaxation merupak an salah satu  penerapan keterampilan
progresif. Pada waktu individu melakukan sesuatu  bermacam-macam
kelompok otot menjadi tegang.otot yang di perlukkan untuk melakukan
aktifitas tertentu sering lebih tegang dari pada yang seharusnya (ketegangan
yang  berlebih) dan otot lain yang tidak diperlukkan untuk melakukan aktifitas
juga menjadi tegang selama aktifitas  berlangsung. Oleh k arena itu untuk
merilekskan otot yang tegangannya  berlebihan dan otot yang tidak  perlu
tegang,  pada waktu individu melakukan aktifitas tersebut dapat digunakan
relaksasi defferential.

G. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM KEGIATAN


RELAKSASI
1. Jangan terlalu menegangkan otot berlebihan karena dapat melukai diri sendiri.
2. Untuk merilekskan otot-otot membutuhkan waktu sekitar 20-50 detik .
3. Posisi tubuh lebih nyaman dengan mata tertutup. Jangan dengan berdiri.
4. Menegangkan kelompok otot dua kali tegangan.
5. Melakukan pada bagian kanan tubuh dua kali, kemudian bagian kiri dua kali.
6. Memeriksa apakah klien benar-benar rileks.
7. Terus menerus memberikan instruksi.
8. Memberikan instruksi tidak teralu cepat, dan tidak terlalu lambat.

H. INDIKASI RELAKSASI OTOT PROGGRESIF


Relaksasi otot progresif dapat mengurangi ketegangan otot, stres, menurunkan
tekanan darah, meningkatkan toleransi terhadap aktivitas sehari-hari,
meningkatkan imunitas, sehingga status fungsional dan kualitas hidup meningkat
(Smeltzer & Bare, 2002). Relaksasi ini juga dapat membantu seseorang untuk
meningkatkan relaksasi dan kemampuan pengelolaan diri pada pasien diabetes
melitus (Mashudi, 2011). Salah satu intervensi keperawatan untuk pemenuhan
kebutuhan tidur yaitu dengan mengajarkan cara-cara yang dapat menstimulus dan
memotivasi tidur. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah teknik relaksasi
salah satunya relaksasi otot progresif (Potter & Perry, 2010). Penelitian
sebelumnya dilakukan oleh Turmudzi tahun 2014 menyatakan bahwa terdapat
pengaruh relaksasi otot progresif terhadap tingkat insomnia pasien yang menjalani
hemodialisa.

I. KONTRAINDIKASI RELAKSASI OTOT PROGGRESIF


Kontraindikasi relaksasi otot progresif antara lain, penyakit jantung berat atau
akut, cidera akut muskuloskeletal dan patologi muskuloskeletal lainnya seperti
fraktur, dislokasi, osteoartritis, artritis reumatoid, gout, osteoporosis, skoliosis,
dan neoplasma (Fritz, 2013). Pelaksanaan relaksasi otot progresi perlu dilakukan
pengukuran tekanan darah untuk menghindari kejadian hipotensi karena relaksasi
ini dapat meningkatkan kondisi rileks yang dapat meyebabkan penuruanan
tekanan darah (Mashudi, 2011).
BAB III
SOP TERAPI / RELAKSASI OTOT PROGRESIF

A. PERSIAPAN
Persiapan alat dan lingkungan : kursi, bantal, serta lingkungan yang tenang
dan sunyi.
1. Pahami tujuan, manfaat, prosedur.
2. Posisikan tubuh secara nyaman yaitu berbaring dengan mata tertutu
menggunakan bantal di bawah kepala dan lutut atau duduk di kursi dengan
kepala ditopang, hindari posisi berdiri.
3. Lepaskan asesoris yang digunakan seperti kacamata, jam, dan sepatu.
4. Longgarkan ikatan dasi, ikat pinggang atau hal lain sifatnya mengikat
B. PROSEDUR
1. Gerakan 1 : Ditunjukan untuk melatih otot tangan.
a) Genggam tangan kiri sambil membuat suatu kepalan.
b) Buat kepalan semakin kuat sambil merasakan sensasi ketegangan
yang terjadi.
c) Pada saat kepalan dilepaskan, rasakan relaksasi selama 10 detik.
d) Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga dapat
membedakan perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan
relaks yang dialami.
e) Lakukan gerakan yang sama pada tangan kanan.
2. Gerakan 2 : Ditunjukan untuk melatih otot tangan bagian belakang.
a) Tekuk kedua lengan ke belakang pada peregalangan tangan
sehingga otot di tangan bagian belakang dan lengan bawah
menegang.
b) Jari-jari menghadap ke langit-langit.
3. Gerakan 3 : Ditunjukan untuk melatih otot biseps (otot besar padabagian
atas pangkal lengan).
a) Genggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan.
b) Kemudian membawa kedua kapalan ke pundak sehingga otot
biseps akan menjadi tegang.
4. Gerakan 4 : Ditunjukan untuk melatih otot bahu supaya mengendur.
a) Angkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan hingga
menyentuh kedua telinga.
b) Fokuskan perhatian gerekan pada kontrak ketegangan yang
terjadi di bahu punggung atas, dan leher.
5. Gerakan 5 dan 6: ditunjukan untuk melemaskan otot-otot wajah (seperti
dahi, mata, rahang dan mulut).
a) Gerakan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan alis sampai
otot terasa kulitnya keriput.
b) Tutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan ketegangan di
sekitar mata dan otot-otot yang mengendalikan gerakan mata.
6. Gerakan 7 : Ditujukan untuk mengendurkan ketegangan yang dialami oleh
otot rahang. Katupkan rahang, diikuti dengan menggigit gigi sehingga
terjadi ketegangan di sekitar otot rahang.
7. Gerakan 8 : Ditujukan untuk mengendurkan otot-otot di sekitar mulut.
Bibir dimoncongkan sekuat-kuatnya sehingga akan dirasakan ketegangan
di sekitar mulut.
8. Gerakan 9 : Ditujukan untuk merilekskan otot leher bagian depan maupun
belakang.
a) Gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang baru
kemudian otot leher bagian depan.
b) Letakkan kepala sehingga dapat beristirahat.
c) Tekan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa
sehingga dapat merasakan ketegangan di bagian belakang leher
dan punggung atas.
9. Gerakan 10 : Ditujukan untuk melatih otot leher bagian depan.
a) Gerakan membawa kepala ke muka.
b) Benamkan dagu ke dada, sehingga dapat merasakan ketegangan
di daerah leher bagian muka.
10. Gerakan 11 : Ditujukan untuk melatih otot punggung
a) Angkat tubuh dari sandaran kursi.
b) Punggung dilengkungkan
c) Busungkan dada, tahan kondisi tegang selama 10 detik,
kemudian relaks.
d) Saat relaks, letakkan tubuh kembali ke kursi sambil membiarkan
otot menjadi lurus.
11. Gerakan 12 : Ditujukan untuk melemaskan otot dada.
a) Tarik napas panjang untuk mengisi paru-paru dengan udara
sebanyakbanyaknya.
b) Ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan ketegangan di
bagian dada sampai turun ke perut, kemudian dilepas.
c) Saat tegangan dilepas, lakukan napas normal dengan lega. Ulangi
sekali lagi sehingga dapat dirasakan perbedaan antara kondisi
tegang dan relaks.
12. Gerakan 13 : Ditujukan untuk melatih otot perut
a) Tarik dengan kuat perut ke dalam.
b) Tahan sampai menjadi kencang dan keras selama 10 detik, lalu
dilepaskan bebas.
c) Ulangi kembali seperti gerakan awal untuk perut.
13. Gerakan 14-15 : Ditujukan untuk melatih otot-otot kaki (seperti paha dan
betis).
a) Luruskan kedua telapak kaki sehingga otot paha terasa tegang
b) Lanjutkan dengan mengunci lutut sedemikian rupa sehingga
ketegangan pindah ke otot betis.
c) Tahan posisi tegang selama 10 detik, lalu dilepas.
d) Ulangi setiap gerakan masing-masing dua kali.
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Teknik relaksasi otot progresif mempunyai banyak manfaat yaitu dapat
meningkatkan kualitas tidur, mengurangi kecemasan, menurunkan ketegangan
otot, menurunkan tekanan darah, menurunkan frekuensi jantung, memberikan
efek relaks, dan meningkatkan kebugaran.
B. SARAN
a. Bagi tenaga kesehatan
Penyedia layanan kesehatan terutama perawat dapat menggunakan
intervensi teknik relaksasi otot progresif ini sebagai salah satu alternative
pilihan dalam penatalaksanaan peningkatan kualitas tidur pada lansia,
karena relaksasi otot progresif terbukti mampu meningkatkan kualitas
tidur.
b. Bagi Responden
Diharapkan responden dapat menggunakan terapi relaksasi otot progresif
sebagai salah satu terapi komplementer disamping terapi farmakologis
untuk menurunkan tekanan darah dan melakukan pola hidup yang baik
untuk mengurangi terjadinya resiko peningkatan tekanan darah.
c. Bagi Masyarakat
Agar menjadikan terapi relaksasi otot progresif sebagai salah satu
informasi dalam upaya pencegahan peningkatan tekanan darah khususnya
pada masyarakat yang menderita hipertensi
DAFTAR PUSTAKA

Afriani, D.K. (2017). Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif Terhadap


Penurunan Tekanan Darah pada Wanita Lanjut Usia dengan Hipertensi
Primer di Posyandu Lansia Peduli Insani Mendungan Surakarta hal 8-9

Byung, et al. (2012).Progressive Muscle Relaxation Therapy for Atopic


Dermatitis: Objective Assesment of Efficacy. seoul: Acta Derm Venereol.

Gitanjali,N. dan Sreehari, R, (2014).Progressive Relaxation as A Muti-


Pronged Pyschotherapeutic Technique For Imsomnia. Amrita Journal Of
Medicine; Vol.10: 1-44
Muhdar. (2014). Pengaruh Pemerian Teknik Relaksasi Progresif terhadap
Perubahan Tekanan Darah pada Lansia Penderita Hipertensi di Panti
Sosial Tresna Werdha (PSTW) Yogyakarta Unit Budi Luhur Kasongan
Bantul hal 12-13

Sulistyarini, I. (2013). Jurnal Psikologi: Terapi Relaksasi untuk Menurunkan


Tekanan Darah dan Meningkatkan Kualitas Hidup Penderita Hipertensi:
Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia hal
29-35

Wulandari, E. (2017). Pengaru Relaksasi Progresif tehadap Tekanan Darah


Lansia yang Mendapat senam Lansia di Wilayah Kerja Pukesmas Wirosari
hal 3-4

Zarcone, P., Falke, R., & Anlar, O. (2010).Effect of progressive relaxation on


sleepquality. Neurosci, 63, 221–227

Anda mungkin juga menyukai