Dosen Pembimbing :
Isni Lailatul Maghfiroh, S.Kep., Ners., M.Kep
Di Susun Oleh:
5A KEPERAWATAN
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui apa yang di maksut relaksasi otot progresif
1.3.2 Untuk mengetahui Apa saja langka langka dari relaksasi otot progesif.
BAB 2
PEMBAHASAN
Teknik relaksasi otot progresif adalah teknik relaksasi otot dalam yang
tidak memerlukan imajinasi, ketekunan, atau sugesti (Herodes, 2010) dalam
(Setyoadi & Kushariyadi, 2011). Terapi relaksasi otot progresif yaitu terapi
dengan cara peregangan otot kemudian dilakukan relaksasi otot (Gemilang,
2013). Relaksasi progresif adalah cara yang efektif untuk relaksasi dan
mengurangi kecemasan (Sustrani, Alam, & Hadibroto, 2004). Kecemasan
adalah respon emosi tanpa objek spesifik yang secara subjektif dialami dan
dikomunikasikan secara interpersonal (Suliswati, et al., 2005). Kecemasan
(ansietas/anxiety) adalah gangguan alam perasaan (affective) yang ditandai
dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan
berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas (Reality
Testing Ability/RTA, masih baik), kepribadian masih tetap utuh (tidak
mengalami keretakan kepribadian/splitting of personality), perilaku dapat
terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal (Hawari, 2008). Ansietas
adalah suatu keadaan emosioanal yang tidak menyenangkan yang ditandai
oleh rasa ketakutan serta gejala fisik yang menegangkan serta tidak diinginkan
(Davies, 2009).
Relaksasi merupakan salah satu teknik pengelolaan diri yang
didasarkan pada cara kerja sistem saraf simpatis dan parasimpatis, selain itu
ketika otot-otot telah rileks maka organ tubuh akan kembali berfungsi dengan
normal. Setelah seseorang melakukan relaksasi, dapat membantu tubuh
menjadi rileks, dengan demikian dapat memperbaiki berbagai aspek kesehatan
fisik. Membantu individu untuk dapat mengontrol diri dan memfokuskan
perhatian sehingga dapat mengambil respon yang tepat saat berada dalam
situasi yang menegangkan. Selain dapat memiliki respon yang tepat, dengan
relaksasi akan membuat individu lebih mampu menghindari reaksi yang
berlebihan karena adanya kecemasan. Untuk mengatasi berbagai masalah yang
berhubungan dengan stres seperti hipertensi, sakit kepala, insomnia,
mengurangi tingkat kecemasan, mengurangi kemungkinan gangguan yang
berhubungan dengan stres dan mengontrol anticipatory anxiety sebelum
situasi yang menimbulkan kecemasan.
2.2.1 GERAKAN 1:
Ditujukan untuk melatih otot tangan.
1. Genggam tangan kiri sambil membuat suatu kepalan.
2. Buat kepalan semakin kuat sambil merasakan sensasi ketegangan yang
terjadi.
3. Pada saat kepalan dilepaskan, klien dipandu untuk merasakan relaks
selama 10 detik.
4. Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga klien dapat
membedakan perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan relaks
yang dialami.
5. Prosedur serupa juga dilatihkan pada tangan kanan.
2.2.2 GERAKAN 2:
Ditujukan untuk melatih otot tangan bagian belakang:
1. Tekuk kedua lengan ke belakang pada pergelangan tangan
sehingga otot di tangan bagian belakang dan lengan bawah
menegang, jari-jari menghadap ke langit-langit.
2.2.3 GERAKAN 3:
Ditujukan untuk melatih otot biseps (otot besar pada bagian atas pangkal
lengan).
1. Genggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan.
2. Kemudian membawa kedua kepalan ke pundak sehingga otot
biseps akan menjadi tegang.
2.2.4 GERAKAN 4:
Ditujukan untuk melatih otot bahu supaya mengendur.
1. Angkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan hingga
menyantuh kedua telinga.
2. Fokuskan atas, dan leher.
Efendi, Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori Dan Praktek Dalam
Keperawatan. Jilid 1. Jakarta : Salemba Medika.
Guyton, A.C. & Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta : EGC.
Hayens., Leenen & Soetrisno. 2006. Buku Pintar Menaklukkan Hipertensi. Penterjemah
Karyani. Jakarta : Ladang Pustaka & Intimedia.
Joyce, James., Baker, Colin & Swain, Helen. 2008. Prinsip-Prinsip Sains untuk
Keperawatan. Jakarta : Erlangga