relaksasi otot dalam merupakan teknik relaksasi yang tidak membutuhkan imajinasi
atau sugesti
Teknik relaksasi progresif diperkenalkan oleh ahli fisiologis dan psikologis
Edmund Jacoboson tahun 1929 dengan buku Progesif Relaxation menjelaskan bahwa
teknik relaksasi progresif adalah teknik relaksasi otot dalam yang tidak memerlukan
imajinasi dan sugesti. Berdasarkan keyakinan bahwa tubuh manusia berespon pada
kecemasan dan kejadian yang merangsang pikiran dan ketegangan.
Teknik relaksasi progresif memusatkan perhatian pada suatu aktifitas otot
dengan mengidentifikasi otot yang tegang
Menurut Herodes (2010), Alim (2009), dan Potter (2005) dalam Setyoadi dan
Kushariyadi (2011) bahwa tujuan dari teknik ini adalah:
a. Menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher dan punggung, tekanan
darah tinggi, frekuensi jantung, laju metabolik.
b. Mengurangi distritmia jantung, kebutuhan oksigen.
c. Meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi ketika klien sadar dan tidak
memfokus perhatian seperti relaks.
d. Meningkatkan rasa kebugaran, konsentrasi.
e. Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stres.
f. Mengatasi insomnia, depresi, kelelahan, iritabilitas, spasme otot, fobia ringan,
gagap ringan, dan
III.
IV.
Menurut Setyoadi dan Kushariyadi (2011) persiapan untuk melakukan teknik ini yaitu:
a. Persiapan
Persiapan alat dan lingkungan : kursi, bantal, serta lingkungan yang tenang dan sunyi.
3) Gerakan 3 : Ditunjukan untuk melatih otot biseps (otot besar padabagian atas pangkal
lengan).
a. Genggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan.
b. Kemudian membawa kedua kapalan ke pundak sehingga otot biseps akan
menjadi tegang.
bagian depan.
Letakkan kepala sehingga dapat beristirahat.
Tekan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa sehingga dapat
merasakan ketegangan di bagian belakang leher dan punggung atas.