Psikodemia.com – Terapi Relaksasi Otot Progresif: Apabila dalam kondisi yang tegang, seringkali kita
mendengar ada istilah relaksasi untuk mengurangi ketegangan yang kita alami.
Relaksasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesaia memiliki arti pengenduran, pemanjangan (tentang
otot), yang berarti melakukan suatu tindakan memberikan rasa relaks/kendur.
Ada beberapa macam teknik relaksasi, salah satunya adalah terapi relaksasi otot progresif.
Relaksasi progresif adalah salah satu cara dari teknik relaksasi yang
mengkombinasikan latihan napas dalam dan serangkaian seri kontraksi dan
relaksasi otot tertentu (Kustanti dan Widodo, 2008).
Teknik relaksasi otot progresif memusatkan perhatian pada suatu aktivitas otot
dengan mengidentifikasi otot yang tegang kemudian menurunkan ketegangan
dengan melakukan teknik relaksasi untuk mendapatkan perasaan relaks (Herodes,
2010).
Pada saat tubuh dan pikiran rileks, secara otomatis ketegangan yang seringkali
membuat otot-otot mengencang akan diabaikan (Zalaquet & mcCraw, 2000 dalam
ramdhani & Putra, 2009).
Terapi relaksasi merupakan sarana psikoterapi efektif sejenis terapi perilaku yang
dikembangkan oleh Jacobson dan Wolpe untuk mengurangi kecemasan dan
ketegangan otot-otot, syaraf yang bersumber pada objek-objek tertentu (Goldfried
dan Davidson, 1976 dalam Subandi, 2002).
Sebelum dimulai terapi ini yang harus dipersiapkan adalah persiapan alat dan
persiapan klien. Persiapan alat dan lingkungan: kursi, bantal, serta lingkungan yang
tenang dan sunyi.
PERSIAPAN KLIEN:
GERAKAN 1:
GERAKAN 2:
Tekuk kedua lengan ke belakang pada pergelangan tangan sehingga otot di tangan
bagian belakang dan lengan bawah menegang, jari-jari menghadap ke langit-langit.
GERAKAN 3:
Ditujukan untuk melatih otot biseps (otot besar pada bagian atas pangkal lengan).
GERAKAN 4:
GERAKAN 5 DAN 6:
Ditujukan untuk melemaskan otot-otot wajah (seperti otot dahi, mata, rahang, dan
mulut).
1. Gerakkan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan alis sampai otot
terasa dan kulitnya keriput.
2. Tutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan disekitar mata dan otot-
otot yang mengendalikan gerakan mata
GERAKAN 7:
Ditujukan untuk mengendurkan ketegangan yang dialami oleh otot rahang. Katupkan
rahang, diikuti dengan menggigit gigi sehingga terjadi ketegangan disekitar otot
rahang.
GERAKAN 8:
GERAKAN 9:
1. Gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang baru kemudian otot leher
bagian depan.
2. Letakkan kepala sehingga dapat beristirahat.
3. Tekan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa sehingga
dapat merasakan ketegangan dibagian belakang leher dan punggung atas.
GERAKAN 10:
GERAKAN 11:
GERAKAN 12:
GERAKAN 13:
GERAKAN 14-15:
Ditujukan untuk melatih otot-otot kaki (seperti paha dan betis).
Terapi relaksasi otot progresif, penting menjadi cacatan untuk diakhiri dengan
mengembalikan posisi pada kondisi awal sebelum ditegangkan agar dapat dirasakan
perbedaan antara rasa tegang dan rileks. Terapi ini perlu dilakukan secara berulang
untuk memberikan efek yang terbaik.
Ketika klien bertemu terapis untuk melakukan terapi relaksasi otot progresif, apabila
dilakukan dengan benar tentu akan membawa perubahan positif. Maka dari itu,
latihan ini perlu diulang untuk memberikan pengaruh positif yang bertahan.
REFERENSI:
0
Terapi Tawa Untuk Mengatasi Stres
Terapi Desensitisasi Sistematik (Systematic Desensitization Therapy)
Psikoterapi Dalam Ilmu Psikologi
Observasi dalam Psikologi Klinis
Pendekatan Kognitif Behavioral Dalam Psikologi Klinis
Pendekatan Humanistik Dalam Psikologi Klinis
Perbedaan Konsep Kepribadian Menurut Freud Dan Adler
Taksonomi Bloom – Ranah Kognitif
NAVIGASI POS
TEKNIK RELAKSASI DALAM OLAHRAGA
TERAPI DESENSITISASI SISTEMATIK (SYSTEMATIC
DESENSITIZATION THERAPY)
Ditenagai oleh Wordpress dan Tema oleh Themeisle untuk psikodemia.com™
Kembali ke atas