Teknik relaksasi progresif adalah salah satu terapi non-farmakologi untuk mengatasi nyeri
yang dikembangkan oleh Edmun Jacobson (1930). Teknik relaksasi progresif melibatkan
gerakan otot dan merupakan kombinasi latihan pernafasan terkontrol dan rangkaian kontraksi
serta relaksasi kelompok otot (Potter & Perry, 2006).
Menurut Potter & Perry (2006) tujuan dari teknik ini adalah:
1. Menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher dan punggung, tekanan darah
tinggi, frekuensi jantung, laju metabolik.
6. Mengatasi insomnia, depresi, kelelahan, iritabilitas, spasme otot, fobia ringan, gagap
ringan
Menurut Setyoadi dan Kushariyadi (2011) bahwa indikasi dari terapi relaksasi otot progresif,
yaitu:
3) Posisikan tubuh secara nyaman yaitu berbaring dengan mata tertutup menggunakan
bantal di bawah kepala dan lutut atau duduk di kursi dengan kepala ditopang, hindari
posisi berdiri.
5) Longgarkan ikatan dasi, ikat pinggang atau hal lain sifatnya mengikat.
6) Anjurkan klien untuk pergi ke kamar mandi terlebih dahulu sebelum memulai
relaksasi otot progresif
Buat kepalan semakin kuat sambil merasakan sensasi ketegangan yang terjadi.
Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga dapat membedakan
perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan relaks yang dialami.
5) Gerakan 5 dan 6: ditunjukan untuk melemaskan otot-otot wajah (seperti dahi, mata,
rahang dan mulut).
Gerakan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan alis sampai otot terasa
kulitnya keriput.
Tutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan ketegangan di sekitar mata dan
otot-otot yang mengendalikan gerakan mata.
8) Gerakan 9 : Ditujukan untuk merilekskan otot leher bagian depan maupun belakang.
Gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang baru kemudian otot leher
bagian depan.
Tekan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa sehingga dapat
merasakan ketegangan di bagian belakang leher dan punggung atas.
Punggung dilengkungkan
Saat relaks, letakkan tubuh kembali ke kursi sambil membiarkan otot menjadi
lurus.
Ulangi sekali lagi sehingga dapat dirasakan perbedaan antara kondisi tegang dan
relaks.
Tahan sampai menjadi kencang dan keras selama 10 detik, lalu dilepaskan bebas.
Ulangi kembali seperti gerakan awal untuk perut.
13) Gerakan 14-15 : Ditujukan untuk melatih otot-otot kaki (seperti paha dan betis).
c. Evaluasi:
Pengukuran outcome dari teknik relaksasi otot progresif antara lain:
1) Respon verbal:
Klien mengatakan nyaman dan mengatakan ketegangan berkurang
Klien mengatakan rasa cemas berkurang
Klien mengatakan nyeri berkurang
Klien mengatakan tubuhnya terasa lebih ringan
Klien merasa senang, tubuh, fikiran, dan mental lebih tenang dan rileks
2) Respon non verbal:
Ekspresi wajah tidak tegang
Klien tidak gelisah dan terlihat tenang
TD stabil/normal/tidak ada peningkatan tekanan darah
Tidak ada gangguan tidur
Otot yang pada awalnya terba tegang menjadi rileks