Disusun Oleh :
KELOMPOK V
Christin Martha Alfiria (195140169p)
Nandang Maranata ( 195140175p)
I Made Aria Dwinatha (195140173p)
Catur Ari Nugroho (195140147p)
Skolastika Gigih Purwaningsih (195140170p)
Agustinus Ngatiran (195140177p)
S1 KEPERAWATAN KONVERSI
UNIVERSITAS MITRA INDONESIA
BANDAR LAMPUNG
2020
LATIHAN OTOT PROGRESIF
a. Persiapan
Persiapan alat dan lingkungan : kursi, bantal, serta lingkungan
yang tenang dan sunyi.
1. Pahami tujuan, manfaat, prosedur.
2. Posisikan tubuh secara nyaman yaitu berbaring dengan
menggunakan bantal di bawah kepala dan lutut atau duduk
di kursi dengan kepala ditopang, hindari posisi berdiri.
3. Lepaskan asesoris yang digunakan seperti kacamata, jam,
dan sepatu.
4. Longgarkan ikatan dasi, ikat pinggang atau hal lain
sifatnya mengikat.
b. Prosedur
1). Gerakan 1 : Ditunjukan untuk melatih otot tangan.
a) Genggam tangan kiri sambil membuat suatu kepalan.
b) Buat kepalan semakin kuat sambil merasakan sensasi
ketegangan yang terjadi.
c) Pada saat kepalan dilepaskan, rasakan relaksasi selama
10 detik.
d) Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali
sehingga dapat membedakan perbedaan antara
ketegangan otot dan keadaan relaks yang dialami.
e) Lakukan gerakan yang sama pada tangan kanan.
2) Gerakan 2 : Ditunjukan untuk melatih otot tangan bagian
belakang.
a) Tekuk kedua lengan ke belakang pada peregalangan
tangan sehingga otot di tangan bagian belakang dan
lengan bawah menegang.
b) Jari-jari menghadap ke langit-langit.
III. PENUTUP
A. Simpulan
1. Ada 15 macam gerakan relaksasi yang bisa dilakukan untuk menurunkan
stres dan kecemasan. Gerakan itu bisa dilatih pada area tangan, bahu,
wajah, punggung, perut, dada dan kaki.
2. Gerakan relaksasi ini bisa dilakukan kapan saja, tanpa pembatasan waktu
dan akan memberikan efek relaks apabila dilakukan dengan benar.
B. Saran
1. Lakukan gerakan relaksasi ini secara bertahap dan tidak dalam sekali
waktu. Bisa membagi 15 gerakan ini dalam 2 atau 3 sesi sesuai dengan
kondisi dan kemampuan.
2. Setiap kali mengalami stres atau cemas, terapi ini bisa dilakukan, hati-
hati bagi yang memiliki tekanan darah di atas normal ( > 120/80 mmHg).
Terutama pada saat melakukan penegangan pada area leher, karena
dikhawatirkan akan terjadi vaso konstriksi pembuluh darah leher.
DAFTAR PUSTAKA
Direja, A. H. S. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika
Gemilang, J. (2013). Buku Pintar Manajemen stres dan Emosi. Yogyakarta
Mantra Books
Hawari, D. (2008). Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta : FKUI
Herodes, R. (2010). Anxiety and Depression in Patient.
Isaacs, A. (2005). Panduan belajar: keperawatan kesehatan jiwa dan psikiatrik.
Jakarta: EGC
Kaplan & Sadock. (2007). Sinopsis Psikiatri : Ilmu Pengetahuan Psikiatri Klinis.
(Jilid 1). Jakarta: Bina Rupa Aksara.
Perry, Patricia A., & Potter, Anne Griffin. (2005). Fundamental Keperawatan
buku I edisi 7. Jakarta : Salemba Medika
Ramdani, H. (2012). Pengaruh Latihan Relaksasi Otot Progresif terhadap
Penurunan Tekanan Darah Klien Hipertensi Primer di Kota Malang.
Malang.
Setyoadi, K. (2011). Terapi Modalitas Keperawatan Jiwa pada Klien
Psikogeriatrik. Jakarta : Salemba Medika
Stuart, G.W & Laraia, M.T (2005). Principles and practice of psychiatric nursing.
(7th edition). St Louis: Mosby
Stuart, G. W. (2006). Buku saku keperawatan jiwa. Jakarta: EGC
Suliswati., Payopo, Tijie, Anita., Maruhawa, Jeremia., Sianturi, Yenny.,
Sumijatun. (2005). Konsep dasar keperawatan jiwa. Jakarta: EGC
Sustrani, L., Alam, S., Hadibroto, I. (2004). Hipertensi. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama Anggota IKAPI
Townsend, C.M. (2005). Essentials of psychiatric mental health nursing. (3th
Ed.). Philadelphia: F.A. Davis Company
Videbeck, S.,L. (2006). Psychiatric mental health nursing. (3rd edition).
Philadhelpia: Lippincott Williams & Wilkins.
Videbeck, S.,L.(2008), Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta: EGC.