Anda di halaman 1dari 8

e-journal Keperawatan (e-Kep) Volume 7 Nomor 1, 8 Maret 2019

HUBUNGAN HEALTH LOCUS OF CONTROL DENGAN KEPATUHAN


TERAPI INSULIN PADA PASIEN DM TIPE II DI RSU GMIM
PANCARAN KASIH MANADO
Mario Katuuk
Lenny Gannika

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi
Email : rioesau@unsrat.ac.id

Abstract: Diabetes Mellitus is one of the most common degenerative diseases and which
cannot be cured, that can controlled through proper management. Insulin therapy as the most
effective pharmacological therapy, requires compliance to reduce the risk of Diabetes
Mellitus. Health locus of control is a set of beliefs about what is good and bad that affects
person's health status, this is why the health locus of control related to compliance. Purpose
to find out the correlation between health locus of control and compliance insulin therapy in
type 2 Diabetes Mellitus patients at Pancaran Kasih GMIM Hospital Manado. Method uses
cross sectional study design. Sample consisted of 40 respondents with purposive sampling
method. Results with Kolmogorov Smirnov test at significance level of 95%, obtained ρ value
is 0.077 greater than the significant value 0.05. Conclusion there is no correlation between
health locus of control and compliance insulin therapy in type 2 Diabetes Mellitus patients at
Pancaran Kasih GMIM Hospital Manado.
Keywords: Diabetes mellitus, Health Locus Of Control, Compliance

Abstrak: Diabetes Melitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang paling sering diderita
dan yang belum dapat disembuhkan, hal yang dapat dilakukan adalah dengan mengontrol
penyakit lewat pengelolaan Diabetes Melitus yang tepat. Terapi insulin sebagai terapi farmakologi
yang paling efektif, diperlukan perilaku patuh guna menurunkan resiko berkembangnya penyakit.
Health locus of control sebagai seperangkat keyakinan mengenai apa yang baik dan yang buruk
yang dapat mempengaruhi status kesehatan seseorang, hal ini mengapa health locus of control
berkaitan dengan kepatuhan. Tujuan untuk mengetahui hubungan antara health locus of control
dengan kepatuhan terapi insulin pada pasien Diabetes Melitus tipe 2 di RSU GMIM Pancaran
Kasih Manado. Metode menggunakan desain penelitian cross sectional study. Sampel terdiri dari
40 responden dengan metode pengambilan sampel purposive sampling. Hasil dengan
menggunakan uji kolmozorov smirnov pada tingkat kemaknaan 95%, didapatkan nilai ρ value
0,077 lebih besar dari nilai signifikan 0,05. Kesimpulan tidak terdapat hubunganantara health
locus of control dengan kepatuhan terapi insulin pada pasien Diabetes Melitus tipe 2 di RSU
GMIM Pancaran Kasih Manado.
Kata Kunci: Diabetes Melitus, Health Locus Of Control, Kepatuhan

1
e-journal Keperawatan (e-Kep) Volume 7 Nomor 1, 8 Maret 2019

PENDAHULUAN berkembangnya masalah kesehatan atau


Perkembangan zaman saat ini, semakin memperburuk penyakit yang sedang
banyak orang yang telah beralih dari gaya diderita (Safitri, 2013).
hidup yang mandiri ke gaya hidup yang Health locus of control (HLoC)
bergatung pada teknologi yang selanjutnya sebagai seperangkat keyakinan seseorang
berdampak pada perubahan gaya hidup mengenai apa yang baik dan buruk yang
masyarakat, mengakibatkan kegemukan memiliki pengaruh terhadap status
dan meningkatkan resiko menderita kesehatannya, dibedakan menjadi dua
penyakit degeneratif seperti Diabetes kategori, yaitu internal health locus of
Melitus (Anies, 2018). control (IHLC)dan eksternal health locus
Diabetes Melitus (DM) merupakan of control(EHLC)(Safitri, 2013).
salah satu penyakit degeneratif yang paling Seseorang yang memiliki HLoCyang
sering diderita masyarakat sekarang ini tinggi akan memiliki dorongan menjadi
(Safitri, 2013). Sekitar 425 juta orang lebih baik dalam mengambil keputusan
dewasa di dunia dengan rentang usia 20 untuk meningkatkan kualitas status
sampai 79 tahun menderita DM dan kesehatannya (Sujadi & Setioningsih,
diperkirakan pada tahun 2045 terdapat 629 2018).
juta orang (IDF:diabtes atlas, 2017). Di Data terbaru mengenai besarnya
wilayah Asia Tenggara sendiri tahun 2015 jumlah kunjungan pasien dengan DM dari
terdapat 415 juta orang dewasa dengan hasil pengambilan data awal dibagian
DM (WHO, 2016). Tahun 2015 Indonesia rekam medik Rumah Sakit Umum Gereja
menempati peringkat ketujuh prevalensi Masehi Injili di Minahasa Pancaran Kasih
penderita DM tertinggi di dunia dengan Manado, diketahui bahwa dalam rentang
jumlah estimasi 10 juta orang yang waktu bulan Mei sampai Juli 2018 ada
tersebar di seluruh wilayah indonesia sebanyak 377 kunjungan pasien baru
(WHO, 2016).Secara spesifik jumlah dengan DM di ruang rawat inap dan rawat
penderita DM di wilayah Sulawesi Utara jalan. Juga hasil dari kunjungan sehari di
sekitar 61.140 orang (InfoDATIN: situasi Poliklinik Endokrin RSU GMIM Pancaran
dan analisis Diabetes, 2014). Kasih Manado pada tanggal 21 September
DM termasuk dalam masalah 2018 diperoleh data dari hasil observasi
kesehatan yang belum dapat disembuhkan, bahwa terdapat 41 pasien yang datang
hal yang mungkin dapat dilakukan oleh berkunjung dengan 16 orang positif
penderita DM adalah mengontrol dan menggunakan terapi insulin, sedangkan
mengendalikan penyakitnya agar dapat sisanya ada yang menggunakan terapi
mempertahankan kualitas hidup (Haskas, minum obat hiperglikemik oral (OHO) dan
2018) lewat pengelolaan DM yang tepat ada yang belum menggunakan kedua terapi
terdiri dari edukasi, terapi gizi medis, tersebut. Hasil wawancara dengan 16 orang
latihan jasmani dan intervensi farmakologi yang menggunakan terapi insulin bahwa
berupa pemberian obat anti hiperglikemi faktor malas, toleransi terhadap aturan
oral dan terapi insulin (PERKENI, 2011). pakai dan kemampuan mengingat menjadi
Terapi insulin digunakan sebagai terapi faktor yang berpengaruh terhadap
farmakologi yang paling efektif (Mamahit, kepatuhan menjalani terapi.
2018). Sebagian besar penderita DM Berdasarkan data yang ada dan
memulai usaha terapi secara antusias, fenomena yang ditemui peneliti tertarik
namun pada tahun-tahun selanjutnya untuk melakukan penelitian lebih lanjut
antusiasme tersebut menjadi luntur dan apakah terdapat hubungan antara Health
mereka mungkin tidak menyadari kontrol locus of control (HLoC) dengan kepatuhan
mereka sudah tidak sebaik sebelumnya terapi insulin pada pasien DM tipe II di
(Safitri, 2013). Untuk itulah pentingnya RSU GMIM Pancaran Kasih Manado.
perilaku patuh guna menurunkan resiko

2
e-journal Keperawatan (e-Kep) Volume 7 Nomor 1, 8 Maret 2019

METODE PENELITIAN tingkat kepatuhan klien tinggi. Data yang


Penelitian ini bersifat korelatif dengan terkumpul kemudian dianalisis melalui
desain penelitian studi potong lintang analisis univariat untuk menganalisis
(cross sectional study). Pengambilan masing-masing variabel yang diteliti yaitu
sampel dilakukan dengan metode Health locus of control sebagai variabel
purposive samplingdimana cara penarikan independen dan kepatuhan terapi insulin
sample dilakukan dengan memilih subjek sebagai variabel dependen. Analisis
berdasarkan pertimbangan sesuai dengan bivariat dilakukan terhadap dua variabel
kriteria yang dikehendaki peneliti. Dengan penelitian yakni variabel independen dan
Kriteria inklusi: Usia pasien 30-80 tahun, dependen yang diduga memiliki hubungan
dapat berkomunikasi dengan baik, atau berkorelasi dengan menggunakan uji
menjalani terapi insulin minimal selama 2 kolmogorov smirnov.
minggu, dan bersedia menjadi responden. Proses analisis dilakukan
Selanjutnya kriteria eksklusi :Pasien menggunakan bantuan sistem aplikasi
memiliki keterbatasan fisik seperti buta, komputerdengan tingkat kepercayaan 95%
tuli dan bisu, pasien yang menderita dan derajat kemaknaan α ≤ 0,05. Jika hasil
gangguan fisik berat atau kondisi uji statistik menunjukkan ρ > 0,05 berarti
ketidaknyamanan yang berpotensi tidak tidak terdapat hubungan yang signifikan
dapat melanjutkan penelitian seperti antara HLoC dengan kepatuhan terapi
keadaan syok dan komaserta pasien yang insulin.Penelitian dilakukan di RSU
menjalani terapi insulin dengan dibantu GMIM Pancaran Kasih Manadopada 22
orang lain (disuntikkan). Dan diperoleh 40 Oktober 2018 sampai 14 November 2018.
responden.
Data penelitian dikumpulkan HASIL dan PEMBAHASAN
menggunakan kuesioner MHLCSform Tabel 1. Distribusi frekuensi responden
Cyang digunakan khusus pada pasien menurut usia
dengan diagnosa penyakit kronik untuk Usia n %
mengidentifikasi HloC responden. 30-60 Tahun 22 55
Kuesioner ini terdiri dari 18 pernyataan 61-80 Tahun 18 45
dalam 3 subskala. Setiap item mempunyai Total 40 100
alternatif jawaban yang menunjukkan Sumber: Data primer, 2018
derajat kesesuaian atau ketidaksesuaian
dengan dirinya. Enam alternatif jawaban Berdasarkan tabel 1 diketahui
dimulai dengan 1 untuk jawaban sangat bahwa responden penelitian paling banyak
tidak setuju, 2 untuk jawaban cukup tidak dengan rentang usia 30 sampai 60 tahun
setuju, 3 untuk jawaban agak tidak setuju, sebanyak 22 orang (55%). Hasil ini sesuai
4 untuk jawaban agak setuju, 5 untuk dengan teori yang ada bahwa resiko
jawaban cukup setuju, dan 6 untuk menderita DM akan meningkat ketika
jawaban sangat setuju. Skor responden berusia 45 tahun ke atas, karena pada usia
untuk tiap indikator HLoC dengan tersebut mulai terjadi peningkatan
menjumlahkan skor pernyataan ditiap intoleransi glukosa (Fatimah, 2015).
indikator tersebut dengan nilai terendah 6 Adanya proses penuaan menyebabkan
dan nilai tertinggi 36. berkurangnya kemampuan sel β pankreas
Kuesioner MMAS-8 digunakan dalam mensekresi insulin dan menurunnya
untuk mengukur derajat kepatuhandengan kemampuan sel meresponi insulin (Singal,
rentang nilai 0 sampai 8, dengan jawaban 2017).
ya bernilai 0 dan jawaban tidak bernilai 1.
Jika nilai <6 berarti tingkat kepatuhan
klien rendah, nilai 6-7 berarti tingkat
kepatuhan klien sedang, dan nilai 8 berarti

3
e-journal Keperawatan (e-Kep) Volume 7 Nomor 1, 8 Maret 2019

Tabel 2. Distribusi frekuensi responden penatalaksanaan yang diberikan seperti


menurut jenis kelamin dalam mempertimbangkan penggunaan
Jenis Kelamin n % obat hiperglikemik oral atau suntik insulin,
Laki-laki 15 37,5 juga dalam perawatan diri sehari-hari.
Perempuan 25 62,5
Total 40 100 Tabel 4. Distribusi frekuensi responden
berdasarkan pekerjaan
Sumber: Data primer, 2018
Pekerjaan N %
Berdasarkan tabel 2 diketahui Tidak bekerja 17 42,5
bahwa responden penelitian terbanyak Petani 3 7,5
berjenis kelamin perempuan sebanyak 25 Nelayan 2 5
orang responden (62,5%).Hasil penelitian Sopir 2 5
diatas sesuai dengan teori yang ada, bahwa Pendeta 1 2,5
konsentrasi kadar lemak tubuh pada laki- Wiraswasta 3 7,5
laki dewasa rata-rata berkisar antara 15- PNS 5 12,5
20% dari berat badan total, sedangkan pada Pensiunan 7 17,5
perempuan sekitar 20-25% sehingga faktor Total 40 100
resiko terjadinya DM pada perempuan 3-7 Sumber: Data primer, 2018
kali lebih beresikodibandingkan pada laki-
laki yakni berkisar 2-3 kali (Soeharto, 2003 Berdasarkan tabel 4 diketahui
dalam Adnyani, 2015). Resiko menderita bahwa responden paling banyakdengan
DM juga meningkat pada perempuan status tidak memiliki pekerjaan sebanyak
dengan usia lebih dari 40 tahun atau yang 17 orang (42,5%). Dahulu, DM dikenal
telah mengalami menopause, hal ini sebagain penyakit yang diderita oleh orang
dikarenakan kerja hormon estrogen dan dewasa dan lansia, namun saat ini DM juga
progesteron dalam tubuh yang tidak menjadi masalah dikalangan remaja bahkan
seimbang sehingga mempengaruhi sel anak-anak, kurangnya aktivitas fisik, gaya
untuk meresponi insulin (Guyton dan Hall, hidup yang monoton, dan kondisi obesitas
2007 dalam Singal, 2017). menjadi faktor kontribusi yang utama
(Billous & Donelly, 2015).
Tabel 3. Distribusi frekuensi responden
berdasarkan status pendidikan Tabel 5. Distribusi frekuensi responden
berdasarkan lama menderita DM
Pendidikan n %
SD 5 12,5 Lama n %
SMP 10 25 menderita DM
SMA 12 30 < 5 Tahun 11 27,5
PT 13 32,5 5-10 Tahun 11 27,5
11-15 Tahun 10 25
Total 40 100
16-20 Tahun 4 10
Sumber: Data primer, 2018
21- 25 Tahun 2 5
Berdasarkan tabel 3 diketahui 26-30 Tahun 2 5
bahwa karakteristik responden penelitian Total 40 100
paling banyak dengan latar belakang Sumber: Data primer, 2018
pendidikan jenjang perguruan tinggi
sebanyak 13 orang (32,5%). Menurut Berdasarkan tabel 5 diketahui
peneliti, pendidikan merupakan sarana bahwa responden paling banyak menderita
untuk mendapatkan pengetahuan. DM sekitar kurang dari 5 tahun dan
Identifikasi tingkat pendidikan dengan rentang 5 sampai 10 tahun, dengan masing-
edukasi pada proses penatalaksanaan DM masing sebanyak 11 responden (27,5%).
memiliki pengaruh yang sangat besar, Diagnosis DM seringkali ditegakkan
khususnya dalam memahami berdasarkan hasil identifikasi adanya
4
e-journal Keperawatan (e-Kep) Volume 7 Nomor 1, 8 Maret 2019

kondisi hiperglikemik kronik dan eksternal HLoC yang lebih kepada


seringkali sulit terdiagnosis dalam pengaruh budaya timur (Safitri, 2013).
komunitas, 20% yang akhirnya
terdiagnosis DM berhubungan dengan Peneliti berpendapat bahwa wilayah
telah adanya komplikasi misalnya Sulawesi Utara, merupakan wilayah bekas
kardiovaskuler (Billous & Donelly, 2015). jajahan negara daerah barat dan hal ini
dapat mempengaruhi pembentukan HLoC
Tabel 6. Distribusi frekuensi responden pada setiap individu akibat dari nilai-nilai
berdasarkan lama pemakaian insulin dan kebiasaan yang dipegang oleh
Lama n % masyarakat secara turun temurun.
pemakaian
insulin
<5 Tahun 26 65 Tabel 8. Distribusi frekuensi responden
5-10 Tahun 11 27,5 berdasarkan kepatuhan terapi insulin
11-15 Tahun 3 7,5 Kepatuhan n %
Total 40 100 Rendah 11 27,5
Sumber: Data primer, 2018 Sedang 23 57,5
Tinggi 6 15
Berdasarkan tabel 6 diketahui Total 40 100
bahwa responden penelitian paling banyak Sumber: Data primer, 2018
dengan status pemakaian insulin kurang
dari 5 tahun sebanyak 26 orang (65%). DM Berdasarkan tabel 8 diketahui
merupakan salah satu msalah kesehatan di bahwa responden dalam penelitian ini
dunia yang serius dan memiliki paling banyak memiliki kepatuhan sedang,
kecenderungan semakin memburuk, hal ini yaitu sebanyak 23 orang (57,5%).
memicu adanya kontrol diabetes yang Kepatuhan penderita sebagai perilaku
berfokus pada glukosa darah agar dalam mengambil suatu tindakan dengan
konsentrasi glukosa yang mendekati tujuan pengobatan, hal ini berkenaan
normal dapat dipertahankan setiap harinya, dengan kemauan serta kemampuan
melalui pemantauan glukosa darah kapiler, penderita dalam mengikuti anjuran yang
penatalaksanaan diet dan penggunaan diberikan berkaitan dengan gaya hidup,
terapi farmakologis (OHO dan suntik aturan pengobatan yang ditetapkan dan
insulin) (Billous & Donelly, 2015). jadwal pemeriksaan (Putri & Isfandiari,
2013). Tatalaksana DM yang
Tabel 7. Distribusi frekuensi responden membutuhkan waktu relatif lama karena
berdasarkan HLoC kondisi DM yang diderita seumur hidup
HloC n % dan merupakan penyakit yang kompleks
Internal 26 65 karena membutuhkan pengobatan dan
Eksternal 14 35 perubahan gaya hidup, sehingga seringkali
Total 40 100 penderita menjadi tidak patuh dan
Sumber: Data primer, 2018 cenderung putus asa dengan program terapi
yang lama dan kompleks (Putri &
Berdasarkan tabel 7 diketahui Isfandiari, 2013).
bahwa responden penelitian paling banyak
memiliki internal HLoC sebanyak 26 orang
(65%). Sesuai dengan teori yang ada
bagaimana kebudayaan juga memiliki
pengaruh dalam pembentukan HLoC
seperti pada orang dengan internal HLoC
yang lebih kepada budaya barat dan

5
e-journal Keperawatan (e-Kep) Volume 7 Nomor 1, 8 Maret 2019

Tabel 9. Analisis hubungan antara HLoC satu fungsi keluarga dalam bidang
dengan Kepatuhan kesehatan adalah keluarga mampu
Kepatuhan melakukan perawatan atau tindakan
HloC pemeliharaan kesehatan pada anggota
Rendah Sedang Tinggi Total ρ value
keluarga yang sakit (pasien), jika hal ini
n % n % n % n % tidak terlaksana pasien cenderung akan
merasa tertekan dan berasumsi bahwa tidak
Internal HLoC 11 27,5 11 27,5 4 10 26 65
ada yang memperhatikan kondisinya, dan
Eksternal HLoC 0 0 12 30 2 5 14 35 0,077 jika fungsi keluarga tersebut terlaksana hal
ini berkaitan dengan eksternal HLoC
Total 11 27,5 23 57,5 6 15 40 100
powerfull other, dimana pasien meyakini
Sumber: Data primer, 2018 bahwa orang lain dalam hal ini keluarga
yang memegang kontrol dalam
Berdasarkan tabel 9 diketahui menentukan status kesehatannya
bahwa dari total 26 responden penelitian selanjutnya berdampak pada perilaku patuh
yang memiliki internal HLoC, sebanyak 4 pasien itu sendiri.
orang (10%) diantaranya memiliki Faktor lain yang dapat
kepatuhan yang tinggi, 11 orang (27,5%) mempengaruhi kepatuhan diantaranya,
dengan kepatuhan sedang dan 11 orang karakteristik pengobatan (kompleksitas
(27,5%) lainnya dengan kepatuhan rendah . terapi, program pemberian perawatan),
Sedangkan dari total 14 responden dengan karakteristik dari penyakit (kompleksitas
eksternal HloC, 2 orang (5%) diantaranya penyakit, durasi penyakit), faktor
memiliki tingkat kepatuhan yang tinggi, 12 intrapersonal (umur, jenis kelamin, rasa
orang (30%) memiliki kepatuhan sedang percaya diri, kondisi stress dan depresi),
dan tidak ada yang tingkat kepatuhannya faktor interpersonal (kualitas hubungan
rendah. pederita dengan penyedia layanan
Hasil yang digunakan untuk kesehatan), dan faktor lingkungan
menentukan tidak atau adanya hubungan (kelompok resiko tinggi) (WHO, 2013
merupakan hasil akhir dari uji analisis dalam Putri dan Isfandiari, 2013). Hal ini
menggunakan uji non parametric test sesuai dengan data penelitian yang
kolmogorov smirnov yang dibaca melalui didapatkan mengenai distribusi penyebaran
kolom hasil uji asymp.sig.(2-sided) responden berdasarkan lama menderita DM
didapatkan nilai sebesar 0,077. Ini berarti dan lama pemakaian insulin bahwa
nilai ρvalue (0,077)lebih dari α (0,05). kebanyakan berada dalam rentang kurang
Dengan kata lain tidak ada hubungan dari 5 tahun dan 5 sampai 10 tahun,
antara HLoC dengan kepatuhan terapi menurut peneliti didukung oleh kondisi
insulin pada pasien DM tipe II di RSU DM yang bersifat kronis yang membuat
GMIM Pancaran Kasih Manado. penderita bersikap toleransi dan
Perilaku patuh merupakan perilaku selanjutnya mengarah pada sikap pasrah
yang penting untuk dimiliki oleh setiap terhadap takdir atau nasib dan kemudian
individu yang menderita penyait kronis berpengaruh pada pembentukan eksternal
(Safitri, 2013). Ketidakpatuhan dapat HLoC chance.
membahayakan kondisi kesehatan pasien, Penderita DM yang menjalani
karena dapat memicu timbulnya terapi insulin, mutlak harus patuh pada
komplikasi lain yang dapat semakin penggunaan terapi dengan mengingat
memperburuk kondisi pasien (Mamahit, tujuan pelaksanaan terapi untuk
2018). Kepatuhan tidak hanya dipengaruhi mengontrol kadar gula dalam darah
oleh HLoC tetapi juga dipengaruhi oleh mendekati rentang normal (Alfian,
faktor lain, diantaranya faktor dukungan 2016).Health locus of control merupakan
keluarga (Mamahit, 2018). Berkaitan suatu keyakinan yang dimiliki oleh
dengan hal tersebut menurut peneliti, salah

6
e-journal Keperawatan (e-Kep) Volume 7 Nomor 1, 8 Maret 2019

individu bahwa status kesehatannya dapat SIMPULAN


dikontrol, baik oleh diri sendiri (internal) Internal HLoC merupakan HLoC paling
maupun oleh orang lain dan nasib atau banyak dimiliki oleh responden penelitian.
takdir (eksternal) (Nuraini, 2013). Kepatuhan sedang sebagai tingkat
Beberapa variabel yang terbukti dapat kepatuhan paling banyak dari total 40
mempengaruhi pembentukan HLoC secara responden. Hasil penelitian menunjukkan
umum seperti faktor sosial, faktor budaya, bahwa tidak adanya hubungan yang
kondisi demografis, dan kondisi psikologis signifikan antara HLoC dengan kepatuhan
(Nuraini, 2013). terapi insulin pada pasien DM tipe II di
Individu dengan internal HLoC RSU GMIM Pancaran Kasih Manado.
yakin bahwa kondisi kesehatan mereka
baik sehat ataupun sakit dapat dikendalikan DAFTAR PUSTAKA
oleh diri mereka sendiri akibat dari Adnyani, I. A. P. S., Widyanthari, D. M.,
perilaku mereka sendiri (Wijayanti, 2018). & Saputra, K. (2015). Hubungan
Mereka akan cenderung belajar dari Health Locus Of Control Dengan
pengalaman hidup yang pernah dialami, Kepatuhan Penatalaksanaan Diet
ketika merasakan adanya keluhan atas Dm Tipe 2 Di Paguyuban Dm
kondisi kesehatan mereka yang belum Puskesmas Iii Denpasar Utara.
dipahami, mereka berupaya untuk mencari Coping (Community Of Publishing
tahu, mencoba menganalisis hal-hal yang In Nursing), 3(3). Diakses pada
terjadi sebelumnya dan berdisukusi untuk tanggal 23 Maret 2018
mengupayakan hal terbaik yang dapat
dilakukan untuk mengusahakan status Alfian, R. (2016). Hubungan Antara
kesehatannya (Wijayanti, 2018). Individu Pengetahuan Dengan Kepatuhan
dengan kecenderungan internal HLoC Tentang Penggunaan Insulin Pada
lebih mungkin untuk berpartisipasi dalam Pasien Diabetes Mellitus Di
berbagai upaya pemeliharaan kesehatan Poliklinik Penyakit Dalam Rsud.
meskipun terdapat perbedaan lintas budaya Dr. H. Moch. Ansari Saleh
(Haskas, 2018). Individu dengan internal Banjarmasin. Jurnal Ilmiah Ibnu
HLoC seringkali dikaitkan dengan status Sina (Jiis): Ilmu Farmasi Dan
kesehatan yang baik karena mereka Kesehatan, 1(1), 9-18.Diakses pada
cenderung aktif dalam mengambil tindakan tanggal 24 November 2018
untuk mengusahakan status kesehatannya Anies. (2018). Buku Ajar Kedokteran Dan
(Adnyani, 2012 dalam Wijayati, 2018). Kesehatan: Penyakit Degeneratif.
Individu dengan eksternal HLoC
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
akan memiliki perilaku yang berbanding
terbalik dengan invidu yang memiliki Bilous, R., & Richard, D. (2015). Buku
internal HLoC. Individu dengan eksternal Pegangan Diabetes (Edisi 4).
HLoC akan cenderung lebih pasif, kurang Jakarta: Bumi Medika
memiliki inisiatif, kurang dalam hal
mencari informasi dalam mengusahakan Fatimah, R. N. (2015). Diabetes Melitus
status kesehatannya karena mereka Tipe 2. Jurnal Majority,
meyakini bahwa faktor dari luarlah yang 4(5).Diakses pada tanggal 24
dapat mempengaruhi status kesehatannya November 2018
seperti keterlibatan orang lain (keluarga Haskas, Y. (2018). Variabilitas Locus Of
dan petugas kesehatan), bahkan hal nasib,
Control Pada Pasien Diabetes
ketidakberuntungan dan takdir (Adnyani,
Mellitus Tipe II. Jurnal Ilmiah
2015).
Kesehatan Diagnosis, 12(4), 358-
361.Diakses pada tanggal 9
September 2018

7
e-journal Keperawatan (e-Kep) Volume 7 Nomor 1, 8 Maret 2019

IDF. (2017). Diabetes Altlas (Eighth Singal, G., Katuuk, M. E., & Bataha, Y. B.
Edition). International Diabetes Federal (2017). Hubungan Pengetahuan
Infodatin. (2014). Diabetes: Situasi Dan Tentang Terapi Insulin Dengan
Inisiasi Insulin Pada Pasien
Analisi. Pusat Data Dan Informasi
Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rumah
Kementrian Kesehatan Republik
Sakit Pancaran Kasih Gmim
Indonesia
Manado. Jurnal Keperawatan,
Mamahit, G., Katuuk, M., & Hamel, R. 5(1). Diakses pada tanggal 10
(2018). Dukungan Keluarga September 2018
Dengan Kepatuhan Terapi Insulin
Wijayanti, I., Rochana, N., & Sobirin, M.
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2.
A. (2018). Keyakinan Pasien Gagal
Jurnal Keperawatan ,6(1). Diakses
Jantung Dalam Mengontrol
pada tanggal 23 Maret 2018 Kesehatannya (Health Locus Of
Nuraini, A. (2013). Hubungan Antara Self- Control): Studi Preliminari.
Efficacy Dengan Health Locus Of Fakultas Kedokteran Universitas
Control Pada Penderita Diabetes Diponegoro Semarang, Indonesia,
Mellitus Tipe 2 Anggota 186.Diakses pada tanggal 7
Perkumpulan Senam Diabetes Di Desember 2018
Puskesmas Pakis Surabaya. Jurnal
Psikologis Klinis Dan Kesehatan WHO. (2016). Diabetes: Fakta Dan
Mental.Diakses pada tanggal 24 Angka. World Health Organization
November 2018
PERKENI. (2011). Konsensus:
Pengelolaan Dan Pencegahan
Diabetes Melitus Tipe 2 Di
Indonesia. Perkumpulan
Endokrinologi Indonesia
Putri, N. H. K., & Isfandiari, M. A. (2013).
Hubungan Empat Pilar
Pengendalian Dm Tipe 2 Dengan
Rerata Kadar Gula Darah. Jurnal
Berkala Epidemiologi, I (2), 234-
43.Diakses pada tanggal 24
November 2018
Safitri, I. N. (2013). Kepatuhan Penderita
Diabetes Mellitus Tipe Ii Ditinjau
Dari Locus Of Control. Jurnal
Ilmiah Psikologi Terapan, 1(2),
273-290.Diakses pada tanggal 23
Maret 2018

Sujadi, E., & Setioningsih, L. (2018).


Perbedaan Locus Of Control
Ditinjau Dari Etnis. Jurnal
Bimbingan Dan Konseling
Terapan, 2(2), 128-138. Diakses
pada tanggal 10 September 2018

Anda mungkin juga menyukai