Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 10

KONSELING TRAUMA
“Rileksasi (Latihan Penenangan)”

Dosen Pengampu :

Drs. Taufik, M.Pd, Kons

Disusun Oleh

Atikah Rahma Shofia (20006054)

DEPARTEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ i

A. Pengertian Rileksasi (Latihan Penenangan) ......................................................................... 1

B. Tujuan Rileksasi (Latihan Penenangan) ............................................................................... 1

C. Prosedur Rileksasi (Latihan Penenangan) ........................................................................ 2

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 4

i
1

Pengurangan dampak psikologis pasca trauma : Self Report &Sharing

A. Pengertian Rileksasi (Latihan Penenangan)

Relaksasi dapat di artikan sebagai teknik yang dilakukan untuk mengatasi stres
dimana akan terjadi peningkatan aliran darah sehingga perasaan cemas dan khawatir
akan berkurang (Abbasi et al,. 2018). Relaksasi merupakan proses merilekskan otot-
otot yang mengalami ketegangan atau mengendorkan otot-otot tubuh dan pikiran agar
tercapai kondisi yang nyaman atau berada pada gelombang otak alfa-teta (Yunus,
2014)
Teknik Relaksasi adalah salah satu bentuk terapi yang berupa pemberian
intruksi kepada seseorang dalam bentuk gerakan-gerakan yang tersusun secara
sistematis untuk merileksasikan pikiran dan anggota tubuh, seperti otot-otot dan
mengembalikan kondisi dari keadaan tegang ke keadaan rileks, normal dan terkontrol
mulai dari gerakan tangan sampai gerakan kaki.
Teknik relaksasi merupakan salah satu cara untuk mengistirahatkan fungsi
fisik dan mental sehingga menjadi rileks, relaksasi merupakan upaya sejenak untuk
melupakan kecemasan dan mengistirahatkan pikiran dengan cara menyalurkan
kelebihan energi atau ketegangan (psikis) melalui sesuatu kegiatan yang
menyenangkan.
Relaksasi merupakan suatu bentuk teknik yang melibatkan pergerakan anggota
badan dan bisa dilakukan dimana saja (Potter & Perry, 2005). Tehnik ini didasarkan
kepada keyakinan bahwa tubuh berespon pada ansietas yang merangsang karena nyeri
atau kondisi penyakitnya. Tehnik relaksasi dapat menurunkan ketegangan fisiologis
(Asmadi, 2008)

B. Tujuan Rileksasi (Latihan Penenangan)


Tujuan teknik relaksasi adalah membantu orang menjadi rileks, dengan
demikian dapat memperbaiki berbagai aspek kesehatan fisik. Untuk membantu
individu mengontrol diri dan memfokuskan perhatian sehingga ia saat berada dalam
situasi yang menegangkan. (Zainul, 2007).
2

Tujuan pokok relaksasi adalah


1. Membantu orang menjadi rileks, dan dengan demikian dapat memperbaiki berbagai
aspek kesehatan fisik.
2. Membantu individu untuk dapat mengontrol diri dan memfokuskan perhatian
sehingga ia dapat mengambil respon yang tepat saat berada dalam situasi yang
menegangkan.
3. Melegakan stress untuk penyakit darah tinggi, penyakit jantung, susah hendak
tidur,sakit kepala disebabkan tekanan dan asthma
4. Membantu orang menjadi rileks, dan dengan demikian dapat memperbaiki berbagai
aspek kesehatan fisik.
5. Membantu individu untuk dapat mengontrol diri dan memfokuskan perhatian
sehingga ia dapat mengambil respon yang tepat saat berada dalam situasi yang
menegangkan.

C. Prosedur Rileksasi (Latihan Penenangan)


Gerakan 1: Ditujukan untuk melatih otot tangan.
1. Genggam tangan kiri sambil membuat suatu kepalan.
2. Buat kepalan semakin kuat sambil merasakan sensasi ketegangan yang terjadi.
3. Pada saat kepalan dilepaskan, klien dipandu untuk merasakan relaks selama 10
detik.
4. Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga klien dapat membedakan
perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan relaks yang dialami.
5. Prosedur serupa juga dilatihkan pada tangan kanan.

Gerakan 2: ditujukan untuk melatih otot tangan bagian belakang.


1. Tekuk kedua lengan ke belakang pada pergelangan tangan sehingga otot di tangan
bagian belakang dan lengan bawah menegang, jari-jari menghadap ke langit-
langit.

Gerakan 3: Ditujukan untuk melatih otot biseps (otot besar pada bagian atas pangkal
lengan).
1. Genggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan.
2. Kemudian membawa kedua kepalan ke pundak sehingga otot biseps akan
menjadi tegang.
3

Gerakan 4: Ditujukan untuk melatih otot bahu supaya mengendur.


1. Angkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan hingga menyantuh kedua
telinga.
Fokuskan atas, dan leher

Gerakan 5 dan 6: Ditujukan untuk melemaskan otot-otot wajah (seperti otot dahi,
mata, rahang, dan mulut).
1. Gerakkan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan alis sampai otot terasa
dan kulitnya keriput.
2. Tutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan disekitar mata dan otot-otot
yang mengendalikan gerakan mata.

Gerakan 7: Ditujukan untuk mengendurkan ketegangan yang dialami oleh otot


rahang. Katupkan rahang, diikuti dengan menggigit gigi sehingga terjadi
ketegangan disekitar otot rahang.

Gerakan 8: Ditujukan untuk mengendurkan otot-otot sekitar mulut. Bibir


dimoncongkan sekuat-kuatnya sehingga akan dirasakan ketegangan di sekitar
mulut.

Gerakan 9: Ditujukan untuk merileksikan otot leher bagian depan maupun


belakang.
1. Gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang baru kemudian otot
leher bagian depan.
2. Letakkan kepala sehingga dapat beristirahat.
3. Tekan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa sehingga
dapat merasakan ketegangan dibagian belakang leher dan punggung atas.

Gerakan 10: Ditujukan untuk melatih otot leher begian depan.


1. Gerakan membawa kepala ke muka.
4

Benamkan dagu ke dada, sehingga dapat merasakan ketegangan di


daerah leher bagian muka

Gerakan 11: Ditujukan untuk melatih otot punggung


1. Angkat tubuh dari sandaran kursi.
2. Punggung dilengkungkan.
3. Busungkan dada, tahan kondisi tegang selama 10 detik, kemudian relaks.
4. Saat relaks, letakkan tubuh kembali ke kursi sambil membiarkan otot
menjadi lemas.

Gerakan 12: Ditujukan untuk melemaskan otot dada.


1. Tarik napas panjang untuk mengisi paru-paru dengan udara sebanyak-
banyaknya.
2. Ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan ketegangan di bagian dada
sampai turun ke perut, kemudian dilepas.
3. Saat ketegangan dilepas, lakukan napas normal dengan lega.
4. Ulangi sekali lagi sehingga dapat dirasakan perbedaan antara kondisi
tegang dan relaks.

Gerakan 13: Ditujukan untuk melatih otot perut.


1. Tarik dengan kuat perut kedalam.
2. Tahan sampai menjadi kencang dank eras selama 10 detik, lalu dilepaskan
bebas.
3. Ulangi kembali seperti gerakan awal perut ini.

Gerakan 14-15: Ditujukan untuk melatih otot-otot kaki (seperti paha dan betis).
1. Luruskan kedua telapak kaki sehingga otot paha terasa tegang.
2. Lanjutkan dengan mengunci lutut sedemikian rupa sehingga ketegangan
pindah ke otot betis.
3. Tahan posisi tegang selama 10 detik, lalu dilepas
4. Ulangi setiap gerakan masing-masing dua

DAFTAR PUSTAKA
5

Abbasi, S. H. et al. (2018) ‘Ethnic Differences in the Risk Factors and Severity of
Coronary Artery Disease: a Patient-Based Study in Iran’, Journal of
Racial and Ethnic Health Disparities. Journal of Racial and Ethnic Health
Disparities, 5(3), pp. 623–631. doi: 10.1007/s40615-017-0408-3.

Dwi Wijayanti, Afni. 2014. Pengaruh Relaksasi Progresif. Fakultas Ilmu Kesehatan UMP

Yunus, A.(2014). Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung:
Refika Aditama.

Zainul, Zen. (2007). Kekuatan Metode Lafidzi : Hidup Sehat dengan Olah Lahir,
Fikir dan Batin. Jakarta : Duantum Media

Anda mungkin juga menyukai