Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Materi penyuluhan : Terapi Otot progresif


Pokok bahasan : Terapi Otot Progresif
Sasaran : Pasien di ruang Hemodialisa RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangkaraya
Hari/ Tanggal : Jum’at, 25 Oktober 2018
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruang Hemodialisa RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangkaraya

1. LATAR BELAKANG
Dalam jurnal pengembangan multimedia relaksasi oleh Neila Ramdhani dan
Adhyos Aulia Putra pada tahun 2006, relaksasi merupakan salah satu teknik
pengelolaan diri yang didasarkan pada cara kerja sistem syaraf simpatetis dan
parasimpatetis ini. Teknik relaksasi semakin sering dilakukan karena terbukti
efektif mengurangi ketegangan dan kecemasan, membantu orang yang mengalami
insomnia, dan asma.
Di Indonesia, penelitian tentang relaksasi ini juga sudah cukup banyak
dilakukan. Relaksasi bermanfaat untuk mengurangi keluhan fisik. Efektivitas
latihan relaksasi dan terapi kognitif untuk mengurangi kecemasan berbicara di
muka umum, selanjutnya relaksasi juga efektif dalam menurunkan tekanan darah
pada penderita hipertensi ringan, dan menurunkan ketegangan pada siswa
penerbang.
Terapi relaksasi dilakukan untuk mencegah dan mengurangi ketegangan
pikiran dan otot - otot akibat stres karena ketegangan dapat mempengaruhi
keseimbangan tubuh. Bila ketegangan terjadi maka tubuh akan menjadi lemah dan
akibatnya tubuh tidak dapat melakukan fungsinya secara optimal. Penggunaan
kelompok dalam praktik keperawatan jiwa memberikan dampak positif dalam
upaya pencegahan, pengobatan atau terapi pemulihan kesehatan seseorang.
2. TUJUAN
2.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien atau keluarga pengunjung
Puskesmas Gribig dapat mengetahui dan memahami mengenai terapi relaksasi
progresif.

2.2 Tujuan Khusus


Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan pasien dan keluarga
pasien dapat mengetahui tentang:
2.2.1 Pengertian relaksasi progresif
2.2.2 Tujuan relaksasi progresif
2.2.3 Indikasi pelaksanaan relaksasi progresif
2.2.4 Cara melakukan relaksasi progresif

3. METODE
Adapun metode yang dihunakan dalam kegiatan pendidikan kesehatan ini
meliputi :
3.1 Ceramah
3.2 Diskusi
3.3 Demonstrasi
3.4 Tanya jawab

4. MEDIA
Adapun media yang digunakan dalam kegiatan pendidikan kesehatan ini
yaitu meliputi :
4.1 Poster
4.2 Leaflet
5. KEGIATAN PENYULUHAN
No. Waktu Kegiatan Peyuluhan Metode
1. 2 Menit Pembukaan :
- Membuka Kegiatan Dengan Ceramah
Mengucapkan Salam.
- Memperkenalkan Diri
- Menjelaskan Tujuan Penyuluhan
- Kontrak waktu
2. 22 Menit Pelaksanaan :.
a. Pengertian relaksasi otot Ceramah
progresif
b. Manfaat relaksasi otot progresif
c. Langkah-langkah relaksasi otot
progresif
d. Demonstrasi relaksasi otot Demonstrasi
progref
3. 6 Menit 1. Evaluasi
- Menanyakan kepada peserta
tentang materi yang telah
diberikan, meminta peserta untuk
Ceramah
mengulang kembali.
- Menyimpulkan hasil penyuluhan
- Menutup acara, dengan salam
penutup.

6. Evaluasi
6.1 Evaluasi Struktur
6.1.1 Tempat dan alat sesuai rencana.
6.1.2 Peran dan tugas sesuai rencana.
6.1.3 Setting tempat sesuai dengan rencana.
6.2 Evaluasi Proses
6.2.1 Selama kegiatan semua peserta dapat mengikuti seluruh kegiatan.
6.2.2 Selama kegiatan semua peserta aktif.
6.3 Evaluasi Hasil
6.3.1 Peserta dapat mengerti tentang pengertian relaksasi otot progresif
6.3.2 Peserta dapat mengetahui manfaat relaksasi ototprogresif
6.3.3 Peserta dapat mengetahui langkah-langkah relaksasi ototprogresif
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian

Relaksasi adalah satu teknik dalam terapi perilaku untuk mengurangi


ketegangan dan kecemasan. Relaksasi progresif merupakan suatu terapi relaksasi
yang diberikan kepada pasien dengan menegangkan otot-otot tertentu dan
kemudian relaksasi. Teknik ini dapat digunakan oleh pasien tanpa bantuan terapis
dan mereka dapat menggunakannya untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan
yang dialami sehari-hari di rumah.

Dalam buku Student manual for theory and practice of counseling and
psychotherapy, oleh Gerald Corey pada tahun 2005, istilah relaksasi sering
digunakan untuk menjelaskan aktifitas yang menyenangkan.Rekreasi, olahraga,
pijat, dan menonton bioskop.Semua bentuk kegiatan yang dilakukan untuk
mendapatkan suasana rileks merupakan contoh yang banyak diaggap sebagai
relaksasi.

Oleh karena itu efek yang dihasilkan adalah perasaan senang, relaksasi
mulai digunakan untuk mengurangi ketegangan psikis yang berkaitan dengan
permasalahan kehidupan.Terdapat banyak macam teknik relaksasi yang bisa
dilakukan. Terdapat empat macam tipe relaksasi, yaitu:

1. Relaksasi otot (progresive muscle relaxation)


2. Pernafasan (diaphragmatic breathing)
3. Meditasi (attention-focussing exercises)
4. Relaksasi perilaku (behavioral relaxation training)
Dalam relaksasi otot (progresive muscle relaxation) sendiri, individu akan
diberikan kesempatan untuk mempelajari bagaimana cara menegangkan
sekelompok otot tertentu kemudian melepaskan ketegangan itu. Bila sudah dapat
merasakan keduanya, klien mulai membedakan sensasi pada saat otot dalam
keadaan tegang dan rileks.
Relaksasi ototprogresif adalah suatu cara dari teknik relaksasi yang
mengkombinasi latihan nafas dalam dan serangkaian kontraksi dan relaksasi otot.
Relaksasi progresif yaitu teknik merelaksasikan otot dalam pada bagian tubuh
tertentu atau seluruhnya melalui teknik program terapi ketegangan otot.Teknik
relaksasi otot dalam merupakan teknik relaksasi yang tidak membutuhkan
imajinasi atau sugesti.

B. Tujuan
Menurut Herodes (2010), Alim (2009), dan Potter (2005) dalam Setyoadi
dan Kushariyadi (2011) bahwa tujuan dari teknik ini adalah:

1. Menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher dan punggung,


tekanan darah tinggi, frekuensi jantung, laju metabolik.

2. Mengurangi distritmia jantung, kebutuhan oksigen.

3. Meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi ketika klien sadar dan
tidak memfokus perhatian seperti relaks.

4. Meningkatkan rasa kebugaran, konsentrasi.

5. Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stres.

6. Mengatasi insomnia, depresi, kelelahan, iritabilitas, spasme otot, fobia


ringan, gagap ringan, dan

7. Membangun emosi positif dari emosi negatif.

C. Indikasi untuk Pasien


Teknik relaksasi mambantu pasien berkoping dari cemas, panik gejala fisik
lain (Mc Cann, 2003). Indikasi lain untuk nyeri otot, cemas, depresi ringandan
insomnia. Kontra indikasi terapi ini adalah pada pasien marah.

D. SOP Relaksasi Progresif

Persiapan Alat-alat:
tempat
1. Ruang yang sejuk, tidak gaduh dan alami
dan alat
2. Tempat tidur atau kursi dengan sandaran rileks ada penopang untuk kaki
dan bahu.
Persiapan 1. Menyiapkan lingkungan yang memungkinkan melakukan kegitan
relaksasi progresif.
2. Menjelaskan teknik dasar prosedur yang akan dilakukan dengan cermat
agar bisa dimengerti oleh pasien (gunakan otak kanan yang bersifat
menerima).
3. Menjelaskan lama waktu relaksasi progresif yang efektif (10-20 menit).
Proses 1. Meminta pasien untuk memejamkan mata dengan lembut dan perlahan-
relaksasi lahan.
progresif 2. Meminta pasien untuk menarik napas dalam dan menghembuskan napas
dengan panjang.
3. Meminta kepada pasien untuk menarik napas dalam:
Gerakan 1 : Ditunjukan untuk melatih otot tangan.
- Genggam tangan kiri sambil membuat suatu kepalan.
- Buat kepalan semakin kuat sambil merasakan sensasi ketegangan
yang terjadi.
- Pada saat kepalan dilepaskan, rasakan relaksasi selama 10 detik.
- Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga dapat
membedakan perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan relaks
yang dialami.
- Lakukan gerakan yang sama pada tangan kanan.
Gerakan 2 : Ditunjukan untuk melatih otot tangan bagian belakang.
- Tekuk kedua lengan ke belakang pada peregalangan tangan
sehingga otot di tangan bagian belakang dan lengan bawah
menegang.
- Jari-jari menghadap ke langit-langit.
Gambar gerakan 1 dan 2
Gerakan 3 : Ditunjukan untuk melatih otot biseps (otot besar pada bagian
atas pangkal lengan).
- Genggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan.
- Kemudian membawa kedua kapalan ke pundak sehingga otot biseps
akan menjadi tegang.

Gambar gerakan 3
Gerakan 4 : Ditunjukan untuk melatih otot bahu supaya mengendur.
- Angkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan hingga menyentuh
kedua telinga.
- Fokuskan perhatian gerekan pada kontrak ketegangan yang terjadi di
bahu punggung atas, dan leher.

Gambar 4

Gerakan 5 dan 6: ditunjukan untuk melemaskan otot-otot wajah (seperti


dahi, mata, rahang dan mulut).
- Gerakan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan alis sampai otot
terasa kulitnya keriput.
- Tutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan ketegangan di sekitar
mata dan otot-otot yang mengendalikan gerakan mata.

Gerakan 7 : Ditujukan untuk mengendurkan ketegangan yang dialami oleh


otot rahang. Katupkan rahang, diikuti dengan menggigit gigi
sehingga terjadi ketegangan di sekitar otot rahang.
Gerakan 8 : Ditujukan untuk mengendurkan otot-otot di sekitar mulut. Bibir
dimoncongkan sekuat-kuatnya sehingga akan dirasakan
ketegangan di sekitar mulut.

Gambar 5, 6, 7 dan 8

Gerakan 9 : Ditujukan untuk merilekskan otot leher bagian depan maupun


belakang.
- Gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang baru kemudian otot
leher bagian depan.
- Letakkan kepala sehingga dapat beristirahat.
- Tekan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa sehingga
dapat merasakan ketegangan di bagian belakang leher dan punggung
atas.

Gerakan 10 : Ditujukan untuk melatih otot leher bagian depan.


- Gerakan membawa kepala ke muka.
- Benamkan dagu ke dada, sehingga dapat merasakan ketegangan di
daerah leher bagian muka.
Gerakan 11 : Ditujukan untuk melatih otot punggung
- Angkat tubuh dari sandaran kursi.
- Punggung dilengkungkan
- Busungkan dada, tahan kondisi tegang selama 10 detik, kemudian
relaks.
- Saat relaks, letakkan tubuh kembali ke kursi sambil membiarkan otot
menjadi lurus.

Gerakan 12 : Ditujukan untuk melemaskan otot dada.


- Tarik napas panjang untuk mengisi paru-paru dengan udara sebanyak-
banyaknya.
- Ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan ketegangan di bagian
dada sampai turun ke perut, kemudian dilepas.
- Saat tegangan dilepas, lakukan napas normal dengan lega.
- Ulangi sekali lagi sehingga dapat dirasakan perbedaan antara kondisi
tegang dan relaks.

Gambar 9, 10, 11, 12


Gerakan 13 : Ditujukan untuk melatih otot perut
- Tarik dengan kuat perut ke dalam.
- Tahan sampai menjadi kencang dan keras selama 10 detik, lalu
dilepaskan bebas.
- Ulangi kembali seperti gerakan awal untuk perut.

Gambar 13,14

Gerakan 14 : Ditujukan untuk melatih otot-otot kaki (seperti paha dan


betis).
- Luruskan kedua telapak kaki sehingga otot paha terasa tegang.
- Lanjutkan dengan mengunci lutut sedemikian rupa sehingga ketegangan
pindah ke otot betis.
- Tahan posisi tegang selama 10 detik, lalu dilepas.
- Ulangi setiap gerakan masing-masing dua kali.

Terminasi a. Mengeksplorasi perasaaan pasie


b. Berdiskusi tentang umpan balik dengan pasien
c. Melakukan kontak : topik, waktu dan tempat, untuk kegiatan
selanjutnya / terminasi jangka panjang.
DAFTAR PUSTAKA

Setyoadi, K. (2011). Terapi Modalitas Keperawatan Jiwa pada Klien


Psikogeriatrik.Jakarta : Salemba Medika
Perry, Patricia A., & Potter, Anne Griffin.(2005). Fundamental Keperawatan
buku I edisi 7.Jakarta : Salemba Medika
Ramdhani, N., & Putra, A., A. 2006. Pengembangan Multimedia Relaksaasi.
(http://neila.staff.ugm.ac.id/wordpress/wp-content/uploads/2009/08/
relaksasi-otot.pdf). Diakses pada 13 Juni 2016.

Anda mungkin juga menyukai