Anda di halaman 1dari 54

VISI

Pada tahun 2028 menghasilkan Ners yang unggul dalam asuhan keperawatan lanjut usia
dengan menerapkan Ilmu dan Teknologi Keperawatan

LAPORAN PRAKTIKUM
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELOMPOK KHUSUS
PTM HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS JATIWARNA RT 05
PERUMAHAN PONDOK MELATI INDAH

Program Studi : Program Sarjana Terapan dan Program Studi


Pendidikan Ners Program Profesi
Mata Kuliah : Keperawatan Gerontik Komunitas
Penempatan : Semester VII T.A. 2022/2023

Penanggung Jawab:
Dr.Raden Siti Maryam, M.Kep,Ns.Sp.Kep.Kom

Dosen Pengampu:
Tien Hartini, S.KM, M.Kep

Disusun Oleh :

1. Asma Rida Istisyhad (P3.73.20.2.19.006)


2. Brenda Nastiar (P3.73.20.2.19.009)
3. Dara Ayu Sukma (P3.73.20.2.19.011)
4. Indri Tri Octaviani (P3.73.20.2.19.021)
5. Jesika Meilany Sinaga (P3.73.20.2.19.022)
6. Syifa Rara Ratnaduhita (P3.73.20.2.19.036)
7. Triana Nurul Rahma (P3.73.20.2.19.039)

JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tentang Laporan
Pelaksanaan Keperawatan Gerontik Komunitas di wilayah Puskesmas Jatiwarna RT 05
Perumahan Pondok Melati Indah. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas praktik klinik
mata kuliah Keperawatan Gerontik Komunitas.
Suatu kebanggaan tersendiri bagi penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis
menyadari bahwa keberhasilan penulis makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak
yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membatu menyelesaikan makalah
ini. Rasa terima kasih tersebut penulis sampaikan kepada:
1. Tien Hartini, S.KM, M.Kep. selaku dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan
Gerontik Komunitas di Poltekkes Kemenkes Jakarta III.
2. Bapak RT dan ibu kader yang telah banyak membantu turun ke lapangan bertemu lansia
3. Seluruh pihak yang telah memberikan dukungan kepada penulis.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
para pembaca. Mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan dan penulis siap
menerima kritik dan saran dari para pembaca.

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORITIS.........................................................................................................4
A. Konsep Keperawatan Gerontik Komunitas...........................................................................4
B. Konsep Asuhan Keperawatan Kelompok Lansia................................................................11
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKA..........................................................................................17
A. Gambaran Puskesmas...........................................................................................................17
B. Penerapan Asuhan Keperawatan pada Kelompok Lansia.................................................17
1. Pengkajian..........................................................................................................................17
2. Diagnosa Keperawatan......................................................................................................17
3. Perencanaan.......................................................................................................................17
4. Implementasi......................................................................................................................17
5. Evaluasi..............................................................................................................................17
C. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat.......................................................................17
BAB IV PENUTUP............................................................................................................................18
A. Simpulan.................................................................................................................................18
B. Rekomendasi..........................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................19
LAMPIRAN.......................................................................................................................................20
Lampiran 1.....................................................................................................................................20
Lampiran 2.....................................................................................................................................20
Lampiran 3.....................................................................................................................................20
Lampiran 4.....................................................................................................................................26
Lampiran 5.....................................................................................................................................29

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang No 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia
mendefinisikan lanjut usia adalah penduduk yang usianya mencapai 60 tahun keatas
(Undang-Undang, 1998 dalam BPS 2021). Populasi lansia dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan, pada tahun 2020 populasi lansia mencapai 727 juta yang berusia 65 tahun
(BPS, 2021). Peningkatan populasi lansia ini dapat membawa dampak positif dan negatif,
dampak positifnya adalah lansia masih bisa produktif seperti saat muda, namun dampak
negatifnya adalah terjadinya penurunan kinerja lansia dikarenakan terjadinya penurunan
fungsi tubuh. Lansia memiliki ciri khas dengan berbagai penurunan status kesehatan fisik
sehingga lansia masuk ke dalam kategori kelompok berisiko. Kelompok berisiko
merupakan kumpulan orang yang memiliki masalah kesehatan yang kompleks (Allender,
Rector, dan Warner, 2014 dalam Kiik et al, 2018).
Terdapat beberapa masalah kesehatan yang dapat terjadi pada lansia, yaitu
pneumonia, penyakit paru obstruktif kronis, gagal jantung kongesti, osteoarthritis, infeksi
saluran kemih, diabetes melitus, hipertensi. Tidak hanya masalah kesehatan adapun
sindrom geriatri yang bisa terjadi pada lansia. Sindrom geriatri adalah suatu kumpulan
gejala yang sering dialami oleh lansia, sindrom geriatric dikenal juga dengan istilah 14 i,
yaitu immobilisasi (berkurangnya kemampuan gerak), instabilitas postural (jatuh dan
patah tulang), inkontinensia urin (mengompol), infection (infeksi), impairment of senses
(gangguan fungsi panca indera), inanition (gangguang gizi), iatrogenic (masalah akibat
tindakan medis), insomnia (gangguan tidur), intellectual impairment (gangguan fungsi
kognitif), isolation (isolasi/menarik diri), impecunity (berkurangnya kemampuan
keuangan), impaction (konstipasi), immune deficiency (gangguan sistem imun),
impotence (gangguan fungsi seksual) (Permenkes RI No 67 tahun 2015).
Penyakit akut atau kondisi yang kronis dapat memperburuk, mempercepat
penurunan fungsional dan menurunkan kemampuan lansia untuk melakukan kegiatan
hidup secara mandiri salah satunya mengenai ADL (Activity of Daily Living) (Graf, 2008
dalam Aria et al, 2019). Kemandirian lansia dapat mempengaruhi perubahan situasi
kehidupan, aturan sosial, usia serta penyakit. Maka dari itu, perawat dapat membantu
lansia agar mampu mandiri dalam beraktivitas. Melalui asuhan keperawatan, tokoh
masyarakat, puskesmas, puskesmas dapat membantu dalam peningkatan kesehatan lansia,

1
pencegahan penyakit, serta dapat mengatasi gangguan kesehatan pada lansia dan sesuai
kebutuhan lansia.
Berdasarkan laporan hasil pemeriksaan kunjungan kelompok lansia berusia 60
tahun ke atas di wilayah Puskesmas Jatiwarna RT 05 Perumahan Pondok Melati Indah
sebanyak 28 orang lansia sudah dilakukan kegiatan wawancara tentang perilaku
merokok, aktivitas fisik, pola nutrisi, pemeriksaan tekanan darah, indeks massa tubuh
(IMT), lingkar pinggang, gula darah sewaktu, asam urat, dan P3G skrining lansia.
Berdasarkan analisa data pengkajian tentang masalah kesehatan yang sudah
dilakukan oleh penulis di wilayah Puskesmas Jatiwarna RT 05 Perumahan Pondok Melati
Indah terhadap 21 orang lansia ditemukan bahwa mayoritas penyakit yang banyak terjadi
yaitu hipertensi. Untuk itu, tim penulis ingin melakukan penerapan asuhan keperawatan
pada kelompok lansia di wilayah Puskesmas Jatiwarna RT 05 Perumahan Pondok Melati
Indah.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan laporan ini adalah :
1. Bagaimana karakteristik umum lansia di wilayah Puskesmas Jatiwarna RT 05
Perumahan Pondok Melati Indah?
2. Bagaimana penerapan asuhan keperawatan pada kelompok lansia dengan hipertensi
di wilayah Puskesmas Jatiwarna RT 05 Perumahan Pondok Melati Indah?
3. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat saat pelaksanaan kegiatan di
wilayah Puskesmas Jatiwarna RT 05 Perumahan Pondok Melati Indah?
4. Bagaimana alternatif penyelesaian masalah terkait pelaksanaan kegiatan di wilayah
Puskesmas Jatiwarna RT 05 Perumahan Pondok Melati Indah?

C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penyusunan makalah ini :
1. Tujuan Umum
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui gambaran pelaksanaan
kegiatan lansia di wilayah Puskesmas Jatiwarna RT 05 Perumahan Pondok Melati
Indah.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penulisan laporan ini adalah :

2
a. Untuk mengetahui karakteristik lansia di wilayah Puskesmas Jatiwarna RT 05
Perumahan Pondok Melati Indah.
b. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan penerapan asuhan keperawatan pada
kelompok lansia dengan hipertensi di wilayah Puskesmas Jatiwarna RT 05
Perumahan Pondok Melati Indah.
c. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mendukung terlaksanannya kegiatan di
wilayah Puskesmas Jatiwarna RT 05 Perumahan Pondok Melati Indah.
d. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menghambat terlaksanannya kegiatan di
wilayah Puskesmas Jatiwarna RT 05 Perumahan Pondok Melati Indah.
e. Untuk menganalisa dan menemukan alternatif penyelesaian masalah terkait
pelaksanaan kegiatan di wilayah Puskesmas Jatiwarna RT 05 Perumahan Pondok
Melati Indah.

3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Keperawatan Gerontik Komunitas


1. Konsep Dasar Lansia
Menurut World Health Organization (WHO), lanjut usia adalah seseorang
yang telah memasuki usia 60 keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada
manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang
dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau
proses penuaan. Lanjut Usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia
tidak secara tiba-tiba menjadi tua. Hal ini normal, dengan perubahan fisik dan tingkah
laku yang dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat mereka
mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu. Dimasa ini lansia akan
mengalami keunduran fisik secara bertahap (Azizah, 2011:1).
Keperawatan gerontik adalah suatu pelayanan professional yang berdasarkan
ilmu dan kiat keperawatan yang berbentuk bio-psiko-sosial-spiritual dan kultural
yang holistik ditujukan pada klien lanjut usia baik sehat maupun sakit pada tingkat
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Secara garis besar, keperawatan
gerontik komunitas merupakan salah satu pelayanan kesehatan bagi lanjut usia yang
berbasis atau melalui pendekatan masyarakat/komunitas. Layanan kesehatan yang
diberikan berupa prpgram pembinaan kesehatan kepada kelompok lansia di
masyarakat.

2. Batasan Usia Lansia


WHO (1999) menjelaskan batasan lansia adalah sebagai berikut :
a. Usia lanjut (elderly) antara usia 60-74 tahun,
b. Usia tua (old) :75-90 tahun, dan
c. Usia sangat tua (very old) adalah usia > 90 tahun.
Depkes RI (2005) menjelaskan bahwa batasan lansia dibagi menjadi tiga katagori,
yaitu:
a. Usia lanjut presenilis yaitu antara usia 45-59 tahun,
b. Usia lanjut yaitu usia 60 tahun ke atas,
c. Usia lanjut beresiko yaitu usia 70 tahun ke atas atau usia 60 tahun ke atas dengan
masalah kesehatan.

4
3. Perubahan yang terjadi pada Lansia
a. Perubahan Fisik
1) Sistem keseluruhan
Berkurangnya tinggi dan berat badan, bertambahnya fat to lean body, mass
ratio, dan berkurangnya cairan tubuh.
2) Sistem integument
Kulit wajah, leher, lengan, dan tangan menjadi lebih kering dan keriput karena
menurunnya cairan, hilangnya jaringan adiposa, kulit pucat, dan terdapat
bitnik-bintik hitam akibat menurunnya aliran darah ke kulit, menurunnya sel-
sel yang memproduksi pigmen, kuku jari tangan dan kaki menjadi tebal serta
rapuh. Pada wanita usia lebih dari 60 tahun, rambut wajah meningkat, rambut
menipis, warna rambut kelabu, serta kelenjar keringat berkurang jumlah dan
fungsinya. Fungsi kulit sebagai proteksi sudah menurun.
3) Sistem muscular
Kecepatan dan kekuatan kontraksi otot skeletal berkurang, pengecilan otot
akibat menurunnya serabut otot, namun pada otot polos tidak begitu
terpengaruh.
4) Sistem kardiovaskuler
Massa jantung bertambah, ventrikel kiri mengalami hipertrofi dan kemampuan
peregangan jantung berkurang karena perubahan pada jaringan ikat dan
penumpukan lipofusin dan klasifikasi SA note dan jaringan konduksi berubah
menjadi jaringan ikat. Konsumsi oksigen pada tingkat maksimal berkurang,
sehingga kapasitas paru menurun. Latihan berguna untuk meningkatkan VO2
maksimum, mengurangi tekanan darah, dan berat badan.
5) Sistem perkemihan
Ginjal mengecil, nefron menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal menurun sampai
50%, filtrasi glomelurus menurun sampai 50%, fungsi tubulus berkurang
akibatnya kurang mampu memekatkan urine, BJ urine menurun, proteinuria,
BUN meningkat, ambang ginjal terhadap glukosa meningkat, kapasitas
kandung kemih menurun 200 ml karena otot-otot yang melemah, frekuensi
berkemih meningkat, kandung kemih sulit dikosongkan pada pria akibat
retensi urine meningkat. Pembesaran prostat (75% usia di atas 65 tahun),
bertambahnya aliran darah renal, berkurangnya osmolalitas urine clearance,

5
berat ginjal menurun 30-50%, jumlah neufron menurun, dan kemampuan
memekatkan atau mengencerkan urine oleh ginjal menurun.
6) Sistem pernafasan
Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku, menurunnya
aktivitas silia, berkurangnya elastisitas paru, alveoli ukurannya melebar dari
biasanya, jumlah alveoli berkurang, oksigen arteri menurun menjadi 75
mmHg, CO2 pada arteri tidak berganti, berkurangnya maximal oxygen uptake,
dan berkurangnya reflex batuk.
7) Sistem gastrointestinal
Indera pengecap menurun; adanya iritasi yang kronis, dari selaput lender,
atropi indera pengecap (80%), hilangnya sensitifitas dari saraf pengecap di
lidah terutama rasa tentang rasa asin, asam dan pahit. Pada lambung, rasa lapar
menurun (sensitifitas lapar menurun), asam lambung menurun, waktu
mengosongkan menurun. Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi.
Fungsi absobsi (daya absobsi terganggu). Liver (hati) makin mengecil dan
menurunnya tempat penyimpanan dan berkurangnya aliran darah.
8) Sistem penglihatan
Perubahan sistem penglihatan pada lansia erat kaitannya dengan presbiopi.
Lensa kehilangan elasitas dan kaku. Otot penyangga lensa lemah, ketajaman
penglihatan dan daya akomodasi dari jarak jauh atau dekat berkurang,
menurunya lapang pandang (berkurang luas pandang, berkurangnya
sensitivitas terhadap warna: menurunnya kemampuan membedakan warna
hijau atau biru pada skala dan depth perception).
9) Sistem pendengaran
Presbiakusis (gangguan pada pendengaran) oleh karena hilangnya kemampuan
(daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau
nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50%
terjadi pada usia di atas umur 65 tahun.
10) Sistem persyarafan
Berkurangnya berat otak sekitar 10-20%, berkurangnya sel kortikal, reaksi
menjadi lambat, kurang sensitive terhadap sentuhan, berkurangnya aktifitas sel
T, bertambahnya waktu jawaban motorik, hantaran neuron motorik melemah,
dan kemunduran fungsi saraf otonom.
11) Sistem endokrin

6
Produksi hamper semua hormone menurun, fungsi parathyroid dan sekresinya
tidak berubah, berkurangnya ACTH, TSH, FSH, dan LH. Menurunnya
aktifitas tiroid akibatnya basal metabolism menurun, menurunnya produksi
aldosterone, menurunnya sekresi hormone gonand (progesterone, esterogen
dan aldosteron) bertambahnya insulin, norefinefrin, parathormone,
vasopressin, berkurangnya tridotironin, dan psikomotor menjadi lambat.
12) Sistem reproduksi
Selaput lender vagina menurun atau kering, menciutnya ovarium dan uterus,
atrofi payudara, testis masih dapat memproduksi sperma meskipun adanya
penurunan secara berangsur-angsur dan dorongan seks menetap sampai diatas
umur 70 tahun asalkan kondisi kesehatan baik, penghentian produksi ovum
pada saat menopause.

b. Perubahan Kognitif
1) Memory (Daya ingat, Ingatan)
Kenangan jangka panjang, beberapa jam sampai beberapa hari yang lalu dan
mencakup beberapa perubahan. Kenangan jangka pendek atau seketika (0 - 10
menit), kenangan buruk (bisa ke arah dimensia).
2) IQ (Intellegent Quotient)
IQ tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal.
Penampilan, persepsi, dan keterampilan psikomotor berkurang. Terjadi
perubahan pada daya membayangkan karena tekanan faktor waktu.
3) Kemampuan Belajar (Learning)
4) Kemampuan Pemahaman (Comprehension)
5) Pemecahan Masalah (Problem Solving)
6) Pengambilan Keputusan (Decision Making)
7) Kebijaksanaan (Wisdom) o Kinerja (Performance)
8) Motivasi

c. Perubahan Psikososial
1) Kesepian
Terjadi pada saat pasangan hidup atau teman dekat meninggal terutama jika
lansia mengalami penurunan kesehatan, seperti menderita penyakit fisik berat,
gangguan mobilitas atau gangguan sensorik terutama pendengaran.

7
2) Duka cita (Bereavement)
Meninggalnya pasangan hidup, teman dekat, atau bahkan hewan kesayangan
dapat meruntuhkan pertahanan jiwa yang telah rapuh pada lansia. Hal tersebut
dapat memicu terjadinya gangguan fisik dan kesehatan.
3) Depresi
Duka cita yang berlanjut akan menimbulkan perasaan kosong, lalu diikuti
dengan keinginan untuk menangis yang berlanjut menjadi suatu episode
depresi. Depresi juga dapat disebabkan karena stres lingkungan dan
menurunnya kemampuan adaptasi.
4) Gangguan cemas
Dibagi dalam beberapa golongan: fobia, panik, gangguan cemas umum,
gangguan stress setelah trauma dan gangguan obsesif kompulsif,
gangguangangguan tersebut merupakan kelanjutan dari dewasa muda dan
berhubungan dengan sekunder akibat penyakit medis, depresi, efek samping
obat, atau gejala penghentian mendadak dari suatu obat.
5) Parafrenia
Suatu bentuk skizofrenia pada lansia, ditandai dengan waham (curiga), lansia
sering merasa tetangganya mencuri barang-barangnya atau berniat
membunuhnya. Biasanya terjadi pada lansia yang terisolasi/diisolasi atau
menarik diri dari kegiatan sosial.
6) Sindroma Diogenes
Suatu kelainan dimana lansia menunjukkan penampilan perilaku sangat
mengganggu. Rumah atau kamar kotor dan bau karena lansia bermain-main
dengan feses dan urin nya, sering menumpuk barang dengan tidak teratur.
Walaupun telah dibersihkan, keadaan tersebut dapat terulang kembali.

4. Tingkatan dan Bentuk Pelayanan Kesehatan Lansia


a. Pelayanan kesehatan lansia di masyarakat (Community based geriatric service)
Pada pelayanan ini, masyarakat harus diupayakan berperan serta dalam
menangani kesehatan para warga lanjut usia, setelah diberikan pelatihan dan
penambahan pengetahuan secukupnya dengan berbagai cara antara lain ceramah,
simposium, lokakarya dan penyuluhan-penyuluhan. Semua upaya kesehatan yang
dilaksanakan yaitu pelayanan dari masyarakat, oleh dan untuk masyarakat.

8
Puskesmas dan dokter praktek mandiri merupakan tulang punggung layanan di
tingkat ini. Masyarakat memantau kondisi kesehatan warga lanjut usia di
lingkungannya dan menyampaikan permasalahan yang ada pada Puskesmas
setempat.

b. Pelayanan kesehatan lansia di masyarakat berbasis rumah sakit (Hospital Based


Community Geriatric Service)
Pada pelayanan ini, rumah sakit yang telah melakukan layanan geriatri
bertugas membina warga lanjut usia yang berada di wilayahnya, baik secara
langsung atau tidak langsung melalui pembinaan pada Puskesmas yang berada di
wilayah kerjanya. “Transfer of knowledge” berupa lokakarya, simposium,
ceramah-ceramah baik kepada tenaga kesehatan ataupun kepada awam perlu
dilaksanakan. Di lain pihak, rumah sakit harus selalu bersedia bertindak sebagai
rujukan dari layanan kesehatan yang ada di masyarakat.
Puskesmas merupakan unit terdepan dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat dan bertindak sebagai konsultan terhadap pelayanan kesehatan warga
lanjut usia di masyarakat, sehingga pasien lanjut usia yang sebelumnya dirawat
atau mendapat pelayanan di rumah sakit, setelah kembali ke masyarakat menjadi
tanggung jawab puskesmas.
Kegiatan di puskesmas meliputi upaya promotif, preventif, dan kuratif
sederhana sesuai dengan Pedoman Puskesmas Santun Lanjut usia Bagi Petugas
Kesehatan. Puskesmas adalah perpanjangan tangan rumah sakit sehingga
diharapkan terdapat pembinaan dari institusi yang lebih tinggi terhadap institusi
yang lebih rendah di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan rujukan timbal
balik. Kegiatan pelayanan kesehatan pada warga lanjut usia diberikan di dalam
gedung puskesmas maupun di luar gedung. Bentuk kegiatan pelayanan kesehatan
di luar gedung sebagai bentuk pelayanan yang proaktif dilaksanakan melalui:
pelayanan kesehatan kelompok lanjut usia (Posyandu/ Posbindu Lanjut usia);
program perawatan warga lanjut usia di rumah (home care); pelayanan kesehatan
di panti sosial tresna wredha.

c. Pelayanan kesehatan lansia berbasis rumah sakit (Hospital based geriatric service)
Pada layanan ini, pelayanan kesehatan geriatri yang dilaksanakan di
rumah sakit dilakukan secara terpadu. Rumah sakit menyediakan berbagai

9
layanan bagi para lanjut usia, mulai dari layanan sederhana berupa poliklinik
lanjut usia, sampai pada layanan yang lebih maju, misalnya bangsal akut, klinik
siang terpadu (day hospital), bangsal kronis dan/atau panti rawat wredha (nursing
home). Disamping itu, rumah sakit jiwa juga menyediakan layanan kesehatan
jiwa bagi pasien lanjut usia dengan pola yang sama. Pada tingkat ini, sebaiknya
dilaksanakan suatu layanan terkait (con-joint care) antara unit geriatri rumah sakit
umum dengan unit psikogeriatri suatu rumah sakit jiwa, terutama untuk
menangani penderita gangguan fisik dengan komponen gangguan psikis berat
atau sebaliknya.

5. Upaya Kesehatan Lansia


a. Upaya promotif, yaitu menggairahkan semangat hidup bagi usia lanjut agar
mereka tetap dihargai dan tetap berguna baik bagi dirinya sendiri, keluarga
maupun masyarakat.
1) Latihan fisik yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan
kemampuan usia lanjut agar tetap merasa sehat dan segar.
2) Diet seimbang atau makanan dengan menu yang mengandung gizi seimbang.
3) Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
4) Membina ketrampilan agar dapat mengembangkan kegemaran atau hobinya
secara teratur dan sesuai dengan kemampuannya.
5) Meningkatkan kegiatan sosial di masyarakat atau mengadakan kelompok
sosial.
6) Hidup menghindarkan kebiasaan yang tidak baik seperti merokok, alkohol.
b. Upaya preventif yaitu upaya pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya
penyakit maupun komplikasi penyakit yang disebabkan oleh proses ketuaan
1) Pemeriksaan kesehatan secara berkala dan teratur untuk menemukan secara
dini penyakit-penyakit usia lanjut
2) Kesegaran jasmani yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan
kemampuan usia lanjut serta tetap merasa sehat dan bugar.
3) Penyuluhan tentang penggunaan berbagai alat bantu misalnya kacamata, alat
bantu pendengaran agar usia lanjut tetap dapat memberikan karya dan tetap
merasa berguna .

10
4) Penyuluhan untuk pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan
pada usia lanjut
c. Upaya kuratif yaitu upaya pengobatan pada usia lanjut
1) Pelayanan kesehatan dasar bagi lanjut usia.
2) Pelayanan kesehatan spesifikasi melalui sistem rujukan ke RS maupun
Puskesmas .
d. Upaya rehabilitatif yaitu upaya mengembalikan fungsi organ yang telah menurun.
1) Aktifitas di dalam maupun diluar rumah.
2) Nasihat cara hidup yang sesuai dengan penyakit yang diderita
3) Perawatan fisio terapi. Memberikan informasi, pengetahuan dan pelayanan
tentang penggunaan berbagai alat bantu misalnya alat pendengaran dan lain-
lain agar usia lanjut dapat memberikan karya dan tetap merasa berguna sesuai
kebutuhan dan kemampuan.
4) Mengembalikan kepercayaan pada diri sendiri dan memperkuat mental
penderita
5) Pembinaan usia dan hal pemenuhan kebutuhan kesehatan
e. Upaya rehabilitatif yaitu upaya mengembalikan fungsi organ yang telah menurun.
1) Memberikan informasi, pengetahuan dan pelayanan tentang penggunaan
berbagai alat bantu misalnya alat pendengaran dan lain -lain agar usia lanjut
dapat memberikan karya dan tetap merasa berguna sesuai kebutuhan dan
kemampuan.
2) Mengembalikan kepercayaan pada diri sendiri dan memperkuat mental
penderita
3) Pembinaan usia dan hal pemenuhan kebutuhan pribadi, aktifitas di dalam
maupun diluar rumah.
4) Nasihat cara hidup yang sesuai dengan penyakit yang diderita
5) Perawatan fisio terapi

B. Konsep Asuhan Keperawatan Kelompok Lansia


1. Pengkajian
Pengkajian menggunakan pendekatan community as partner meliputi : data inti dan
data sub sistem.
a. Data Inti komunitas meliputi :
1) Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas

11
- Lokasi
- Batas wilayah/wilayah
2) Data demografi
- Jumlah penderita hipertensi
- Berdasarkan jenis kelamin
- Berdasarkan kelompok penderita Hipertensi Anak-anak, Remaja, Dewasa,
Lansia, Ibu hamil. Pada umumnya usia > 60 tahun lebih banyak yang
menderita hipertensi.
b. Data sub sistem
1) Data lingkungan fisik
a) Fasilitas umum
Sarana kegiatan kelompok, meliputi : karang taruna, pengajian, ceramah
agama, PKK.
b) Tempat perkumpulan umum
Balai desa, RW, RT, Masjid/Mushola.
c) Fasilitas Kesehatan
Pemanfaatan fasilitas kesehatan, presentasi pemakaian sarana atau fasilitas
kesehatan. Puskesmas, rumah sakit, para dokter swasta, praktek kesehatan
lain.
d) Kebiasaan check-up kesehatan
e) Diet makan
Kebiasaan makan makanan asin, Kebiasaan makan makanan berlemak ,
Lain-lain.
f) Kepatuhan terhadap diet
g) Kebiasaan berolahraga
2) Ekonomi
a) Karekteristik pekerjaan
b) Penghasilan rata-rata perbulan
3) Keamanan dan transportasi
4) Kebijakan pengorganisasian
a) Struktur organisasi : ada / tidak ada
b) Terdapat kepala desa dan perangkatnya
c) Ada organisasi karang taruna

12
d) Kelompok layanan kepada masyarakat (pkk, karang taruna, panti,
posyandu
e) Kebijakan pemerintah dalam pelayanan kesehatan : tidak ada / ada
( Sebutkan )
f) Kebijakan pemerintah khusus untuk penyakit Hipertensi : ada / belum ada
g) Peran serta partai dalam pelayanan kesehatan : ada / belum ada
5) Sistem komunikasi
a) Fasilitas komunikasi yang ada Radio, TV, Telepon/handphone,
Majalah/koran.
b) Fasilitas komunikasi yang menunjang untuk kelompok Lansia dengan
Hipertensi
- Poster tentang diit Hipertensi
- Pamflet tentang penanganan Hipertensi
- Leaflet tentang penanganan Hipertensi
- Kegiatan yang menunjang kegiatan Hipertensi
6) Penyuluhan oleh kader dari masyarakat dan oleh petugas kesehatan dari
Puskesmas Pendidikan
Distribusi pendudukan berdasarkan tingkat pendidikan formal : SD, SLTP,
SLTA, Perguruan tinggi.
7) Rekreasi
Tempat wisata yang biasanya dikunjungi untuk rekreasi.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakmampuan lansia menggunakan pelayanan kesehatan berhubungan dengan
pengetahuan masyarakat yang kurang.
b. Kurangnya kesadaran lansia tentang masalah hipertensi berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan tentang kesehatan dan perubahan-perubahan pada lansia.
c. Ketidakpatuhan lansia untuk memeriksakan kesehatan berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan lansia tentang kesehatan hipertensi.
d. Kurang pengetahuan lansia tentang diet hipertensi berhubungan dengan
ketidakmampuan mengambil keputusan tentang pemilihan, pengolahan serta
pengaturan diet hipertensi.

3. Perencanaan

13
a. Diagnosa 1 : Ketidakmampuan masyarakat menggunakan pelayanan kesehatan
berhubungan dengan pengetahuan masyarakat yang kurang.
1) Tujuan
a) Tujuan jangka panjang : kelompok lansia mampu memanfaatkan
pelayanan fasilitas kesehatan yang disediakan secara efektif.
b) Tujuan jangka pendek kelompok lansia mampu:
 Mengetahui manfaat berobat ke fasilitas kesehatan yang ada.
 Mampu meningkatkan kesadaran untuk mengikuti kegiatan puskesmas
lansia.
2) Kriteria Hasil
a) Kegiatan pelayanan puskesmas lansia dapat berjalan secara efektif.
b) Meningkatkan derajat kesehatan lansia
c) Lansia menyatakan kesediannya untuk mau mengikuti kegiatan
posbindulansia secara rutin.
3) Intervensi
a) Motivasi lansia untuk menggunakan sarana kesehatan yang disediakan
atau pergi ke puskesmas secara rutin.
b) Beri penyuluhan tentang hipertensi serta dampak jika tidak periksa atau
ditindaklanjuti.
c) Kerjasama dengan lintas sektor : kader dan tokoh masyarakat untuk rutin
menghadiri puskesmas lansia agar jadi contoh kepada lansia setempat.
b. Diagnosa 2 : Kurangnya kesadaran lansia tentang masalah kesehatan lansia
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan kesehatan dan perubahan-perubahan
pada lansia
1) Tujuan
a) Tujuan jangka panjang : Kelompok lansia mengerti tentang perubahan –
perubahan yang terjadi pada usia lanjut usia.
b) Tujuan jangka pendek Kelompok Lansia mampu:
 Mengerti penyebab perubahan – perubahan yang terjadi pada lansia.
 Mampu menjaga kesehatan diri sendiri.
2) Kriteria Hasil
a) Lansia mampu menyebutkan perubahan apa yang terjadi pada dirinya.
b) Mampu menjelaskan penyebab perubahan yang terjadi pada lansia

14
c) Derajat kesehatan lansia meningkat
3) Intervensi
a) Beri penyuluhan tentang kesehatan lansia serta perubahan – perubahan
yang terjadi pada usila.
b) Beri leaflet tentang kesehatan lansia untuk membantu pemahaman para
lansia.
c) Kerjasama dengan lintas program dan sektor : kader lansia setempat untuk
melanjutkan memberi pendidikan kesehatan tentang kesehatan lansia.
c. Diagnosa 3 : Ketidakpatuhan lansia untuk memeriksakan kesehatan berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan lansia tentang kesehatan hipertensi.
1) Tujuan
a) Tujuan jangka panjang : Kelompok lansia rutin untuk memeriksakan
kesehatannya pada Puskesmas, Posbindu, atau Pustu setempat.
b) Tujuan jangka pendek Kelompok Lansia mampu:
 Mengetahui tentang manfaat, jadwal dan kegiatan puskesmas lansia.
 Mampu meningkatkan kesadaran untuk mengikuti kegiatan puskesmas
lansia.
2) Kriteria Hasil
a) Kegiatan pelayanan puskesmas lansia dapat berjalan secara efektif serta
kunjungan puskesmas meningkat sampai dengan 100 % dalam kurun
waktu 1 tahun.
b) Lansia mampu menyebutkan manfaat puskesmas lansia dengan benar,
jadwal puskesmas lansia dan kegiatan posbindulansia.
c) Lansia menyatakan kesediannya untuk mau mengikuti kegiatan puskesmas
lansia secara rutin.

4. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan kegiatan – kegiatan yang telah direncanakan dengan
melibatkan secara aktif masyarakat melalui kelompok – kelompok yang ada di
masyarakat, tokoh – tokoh masyarakat dan bekerjasama dengan pimpinan formal di
masyarakat, Puskesmas/Dinas Kesehatan atau sektor terkait lainnya, yang meliputi
kegiatan :
a. Promotif :

15
1) Penyuluhan kesehatan/pendidikan kesehatan
2) Standarisasi nutrisi yang baik
3) Pemeriksaan kesehatan secara periodik
b. Preventif :
1) Pencegahan penyakit dan masalah kesehatan
2) Pemberian nutrisi khusus
3) Pemeriksaan kesehatan secara berkala
4) Imunisasi khusus pada kelompok khusus
c. Pelayanan kesehatan lansung :
1) Pelayanan kesehatan di Posyandu Lansia
2) Rujukan

5. Evaluasi
a. Perkembangan masalah kesehatan yang telah ditemukan
b. Pencapaian tujuan keperawatan (Terutama Tujuan Jangka Pendek)
c. Efektifitas dan efisien tindakan/kegiatan yang telah dilakukan
d. Rencana tindak lanjut

16
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKA

A.Gambaran Puskesmas
Posbindu RW 05 beralamat di Perumahan Pondok Melati Indah, di Jl. Pelita
Utama No. 01 RT.005/RW.005, Kelurahan Jatiwarna, Kecamatan Pondok Melati,
Kota Bekasi, 17415. Untuk jadwal kegiatan posbindu ini dilakukan tiap 1 bulan
sekali. Posbindu ini menaungi 8 RT dengan jumlah lansia sebanyak 42 orang.
Posbindu ini dikelola oleh para kader setempat. Kegiatan yang ada di posbindu ini
diantaranya adalah penyuluhan hipertensi kepada warga, beberapa kegiatan rutin yang
dilakukan 1 kali di minggu pertama setiap bulan, seperti: pemeriksaan tekanan darah,
gula darah, asam urat, kolestrol, pemeriksaan IVA bagi lansia perempuan, dan PMT
(Pemberian Makanan Tambahan).
Rata-rata kunjungan lansia per bulan di posbindu ini terdiri dari 15 sampai 30
orang dengan masalah kesehatan terbanyak DM, kolesterol, asam urat, hipertensi dan
penyakit jantung. Sumber dana yang didapat untuk keberlangsungan kegiatan di
posbindu ini didapat dari sumbangan kelurahan, dan iuran dari lansia yang datang
contohnya seperti lansia yang ingin memeriksa gula darah, kolesterol dan asam urat
dikenakan biaya sebesar Rp. 30.000.

B.Penerapan Asuhan Keperawatan pada Kelompok Lansia


1. Pengkajian
a. Karakteristik Responden
1) Usia
Menurut World Health Organization (WHO) lansia adalah seseorang yang telah
memasuki usia 60 tahun ke atas. Batasan usia lanjut usia (lansia) berbeda dari
waktu ke waktu menurut WHO pada lansia yaitu, usia pertengahan atau middle age
(45 -59); lanjut usia atau elderly (60 – 74); lanjut usia tua atau old (75-90); usia
sangat tua atau very old (>90 tahun keatas).
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan kepada 24 orang responden
melalui lembar pengkajian dengan mengajukan pertanyaan terkait usia responden
disajikan data sebagai berikut.

Tabel 1.1

17
Distribusi Responden Berdasarkan Usia Kelompok Penyakit Hipertensi di
Wilayah Puskesmas Jatiwarna RT 05 Perumahan Pondok Melati Indah
Tahun 2022

Variabel Kategori Jumlah Presentase


Lanjut usia / elderly 20 83,3%
Usia Lanjut usia tua / old 4 16,7%
Usia sangat tua / very 0 0%
old
Jumlah 24 100%

Diagram 1.1
Distribusi Responden Berdasarkan Usia Kelompok Penyakit Hipertensi di
Wilayah Puskesmas Jatiwarna RT 05 Perumahan Pondok Melati Indah
Tahun 2022
25

20

15

10

0
Lanjut usia / Lanjut usia tua / Usia sangat tua /
elderly old very old

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa responden paling banyak


berusia 60-74 tahun (lanjut usia) yaitu sebanyak 20 responden dengan persentase
(83,3%), pada usia 75-90 tahun (lanjut usia tua) sebanyak 4 responden dengan

18
presentase 16,7%, sedangkan kelompok usia responden yang paling sedikit yaitu
berusia >90 tahun (usia sangat tua) sebanyak 0 responden dengan presentase 0%.

2) Jenis Kelamin
Tabel 1.2
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Kelompok Penyakit Hipertensi
di Wilayah Puskesmas Jatiwarna RT 05 Perumahan Pondok Melati Indah
Tahun 2022

Jumlah
VARIABEL KATEGORI Presentase
Responden
Jenis Kelamin Laki-Laki 12 50%
Perempuan 12 50%
Total 2 24 100%

Diagram 1.2
Distribusi Responden Berdasarkan Usia Kelompok Penyakit Hipertensi di
Wilayah Puskesmas Jatiwarna RT 05 Perumahan Pondok Melati Indah
Tahun 2022

Jenis Kelamin

50% 50%

Laki-Laki Perempuan

19
Pada tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa responden penderita hipertensi di
Wilayah Puskesmas Jatiwarna RT 05 Perumahan Pondok Melati Indah Tahun
2022 dibagi menjadi 2 kategori yaitu Lansia Laki-Laki dan Lansia Perempuan.
Untuk hasil yang didapatkan yaitu kategori Lansia Laki-laki dan kategori Lansia
Perempuan berjumlah sama yaitu masing-masing sebanyak 12 responden (50%).
Maka dapat disimpulkan bahwa lansia dengan hipertensi di Wilayah Puskesmas
Jatiwarna RT 05 Perumahan Pondok Melati Indah Tahun 2022 berjenis kelamin
sama rata.

3) Pendidikan
Tabel 1.3
Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Kelompok Penyakit Hipertensi di
Wilayah Puskesmas Jatiwarna RT 05 Perumahan Pondok Melati Indah
Tahun 2022

Kategori Jumlah Presentase (%)


SD 3 12,5%
Variabel SMP 9 37,5%
SMA 7 29,2%
Sarjana 5 20,8%
Jumlah 24 100%

Diagram 1.3
Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Kelompok Penyakit Hipertensi di
Wilayah Puskesmas Jatiwarna RT 05 Perumahan Pondok Melati Indah
Tahun 2022

20
Pendidikan
12,5%
20,8%

37,5%
29,2%

SD SMP SMA Sarjana

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa responden paling banyak


berpendidikan terakhir SMP yaitu sebanyak 9 responden dengan presentase
(37,5%) sedangkan pendidikan terakhir responden yang paling sedikit yaitu SD
yaitu sebanyak 3 responden dengan presentase (12,5%).

4) Pekerjaan
Tabel 1.4
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Kelompok Penyakit Hipertensi di
Wilayah Puskesmas Jatiwarna RT 05 Perumahan Pondok Melati Indah Tahun
2022

Variabel Kategori Jumlah Presentase (%)


Tidak Bekerja 8 33,3%
Wiraswasta 3 12,5%
Pedagang 6 25%
Pekerjaan
Pegawai Swasta 6 25%
Guru - 0%
Pegawai 1 4,2%
Jumlah 24 100%

Diagram 1.4
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Kelompok Penyakit Hipertensi di
Wilayah Puskesmas Jatiwarna RT 05 Perumahan Pondok Melati Indah Tahun
2022

21
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa status pekerjaan responden
paling banyak yaitu tidak bekerja sebanyak 8 responden dengan persentase
(33,3%), wiraswasta 3 responden dengan persentase 12,5%, pedagang 6
responden dengan persentase 25%, pegawai swasta 6 responden dengan
persentase 25%, pegawai 1 responden dengan persentase 4,2%, sedangkan status
pekerjaan responden paling sedikit yaitu Guru (tidak ada) dengan presentase
(0%).

5) Tekanan Darah
Tabel 1.5
Distribusi Responden Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Tekanan Darah Kelompok
Penyakit Hipertensi di Wilayah Puskesmas Jatiwarna RT 05 Perumahan Pondok
Melati Indah Tahun 2022

Jumlah
VARIABEL KATEGORI Presentase
Responden
Hasil Pemeriksaan Sistole
Tekanan Darah <140 mmHg 6 25%
Terakhir 140-159 mmHg 16 66,7%
>159 mmHg 2 8,3%

Diastole 12,5%
70-80 mmHg 3 50%

22
90-99 mmHg 12
37,5%
>99 mmHg 9

Diagram 1.5
Distribusi Responden Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Tekanan Darah Kelompok
Penyakit Hipertensi di Wilayah Puskesmas Jatiwarna RT 05 Perumahan Pondok
Melati Indah Tahun 2022

Tekanan Darah Sistole

8,3%
25% <140 mmHg
140-159 mmHg
>159 mmHg

66,7%

Tekanan Darah Diastole

8,3%
37,5% 70-80 mmHg
90-99 mmHg
>99 mmHg

50%

23
Pada tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil pemeriksaan tekanan darah
terakhir responden di Wilayah X tahun 2021 dipisahkan antara hasil sistole dan
diastole. Untuk hasil pemeriksaan tekanan darah terakhir kategori sistole
responden terbanyak yaitu 140-159 mmHg sebanyak 66,7% (16 responden),
diikuti oleh < 140 mmHg sebanyak 25% (6 responden) dan >159 mmHg
sebanyak 8,3% (2 responden). Untuk hasil pemeriksaan tekanan darah terakhir
kategori diastole responden terbanyak yaitu 90-99 mmHg sebanyak 50% (12
responden), diikuti oleh >99 mmHg sebanyak 37,5% (9 responden) dan 70-80
mmHg sebanyak 12,5% (3 responden).

6) Riwayat Hipertensi
Tabel 1.6
Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Hipertensi Kelompok Penyakit
Hipertensi di Wilayah Puskesmas Jatiwarna RT 05 Perumahan Pondok Melati
Indah Tahun 2022

Variabel Kategori Jumlah Presentase (%)


Riwayat <1 tahun 2 8,4%
hipertensi 1-5 tahun 11 45,8%
>5tahun 11 45,8%
Jumlah 24 100%

Diagram 1.6
Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Hipertensi Kelompok Penyakit
Hipertensi di Wilayah Puskesmas Jatiwarna RT 05 Perumahan Pondok Melati
Indah Tahun 2022

24
Riwayat Hipertensi
<1tahun 1-5 tahun >5tahun

8,4%

45,8%

45,8%

Pada diagram diatas, dapat disimpulkan bahwa kurun waktu responden


menderita hipertensi di Wilayah Puskesmas Jatiwarna RT 05 Perumahan Pondok
Melati Indah Tahun 2022 dibagi menjadi 3 kategori yaitu <1 tahun, 1-5 tahun dan
>5 tahun. Untuk kurun waktu responden menderita hipertensi terbanyak yaitu
kurun waktu 1-5 tahun dan kurun waktu >5 tahun sebanyak 45,8% yaitu masing-
masing sebanyak 11 responden. Kemudian, diikuti oleh dan kurun waktu <1
tahun sebanyak 8,4% (2 responden).

7) Perilaku Sehat
Tabel 1.7
Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Sehat Kelompok Penyakit
Hipertensi di Wilayah Puskesmas Jatiwarna RT 05 Perumahan Pondok Melati
Indah Tahun 2022

Jumlah
VARIABEL KATEGORI Presentase
Responden
Perilaku Sehat Perilaku Lansia 22 91,66%
Sehat (6-12)
Perilaku Lansia 2 8,33%
Tidak Sehat (0-5)
Total 2 24 100%

Diagram 1.7

25
Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Sehat Kelompok Penyakit
Hipertensi di Wilayah Puskesmas Jatiwarna RT 05 Perumahan Pondok Melati
Indah Tahun 2022

Perilaku Sehat

8,33%

91,66%

Perilaku Lansia Sehat Perilaku Lansia Tidak Sehat

Pada tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa perilaku sehat responden penderita
hipertensi di Wilayah Puskesmas Jatiwarna RT 05 Perumahan Pondok Melati
Indah Tahun 2022 dibagi menjadi 2 kategori yaitu Perilaku Lansia Sehat (6-12)
dan Perilaku Lansia Tidak Sehat (0-5). Untuk hasil yang didapatkan responden
yang paling banyak yaitu kategori Perilaku Lansia Sehat dengan 20 responden
(91,65%) dan paling sedikit kategori perilaku lansia tidak sehat dengan 2
responden (8,33%). Maka dapat disimpulkan bahwa perilaku lansia dengan
hipertensi di Wilayah Puskesmas Jatiwarna RT 05 Perumahan Pondok Melati
Indah Tahun 2022 tergolong mayoritas berperilaku sehat.

8) Pelayanan Kesehatan
Tabel 1.8
Distribusi Responden Berdasarkan Pelayanan Kesehatan Kelompok Penyakit
Hipertensi di Wilayah Puskesmas Jatiwarna RT 05 Perumahan Pondok Melati
Indah Tahun 2022

26
Jumlah
VARIABEL KATEGORI Presentase
Responden
Pelayanan Memanfaatkan 19 79,16%
Kesehatan Yankes Secara
Efektif (3-4)
Memanfaatkan 5 20,83%
Yankes Secara
Tidak Efektif (<3)
Total 2 24 100%

Diagram 1.8
Distribusi Responden Berdasarkan Pelayanan Kesehatan Kelompok Penyakit
Hipertensi di Wilayah Puskesmas Jatiwarna RT 05 Perumahan Pondok Melati
Indah Tahun 2022

Pelayanan Kesehatan

20,83%

79,16%

Memanfaatkan Yankes Secara Efektif Memanfaatkan Yankes Secara Tidak Efektif

Pada tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa pelayanan Kesehatan responden


penderita hipertensi di Wilayah Puskesmas Jatiwarna RT 05 Perumahan Pondok
Melati Indah Tahun 2022 dibagi menjadi 2 kategori yaitu Memanfaatkan Yankes
Secara Efektif (3-4) dan Memanfaatkan Yankes Secara Tidak Efektif (<3). Untuk
hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa responden yang paling banyak yaitu
kategori Memanfaatkan Yankes Secara Efektif dengan 19 responden (79,16%) dan

27
paling sedikit kategori Memanfaatkan Yankes Secara Tidak Efektif dengan 5
responden (20,83%). Maka dapat disimpulkan bahwa lansia dengan hipertensi di
Wilayah Puskesmas Jatiwarna RT 05 Perumahan Pondok Melati Indah Tahun
2022 tergolong mayoritas Memanfaatkan Yankes Secara Efektif.

b. Aspek Pengetahuan dan Sikap


1) Pengetahuan
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Karena menurut pengalaman
dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih
langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Fadillah, 2015).
Menurut Arikunto (2013 dalam Muhammad), hasil ukur pengetahuan dapat
dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu:
• Baik (76-100%)
• Cukup (56-75%)
• Kurang (<55%)

Berdasarkan pengkajian pengetahuan yang telah dilakukan kepada 24 orang


responden melalui lembar kuesioner dengan mengajukan 10 pertanyaan terkait
penyakit Hipertensi diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 2.1
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Kelompok Penyakit Hipertensi di
Wilayah Puskesmas Jatiwarna RT 05 Perumahan Pondok Melati Indah Tahun
2022

Variabel Kategori Responden Presentase (%)


Baik 21 87,5%
Pengetahuan Cukup 2 8,3%
Kurang 1 4,2%
Total 24 100%

28
Diagram 2.1
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Kelompok Penyakit Hipertensi di
Wilayah Puskesmas Jatiwarna RT 05 Perumahan Pondok Melati Indah Tahun
2022

PENGETAHUAN

Kurang
4,2%
Cukup
8,3%

Baik
87,5%

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa responden dengan tingkat


pengetahuan baik yaitu sebanyak 21 orang responden dengan presentase 87,5%,
tingkat pengetahuan cukup adalah sebanyak 2 orang responden dengan presentase
8,3%, sedangkan tingkat pengetahuan kurang adalah sebanyak 1 orang responden
dengan presentase 4,2%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan
penderita penyakit tidak menular (PTM) Hipertensi di Wilayah Puskesmas
Jatiwarna RT 05 Perumahan Pondok Melati Indah tahun 2022 relatif baik.

2) Sikap
Tabel 2.2
Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Kelompok Penyakit Hipertensi di
Wilayah Puskesmas Jatiwarna RT 05 Perumahan Pondok Melati Indah Tahun
2022

Kategori sikap Kategori skor Frekuensi Presentase (%)


Sikap sangat baik 31 – 40 3 12,5%
Sikap baik 21 – 30 21 87,5%
Sikap kurang baik 16 – 20 - 0%

29
Sikap buruk 10 - 15 - 0%
Jumlah 24 100%

Diagram 2.2
Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Kelompok Penyakit Hipertensi di
Wilayah Puskesmas Jatiwarna RT 05 Perumahan Pondok Melati Indah Tahun
2022

Sikap

13%
Sikap sangat baik
Sikap baik
Sikap kurang baik
Sikap buruk

88%

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa sikap setiap responden tentang


penyakit tidak menular hipertensi tersebar pada kategori sikap yang sangat baik
dengan 3 orang responden (12,5%) dan sikap baik dengan 21 orang responden
(87,5%). Dapat disimpulkan bahwa sikap lansia dengan hipertensi di wilayah
Puskesmas Jatiwarna RT 05 Perumahan Pondok Melati Indah Tahun 2022 relatif
baik.

2. Analisa Data
No Data Masalah
.
1. DS : - Kesiapan peningkatan manajemen
DO : kesehatan pada kelompok PTM;
- Berdasarkan hasil pengkajian Hipertensi di wilayah Puskesmas
30
menunjukan bahwa responden Jatiwarna RT 05 Perumahan Pondok
yang paling banyak lansia berusia Melati Indah
60-74 tahun (eldery) yaitu
sebanyak 20 responden dengan
persentase (83,3%), pada usia 75-
90 tahun (lanjut usia tua)
sebanyak 4 responden dengan
presentase 16,7%
- Berdasarkan hasil pengkajian
menunjukkan responden dengan
jenis kelamin laki-laki yaitu
sebanyak 12 responden dengan
persentase 50% dan perempuan
12 responden dengan persentase
50%.
- Berdasarkan pengkajian
menunjukkan bahwa responden
paling banyak berpendidikan
terakhir SMP yaitu sebanyak 9
responden dengan presentase
(37,5%) sedangkan pendidikan
terakhir responden yang paling
sedikit yaitu SD yaitu sebanyak 3
responden dengan presentase
(12,5%).
- Berdasarkan pengkajian
menunjukkan bahwa status
pekerjaan responden paling
banyak yaitu tidak bekerja
sebanyak 8 responden dengan
persentase (33,3%), wiraswasta 3
responden dengan persentase
12,5%, pedagang 6 responden
dengan persentase 25%, pegawai
31
swasta 6 responden dengan
persentase 25%, pegawai 1
responden dengan persentase
4,2%.
- Berdasarkan hasil pengkajian
didapatkan hasil pemeriksaan
tekanan darah terakhir kategori
sistole responden terbanyak yaitu
140-159 mmHg sebanyak 66,7%
(16 responden), kemudian < 140
mmHg sebanyak 25% (6
responden), dan >159 mmHg
sebanyak 8,3% (2 responden).
Untuk hasil pemeriksaan tekanan
darah terakhir kategori diastole
responden terbanyak yaitu 90-99
mmHg sebanyak 50% (12
responden), kemudian >99
mmHg sebanyak 37,5% (9
responden), dan 70-80 mmHg
sebanyak 12,5% (3 responden).
- Berdasarkan hasil pengkajian
yang menderita hipertensi
terbanyak yaitu dalam kurun
waktu 1-5 tahun dan kurun waktu
>5 tahun yaitu sebanyak 45,8%
dengan responden masing-masing
sebanyak 11 responden dan
dalam kurun waktu <1 tahun
sebanyak 8,4% (2 responden).
- Berdasarkan hasil pengkajian
didapatkan bahwa responden
yang paling banyak yaitu kategori
Perilaku Lansia Sehat dengan 20
32
responden (91,65%) dan paling
sedikit kategori perilaku lansia
tidak sehat dengan 2 responden
(8,33%).
- Berdasarkan hasil pengkajian
menunjukkan bahwa responden
yang paling banyak yaitu
kategori Memanfaatkan Yankes
Secara Efektif dengan 19
responden (79,16%) dan paling
sedikit kategori Memanfaatkan
Yankes Secara Tidak Efektif
dengan 5 responden (20,83%).
- Berdasarkan hasil pengkajian
menunjukkan bahwa responden
dengan tingkat pengetahuan baik
yaitu sebanyak 21 responden
dengan presentase 87,5%, tingkat
pengetahuan cukup sebanyak 2
responden dengan presentase
8,3%, sedangkan tingkat
pengetahuan kurang sebanyak 1
responden dengan presentase
4,2%
- Berdasarkan hasil pengkajian
menunjukkan bahwa kebanyakan
sikap responden tentang penyakit
tidak menular hipertensi
tergolong baik dengan 21
responden (87,5%) dan pada
kategori sikap sangat baik dengan
3 responden (12,5%).

33
3. Diagnosa Keperawatan
Dari hasil analisa data di atas, didapatkan diagnose keperawatan yaitu
kesiapan peningkatan manajemen kesehatan pada kelompok PTM; Hipertensi di
wilayah Puskesmas Jatiwarna RT 05 Perumahan Pondok Melati Indah
4. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan dengan diagnosa keperawatan yaitu peningkatan
manajemen kesehatan pada kelompok PTM; Hipertensi yaitu berikan edukasi
kesehatan mengenai hipertensi dan program perawatan seperti Teknik relaksasi otot
progresif yang ingin dilakukan, dengan tujuan diharapkan warga RT 05 dapat
melakukan tindakan untuk mengurangi faktor risiko hipertensi.
5. Implementasi
Perawat melakukan implementasi pada tanggal 13 Oktober 2022, dalam
melaksanakan implementasi keperawatan pada responden kelompok PTM;
Hipertensi dilakukan selama 60 menit.
Pada hari kamis, 13 Oktober 2022 Pukul 09.00 WIB perawat melakukan
implementasi untuk mengatasi diagnosa keperawatan. Implementasi yang dilakukan
yaitu memberikan edukasi kesehatan mengenai hipertensi, dan menerapkan program
perawatan seperti Teknik relaksasi otot progresif. Respon subjektif responden adalah
responden memahami tentang hipertensi dan akan menerapkan perawatan hipertensi.
Responden mengatakan tubuh lebih segar dan lebih terasa ringan. Respon objektif
responden terlihat kooperatif dalam penyuluhan kesehatan dan respinden mampu
untuk mengikuti teknik relaksasi otot progresif.
6. Evaluasi
Evaluasi keperawatan dilakukan pada hari Jumat, 14 Oktober 2022 Pukul
09.00 WIB pada diagnosa kesiapan peningkatan manajemen kesehatan pada
kelompok PTM; Hipertensi. Evaluasi dilakukan menggunakan SOAP (Subjektif,
Objektif, Assesment, Planning). Respon Subjektifnya adalah responden memahami
tentang hipertensi dan akan menerapkan perawatan hipertensi. Responden
mengatakan tubuh lebih segar dan lebih terasa ringan. Respon objektif responden
terlihat kooperatif dalam penyuluhan kesehatan dan respinden mampu untuk
mengikuti teknik relaksasi otot progresif. Untuk Assesmentnya adalah masalah dapat
teratasi. Planningnya adalah perawat menganjur kepada responden dan keluarga
untuk memepertahankan tindakan keperawatan yang telah diajarkan.

34
C.Faktor Pendukung Dan Penghambat
1. Faktor Pendukung
a. Sumber data yang mudah didapatkan melalui kader Posbindu RW 05
b. Ibu kader puskesmas yang banyak membantu mahasiswa dalam mendapatkan
data lansia
c. Lansia yang kooperatif dan bersedia menjadi responden

2. Faktor Penghambat
a. Saat pengumpulan data kuesioner harus mendapatkan izin oleh RT

35
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan

B. Rekomendasi
Adapun beberapa rekomendasi yang dapat bermanfaat sebagai acuan menuju lansia
SMART yaitu Sehat, Mandiri, Aktif dan Produktif adalah sebagai berikut :
1. Lansia mampu mengimplementasikan informasi yang telah diberikan.
2. Lansia dapat memahami dirinya secara mendalam.
3. Lansia dapat menjalankan pola hidup sehat guna meningkatkan kualitas hidupnya.
4. Lansia peduli terhadap kondisi kesehatannya baik fisik maupun psikologis

36
DAFTAR PUSTAKA

37
LAMPIRAN

Lampiran 1

38
Lampiran 2

39
Lampiran 3
FORMAT PENGKAJIAN DATA KESEHATAN LANJUT USIA
Nama :
Usia : Tahun
Alamat :
Tekanan Darah : Mm/Hg
Gula Darah : Mg/dl
Asam Urat : Mg/dl
Status gizi Lansia? (lihat KMS Lansia)
1. [ ] normal 2. [ ] lebih 3. [ ] kurang

A. MASALAH KESEHATAN

No Keluhan kesehatan atau gejala yang dirasakan Bapak/Ibu dalam Ya Tidak


waktu tiga bulan terakhir
1 Keluhan kesehatan yang berkaitan dengan fungsi penglihatan
a. Penglihatan kabur
b. Mata berair
c. Nyeri pada mata
2 Keluhan kesehatan yang berkaitan dengan fungsi pendengaran
a. Pendengaran berkurang
b. Telinga berdenging
3 Keluhan kesehatan yang berkaitan dengan fungsi pernafasan
a. Batuk lama disertai keringat malam
b. Batuk darah
c. Sesak nafas
4 Keluhan kesehatan yang berkaitan dengan fungsi jantung
a. Jantung berdebar-debar
b. Cepat lelah
c. Pusing
d. Tekanan Darah Tinggi
5 Keluhan kesehatan yang berkaitan dengan fungsi pencernaan
a. Mual/muntah
b. Nyeri ulu hati

40
c. Makan dan minum banyak (berlebihan)
d. Perubahan kebiasaan buang air besar (mencret/sembelit)

6 Keluhan kesehatan yang berkaitan dengan fungsi pergerakan/sendi


a. Nyeri kaki saat berjalan
b. Nyeri pinggang atau tulang belakang
c. Nyeri persendian/bengkak

7 Keluhan kesehatan yang berkaitan dengan fungsi persyaratan


a. Lumpuh/kelemahan pada kaki atau tangan
b. Kehilangan rasa
c. Gemetar/tremor
8 Keluhan kesehatan yang berkaitan dengan fungsi perkemihan
a. Buang air kecil banyak
b. Sering buang air kecil malam hari
c. Tidak mampu mengontrol pengeluaran air kemih (buang
air kecil merembes)

Kesimpulan : [ ] Ada masalah kesehatan [ ] Tidak ada masalah kesehatan


Ket: Masalah kesehatan ada bila salah satu jawaban Ya
Adakah penyakit yang diderita Lansia?
1. jantung 1. [ ]Ya 0. [ ]Tidak
2. rematik 1. [ ]Ya 0. [ ]Tidak
3. asma 1. [ ]Ya 0. [ ]Tidak
4. hipertensi 1. [ ]Ya 0. [ ]Tidak
5. diabetes melitus 1. [ ]Ya 0. [ ]Tidak
6. stroke 1. [ ]Ya 0. [ ]Tidak
Lain-lain …………………………………….

B. LINGKUNGAN FISIK

a. Apakah lantai rumah licin Ya Tidak

b. Apakah ada tangga yang tidak ada pegangan pengaman Ya Tidak

c. Apakah lantai kamar mandi licin Ya Tidak

41
d. Apakah penerangan kurang memadai Ya Tidak

e. Apakah lingkungan sekitar rumah licin Ya Tidak

f. Apakah lingkungan sekitar rumah berbatu atau tidak rata Ya Tidak

g. Apakah ada selokan terbuka di sekitar rumah Ya Tidak

Kesimpulan : [ ] Ada risiko injuri [ ] Tidak ada risiko injuri


Ket :Resiko injuri ada bila salah satu jawaban Ya

C. SOSIAL EKONOMI
1. Apakah lansia mempunyai penghasilan sendiri

1 Ya 0 Tidak

1 Jika Ya, berapa rata-rata perbulan

2. Apakah penghasilan mencukupi untuk kebutuhan sendiri

1 Ya 0 Tidak

3. Apakah ada dukungan dana dari sumber lain

1 Ya 0 Tidak

Jika Ya, darimana ……………………..


Kesimpulan : [ ] Keadaan ekonomi baik [ ] Keadaan ekonomi kurang baik
Ket : Baik apabila nilai 2-3, Kurang baik apabila nilai <2

D. PELAYANAN KESEHATAN
1. Apakah lansia pergi berobat bila sakit ?

1 Ya 0 Tidak

Bila Ya, fasilitas kesehatan yang digunakan

Rumah Sakit Dokter Praktek

Puskesmas Lain-lain,sebutkan..............

Klinik

Bila tidak , apa yang dilakukan

Beli obat warung

Beli jamu/obat tradisional

Berobat ke dukun

Lain-lain

42
2. Apakah memeriksakan kesehatan secara teratur

1 Ya 0 Tidak

Bila Ya, kemana

Rumah Sakit

Puskesmas

Dokter praktek

Bidan

Lain-lain, sebutkan …….

Bila Tidak, apa alasannya ………………………………


3. Apakah fasilitas kesehatan terjangkau oleh lansia

1 Ya 0 Tidak

Alat transportasi yang digunakan ………………………


4. Apakah Lansia mempunyai jaminan kesehatan?
1. [ ] Askes
2. [ ] Jamsostek
3. [ ] kartu sehat/JPS
4. [ ] tidak ada
Kesimpulan : [ ] Memanfaatkan Yankes secara Efektif : 3-4
[ ] Tidak memanfaatkan yankes secara efektif : <3

E. HUBUNGAN SOSIAL
1. Apakah lansia berinteraksi dengan keluarga dan lingkungan sosial

1 Ya 0 Tidak

Jika Ya, dengan siapa saja ………….


Jika Tidak, apa alasannya ………….
2. Apakah lansia mengikuti kegiatan social di lingkungannya

1 Ya 0 Tidak

Jika Ya, jenis kegiatannya :

Pengajian

Arisan

43
Olahraga/senam

Kesenian

Perkumpulan lansia

Lain-lain

Jika Tidak apa alasannya …………….

3. Apakah lansia sering mengunjungi sanak saudara

1 Ya 0 Tidak

4. Apakah lansia melaksanakan kegiatan rekreasi

1 Ya 0 Tidak
Jika Ya, Kemana ……………………………..
Jika tidak, alasannya ………………………….
Kesimpulan : [ ] Hubungan sosial baik [ ] Hubungan sosial kurang baik
Ket : Hubungan baik bila nilai 3-4, Kurang baik bila nilai ≤ 2

F. PERILAKU SEHAT
1. Apakah lansia mempunyai masalah dengan makanan ?

0 Ya 1 Tidak

Jika Ya, masalah yang ada:

Banyak pantangan

Tidak ketat dengan diit

Tidak bisa makan banyak

Lain-lain

2. Apakah lansia biasa mengkonsumsi makanan siap saji

1 Ya 0 Tidak

Bila ya, jenisnya apa

Mie Instant

Kornet

Sarden

Abon

Lain-lain, sebutkan ……………

44
3. Apakah lansia merokok?

0 Ya 1 Tidak

Jika Ya, berapa batang dalam sehari ………

4. Apakah lansia ketergantungan terhadap obat-obatan:

0 Ya 1 Tidak

Jika Ya, sebutkan jenisnya………….

5. Apakah istirahat/tidur, mencukupi ?

1 Ya 0 Tidak

Jika Ya, berapa jam perhari …….


Jika tidak apa alasannya ………….

6. Apakah lansia melakukan kebutuhan sehari-hari secara mandiri

1 Ya 0 Tidak

Jika ya, kegiatannya ada saja ?

Mengatur keuangan

Balajar sendiri

Mengurus rumah tangga

Aktifitas waktu luang

Bepergian

Lain-lain ……..

7. Apakah Lansia aktif olah raga/senam secara rutin minimal 3x perminggu?


1. [ ]Ya 0. [ ]Tidak
8. Apakah Lansia dalam kondisi mobilitas aktif (dapat menolong dirinya sendiri)?
1. [ ]Ya 0. [ ]Tidak
9. Apakah Lansia masih aktif bekerja dan memperoleh penghasilan sendiri?
1. [ ]Ya 0. [ ]Tidak
10. Apakah Lansia pernah memperoleh penyuluhan tentang kesehatan Lansia?
1. [ ]Ya 0. [ ]Tidak

45
11. Apakah lansia mengikuti kegiatan posbindu ?
1. [ ]Ya 0. [ ]Tidak
12. Apakah mengikuti program pembinaan Lansia Di Puskesmas :
1. [ ]Ya 0. [ ]Tidak

46
Lampiran 4
KUISIONER HIPERTENSI

No Responden : .................................
Kode Responden : .................................
Tanggal Pengumpulan Data : .................................
Alamat Responden : .................................

A. KARAKTERISTIK LANSIA
Jawablah pertanyaan berikut dengan mengisi jawaban pada kotak yang tersedia pada
kuisioner berikut !

Umur : Tahun

Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan

Pendidikan : 1. SD 2. SMP
Terakhir 3. SMA 4. Sarjana

Suku : 1. Jawa 2. Sunda 3. Betawi


4. Lain-lain , Sebutkan...

Riwayat Pekerjaan 1. Tidak Bekerja 2. Wiraswasta


3. Pedang 4. Buruh 5. Pegawai Swasta
6. Pegawai

Lama menderita hipertensi : 1. < 1 tahun

1. 1-5 tahun

3. > 5 tahun

B. KUESIONER PENGETAHUAN PERAWATAN HIPERTENSI

Petunjuk : Berikan tanda ”V” pada jawaban yg sesuai dgn pendapat Bapak/Ibu

47
No Pertanyaan Jawaban
Benar Salah
1 Hipertensi adalah penyakit darah tinggi
2 Tensimeter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur tekanan darah
3 Penyebab hipertensi adalah suka makanan-makanan
asin, makanan berlemak, mengalami stres,berat badan
berlebih, merokok, kebiasaan minum kopi ataupun
alkohol serta kurang olahraga
4 Kolesterol banyak terdapat dalam makan-makanan
berlemak/berminyak
5 Banyak masalah dan beban pikiran menyebabkan stres
6 Obesitas adalah masalah kesehatan karena berat badan
yang berlebihan atau kegemukan
7 Makanan yang banyak mengandung garam seperti ikan
asin harus dihindari bagi penderita hipertensi
8 Tanda gejala penyakit hipertensi adalah pusing, kaku
kuduk, kebas dan mual
9 Perawatan hipertensi dilakukan dengan cara mengatur
asupan makanan, melakukan pemeriksaan kesehatan
secara teratur, berolahraga rutin dan mengelola stres
10 Lansia yang mengalami hipertensi dapat melakukan
pemeriksaan kesehatan ke pelayanan kesehatan
terdekat seperti Puskesmas.

C. KUESIONER SIKAP PERAWATAN HIPERTENSI


Petunjuk : Berikan tanda ”V” pada jawaban yg sesuai dgn pendapat Bapak/ibu !

No Pertanyaan Jawaban
Sangat Setuju Tidak Sangat
Setuju Setuju Tidak
Setuju
1. Saya tidak bisa makan kalau tidak pakai sambal terasi
dan ikan asin
2. Saya suka makan makanan berlemak dan menggunakan
santan seperti masakan padang
3. Saya menghidari merokok ataupun minum-minuman
beralkohol
4. Saya tidak bisa meninggalkan kebiasaan minum kopi di
pagi hari
5. Saya melakukan olahraga secara rutin minimal 30
menit setiap hari
6. Saya menutup diri dan mencoba menahan emosi jika
saya kesal atau marah
7. Saya mengecek tekanan darah secara rutin minimal 1
bulan sekali
8. Saya segera bersitirahat jika merasa sakit kepala hebat
atau pusing
9. Saya minum obat hipertensi hanya jika merasakan ada

48
gejala darah tinggi seperti sakit kepala
10. Saya minum-minuman obat herbal dan tidak ke
pelayanan kesehatan untuk mengatasi darah tinggi

D. KUESIONER KETERAMPILAN DALAM PERAWATAN HIPERTENSI


Petunjuk : Berikan tanda ”V” pada jawaban yg sesuai dgn pendapat Bapak/ibu !

No Pertanyaan Jawaban
Sangat Setuju Tidak Sangat
Setuju Setuju Tidak
Setuju
1. Saya mampu membuat jadual ke pelayanan
kesesehatan untuk memeriksakan tekanan darah secara
rutin
2. Saya mampu melakukan relaksasi nafas dalam
3. Saya mampu menyusun menu makanan diet hipertensi
4. Saya mampu mendeteksi tanda-tanda bahaya hipertensi
5. Saya mampu berolahraga rutin minimal 30 menit sehari
6. Saya mampu melakukan senam hipertensi
7. Saya mampu mengolah makanan dengan sedikit garam
8. Saya mampu minum obat hipertensi secara teratur
9. Saya mampu mengendalikan stres dan beban pikiran
yang sedang saya miliki
10. Saya mampu mengontrol berat badan saya untuk tidak
mengalami kegemukan

-------------------------------------TERIMA KASIH --------------------------------------

49
Lampiran 5

50

Anda mungkin juga menyukai