Disusun Oleh :
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………..
A. Latar belakang……………………………………………………………………….
B. Rumusan masalah……………………………………………………………………
C. Tujuan penulisan…………………………………………………………………….
BAB II TINJAUAN TEORI……………………………………………………………….
A. Relaksasi nafas dalam…………. ……………………………………………………
B. Hipnotis lima jari……………………………………………………………………
C. Thought stoping……….…………………………………………………………….
D. Guided imagery………………………………………………………………………
E. Implikasi kasus……………………………………………………………………….
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………….….
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………
B. Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada dasarnya, kecemasan merupakan hal wajar yang pernah dialami oleh setiap
manusia. Kecemasan sudah dianggap sebagai bagian dari kehidupan sehari- hari.
Kecemasan adalah suatu perasaan yang sifatnya umum, dimana seseorang merasa
ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun wujudnya
(Sutardjo Wiramihardja, 2005:66).
Kecemasan adalah sesuatu yang menimpa hampir setiap orang pada waktu
tertentu dalam kehidupannya. Kecemasan merupakan reaksi normal terhadap situasi
yang sangat menekan kehidupan seseorang. Kecemasan bisa muncul sendiri atau
bergabung dengan gejala-gejala lain dari berbagai gangguan emosi (Savitri Ramaiah,
2003:10).
Untuk mengurangi rasa cemas dapat dilakukan dengan terapi antara lain terapi
relaksasi nafas dalam, terapi hipnotis lima jari, thought stopping dan guide imagery.
B. RUMUSAN MASALAH
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Terapi Relaksasi, maka didalam makalah ini
akan dibahas mengenai :
1. Apakah pengertian dari terapi relaksasi nafas dalam, hipnotis lima jari, thought
stopping dan guide imagery?
2. Apakah tujuan dan manfaat dari terapi relaksasi nafas dalam, hipnotis lima jari,
thought stopping dan guide imagery?
3. Apa saja indikasi dari terapi relaksasi nafas dalam, hipnotis lima jari, thought
stopping dan guide imagery?
4. Bagaimana prosedur dari terapi relaksasi nafas dalam, hipnotis lima jari, thought
stopping dan guide imagery?
C. TUJUAN MAKALAH
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari terapi relaksasi nafas dalam, hipnotis lima jari,
thought stopping dan guide imagery.
2. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat dari terapi relaksasi nafas dalam, hipnotis lima
jari, thought stopping dan guide imagery.
3. Untuk mengetahui indikasi dari terapi relaksasi nafas dalam, hipnotis lima jari,
thought stopping dan guide imagery.
4. Untuk mengetahui prosedur dari terapi relaksasi nafas dalam, hipnotis lima jari,
thought stopping dan guide imagery.
BAB II
TINJAUAN MATERI
2. Membantu Detoksifikasi
Berlatih nafas dalam secara rutin kita dapat melakukan detoksifikasi organ
tubuh. Karena ketika kita menarik nafas dengan dalam, dapat membantu
mengeluarkan racun dalam tubuh sehingga membersihkan sistem tubuh.
3. Menurunkan Tensi / Tekanan Darah
Bernafas dalam merangsang munculnya oksida nitrat alami yang berfungsi
membuat seseorang lebih tenang. Zat tersebut akan memasuki paru-paru bahkan
pusat otak, sehingga tekanan darah yang dalam keadaan tinggi bisa menurun.
4. Membantu Mengurangi Rasa Sakit atau sebagai salah satu teknik distraksi
Dengan menarik nafas dalam, tubuh akan mengeluarkan hormon endorfin. Ini
adalah sejenis zat yang memberikan rasa nyaman dan juga merupakan pereda
rasa sakit alami. Hormon ini juga dapat membuat otot-otot menjadi lebih
rileks.
5. Relaksasi Perut
Penelitian telah menunjukkan dengan menarik nafas dengan dalam dapat
merelaksasi perut.
Manfaat Psikologis
1. Meredakan Stress
Nafas dalam dapat membantu mengurangi stres ketika sedang merasa tertekan.
Aktivitas sehari-hari dan hubungan kita dengan sesama terkadang dapat
meningkatkan kadar stres. Hal ini menyebabkan pernafasan menjadi lebih cepat
dan tekanan darah pun meningkat. Padahal, kedua kondisi ini dapat berakibat
buruk bagi kesehatan. Nafas dalam merupakan salah satu hal yang terbaik
untuk meringankan rasa stres, sehingga pikiran kembali fokus dan jernih.
Secara organ tubuh ketika menarik nafas dengan panjang dan dalam, tubuh akan
mengirimkan sinyal untuk memperlambat reaksi di otak, sehingga ada
perubahan hormonal dan faktor-faktor fisiologis lain. Lewat cara ini efeknya
adalah memperlambat denyut jantung serta menurunkan tekanan darah yang
tinggi saat stress, otak menjadi tenang dan rileks, Kemudian otak meneruskan
sinyal tersebut ke tubuh, sehingga tubuh merasa rileks kembali. Nafas dalam
dapat membantu mengurangi keparahan dan frekuensi ketegangan sakit kepala
yang berhubungan dengan stres, memperlambat denyut jantung, tekanan darah
rendah dan mengurangi kelelahan.
2. Mengurangi Rasa Cemas
3. Mengurangi Rasa Gugup
Terkadang rasa gugup dapat membuat seseorang sulit untuk berbicara, ketika hal
tersebut terjadi, bernafas dalam-dalam dapat dilakukan untuk mengatasinya.
4. Menurunkan Amarah
Saat marah, tubuh akan merasa tertekan dan bisa juga menjadi sesak ketika
emosi tidak dapat terkontrol, dengan nafas dalam perlahan bisa menurunkan
emosi dan tekanan yang muncul.
Kontra indikasi nafas dalam menurut Setyoadi, 2011 kontra indikasi relaksasi nafas
dalam yaitu individu yang mengalami sesknafas akut, asma atau memiliki riwayat
masalah pernafasan.
c. Jenis
1. Overt
Over merupakan cara menghentikan pikiran dengan mengucapkan kata – kata
(bersuara) “STOP” atau ”TIDAK”
2. Covert
Covert merupakan suatu cara menghentikan pikiran dengan isyarat atau niatan batin
saja, misalnya dengana menepuk atau mencubit anggota tubuh tertentu.
d. Teknik prosedur
Pelaksanaan dilakukan dalam tiga sesi. Untuk keberhasilan penguasaan,
penghentian pikiran harus dipraktekkan secara teliti sepanjang hari selama tiga hari
sampai satu minggu.
1. Sesi I
Tujuan :
- Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
- Klien dapat mengidentifikasi pikiran yang menegangkan
- Klien dapat mengenal tentang penghentian pikiran: manfaat dan cara yang
dapat dilakukan
- Klien dapat mempraktekkan/ berlatih tehnik pemutusan pikiran dengan
menggunakan alarm
Langkah – langkah :
1) Ucapkan salam
2) Perkenalkan diri perawat dengan menyebutkan nama lengkap dan panggilan
yang disukai
3) Tanyakan nama klien dan panggilan yang disukai
4) Jelaskan tujuan pertemuan dan tindakan yang akan dilakukan.
5) Buat kontrak dan kesepakatan untuk 3 (tiga) kali pertemuan
6) Kaji dan buat daftar pikiran yang menegangkan. Kolom I adalah nilai pikiran
yang tidak menyenangkan, kolom II adalah nilai gangguan untuk mengetahui
seberapa jauh mengganggu kehidupan. (lampiran )
7) Bantu klien mengenal tentang pikiran menegangkan yang telah ditandai :
alasan pikiran muncul, apakah pikiran tersebut realistis atau tidak, produktif
atau tidak, mudah atau sulit dikendalikan, bersifat netral atau mengalahkaan
diri klien sendiri?
8) Minta klien memutuskan kesungguhan untuk mengurangi pikiran yang
menimbulkan stres yang telah dicatat.
9) Anjurkan klien memilih satu pikiran yang sangat ingin dilenyapkan.
10) Minta klien memejamkan mata dan bayangkan situasi saat pikiran yang
menegangkan seolah akan terjadi (konsentrasi hanya pada satu pikiran per
prosedur). Anjurkan klien berpikir baik secara normal, dengan cara ini klien
dapat memutus pikiran yang menegangkan sambil meneruskan arus berpikir
yang sehat.
11) Latih klien menggunakan tehnik pengaget :
- Setel jam alarm untuk tiga menit.
- Minta klien memandang jauh, memejamkan mata, merenungkan pikiran
pada keadaan yang menimbulkan stres.
- Ketika mendengar dering alarm anjurkan klien berteriak STOP! Biarkan
benak kosong kecuali pikiran yang netral dan tidak mencemaskan.
- Minta klien menyusun tujuan dalam waktu 30 detik setelah stop pada
saat yang bersamaan benak tetap kosong. Bila pikiran negatif kembali
muncul
- teriak STOP lagi.
12) Minta klien melakukan latihan ini di rumah
2. Sesi II
Tujuan :
- Klien dapat mempraktekkan/ berlatih tehnik pemutusan pikiran dengan
menggunakan rekaman
- Klien dapat mempraktekkantehnik pemutusan pikiran tanpa menggunakan
alarm.
Langkah-langkah kegiatan :
1) Lakukan evaluasi apakah klien telah melatih diri dengan menggunakan alarm.
Beri pujian atas usaha yang dilakukan klien bila hal ini dilakukan.
2) Jelaskan rencana kegiatan dan tujuan pada sesi ini.
3) Rekam suara klien ketika mengucapkan STOP dengan interval selang-seling
(tiga menit, dua menit, tiga menit, satu menit). Lakukan juga dengan interval
tiap lima detik. Rekaman tersebut akan membentuk dan menguatkan
pengendalian pikiran.
4) Latih mengendalikan pikiran tanpa menggunakan alarm atau rekaman :
- Minta klien merenungkan pikiran yang tidak diinginkan (sesuai pilihan
klien pada sesi pertama) dan segera berteriak STOP! Ikuti ini dengan
relaksasi otot yang tenang dan pikiran yang menyenangkan.
- Ulangi prosedur. Camkan dengan urutan : STOP - tenang - relaksasi
otot pikiran yang menyenangkan.
- Lakukan beberapa kali dengan teriakan STOP!, hingga berhasil
melenyapkan pikiran tersebut.
- Jika telah berhasil menghentikan pikiran yang tidak diinginkan dengan
teriakan lanjutkan dengan melatih pemutusan pikiran dengan
mengucapkan STOP! dengan nada normal.
- Bila berhasil menghentikan pikiran dengan menggunakan suara normal,
mulai pemutusan pikiran dengan bisikan STOP!
- Jika bisikan berhasil memutuskan pikiran yang menimbulkan stres,
gunakan perintah sub-vokal STOP! Minta klien membayangkan bahwa
ia mendengar teriakan STOP! di benaknya.
- Bila klien berhasil menghentikan pikiran yang menimbulkan stres
dengan tanpa bersuara maka klien dapat melakukan hal ini saat bersama
orang lain/ orang banyak tanpa menarik perhatian orang lain.
- Bila klien tidak berhasil menghentikan pikiran yang menimbulkan stres
dengan tanpa bersuara maka klien dapat menggantikan dengan salah
satu tehnik berikut : pasang karet gelang pada pergelangan tangan, jika
pikiran yang tidak diinginkan muncul, tarik karet gelang tersebut; cubit
diri sendiri saat timbul pikiran tersebut; tekan kuku jari pada telapak
tangan; gigit jari; atau ketuk/ selentik lutut untuk menghentikan pikiran
yang tidak diinginkan.
5) Minta klien melakukan latihan ini di rumah mempraktekkannya setiap pikiran
negatif atau pikiran yang menimbulkan stres atau pikiran yang tidak
diinginkan timbul.
3. Sesi III
Tujuan :
- Klien dapat mengubah pikiran negatif menjadi pikiran positif
- Klien mengakhiri sesi dengan merasakan manfaat dari terapi yang telah diberikan
dan akan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Langkah-langkah kegiatan :
1) Lakukan evaluasi apakah klien telah melakukan latihan ini di rumah dan
mempraktekkannya setiap pikiran negatif atau pikiran yang menimbulkan
stres timbul. Tanyakan hasil yang dicapai. Beri pujian atas usaha klien.
2) Jelaskan tujuan kegiatan dan tindakan pada sesi 3.
3) Anjurkan klien membuat daftar pernyataan asertif dan positif sesuai situasi,
sebagai pengganti pikiran yang obsesif, misal: jika klien takut naik pesawat
terbang anjurkan untuk berkata pada diri sendiri ”indah sekali panorama ini
terlihat dari atas”.
4) Anjurkan klien melakukan prosedur yang sama secara mandiri untuk setiap
hal negatif yang ingin dihilangkan (sesuai daftar yang telah dibuat pada sesi I
Terminasi akhir :
1. Tanyakan perasaan dan manfaat yang diperoleh klien setelah mengikuti 3 sesi
pertemuan.
2. Evaluasi kembali tindakan yang telah dilakukan
3. Beri pujian atas kemampuan yang telah dicapai klien.
4. Anjurkan klien menggunakan tehnik ini dalam situasi kehidupan yang nyata
D. GUIDED IMAGERY
a. Pengertian Guided Imagery
Guided imagery adalah salah satu teknik dalam relaksasi dan meditasi,
membutuhkan kemampuan fokus atau konsentrasi terhadap objek, suara, atau hal lain
yang bisa menenangkan pikiran. Saat melakukan teknik ini, kamu dengan sengaja
membayangkan atau memikirkan sesuatu yang damai. Tujuannya agar menciptakan
ketenangan dan kesadaran yang rileks. Teknik ini muncul dari gagasan bahwa tubuh
akan bereaksi terhadap apa yang kamu pikirkan. Misalnya, saat kamu membayangkan
sesuatu yang menyenangkan, tubuh akan ikut rileks dan tenang. Sebaliknya, jika
memikirkan hal yang membuat stres, tubuh akan menegang, jantung dan tekanan
darah juga meningkat, hingga memicu rasa gelisah dan sulit fokus.
E. IMPLIKASI KEPERAWATAN
T, 20 tahun, bertempat tinggal di Jakarta. T sudah dua hari dirawat di unit prikiatri RS
karena tidak bisa tidur, sering menangis dan teriak-teriak. Menurut keterangan keluarga
yang membawa T ke RS, T yang labil tersebut mulai terlihat sejak memasuki dunia
perkuliahan semester akhir. Keadaan seperti ini disebabkan karena T merasa sangat
cemas tidak bisa menyelesaikan tugas akhir. Saat ini T tampak lebih tenang. Dia
mengatakan terbayang bayang akan tugasnya, tidak mau melihat laptop, nafsu makan
menjadi menurun. Malas melakukan aktivitas. Berdasarkan hasil observasi klien tampak
sering melamun.
Asuhan keperawatan :
a. Identitas
Identitas pasien
Nama : T
Umur : 20 tahun
Alamat : Jakarta
Jenis Kelamin : Perempuan
b. Analisa Data
Data Masalah
DS : Menurut keterangan keluarga yang Ansietas
membawa T ke RS, T yang labil tersebut
mulai terlihat sejak memasuki dunia
perkuliahan semester akhir. Keadaan
seperti ini disebabkan karena T merasa
sangat cemas tidak bisa menyelesaikan
tugas akhir. T sering menangis, sulit tidur
dan berteriak.
c. Diagnosa Keperawatan
- Ansietas bd kekhawatiran mengalami kegagalan dd klien tegang, tampak gelisah,
sulit tidur
d. Intervensi Keperawatan
e. Implementasi Keperawatan
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kecemasan adalah sesuatu yang menimpa hampir setiap orang pada waktu tertentu
dalam kehidupannya. Kecemasan merupakan reaksi normal terhadap situasi yang sangat
menekan kehidupan seseorang. Kecemasan bisa muncul sendiri atau bergabung dengan
gejala-gejala lain dari berbagai gangguan emosi. Untuk mengurangi rasa cemas dapat
dilakukan dengan terapi antara lain terapi relaksasi nafas dalam, terapi hipnotis lima jari,
thought stopping dan guide imagery.
B. DAFTAR PUSTAKA