Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

TERAPI RELAKSASI : TERAPI RELAKSASI NAFAS DALAM, HIPNOTIS LIMA


JARI, THOUGHT STOPPING DAN GUIDED IMAGERY

MATA AJAR KEPERAWATAN JIWA II

Disusun Oleh :

1. Mukhlis Nur Hudaf (1901008)


2. Nanda Atika Sari (1901011)
3. Qori Jabal Rahmah (1901018)
4. Rahma Savira Salsabilla (1901034)

PRODI SARJANA KEPERAWATAN TINGKAT 3

STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN

TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolonganya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
nantikan syafa’atnya diakhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah ini.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makala ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian, apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini bermnanfaat bagi pembaca. Terima kasih.
Wassalamu’allaikum warahmatullahi wabarakatuh

Klaten, 20 Oktober 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………..
A. Latar belakang……………………………………………………………………….
B. Rumusan masalah……………………………………………………………………
C. Tujuan penulisan…………………………………………………………………….
BAB II TINJAUAN TEORI……………………………………………………………….
A. Relaksasi nafas dalam…………. ……………………………………………………
B. Hipnotis lima jari……………………………………………………………………
C. Thought stoping……….…………………………………………………………….
D. Guided imagery………………………………………………………………………
E. Implikasi kasus……………………………………………………………………….
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………….….
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………
B. Daftar pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada dasarnya, kecemasan merupakan hal wajar yang pernah dialami oleh setiap
manusia. Kecemasan sudah dianggap sebagai bagian dari kehidupan sehari- hari.
Kecemasan adalah suatu perasaan yang sifatnya umum, dimana seseorang merasa
ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun wujudnya
(Sutardjo Wiramihardja, 2005:66).
Kecemasan adalah sesuatu yang menimpa hampir setiap orang pada waktu
tertentu dalam kehidupannya. Kecemasan merupakan reaksi normal terhadap situasi
yang sangat menekan kehidupan seseorang. Kecemasan bisa muncul sendiri atau
bergabung dengan gejala-gejala lain dari berbagai gangguan emosi (Savitri Ramaiah,
2003:10).
Untuk mengurangi rasa cemas dapat dilakukan dengan terapi antara lain terapi
relaksasi nafas dalam, terapi hipnotis lima jari, thought stopping dan guide imagery.

B. RUMUSAN MASALAH
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Terapi Relaksasi, maka didalam makalah ini
akan dibahas mengenai :
1. Apakah pengertian dari terapi relaksasi nafas dalam, hipnotis lima jari, thought
stopping dan guide imagery?
2. Apakah tujuan dan manfaat dari terapi relaksasi nafas dalam, hipnotis lima jari,
thought stopping dan guide imagery?
3. Apa saja indikasi dari terapi relaksasi nafas dalam, hipnotis lima jari, thought
stopping dan guide imagery?
4. Bagaimana prosedur dari terapi relaksasi nafas dalam, hipnotis lima jari, thought
stopping dan guide imagery?

C. TUJUAN MAKALAH
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari terapi relaksasi nafas dalam, hipnotis lima jari,
thought stopping dan guide imagery.
2. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat dari terapi relaksasi nafas dalam, hipnotis lima
jari, thought stopping dan guide imagery.
3. Untuk mengetahui indikasi dari terapi relaksasi nafas dalam, hipnotis lima jari,
thought stopping dan guide imagery.
4. Untuk mengetahui prosedur dari terapi relaksasi nafas dalam, hipnotis lima jari,
thought stopping dan guide imagery.
BAB II
TINJAUAN MATERI

A. RELAKSASI NAFAS DALAM


a. Pengertian teknik relaksasi nafas dalam
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang
dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan napas
dalam, napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana
menghembuskan napas secara perlahan, Selain dapat menurunkan intensitas nyeri,
teknik relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan
meningkatkan oksigenasi darah.
Latihan napas dalam bukanlah bentuk dari latihan fisik, ini merupakan teknik jiwa
dan tubuh yang bisa ditambahkan dalam berbagai rutinitas guna mendapatkan efek
relaks. Praktik jangka panjang dari latihan pernapasan dalam akan memperbaiki
kesehatan. Bernapas pelan adalah bentuk paling sehat dari pernapasan dalam
(Brunner & Suddarth, 2001).

b. Tujuan teknik relaksasi nafas dalam


Tujuan nafas dalam adalah untuk mencapai ventilasi yang lebih terkontrol dan
efisien serta untuk mengurangi kerja bernafas, meningkatkan inflasi alveolar
maksimal, meningkatkan relaksasi otot, menghilangkan ansietas, menyingkirkan pola
aktifitas otot-otot pernapasan yang tidak berguna, tidak terkoordinasi, melambatkan
frekuensi pernapasan, mengurangi udara yang terperangkap serta mengurangi kerja
bernapas (Brunner & Suddarth, 2001).

c. Manfaat teknik relaksasi nafas dalam


Terdapat manfaat yang diperoleh dari teknik relaksasi nafas dalam baik manfaat
secara fisisiologis maupun psikologis, antara lain :
 Manfaat Fisiologis
1. Memperbaiki Sirkulasi Darah
Saat kondisi emosi meninggi dan detak jantung terasa cepat, cara ini bisa sangat
efektif menurunkan detak jantung dan menurunkan tekanan darah. Menarik
nafas dalam-dalam secara teratur juga dapat meningkatkan dan memperbiki
sirkulasi oksigen dalam darah dan pengiriman oksigen ke seluruh organ tubuh.

2. Membantu Detoksifikasi
Berlatih nafas dalam secara rutin kita dapat melakukan detoksifikasi organ
tubuh. Karena ketika kita menarik nafas dengan dalam, dapat membantu
mengeluarkan racun dalam tubuh sehingga membersihkan sistem tubuh.
3. Menurunkan Tensi / Tekanan Darah
Bernafas dalam merangsang munculnya oksida nitrat alami yang berfungsi
membuat seseorang lebih tenang. Zat tersebut akan memasuki paru-paru bahkan
pusat otak, sehingga tekanan darah yang dalam keadaan tinggi bisa menurun.

4. Membantu Mengurangi Rasa Sakit atau sebagai salah satu teknik distraksi
Dengan menarik nafas dalam, tubuh akan mengeluarkan hormon endorfin. Ini
adalah sejenis zat yang memberikan rasa nyaman dan juga merupakan pereda
rasa sakit alami. Hormon ini juga dapat membuat otot-otot menjadi lebih
rileks.

5. Relaksasi Perut
Penelitian telah menunjukkan dengan menarik nafas dengan dalam dapat
merelaksasi perut.

6. Mempercepat Penurunan Berat Badan


Pernafasan dalam membuat tubuh lebih mudah mendapatkan oksigen yang
dibutuhkan untuk proses metabolisme secara efisien. Teknik pernafasan yang
tepat sangat penting untuk latihan aerobik yang efektif juga, sehingga dapat
meningkatkan energi dan membuat merasa lebih mudah untuk terlibat dalam
aktivitas fisik lebih kuat.

7. Meningkatkan Aliran Limfatik (Getah Bening)


Dengan membantu mengembangkan paru-paru lebih penuh, pernafasan dalam
juga meningkatkan aliran cairan limfatik yang membantu mencegah infeksi. Bila
darah membawa oksigen dan nutrisi ke sel-sel tubuh, getah bening dapat
mencegah tubuh dari penyebab penyakit seperti bakteri, infeksi virus, zat-zat
asing, mati sel-sel darah putih, racun dan limbah selular lainnya. Meski aliran
getah bening harus diperbaiki untuk menghilangkan sisa metabolisme dari
tubuh, tapi seperti sistem peredaran darah sistem limfatik pun tidak memiliki
pompa sendiri. Sebaliknya, cairan getah bening tergantung pada mekanisme
pernafasan untuk membantu bergerak. Jadi, pernafasan yang baik akan bisa
meningkatkan aliran limfatik.

8. Meningkatkan Fungsi Paru


Pernafasan dada yang pendek tidak menyediakan oksigen yang cukup dalam
darah, yang berarti bahwa kurang pula oksigen yang tersedia untuk jaringan dan
organ tubuh. Hal ini karena ketika orang menarik nafas cepat dan dangkal, paru-
paru tidak cukup mengembang untuk memungkinkan transfer maksimum
oksigen ke dalam darah

 Manfaat Psikologis
1. Meredakan Stress
Nafas dalam dapat membantu mengurangi stres ketika sedang merasa tertekan.
Aktivitas sehari-hari dan hubungan kita dengan sesama terkadang dapat
meningkatkan kadar stres. Hal ini menyebabkan pernafasan menjadi lebih cepat
dan tekanan darah pun meningkat. Padahal, kedua kondisi ini dapat berakibat
buruk bagi kesehatan. Nafas dalam merupakan salah satu hal yang terbaik
untuk meringankan rasa stres, sehingga pikiran kembali fokus dan jernih.
Secara organ tubuh ketika menarik nafas dengan panjang dan dalam, tubuh akan
mengirimkan sinyal untuk memperlambat reaksi di otak, sehingga ada
perubahan hormonal dan faktor-faktor fisiologis lain. Lewat cara ini efeknya
adalah memperlambat denyut jantung serta menurunkan tekanan darah yang
tinggi saat stress, otak menjadi tenang dan rileks, Kemudian otak meneruskan
sinyal tersebut ke tubuh, sehingga tubuh merasa rileks kembali. Nafas dalam
dapat membantu mengurangi keparahan dan frekuensi ketegangan sakit kepala
yang berhubungan dengan stres, memperlambat denyut jantung, tekanan darah
rendah dan mengurangi kelelahan.
2. Mengurangi Rasa Cemas
3. Mengurangi Rasa Gugup
Terkadang rasa gugup dapat membuat seseorang sulit untuk berbicara, ketika hal
tersebut terjadi, bernafas dalam-dalam dapat dilakukan untuk mengatasinya.
4. Menurunkan Amarah
Saat marah, tubuh akan merasa tertekan dan bisa juga menjadi sesak ketika
emosi tidak dapat terkontrol, dengan nafas dalam perlahan bisa menurunkan
emosi dan tekanan yang muncul.

d. Indikasi dan kontra indikasi relaksasi nafas dalam


Menurut Setyoadi, 2011 indikasi relaksasi nafas dalam yaitu :
1. Individu atau lansia yang mengalami nyeri akut, ringan hingga sedang akibat
suatu penyakit.
2. Individu atau lansia yang sedang mengalami gejala kecemasan.

Kontra indikasi nafas dalam menurut Setyoadi, 2011 kontra indikasi relaksasi nafas
dalam yaitu individu yang mengalami sesknafas akut, asma atau memiliki riwayat
masalah pernafasan.

e. Prosedur teknik relaksasi nafas dalam


Berikut adalah prosedur pelaksanaan teknik relaksasi nafas dalam :
1. Persiapan pasien
a) Sampaikan salam
b) Jelaskan maksut, tujuan, dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
c) Inform consent
d) Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
2. Persiapan lingkungan
a) Ciptakan lingkungan yang tenang
b) Pasang sampiran atau sketsel
3. Prosedur
a) Mencuci tangan
b) Memberikan penjelasan tentang tujuan dan alasan tindakan
c) Memberi instruksi kepada pasien dengan memeberi contoh
d) Menganjurkan pasien untuk tari napas pelan-pelan, perawat menghitung 1 – 2
e) Menganjurkan pasien mengeluarkan napas melalui mulut dengan bibir
mencucu atau memoncongkan bibir, perawat menghitung 1 - 2
f) Mengamati perkembangan dada dan perut
g) Memperbaiki teknik bernapas pasien
h) Mengulangi prosedur sampai 10 kali
i) Rapikan pasien
j) Rapikan alat
k) Perawat cuci tangan
4. Evaluasi
a) Tanyakan keadaan dan kenyamanan pasien setelah tindakan
b) Observasi tanda kesulitan bernapas dan kecemasan
5. Dokumentasi
a) Jam pelaksanaan
b) Kemampuan pasien
c) Reaksi pasien
B. HIPNOTIS LIMA JARI
a. Pengertian hipnotis lima jari
Hipnotis adalah salah satu cabang magic yang digunakan untuk bermain dengan
alam bawah sadar manusia. Setelah seseorang memasuki alam bawah sadarnya, kita
bisa menanamkan sugesti tertentu dalam pikiran mereka, dan membuat mereka
melakukan hal-hal yang kita perintahkan.
Hipnotis lima jari adalah intervensi keperawatan untuk mengurangi kecemasan
dengan cara membantu klien untuk menghipnotis dirinya sendiri dengan
membayangkan kejadian-kejadian menyenangkan dalam hidupnya.

b. Tujuan hipnotis lima jari


Tujuan dari teknik relaksasi ada dua, yaitu membantu individu untuk dapat
mengontrol diri dan memfokuskan perhatian sehingga ia dapat mengambil respon
yang tepat saat berada dalam situasi yang menegangkan. Tujuan hipnosis lima jari
yaitu: untuk membantu mengurangi kecemasan .

c. Manfaat hipnotis lima jari


Manfaat dari hipnotis lima jari antara lain :
1. Memberikan ketenangan batin bagi individu
2. Mengurangi rasa cemas, khawatir dan gelisah
3. Mengurangi tekanan dan ketegangan jiwa
4. Meningkatkan daya berfikir logis, kreativitas dan rasa optimis atau keyakinan
5. Meningkatkan kemampuan untuk menjalin hubungan dengan orang lain
6. Bermanfaat untuk penderita neurosis ringan, insomnia, perasaan lelah dan tidak
enak badan

d. Indikasi dan kontraindikasi hipnotis lima jari


Indikasi hipnotis lim jari :
1. Individu yang mengalami nyeri.
2. Individu yang mengalami kecemasan
3. Individu yang mengalami ketegangan
Kontraindikasi dri hipnotis lima jari :
1. Individu dengan depresi berat
2. Individu dengan gangguan jiwa

e. Prosedur teknik hipnotis lima jari


1. Fase orientasi
a) Ucapkan Salam Terapeutik
b) Buka pembicaraan dengan topik umum
c) Evaluasi/validasi pertemuan sebelumnya
d) Jelaskan tujuan interaksi
e) Tetapkan kontrak topik/ waktu dan tempat
2. Fase Kerja
a) Ciptakan lingkungan yang nyaman
b) Bantu klien untuk mendapatkan posisi istirahat yang nyaman duduk atau
berbaring
c) Latih klien untuk menyentuh keempat jadi dengan ibu jari tangan
d) Minta klien untuk tarik nafas dalam sebanyak 2-3 kali
e) Minta klien untuk menutup mata agar rileks
f) Dengan diiringi musik (jika klien mau)/ pandu klien untuk menghipnosisi
dirinya sendiri dengan arahan berikut ini:
o Telunjuk: membayangkan ketika sehat, sesehat-sehatnya
o Jari tengah: bayangkan ketika kita bersama dengan orang-orang yang kita
sayangi.
o Jari manis: bayangkan ketika kita mendapat pujian.
o Jari kelingking: membayangkan tempat yang pernah dikunjungi yang
paling membekas.
 Minta klien untuk membuka mata secara perlahan
g) Minta klien untuk tarik nafas dalam 2-3 kali
3. Fase Terminasi
a) Evaluasi perasaan klien
b) Ealuasi objektif
c) Terapkan rencana tindak lanjut klien
d) Kontrak topik/ waktu dan tempat untuk pertemuan berikutnya
e) Salam penutup
C. THOUGHT STOPPING
a. Pengertian Thought stopping
Terapi Thought Stopping (Penghentian Pikiran) merupakan sebuah tehnik yang
penghentian pikiran yang dipelajari sendiri oleh ibu Postpartum yang dapat
digunakan ketika ingin menghentikan pikiran yang menganggu atau pikiran negatif
dan pikiran yang tidak diinginkan secara sadar (Townsend, 2009). Penghentian
Pikiran (ThoughtStopping) merupakan salah satu contoh dari tehnik psikoterapeutik
kognitif-behavior yang dapat digunakan untuk membantu klien mengubah proses
berpikir.

b. Tujuan thought stopping


Membantu klien mengatasi kecemasan yang mengganggu, membantu klien mengatasi
pikiran negative atau maladaptive yang sering muncul dan membantu klien mengatasi
pikiran obsesif dan fobia.

c. Jenis
1. Overt
Over merupakan cara menghentikan pikiran dengan mengucapkan kata – kata
(bersuara) “STOP” atau ”TIDAK”
2. Covert
Covert merupakan suatu cara menghentikan pikiran dengan isyarat atau niatan batin
saja, misalnya dengana menepuk atau mencubit anggota tubuh tertentu.

d. Teknik prosedur
Pelaksanaan dilakukan dalam tiga sesi. Untuk keberhasilan penguasaan,
penghentian pikiran harus dipraktekkan secara teliti sepanjang hari selama tiga hari
sampai satu minggu.
1. Sesi I
Tujuan :
- Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
- Klien dapat mengidentifikasi pikiran yang menegangkan
- Klien dapat mengenal tentang penghentian pikiran: manfaat dan cara yang
dapat dilakukan
- Klien dapat mempraktekkan/ berlatih tehnik pemutusan pikiran dengan
menggunakan alarm
Langkah – langkah :
1) Ucapkan salam
2) Perkenalkan diri perawat dengan menyebutkan nama lengkap dan panggilan
yang disukai
3) Tanyakan nama klien dan panggilan yang disukai
4) Jelaskan tujuan pertemuan dan tindakan yang akan dilakukan.
5) Buat kontrak dan kesepakatan untuk 3 (tiga) kali pertemuan
6) Kaji dan buat daftar pikiran yang menegangkan. Kolom I adalah nilai pikiran
yang tidak menyenangkan, kolom II adalah nilai gangguan untuk mengetahui
seberapa jauh mengganggu kehidupan. (lampiran )
7) Bantu klien mengenal tentang pikiran menegangkan yang telah ditandai :
alasan pikiran muncul, apakah pikiran tersebut realistis atau tidak, produktif
atau tidak, mudah atau sulit dikendalikan, bersifat netral atau mengalahkaan
diri klien sendiri?
8) Minta klien memutuskan kesungguhan untuk mengurangi pikiran yang
menimbulkan stres yang telah dicatat.
9) Anjurkan klien memilih satu pikiran yang sangat ingin dilenyapkan.
10) Minta klien memejamkan mata dan bayangkan situasi saat pikiran yang
menegangkan seolah akan terjadi (konsentrasi hanya pada satu pikiran per
prosedur). Anjurkan klien berpikir baik secara normal, dengan cara ini klien
dapat memutus pikiran yang menegangkan sambil meneruskan arus berpikir
yang sehat.
11) Latih klien menggunakan tehnik pengaget :
- Setel jam alarm untuk tiga menit.
- Minta klien memandang jauh, memejamkan mata, merenungkan pikiran
pada keadaan yang menimbulkan stres.
- Ketika mendengar dering alarm anjurkan klien berteriak STOP! Biarkan
benak kosong kecuali pikiran yang netral dan tidak mencemaskan.
- Minta klien menyusun tujuan dalam waktu 30 detik setelah stop pada
saat yang bersamaan benak tetap kosong. Bila pikiran negatif kembali
muncul
- teriak STOP lagi.
12) Minta klien melakukan latihan ini di rumah

2. Sesi II
Tujuan :
- Klien dapat mempraktekkan/ berlatih tehnik pemutusan pikiran dengan
menggunakan rekaman
- Klien dapat mempraktekkantehnik pemutusan pikiran tanpa menggunakan
alarm.
Langkah-langkah kegiatan :
1) Lakukan evaluasi apakah klien telah melatih diri dengan menggunakan alarm.
Beri pujian atas usaha yang dilakukan klien bila hal ini dilakukan.
2) Jelaskan rencana kegiatan dan tujuan pada sesi ini.
3) Rekam suara klien ketika mengucapkan STOP dengan interval selang-seling
(tiga menit, dua menit, tiga menit, satu menit). Lakukan juga dengan interval
tiap lima detik. Rekaman tersebut akan membentuk dan menguatkan
pengendalian pikiran.
4) Latih mengendalikan pikiran tanpa menggunakan alarm atau rekaman :
- Minta klien merenungkan pikiran yang tidak diinginkan (sesuai pilihan
klien pada sesi pertama) dan segera berteriak STOP! Ikuti ini dengan
relaksasi otot yang tenang dan pikiran yang menyenangkan.
- Ulangi prosedur. Camkan dengan urutan : STOP - tenang - relaksasi
otot pikiran yang menyenangkan.
- Lakukan beberapa kali dengan teriakan STOP!, hingga berhasil
melenyapkan pikiran tersebut.
- Jika telah berhasil menghentikan pikiran yang tidak diinginkan dengan
teriakan lanjutkan dengan melatih pemutusan pikiran dengan
mengucapkan STOP! dengan nada normal.
- Bila berhasil menghentikan pikiran dengan menggunakan suara normal,
mulai pemutusan pikiran dengan bisikan STOP!
- Jika bisikan berhasil memutuskan pikiran yang menimbulkan stres,
gunakan perintah sub-vokal STOP! Minta klien membayangkan bahwa
ia mendengar teriakan STOP! di benaknya.
- Bila klien berhasil menghentikan pikiran yang menimbulkan stres
dengan tanpa bersuara maka klien dapat melakukan hal ini saat bersama
orang lain/ orang banyak tanpa menarik perhatian orang lain.
- Bila klien tidak berhasil menghentikan pikiran yang menimbulkan stres
dengan tanpa bersuara maka klien dapat menggantikan dengan salah
satu tehnik berikut : pasang karet gelang pada pergelangan tangan, jika
pikiran yang tidak diinginkan muncul, tarik karet gelang tersebut; cubit
diri sendiri saat timbul pikiran tersebut; tekan kuku jari pada telapak
tangan; gigit jari; atau ketuk/ selentik lutut untuk menghentikan pikiran
yang tidak diinginkan.
5) Minta klien melakukan latihan ini di rumah mempraktekkannya setiap pikiran
negatif atau pikiran yang menimbulkan stres atau pikiran yang tidak
diinginkan timbul.

3. Sesi III
Tujuan :
- Klien dapat mengubah pikiran negatif menjadi pikiran positif
- Klien mengakhiri sesi dengan merasakan manfaat dari terapi yang telah diberikan
dan akan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Langkah-langkah kegiatan :
1) Lakukan evaluasi apakah klien telah melakukan latihan ini di rumah dan
mempraktekkannya setiap pikiran negatif atau pikiran yang menimbulkan
stres timbul. Tanyakan hasil yang dicapai. Beri pujian atas usaha klien.
2) Jelaskan tujuan kegiatan dan tindakan pada sesi 3.
3) Anjurkan klien membuat daftar pernyataan asertif dan positif sesuai situasi,
sebagai pengganti pikiran yang obsesif, misal: jika klien takut naik pesawat
terbang anjurkan untuk berkata pada diri sendiri ”indah sekali panorama ini
terlihat dari atas”.
4) Anjurkan klien melakukan prosedur yang sama secara mandiri untuk setiap
hal negatif yang ingin dihilangkan (sesuai daftar yang telah dibuat pada sesi I

Terminasi akhir :
1. Tanyakan perasaan dan manfaat yang diperoleh klien setelah mengikuti 3 sesi
pertemuan.
2. Evaluasi kembali tindakan yang telah dilakukan
3. Beri pujian atas kemampuan yang telah dicapai klien.
4. Anjurkan klien menggunakan tehnik ini dalam situasi kehidupan yang nyata
D. GUIDED IMAGERY
a. Pengertian Guided Imagery
Guided imagery adalah salah satu teknik dalam relaksasi dan meditasi,
membutuhkan kemampuan fokus atau konsentrasi terhadap objek, suara, atau hal lain
yang bisa menenangkan pikiran. Saat melakukan teknik ini, kamu dengan sengaja
membayangkan atau memikirkan sesuatu yang damai. Tujuannya agar menciptakan
ketenangan dan kesadaran yang rileks. Teknik ini muncul dari gagasan bahwa tubuh
akan bereaksi terhadap apa yang kamu pikirkan. Misalnya, saat kamu membayangkan
sesuatu yang menyenangkan, tubuh akan ikut rileks dan tenang. Sebaliknya, jika
memikirkan hal yang membuat stres, tubuh akan menegang, jantung dan tekanan
darah juga meningkat, hingga memicu rasa gelisah dan sulit fokus.

b. Tujuan Guided Imagery


1. Memelihara kesehatan atau mencapai keadaan rileks melalui komunikasi dalam
tubuh melibatkan semua indra (visual, sentuhan, penciuman, penglihatan, dan
pendengaran) sehingga terbentuklah keseimbangan antara pikiran, tubuh, dan
jiwa.
2. Mempercepat penyembuhan yang efektif dan membantu tubuh mengurangi
berbagai macam penyakit seperti depresi, alergi dan asma.
3. Mengurangi tingkat stres, penyebab, dan gejala-gejala yang menyertai stres.
4. Menggali pengalaman pasien depresi.

c. Manfaat Guided Imagery


Banyak sekali manfaat yang didapat dari menerapkan prosedur guided imagery ,
berikut ini manfaat dari guided imagery menurut Townsend (1977):
1. Mengurangi stress dan kecemasan
2. Mengurangi nyeri

d. Indikasi Guided Imagery


Indikasi dari guided imagery adalah semua pasien yang memiliki pikiran negatif
atau pikiran menyimpang dan mengganggu perilaku (maladaptif). Misalnya: over
generalization, stress, cemas, depresi, nyeri, hipokondria, dan lain-lain.
e. Prosedur Guided Imagery
Langkah langkah :
1. Ucapkan Salam Terapeutik
2. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan
3. Beri esempatanuntk klien bertanya
4. Atur posisi klien senyaman mungkin
5. Anjurkan klien menutup mata
6. Anjurkan klien fokus pada pernafasan perut
7. Anjurkan klien menarik nafas dalam dan perlahan
8. Anjurkan klien menarik pernafasan dengan membiarkan sedikit dalam dan lama
9. Anjurkan klien tetap fokus pada pernafasan dan pikiiran bahwa tubuh semakin
santai dan lebih santai
10. Anjurkan klien bahwa memikirkan bahwa seolah olah pergi ke sebuah
pegunungan, persawahan yang begitu sejuk dan merasa senang di tempat tersebut
11. Jia sudah selesai, anjurkan klien membuka mata
12. Dokumentasikan respon klien

E. IMPLIKASI KEPERAWATAN

T, 20 tahun, bertempat tinggal di Jakarta. T sudah dua hari dirawat di unit prikiatri RS
karena tidak bisa tidur, sering menangis dan teriak-teriak. Menurut keterangan keluarga
yang membawa T ke RS, T yang labil tersebut mulai terlihat sejak memasuki dunia
perkuliahan semester akhir. Keadaan seperti ini disebabkan karena T merasa sangat
cemas tidak bisa menyelesaikan tugas akhir. Saat ini T tampak lebih tenang. Dia
mengatakan terbayang bayang akan tugasnya, tidak mau melihat laptop, nafsu makan
menjadi menurun. Malas melakukan aktivitas. Berdasarkan hasil observasi klien tampak
sering melamun.
Asuhan keperawatan :

a. Identitas
Identitas pasien
Nama : T
Umur : 20 tahun
Alamat : Jakarta
Jenis Kelamin : Perempuan

Identitas penanggung jawab


Nama : K
Umur : 40 tahun
Alamat : Jakarta
Hubungan : Ibu Kandung

b. Analisa Data

Data Masalah
DS : Menurut keterangan keluarga yang Ansietas
membawa T ke RS, T yang labil tersebut
mulai terlihat sejak memasuki dunia
perkuliahan semester akhir. Keadaan
seperti ini disebabkan karena T merasa
sangat cemas tidak bisa menyelesaikan
tugas akhir. T sering menangis, sulit tidur
dan berteriak.

DO : T tampak lebih tenang dan melamun,


kantung mata terlihat,

c. Diagnosa Keperawatan
- Ansietas bd kekhawatiran mengalami kegagalan dd klien tegang, tampak gelisah,
sulit tidur
d. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi


Ansietas bd kekhawatiran Setelah dilakukan Reduksi Ansietas
mengalami kegagalan dd tindakan keperawatan Observasi :
klien tegang, tampak gelisah, selama ….x24 jam 1. Identifikasi tingkat
sulit tidur diharapkan kondisi klien ansietas
membaik dengan kriteria 2. Monitor tanda tanda
hasil : ansietas
1. Perilaku gelisah Terapeutik :
menurun 1. Ciptakan suasana
2. Perilaku tegang terapeutik untuk
menurun menumbuhkan
3. Klien mampu kepercayaan
mengungkapkan perasaan 2. Temani klien untuk
4. Pola tidur klien mengurangi kecemasan
membaik 3. Pahami situasi yang
membuat ansietas
4. Dengarkan dengan
penuh perhatian
5. Gunakan pendekatan
yang tenang
6. Motivasi
mengidentifikasi situasi
yang menyebabkan
kecemasan
Edukasi :
1. Jelaskan prosedur
termasuk sensasi yang
mungkin dialami
2. Anjurkan keluarga
untuk tetap bersama Klien
3. Latih keiatan
pengalihan untuk
mengurangi kecemasan
4. Latih teknik relaksasi

e. Implementasi Keperawatan

Tanggal Diagnosa Implementasi Respon


14/11/ 2021 Ansietas bd - Identifikasi tingkat Ds : Klien mengatakan
08.00 kekhawatiran ansietas dirinya cemas, sulit
mengalami - Monitor tanda tanda tidur, sering menangis
kegagalan dd ansietas karena khawatir tidak
klien tegang, - Pahami situasi yang bisa menyelesaikan
tampak gelisah, membuat ansietas tugas akhir.
sulit tidur Do : Klien tampak
tegang, gelisah,
terdapat kantung mata,
terlihat sering
melamun
15/11/2021 Ansietas bd - Temani klien untuk Ds : Klien mengatakan
08.00 kekhawatiran mengurangi kecemasan dirinya sudah merasa
mengalami - Latih keiatan pengalihan sedikit tenang
kegagalan dd untuk mengurangi Do : klien tampa
klien tegang, kecemasan tenang, tidak terdapat
tampak gelisah, - Latih teknik relaksasi kantung mata, ada
sulit tidur kontak mata saat
berbicara
f. Evaluasi Keperawatan

Tanggal Implementasi Evaluasi


14/11/ 2021 - Identifikasi tingkat ansietas S : Klien mengatakan dirinya
08.00 - Monitor tanda tanda ansietas cemas, sulit tidur, sering menangis
- Pahami situasi yang membuat karena khawatir tidak bisa
ansietas menyelesaikan tugas akhir.
O : Klien tampak tegang, gelisah,
terdapat kantung mata, terlihat
sering melamun
A : Ansietasbelum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
- Latihan relaksasi
15/11/ 2021 - Temani klien untuk mengurangi S : Klien mengatakan dirinya
08.00 kecemasan sudah merasa sedikit tenang
- Latih keiatan pengalihan untuk O : Klien tampa tenang, tidak
mengurangi kecemasan terdapat kantung mata, ada kontak
- Latih teknik relaksasi mata saat berbicara
A : Ansietas teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Kecemasan adalah sesuatu yang menimpa hampir setiap orang pada waktu tertentu
dalam kehidupannya. Kecemasan merupakan reaksi normal terhadap situasi yang sangat
menekan kehidupan seseorang. Kecemasan bisa muncul sendiri atau bergabung dengan
gejala-gejala lain dari berbagai gangguan emosi. Untuk mengurangi rasa cemas dapat
dilakukan dengan terapi antara lain terapi relaksasi nafas dalam, terapi hipnotis lima jari,
thought stopping dan guide imagery.

B. DAFTAR PUSTAKA

Taufiqurrohman MA. 2003. Metodologi Penelitian Kedokteran & Kesehatan.


Surakarta : CSGF.
Siti Sundari, Kesehatan mental, Jakarta : Pt Rinaka Cipta, 2005.
Azwar, S. (2013). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Setyorini, D. & Wibhowo, C. (2008). Pengantar Psikologi Eksperimen. Semarang:
Universitas Katolik Soegijapranata.

Anda mungkin juga menyukai