Anda di halaman 1dari 43

Setengah sudut

MODUL
PELATIHAN
KURANGI STRES DENGANRELAKSASI NAFAS DALAM

SMP NEGERI 2 KOKAP


Sekendal, Hargotirto,
Kec. Kokap, Kab. Kulon Progo
Prov. D.I. Yogyakarta.

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

2022
Disusun Oleh:

Nada Umny Febrianti 190810002


Ana Karalina Said 190810006
Alexander Purba 190810013
Widiya Ningrum 190810184
Made Elfira Virgilia Putri 190810192
Wiki Ayu Rahmawati 190810219
Bima Abie Moslem 190910263
Aisyah Nisrina Putri 190810334
Nurul Isra Fadila 190810422
Ardian O k a Pratama 190810577
Yudha Ardianto Prabowo 190810423
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia-
Nya kami berhasil menyusun modul pelatihan ini. Terima kasih kepada Bapak
Noviar Rizky Rahmad Zulghan,M.Psi.Psikolog sebagai dosen pembimbing
yang senantiasa memberi arahan kepada kami pada mata kuliah pelatihan
psikologi. Modul ini kami buat untuk memenuhi mata kuliah praktikum
pelatihan psikologis.
Modul ini tercipta atas dasar TNA SMP Negeri 2 KOKAP,dari analisis
yang dilakukan, siswa di SMP Negeri 2 KOKAP tersebut mengalami stress
akademik yang muncul setelah adanya pandemi covid 19, pandemi memberikan
dampak psikologis yang kompleks bagi para siswa.
Modul ini sebagai panduan dan berisi tentang rangkaian pelatihan, jadwal
dan materi untuk pelatihan Relaksasi Nafas Dalam, dengan judul pelatihan
Mengatasi Stres Akademik dengan Relaksasi. Berisi bagaimana teknik relaksasi
pernapasan dalam mengatasi stress dan menguranginya.
Dalam penulisan dan penyusunan modul penulis memohon maaf jika ada
kekurangan. Saran dan kritik anda sangat berarti bagi kami.

Hormat Kami,

Tim Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 1

DAFTAR ISI.......................................................................................................... 2

A. Nama Pelatihan .......................................................................................... 3

B. Lokasi Pelatihan ......................................................................................... 3

C. Waktu Pelatihan......................................................................................... 3

D. Latar Belakang Pelatihan Relaksasi Pernapasan ................................... 3

E. Tujuan Pelatihan........................................................................................ 5

F. Hasil yang diharapkan............................................................................... 5

G. Sasaran program........................................................................................ 5

H. Penyusunan Modul .................................................................................... 5

I. Jadwal Kegiatan ........................................................................................ 7

J. Silabus Pelatihan Relaksasi Pernapasan.................................................. 9

K. Alur Pelatihan .......................................................................................... 11

Rincian Pelaksanaan Pelatihan.......................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16

2
A. Nama Pelatihan
Kurangi Stress dengan Relaksasi Napas Dalam.

B. Lokasi Pelatihan
SMP NEGERI 2 KOKAP, Sekendal, Hargotirto, Kec. Kokap, Kab. Kulon
Progo Prov. D.I. Yogyakarta.

C. Waktu Pelatihan
11 Juli 2022, Pukul 9.00 WIB - 12.10 WIB

D. Latar Belakang Pelatihan Relaksasi Pernapasan


Dari TNA yang dilakukan di SMP Negeri 2 KOKAP, melalui analysis
organisational,analysis task dan analisis person. Diketahui bahwa
permasalahan yang dihadapi oleh siswa SMP Negeri 2 KOKAP adalah stress
akademik yang diakibatkan oleh keadaan pandemi Covid-19, beban tugas
berlebih serta kondisi lingkungan pertemanan yang kurang suportif. Stress
akademik ini sangat mempengaruhi capaian hasil belajar siswa. Dari hasil
wawancara siswa, diketahui bahwa harapan mereka adalah dapat mengurangi
stressor yang muncul,dapat lebih tenang dan fokus dalam menghadapi kondisi
pembelajaran di masa sekarang.
Dari permasalahan ini, kami mengadakan pelatihan Relaksasi.
Relaksasi adalah suatu kegiatan melemaskan otot-otot pada tubuh yang
berguna untuk mengurangi ketegangan yang dirasakan oleh tubuh (Sari &
Murtini). Mengurangi stres dapat dilakukan dengan melakukan terapi
relaksasi salah satu contohnya dengan Relaksasi Nafas Dalam. Menurut
Setyoadi & Kushariyadi (2011), relaksasi nafas dalam adalah pernafasan
abdomen dengan frekuensi lambat atau perlahan, berirama, dan nyaman yang
dilakukan dengan memejamkan mata.
Manfaat yang dapat dirasakan setelah melakukan proses relaksasi
antara lain menurut (Utami, 2001) yaitu:

3
1. Membantu seseorang lebih mampu menghindari melakukan hal-hal yang
berlebihan akibat dari stress.
2. Berkurangnya masalah yang timbul akibat stres seperti sakit kepala, tekanan
darah tinggi, insomnia dan perilaku buruk lainnya.
3. Mengurangi kecemasan dan menunjukan efek psikologis yang positif pada
seseorang.
4. Meningkatkan semangat dalam menjalankan aktivitas.
5. Meningkatkan hubungan interpersonal.
Proses pernapasan yang tepat merupakan penawar stres. Proses
pernapasan merupakan proses masuknya O2 melalui saluran nafas kemudian
masuk ke paru dan diproses ke dalam tubuh, kemudian selanjutnya diproses
dalam paru paru tepatnya di bronkus dan diedarkan keseluruh tubuh melalui
pembuluh vena dan nadi untuk memenuhi kebutuhan akan O2. Apabila O2
dalam otak tercukupi maka manusia berada dalam kondisi seimbang. Kondisi
ini akan menimbulkan keadaan rileks secara umum pada manusia. Perasaan
rileks akan diteruskan ke hipotalamus untuk menghasilkan Corticotropin
Releasing Factor (CRF). Selanjutnya CRF merangsang kelenjar di bawah
otak untuk meningkatkan produksi Proopiomelanocortin (POMC) sehingga
produksi enkephalin oleh medulla adrenal meningkat. Kelenjar dibawah otak
juga menghasilkan endorphin sebagai neurotransmitter yang mempengaruhi
suasana hati menjadi rileks. Meningkatnya enkephalin dan β endorphin
kebutuhan tidur akan terpenuhi dan lansia akan merasa lebih rileks dan
nyaman (Taylor, 2001 dalam Risnas 2005).
Menurut Elliya, Sari dan Chrisanto (2021) menemukan bahwa Teknik
Relaksasi Nafas Dalam efektif dalam menurunkan stres pada lansia.
Kelebihan latihan teknik relaksasi dari pada latihan yang lain adalah latihan
relaksasi lebih mudah dilakukan bahkan dalam kondisi apapun serta tidak
memiliki efek samping apapun, disamping itu dapat menekan biaya
pengobatan, dan dapat digunakan untuk mencegah terjadinya stres.

4
Menurut Hewitt (1986, halaman 11) menerangkan bahwa latihan
relaksasi dapat melepaskan ketegangan pada tubuh dan pikiran serta
membuka kesadaran (meningkatkan kesehatan dan melindungi dari penyakit,
menjaga dan menggabungkan energi, mencapai keahlian psikofisikal, dan
meningkatkan keadaan keseimbangan psikofisikal). Burn (dalam Utami,
2002, halaman 153) melaporkan bahwa keuntungan yang diperoleh dari
latihan relaksasi diantaranya ialah membuat individu lebih mampu
menghindari reaksi yang berlebihan karena adanya stres, dan mengurangi
kemungkinan gangguan yang berhubungan dengan stres.

E. Tujuan Pelatihan
Relaksasi nafas dalam bertujuan untuk mengurangi stress pada siswa
kelas 8 di SMP 2 kokap / bertujuan untuk mengurangi tingkat stress akademik
pada siswa kelas 8 di SMPN 2 kokap

F. Hasil yang diharapkan


1. Gejala stress berkurang
2. Memahami gejala dan sumber stress
3. Peserta meningkatkan dalam mengelola stress dan merespon secara efektif
gejala stress
G. Sasaran program
Sasaran program Sasarannya 18 siswa kelas 8 dengan kategori stress tingkat
tinggi
H. Penyusunan Modul
Registrasi atau Absen ( 5 Menit )
Sesi Pertama , Sesi Pembukaan dan Perkenalan
Sub sesi 1, Pembukaan kegiatan pelatihan serta perkenalan diri trainer dan

5
panitia (5 Menit)

Sub sesi 2, Pemaparan rundown kegiatan pelatihan manajemen stress


akademi (5 menit)
Sesi Kedua, Edukasi
Sub Sesi 3, Diskusi serta presentasi pemaparan materi tentang stress, jenis
mekanisme coping dan strategi cara menghilangkan stress. (10 menit)
Sub Sesi 4, Ceramah menggunakan PPT. (10 menit)
Sub Sesi 5, Sesi Tanya jawab. (10 menit)
Sesi Ketiga, Instruksi pelatihan
Sub sesi 6, Pemberian instruksi pada peserta pelatihan dengan panduan teknik
relaksasi nafas dalam IPK Indonesia (30 menit)
Sesi Keempat , Pelatihan
Sub sesi 7, Mempraktekan sekaligus mengajarkan peserta untuk melakukan
relaksasi nafas dalam dengan memutarkan audio relaksasi nafas dalam IPK
Indonesia. (30 menit)
Sesi ke lima, Mini Evaluasi
Sub sesi 8, Mengevaluasi peserta pelatihan setelah melaksanakan pelatihan
relaksasi nafas dalam (20 menit )
Sesi ke enam, Ice Breaking
Sub sesi 9, Ice Breaking dengan melakukan sambung kata. (15 menit)
Sesi ke tujuh, FGD
Sub sesi 10, Diskusi kelompok mengenai faktor apa saja yang bisa
menyebabkan terjadinya stress akademik. (15 menit)
Sub sesi 11, Pemaparan hasil keseluruhan diskusi kelompok. (15 menit)
Sesi ke delapan, Permainan
Sub sesi 12, Kahoot (apabila pelatihan dilaksanakan secara online), Ball Quiz
(apabila pelatihan dilaksanakan secara offline). (15 menit)

6
Sesi ke sembilan, Penutup
Sub sesi 13, Merangkum seluruh kegiatan pelatihan yang telah
dilaksanakan, sharing kesan dan pesan peserta setelah mengikuti pelatihan
hingga akhir dan penutup. (10 menit)

I. Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan disusun sesuai dengan kebutuhan dan kondisi peserta.
Peserta pelatihan siswa dan siswi SMP N 2 KOKAP tidak bisa terlalu lama.
Sehingga pelatihan dibuat singkat dengan kurun waktu kurang lebih selama 3
jam. Diisi dengan serangkaian aktivitas inti dari pelatihan, sehingga kegiatan
pelatihan teteap terjamin efektifitasnya.

Sesi Durasi Kegiatan Jam Keterang


an

Pembukaan dan perkenalan (10’)

Sub sesi 5’ Pembukaan kegiatan 09.00 - 09.05


1 pelatihan serta
perkenalan diri trainer
dan panitia

Sub sesi 5’ Pemaparan rundown 09.05 – 09.10


2 kegiatan pelatihan
manajemen stres
akademik

Edukasi (30’)

Sub sesi 10’ Diskusi serta 09.10 – 09.20


3 presentasi pemaparan
materi tentang stress,
jenis mekanisme
coping dan strategi
cara menghilangkan
stress.

Sub sesi 10’ Ceramah 09.20 – 09.30


4 menggunakan PPT

Sub sesi 10’ Sesi Tanya jawab 09.30 – 09.40


5

7
Instruksi pelatihan (30’)

Sub sesi 30’ Pemberian instruksi 09.40 – 10.10


6 pada peserta pelatihan
dengan panduan
teknik relaksasi nafas
dalam IPK Indonesia

Pelatihan (30’)

Sub sesi 30’ Mempraktekan 10.10 – 10.40


7 sekaligus mengajarkan
peserta untuk
melakukan relaksasi
nafas dalam dengan
memutarkan audio
relaksasi nafas dalam
IPK Indonesia

Mini Evaluasi (20’)

Sub sesi 20’ Mengevaluasi peserta 10.40 – 11.00


8 pelatihan setelah
melaksanakan
pelatihan relaksasi
nafas dalam

Ice Breaking (15’)

Sub sesi 15’ Ice Breaking dengan 11.00 – 11.15


9 melakukan sambung
kata

FGD (30’)

Sub sesi 15’ Diskusi kelompok 11.15 – 11.30


10 mengenai faktor apa
saja yang bisa
menyebabkan
terjadinya stress
akademik

Sub sesi 15’ Pemaparan hasil 11.30 – 11.45


11 keseluruhan diskusi
kelompok

8
Permainan (15’)

Sub sesi 15’ Kahoot (apabila 11.45 – 12.00


12 pelatihan dilaksanakan
secara online)

Ball Quiz (apabila


pelatihan dilaksanakan
secara offline)

Penutup (10’)

Sub sesi 10’ Merangkum seluruh 12.00 – 12.10


13 kegiatan pelatihan
yang telah
dilaksanakan, sharing
kesan dan pesan
peserta setelah
mengikuti pelatihan
hingga akhir dan
penutup.

SELESAI

J. Silabus Pelatihan Relaksasi Pernapasan

Alat
Sesi Durasi Kegiatan Tujuan Metode
bantu
1 2” Pembukaan Membuka Proyektor,
ketua pelatihan laptop, mic
panitia
8” Perkenalan Mencairkan Proyektor,
dan suasana, laptop, mic
membangun membangun
raport hubungan
dekat
2” Pembacaan Memjabarkan Proyektor,

9
rundown rundown laptop, mic
acara acara
2 5” Diskusi Mencairkan Proyektor,
awal, suasana, laptop, mic
membangun membangun
rapport hubungan
dekat
15” Ceramah Menyampaik Melalui Proyektor,
an materi PPT laptop, mic

10” Tanya Menjawab Proyektor,


jawab pertanyaan laptop, mic
30” Instruksi Untuk Diberikan Proyektor,
pelatihan memberikan instruksi laptop, mic
gambaran relaksasi
teknik napas
relaksasi dalam
napas dalam
30” Pelatihan Untuk Audio Proyektor,
memberikan laptop, mic
gambaran
relaksasi
napas dalam
dan
mencobanya
20” Mini Untuk Diskusi Proyektor,
evaluasi melakukan laptop, mic
evaluasi
pelatihan dan

1
sharing
dampak
pelatihan
3 15” Ice break Untuk Permainan Mic
menambah
semangat dan
refreshing
30” FGD Untuk Diskusi dan Kertas, alat
membahas presentasi tulis
hal yang
dialami
peserta dan
mencoba
memecahkan
nya
4 15” Game Untuk Kahoot Proyektor,
mengasah atau laptop, mic,
kemampuan, permainan keranjang,
dan menguji bola
penyerapan
materi dan
kerja sama
10” Penutup dan Penutup Penutupan Proyektor,
evaluasi dan laptop, mic
evaluasi

1
K. Alur Pelatihan
Sesi Pertama
Sesi pertama, dimulai dengan pembukaan oleh ketua panitia. Acara
dilanjutkan dengan perkenalan panitia dan obrolan ringan untuk
membangun keakraban. Kemudian pembawa acara akan membacakan
rundown acara dari awal hingga akhir.
Sesi Kedua
Sesi kedua, sesi ini dimulai dengan diskusi awal trainer dengan peserta
untuk membangun rapport dan menyampaikan abstraksi tema materi
pelatihan. Dilanjutkan ceramah dengan menunjukkan slide PPT, kemudian
dilakukan tanya jawab mengenai materi ceramah. Acara kemudian
dilanjutkan dengan pemberian instruksi pelatihan relaksasi napas dalam, lalu
praktik pelatihan relaksasi napas dalam, dan dilakukan mini evaluasi.
Sesi Ketiga
Sesi ketiga diawali dengan ice break dengan melakukan permainan berbisik.
Selanjutnya dilakukan FGD mengenai stres akademik didampingi panitia.
Sesi Keempat
Sesi ini dimulai dengan gim berupa kuis yang dipilih setelah melempar bola
ke dalam keranjang. Terakhir ditutup oleh pembawa acara dan dilakukan
evaluasi.

1
Rincian Pelaksanaan Pelatihan
Kelompok Klinis 11B4

Nama Pelatihan : Mengatasi Stres Akademik dengan Relaksasi Pernapasan


Waktu Pelatihan : 190 (menit)
Tujuan Pelatihan :
1. Agar para peserta dapat memahami mengenai gejala dan sumber stres
akademik yang dialaminya.
2. Untuk meningkatkan kemampuan dalam mengelola stress dan merespon
secara efektif terhadap gejala stres akademik, sehingga dapat
mengendalikan kondisi apapun terutama di lingkungan sekolah.
Sasaran Program : Siswa Kelas XI VII SMP N 2 Kokap yang mengalami
stress akademik.
Jadwal Kegiatan :
1. Pembukaan (durasi 10 menit)
a. Pembukaan
b. Perkenalan diri
c. pemaparan rundown pelatihan.
2. Pemberian Edukasi (durasi 30 menit)
a. Diskusi dan presentasi
b. Ceramah (menggunakan PPT)
c. Sesi tanya jawab (jika peserta belum memahami materi)
3. Instruksi Pelatihan (durasi 30 menit)
a. Peserta diminta untuk memposisikan tubuh senyaman mungkin.
b. Selanjutnya, peserta diminta untuk menarik dan melepaskan nafas
panjang, dan merasakan tubuh senyuman mungkin.
c. Fasilitator mengajak peserta membayangkan kondisi melihat cahaya
cerah dengan energi yang positif mendekat dan menguasai diri
peserta. (Cahaya cerah ini memberikan rasa tenang bagi tubuh dan
pikiran saat cahaya menyentuh tubuh peserta)

1
4. Pelaksanaan Pelatihan (durasi 30 menit)
a. Fasilitator memutar audio relaksasi, sembari mempraktekannya
bersama peserta pelatihan.
5. Mini Evaluasi (durasi 20 menit)
a. Fasilitator bertanya pada peserta mengenai perasaannya sebelum
diberikan pelatih seperti apa.
b. Fasilitator bertanya pada peserta mengenai perasaannya setelah
diberikan pelatihan seperti apa.
c. Fasilitator melakukan testimoni singkat mengajak siswa maju kedepan
untuk menjelaskan apa yang ia rasakan.
d. Fasilitator memberikan respon jika peserta mendapatkan perasaan
yang berbeda dengan peserta lain.
e. Setelah peserta menjelaskan semua, selanjutnya fasilitator
menjelaskan kembali tentang pelatihan dan manfaat (untuk menjawab
pertanyaan atau perasaan dari peserta lainnya.
6. Ice Breaking (durasi 15menit)
a. Fasilitator memberikan instruksi kepada 1 peserta pertama untuk
mengucapkan satu kata, lalu siswa lain setelahnya menyebutkan setiap kata
yamg diucapkan sebelumnya dan mengeluarkan 1 kata baru hingga membuat
1 kalimat padu. (Jika ada yang salah menyebutkan kata, maka dapat
diberikan hukuman.
7. FGD (durasi 30 menit) 15 menit untuk berdiskusi dan 15 menit untuk
pemaparan hasil diskusi.
a. Fasilitator memulai diskusi kelompok (6 kelompok terdiri 3 orang).
b. Setelah diskusi berakhir, fasilitator mempersilahkan setiap kelompok
untuk memaparkan hasil diskusinya.
8. Permainan (durasi 30 menit)
Kahoot . (Jika dilaksanakan secara online)

1
Peserta mengakses kahoot dan menjawab kuis mengenai stress akademik.
Ball quiz (Jika dilaksanakan secara online)
a. Fasilitator menyiapkan beberapa pertanyaan yang sudah ditulis
dikertas.
b. Fasilitator meletakan kertas berisi pertanyaan di dalam keranjang.
c. Kemudian, peserta memilih pertanyaan dengan cara melemparkan
bola ke salah satu keranjang.
d. Peserta dipersilahkan untuk menjawab pertanyaan sesuai dengan
pilihannya.
9. Penutup (durasi 10 menit)
a. Merekap kembali seluruh kegiatan pelatihan yang dilaksanakan
(sharing kesan dan pesan peserta setelah mengikuti pelatihan hingga
akhir dan penutup).

Alur Pelatihan : Pembukaan, Edukasi, Instruksi Pelatihan, Pelatihan,


Mini Evaluasi, Ice Breaking, FGD, Permainan, dan Penutup.

1
DAFTAR PUSTAKA

Setyoadi & Kushariyadi. 2011. Terapi Modalitas Keperawatan pada Klien


Psiko Geriatrik. Jakarta: Selemba Medika.

Sari, H. F., & Murtini. (n.d.). RELAKSASI UNTUK MENGURANGI STRES


PADA PENDERITA HIPERTENSI ESENSIAL. HUMANITAS, 14.

Risnas, N. 2005.Pengaruh relaksasi benson terhadap pemenuhan kebutuhan tidur


pada lansia, jurnal kesehatan hlm: 126, http://www.scribd.com/doc/126027
156 Scale: is it valid for children and adolescents? Journal of Clinical
Psychology, 66 (9). pp. 996-1007. ISSN 1097-4679.

Elliya, R., Sari, Y., & Chrisanto, E. Y. (2021). Keefektifan Relaksasi Nafas
Dalam Terhadap Penurunan Stres Pada Lansia Di Uptd Pelayanan Sosial
Lanjut Usia Tresna Werdha Natar Lampung Selatan. Malahayati Nursing
Journal, 3(1), 50-60.

https://id.scribd.com/embeds/122301787/content?start_page=1&view_mode=scro
ll&access_key=key-fFexxf7r1bzEfWu3HKwf.

Rahmawati, S., Firmiana, M. E., & Hadiansyah, A. (2021). Manajemen stress dan
menjaga kesehatan mental di masa pandemi COVID-19.

1
LAMPIRAN

1
LEMBAR EVALUASI

No Pertanyaan Terbuka Tanggapan


1 Bagaiamana materi yang
disampaikan oleh pemateri?
(Mudah dipahami, menarik,
jelas)

2 Sejauh mana penguasaan


materi oleh pemateri?
(Menguasai dengan baik,
menjelaskan materi tidak
runtut)

3 Bagimana sikap pemateri


dengan trainer? (Ramah,
menjawab trainer dengan
jelas dan sabar)

4 Bagaimana fasilitas yang


diberikan pemateri?
(Lengkap, menunjang
pelatihan, memadai)

5 Bagaimana metode yang


diberikan dalam pelatihan?
Termasuk metode yang
modern atau megikuti
perkembangan zaman?

6 Bagaimana dengan waktu


pelaksanaan pelatihan?
Terlalu singkat atau lama?

7 Saat pelatihan ini


berlangsung bagaimana
jadwalnya? Runtut atau
tidak?

8 Apa kelebihan dan


kekurangan pelatihan ini?

9 Apakah pelatihan ini


bermanfaat dan membawa

1
perubahan bagi kehidupan
anda?

10 Apakah anda ada saran untuk


pelatihan lain yang
selanjutnya?

1
No Pertanyaan Tertutup Tanggapan

1 Apakah anda merasa puas dengan


pelatihan ini?

2 Apakah anda merasa puas dengan materi


pelatihan?

3 Apakah anda merasa puas dengan sikap


trainner?

4 Apakah anda merasa puas dengan


fasilitas yang di sediakan?

5 Apakah anda merasa puas dengan


tempat yang disediakan?

6 Apakah anda merasa puas dengan


perubahan yang ada pada diri anda
setelah mengikuti pelatihan ini?

7 Saya merasa puas dengan variasi metode


yang diberikan pada pelatihan tersebut?

8 Apakah anda merasa puas dengan gaya,


simpati dan sikap trainer terhadap
peserta?

9 Apakah merasa puas dengan motivasi


yang diberikan trainer dalam pelatihan
ini?

10 Saya menilai pelatihan ini tidak ada


kekurangan?

2
Kurangi Stres Akademik :

Pelatihan
R e la ksa si N a pa s
Da l a m
Apa sih
stres itu?
Menurut Waluy o (20 13) stress merupakan sebagai
tanggapan atau proses internal dan eksternal yang
mencapai tingkat ketegangan fisik dan psikologis

sampai pada batas atau melebihi batas.

Sedangkan menurut Alvin (dalam Eryanti, 2012: 17) stres

akademik adalah tekanan-tekanan yang terjadi di dalam

diri siswa d i m a n a k ond i s i t e r s e b u t d i s e b a b k a n o l e h

persaingan, tekanan, maupun tuntutan akademik yang

diperuntukkan kepada siswa.


Apa yang
menyebabkan s t r e s ?
Faktor y ang dapat menimbulkan stres disebut stresor.
Stresor dibedakan menjadi tiga golongan yaitu :

a)S t r e s o r fisikobiologis. M i s a l nya , p e n y a k i t y a n g s u l i t


disembuhkan, cacat fisik atau kurang berfungsinya salah
satu anggota tubuh, dan postur tubuh yang dipersepsi tidak
ideal.

b)Stresor psikologis. Misalnya, berburuk sangka, frustasi


karena gagal memperoleh sesuatu yang diinginkan, hasud,
sikap permusuhan, perasaan cemburu, konflik pribadi, dan
keinginan di luar kemampuan.

c)S t r e s o r sosial. M i s a l n y a , h u b u n g a n a n t a r a n g g o t a
keluarga yang tidak harmonis, perceraian, pengangguran,
kematian, pemutusan hubungan kerja, kriminalitas, dan lain-
lain (Yusuf dan Nurihsan, 2006; Siswanto, 2007).
A p a aja yaaa
ciri-ciri stres?
01 P E R I L A K U / T I N D A K A N

Ditandai dengan menurunnya kegairahan, pemakaian


alkohol yang berlebihan, meningkatnya konsumsi rokok dan
kopi, perilaku kekerasan/tindakan agresif, gangguan pada

kebiasaan makan, gangguan tidur, kecenderungan


menyendiri, mudah mengalami kecelakaan, menunjukkan
sifat permusuhan, menunjukkan sifat pertengkaran,
mengkritik dan menyalahkan orang lain, tidak sabar,
ceroboh, banyak mengeluh, dan melamun.
02 E M O S I / P E R A S A A N

Ditandai dengan cepat marah, murung,


cemas/takut/panik, merasa ingin menangis
/mudah menangis, pasif/pengasingan diri secara
emosional, depresi / sedih yang berkepanjangan,
merasa tidak berdaya, merasa diabaikan, selalu
mengkritik diri sendiri dan orang lain secara
berlebihan, mudah tersinggung/sensitif.
03 F I S I K / F I S I O L O G I S
Ditandai dengan sakit kepala dan rasa sakit lainnya (seperti
leher,punggung, dll), jantung berdebar, diare/konstipasi (susah
buang air besar), rasa sakit pada rahang, gigi gemeretak,
gangguan kulit/gatal-gatal, kerongkongan kering, pusing
kepala, sering buang air kecil, perubahan pola makan, badan
berkeringat tidak wajar, badan menggigil, gerenyet syaraf,
bersin-bersin, pembesaran pupil mata, bernafas terengah-
engah, mual-mual, kejang-kejang, gangguan motorik, kelelahan
kronis, otot terasa tegang.

Hans Selye (Cooper, 2004; Kavanagh, 2005; Aldwin, 2007)


N a h te rus
apa itu "coping"?
Mekanisme koping adalah cara yang dilakukan
individu dalam menyelesaikan suatu masalah,
menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi
serta respon terhadap masalah dan situasi yang
mengancam.

Menurut Ihsan dan Wahyuni (2020) mekanisme


koping yang dilakukan remaja dapat dipengaruhi
oleh faktor internal dan eksternal. Faktor yang
berasal dari dalam diri meliputi usia, jenis kelamin,
emosi, dan kognitif.
Sedangkan faktor yang berasal dari luar diri meliputi
dukungan sosial, suku, budaya, lingkungan, tingkat
pendidikan, dan keadaan ekonomi. Faktor-faktor
tersebut memiliki pengaruh pada remaja dalam
melakukan mekanisme koping.

Apabila mekanisme koping yang dilakukan tepat dan


dapat berhasil mengatasi masalah, maka seseorang
akan dapat beradaptasi terhadap perubahan atau
masalah tersebut (Ahyar, 2010).
Ada dua jenis coping
yaitu!
Problem-focused
Coping
Bishop (dalam Amartiwi 2008) bahwa ’’Problem focused
coping adalah usaha untuk merubah situasi, sasaran atau
tujuan dengan cara merubah sesuatu dari lingkungan
tersebut atau bagaimana seseorang berinteraksi dengan
lingkungannya.’’

Andrews (dalam Amartiwi 2 0 0 8 ) mengemukakan


bahwa ’’Problem focus coping merupakan perilaku
coping yang
tepat dan efektif, salah satunya adalah dengan
mengatasi secara langsung masalah-masalah yang
muncul dan tidak menghindari masalah’’.
Emotion-focused
Coping
Menurut Aldwin dan Revenson, strategi coping
merupakan suatu cara atau metode yang dilakukan
tiap individu untuk mengatasi dan mengendalikan
situasi atau masalah yang dialami dan dipandang
sebagai hambatan, tantangan, yang bersifat
menyakitkan, serta ancaman yang bersifat merugikan.
Emotion-focused
Coping
Hal ini dapat ditangani dengan salah satu cara yaitu
menggunakan strategi koping berfokus pada emosi
atau Emotion-focused coping yang melibatkan
pengaturan perasaan dan respons emosional
seseorang terhadap masalah dengan mengatasi
masalah tersebut. Emotion-focused coping yaitu jenis
manajemen stres yang berupaya mengurangi respons
emosional negatif yang dipicu oleh timbulnya stres
berat. Emosi negatif seperti ketakutan, agresi, depresi,
Emotion-focused
Coping
Sehingga dapat dikatakan bahwa dengan melakukan
Emotion-focused coping dapat mengalihkan fokus dan
perhatian pada sumber masalah. Sebagai contoh:
dengan melakukan hal positif berupa curhat pada
orang yang dapat dipercaya atau menceritakan
masalahnya dengan bentuk tulisan, berdoa dengan
mendekatkan diri pada Tuhan, olah raga, dan meditasi
atau relaksasi napas dalam.
Apaitu
relaksasŤnapas dalam?
Teknik relaksasi napas dalam merupakan suatu
bentuk asuhan keperawatan, yang dalam hal ini
perawat mengajarkan kepada klien bagaimana

cara melakukan napas dalam, napas dalam


(menahan inspirasi secara maksimal) dan
bagaimana menghembuskan napas secara

perlahan, selain dapat menurunkan intensitas


nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga dapat
meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan
oksigenasi darah.
D aftar Pustak a
Barseli, M. et., al. ( 2018). Hubungan stres akademik siswa dengan hasil belajar. J.Edu (Jurnal education), volume 4(1), 40-47
Evi. Andelia, Duma Lumban Tobing. (2015). HUBUNGAN STRES DENGAN KOPING ORANG TUA PADA ANAK TUNAGRAHITA USIA SEKOLAH DI YAYASAN DARMA ASIH
SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) BAGIAN C DAN C1 Depok. Jurnal Keperawatan Widya Gantari, 2(1) / Juni 2015
Fahriza, M. R., & Ulfa, L. (2019). Faktor Penyebab Stress Dan Dampak Bagi Kesehatan.
Kertamuda, F., & Herdiansyah, H. (2009). Pengaruh strategi coping terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru. Jurnal Universitas Paramadina, 6(1), 11-23
MENINGKATKAN PENGELOLAAN STRESS SISWA DI SMA NEGERI 1 BARRU, Jurnal Ilmu Pendidikan, Psikologi, Bimbingan dan Konseling, 5(2), Desember 2015. ISSN:
2088-9623. E-ISSN: 2442-7802
Mesuri, Rosalina Prima., Emil Huriani., Gusti Sumarsih. (2014). Hubungan Mekanisme Koping dengan Tingkat Stres Pada Pasien Fraktur. NERS
JURNAL KEPERAWATAN, 10(1), Maret 2014: 66-74.
Muhamad Ilham Bakhtiar & Asriani. (2015). EFEKTIVITAS STRATEGI PROBLEM FOCUSED COPING DAN EMOTION FOCUSED COPING DALAM
Putri, G. K., & Ardyani, B. (2021). Mekanisme Koping pada Remaja di Desa Ragajaya Kecamatan Bojong Gede Kabupaten Bogor. Indonesian Journal of Nursing
Scientific, 1(1), 43-50.
Rahmawati, W. K. (2016). Efektivitas teknik restrukturisasi kognitif untuk menangani stres akademik siswa. JKI (Jurnal Konseling Indonesia), 2(1), 15-21.
Suryani, B. (2020). 23,9% anak alami stress karena belajar daring. Harian Jogja, Diakses pada Rabu, 22 Juni 2022
Taylor, S.E. dan Stanton, A.L. 2007. Coping Resources, Coping Processes and Mental Health. The Annual Review of Clinical Psychology. 3:337 – 401.
Ulum, C. M. (2018). Hubungan sikap mahasiswa dengan tingkat stress dalam penyusunan skripsi pada mahasiswa semester VIII SI keperawatan stikes icme
jombang. Jombang : Insan cendekia medika.
Waluyo, S. J., & Suminar, S. (2018). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Perubahan Skala Nyeri Sedang Pada Pasien Gastritis Di Klinik Mboga
Sukoharjoan. Intan Husada: Jurnal Ilmiah Keperawatan, 6(1), 31-45.
Wijaya, C. (2021) Covid 19: “stress, mudah marah, hingga dugaan bunuh diri”, persoalan mental murid selama sekolah dari rumah. BBC.COM. Diakses pada Rabu,
22 Juni 2022
TERIMA KASIH

Tim P eny usun

Anda mungkin juga menyukai