Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MANAJEMEN STRESS : TEKNIK NAFAS DALAM, RELAKSASI PROGRESI,


QUINDED IMAGERY

Disusun Oleh :

KELOMPOK 4KELAS 1A

1. AFRIAWATRI YODELVI 1914201005

2. AMELIA GUSTRI 1914201007

3. CINDY SONI A PUTRI 1914201011

4. INDAH ANGGINA MARITO NST 1914201018

5. REZVIGEL AMANDA 1915201035

DOSEN PEMBIMBING

Ns. MELTI SURIYA, M.Kep

PROGRAM PENDIDIKAN S1 ILMU KEPERAWATAN


1
STIKes ALIFAH PADANG

TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji syukur kehadirat allah swt karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga,
tugas ini dapat diselesaikan. Tanpa pertolonganya mungkin penulis tidak akan sanggup
menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.

Tugas ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu dengan judul ” MANAJEMEN
STRESS: TEKNIK NAFAS DALAM, RELAKSASI PROGRESI, QUINDED IMAGERY Penulis
mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Keperawatan Dasar 1 yang telah
membimbing dan memberikan kesempatan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Tak lupa juga penulis mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungannya dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini kurang dari sempurna, untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran, baik dari dosen pembimbing maupun teman–teman atau
pembaca agar makalah ini dapat lebih sempurna.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca,dan
semoga adanya tugas ini allah swt senantiasa meridhoinya dan akhirnya membawa hikmah
untuk semuannya.

Wassalamualaikum ,Wr.Wb

Padang, 10 Desember 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................................

DAFTAR ISI................................................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................................

A. Latar Belakang..........................................................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................................................
C. Tujuan..........................................................................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORISTIS..............................................................................................................................
A. Pengertian Stres.......................................................................................................................................
B. Pengertian Manajemen Stres..............................................................................................................
C. Tanda dan Gejala Stres..........................................................................................................................
D. Manajemen Stres dengan Berbagai Alternatif Pemecahan Masalah...................................
E. Teknik Manajemen Stres.......................................................................................................................
F. Teknik Relaksasi Otot Progresif.........................................................................................................
G. Pengertian Quinded Imagery..............................................................................................................
H. Jenis-Jenis Quinded Imagery...............................................................................................................
I. Proses Quinded Imagery.......................................................................................................................
J. Pelaksanaan Quinded Imagery...........................................................................................................
BAB III..........................................................................................................................................................................
A. Kesimpulan................................................................................................................................................
B. Saran.............................................................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Stress adalah suatu kondisi dinamik yang didalamnya seorang individu dikonfrontasikan
dengan suatu peluang, kendala (konstraints), atau tuntunan (demands) yang dikaitkan dengan
apa yang sangat di inginkannya dan yang hasilnya dipersepsikan sebagai tidak pasti dan
penting.
Teknik pernafasan dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam hal ini
perawat mengajarkan kepada klien bagaiman cara melakukan nafas dalam, nafas lambat
(menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana mengembuskan nafas secara perlahan,
selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi nafas dalam juga dapat
meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigen darah ( Smeltzer dan Bare, 2002).
Progressive muscle relaxation adalah terapi relaksasi dengan gerakan mengencangkan dan
melemaskan otot-otot pada satu bagian tubuh pada satu waktu untuk memberikan perasaan
relaksasi secara fisik.Gerakan mengencangkan dan melemaskan secara progresif kelompok otot
ini dilakukan secara berturut-turut (synder dan lindquist,2002).

Kecemasan merupakan hal wajar yang pernah dialami oleh setiap manusia.kecemasan sudah
dianggap sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.kecemasan adalah suatu perasaan yang
sifatnya umum,dimana seseorang merasa ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri yang
tidak jelas asal maupun wujudnya (sutardjo wirawihardja,2005:66).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan stres ?
2. Apa yang dimaksud dengan manajemen stres ?
3. Apa saja tanda dan gejala stres ?
4. Apa saja manajemen stres dengan berbagai alternatif pemecahan masalah ?
5. Apa saja teknik manajemen stres ?
6. Bagaimana teknik relaksasi otot progresif ?
7. Apa pengertian quinded imagery ?
8. Apa saja jenis-jenis quinded imagery?
9. Bagaimana proses quinded imagery ?
10. Bagaimana pelaksanaan quinded imagery
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian stres
2. Untuk mengetahui pengertianmanajemen stres
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala stres
4. Untuk mengetahui manajemen stres dengan berbagai alternatif pemecahan masalah
5. Untuk mengetahui teknik manajemen stres
6. Untuk mengetahui teknik relaksasi otot progresif
7. Untuk mengetahui pengertian quinded imagery
8. Untuk mengetahui jenis-jenis quinded imagery
9. Untuk mengetahui proses imagery
10. Untuk mengetahui pelaksanaan quinded imagery
BAB II
TINJAUAN TEORISTIS
A. Pengertian Stress
Stress adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk
ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress dapat membuat
produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental. Pada dasarnya, stress adalah
sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental. Sumber stress disebut dengan stressor
dan ketegangan yang di akibatkan karena stress, disebut strain.
Menurut Robbins (2001) stress juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menekan
keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk mencapai
kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang. Dan apabila pengertian stress
dikaitkan dengan penelitian ini maka stress itu sendiri adalah suatu kondisi yang
mempengaruhi keadaan fisik atau psikis seseorang karena adanya tekanan dari dalam ataupun
dari luar diri seseorang yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka..

B. Pengertian Manajemen Stres


Manajemen stres adalah kemampuan untuk mengendalikan diri ketika situasi, orang-
orang, dan kejadian-kejadian yang ada memberi tuntutan yang berlebihan. Tidak ada seorang
pun yang bisa menghindarkan diri dari stres. Namun, stres bisa dikelola sehingga justru
mendatangkan nilai positif bagi seseorang. Stres tidak boleh dihilangkan sama sekali karena dia
membantu kelangsungan hidup dan memberikan dinamika hidup (Mudjaddid, Diffy: 2005).
Sesuai dengan pendapat (Hawari D, 2001) manajemen atau penatalaksanaan stres, cemas,
dan depresi pada tahap pencegahan dan terapi memerlukan suatu metode pendekatan yang
bersifat holistik, yaitu mencakup fisik (somatik), psikologik/psikiatrik, psikososial, dan
psikoreligius. Di bidang pencegahan agar seseorang tidak jatuh dalam keadaan stres, cemas, dan
atau depresi maka sebaiknya kekebalan yang bersangkutan perlu ditingkatkan agar mampu
menanggulangi stresor psikososial yang muncul dengan cara hidup yang teratur, serasi, selaras,
dan seimbang antara dirinya dengan Tuhan (vertikal), sedangkan secara horizontal antara
dirinya dengan sesama orang lain dan lingkungan alam sekitarnya.

C. Tanda dan Gejala Stres


1.  Gejala fisik
a. Sering merasa sakit kepala
b. Pusing
c. Gangguan telinga (telinga berdenging)
d. Gemetaran
e. Perasaan jantung atau dada terbakar
f. Diare dan susah buang air besar
2. Gejala emosi dan mental
a. Gangguan tidur
b. Ansietas atau merasa ketakutan
c. Depresi ,tidak punya keinginan atau semangat hidup
d. Menangis dengan tiba-tiba
e. Merasa marah secara tiba-tiba
f. Tidak dapat mengambil keputusan
g. Tidak dapat berpikir memecahkan masalahTidak dapat mengambil keputusan

D. Manajemen Stres Dengan Berbagai Alternatif Pemecahan Masalah


Beberapa alternatif pemecahan masalah yang digunakan untuk menerapkan sistem
manajemen dalam suatu stres kehidupan yaitu :
1. Terapi psikofarmaka
Menurut Hawari, D (2001) mengatakan bahwa, terpi psikofarmaka adalah pengobatan
untuk stres, cemas, atau depresi dengan memakai obat-obatan (farmaka) yang berkhasiat
memulihkan fungsi gangguan neuro-transmitter (sinyal penghantar saraf) di susunan saraf
pusat otak (lymbic system). Sebagaimana diketahui sistem limbik tersebut merupakan sebagai
bagian dalam otak yang berfungsi mengatur alam pikiran, alam perasaan dan perilaku atau
dengan kata lain mengatur fungsi psikis seseorang.
Cara kerja psikofarmaka ini adalah dengan jalan memutuskan jaringan atau sirkuit psiko-
neuro-imunologi, sehingga stressor psikososial yang dialami seseorang tidak lagi
mempengaruhi fungsi kognitif, afektif, psikomotor, dan organ-organ tubuh lainnya. Terapi
psikofarmaka yang banyak dipakai oleh para dokter (psikiater) adalah obat anti cemas
(anxiolytic) dan obat anti depresi (anti depressant) yang juga berkhasiat sebagai obat anti stres.
2. Terapi Somatik
Dalam pengalaman praktek sehari-hari sering dijumpai gejala atau keluhan fisik (somatik)
sebagai gejala ikutan atau akibat dari stres, kecemasan, dan depresi yang berkepanjangan.
Untuk menghilangkan keluhan-keluhan somatik itu dapat diberikan obat-obatan yang ditujukan
pada organ tubuh yang bersangkutan.
3. Psikoterapi
Pada pasien yang mengalami stres, kecemasan dan atau depresi selain diberikan terapi
psikofarmaka (anti cemas danb anti depresi) dan terapi somatik, juga diberikan terapi kejiwaan
(psikologik) yang dinamakan psikoterapi. Psikoterapi ini banyak macam ragamnya tergantung
dari kebutuhan baik individual maupun keluarga, misalnya :
a. Psikoterapi Suportif
Terapi ini memberikan motivasi, semangat, dan dorongan agar pasien yang bersangkutan
tidak merasa putus asa dan diberi keyakinan serta percaya diri (self confindence) bahwa dia
mampu mengatasi stresor psikososial yang sedang dihadapinya.
b. Psikoterapi re-edukatif
Terapi ini memberikan pendidikan ulang dan koreksi bila dinilai bahwa ketidakmampuan
mengatasi stres, kecemasan, dan depresinya itu dikarenakan faktor psiko-edukatif masa lalu
dikala yang bersangkutan dalam periode anak dan remaja. Dari terapi ini diharapkan yang
bersangkutan mampu mengatasi stresor psikososial yang sedang dihadapinya.
c. Psikoterapi re-konstruksi
Terapi dimaksudkan untuk memperbaiki kembali kepribadian yang telah mengalami
goncangan akibat stresor psikososial yang tidak mampu diatasi oleh pasien yang bersangkutan.
d. Psikoterapi Kognitif
Terapi digunakan untuk memulihkan fungsi kognitif pasien, yaitu kemampuan untuk
berpikir secara rasional, konsentrasi, dan daya ingat. Selain itu yang bersangkutan mampu
membedakan nilai – nilai moral etika mana yang baik dan buruk, mana yang boleh dan tidak,
mana yang haram dan halal.
e. Psikoterapi psiko-dinamik
Terapi ini dimanfaatkan untuk menganalisa proses dan menguraikan proses dinamika
kejiwaan yang dapat menjelaskan mengapa seseorang itu tidak mampu menghadapi stresor
psikososial sehingga dia jatuh sakit (stres, cemas, dan atau depresi). Dengan mengetahui
dinamika psikologis itu diharapkan yang bersangkutan mencari jalan keluarnya
f. Psikoterapi perilaku
Dengan terapi ini diharapkan agar dapat memulihkan gangguan perilaku yang maladaptif
(ketidakmampuan beradaptasi) akibat stresor psikososial yang dideritanya. Dengan terapi ini
diharapkan pasien yang bersangkutan dapat beradaptasi dengan kondisi yang baru sehingga
bisa berfungsi kembali secara wajar dalam kehidupannya sehari-hari baik di rumah, di sekolah
atau kampus, di tempat kerja, dan lingkungan sosialnya.
g. Psikoterapi keluarga
Seseorang dapat jatuh dalam keadaan stres, kecemasan dan atau depresi yang disebabkan
oleh stresor psikososial faktor keluarga. Dengan terapi digunakan untuk memperbaiki
hubungan kekeluargaan, agar faktor tidak lagi menjadi faktor penyebab dan faktor keluarga
dapat dijadikan sebagai faktor pendukung bagi pemulihan pasien yang bersangkutan. Pada
terapi ini tidak hanya ditujukan pada pasien yang bersangkutan saja, tetapi juga terhadap
anggota keluarga lainnya.

4. Terapi Psikoreligius
Dari berbagai penelitian yang dilakukan ternyata tingkat keimanan seseorang erat
hubungannya dengan kekebalan dan daya tahan tubuh dalam menghadapi berbagai problem
kehidupan yang merupakan stresor psikososial. Organisasi Kesehatan seDunia (WHO, 1984)
dalam (Hawari. D, 2001) telah menetapkan unsur spiritual (agama) sebagai salah satu dari 4
unsur kesehatan. Keempat unsur kesehatan tersebut adalah sehat fisik, sehat psikis, sehat
sosial, dan sehat spiritual. Pendekatan baru ini telah diadopsi oleh psikiater Amerika Serikat
(the American Psychiatric Asssociation/APA, 1992) yang dikenal dengan pendekatan ”bio-
psycho-socio-spiritual”.
Terapi psikoreligius dibutuhkan karena mengandung unsur kerohanian yang
membangkitkan rasa percaya diri dan optimisme terhadap penyembuhan suatu penyakit
disamping obat-obatan dan tindakan medis yang diberikan.
5. Terapi Psikososial
Digunakan untuk memulihkan kembali kemampuan adaptasi agar yang bersangkutan
dapat kembali berfungsi secara wajar dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah, di sekolah
atau kampus, di tempat kerja, maupun di lingkungan pergaulan sosialnya.
Teknik terapi psikososial dilakukan dengan cara analisa SWOT yaitu :
a. Strength
Upaya mencari aspek-aspek yang positif pada diri seseorang yang merupakan kekuatan
yang perlu dikembangkan untuk mengatasi stresor psikososial yang dihadapi.
b. Weakness
Upaya mengetahui faktor-faktor yang merupakan kelemahan dan kekurangan pada diri
seseorang. Hal tersebut dapat dikompensasikan agar tidak menghambat penyelesaian dalam
menghadapi stresor psikososial.
c. Opportunity
Usaha melihat ke depan akan adanya kesempatan yang lebih baik untuk dijadikan sebagai
penentu keberhasilan penanggulangan stresor psikososial pada seseorang. Dan diharapkan
keberhasilan tersebut lebih baik dari sebelumnya.
d. Threat
Upaya untuk mengetahui dan menyadari adanya ancaman sebagai faktor pengganggu bagi
penanggulangan stresor bahkan dapat membahayakan atau menggagalkan penyelesaian stresor
psikososial. Oleh karena itu seseorang harus mempertimbangkan faktor ini.
6. Konseling
Semua proses terapi tersebut di atas dilakukan melalui konseling. Konseling dilakukan oleh
orang yang ahli dalam bidangnya memberikan konsultasi yaitu dokter atau psikiater. Istilah
konselor dilakukan untuk orang yang memberikan konseling, sedangkan klien dianggap sebagai
pihak yang diberi konseling.
Konseling ditujukan tidak hanya kepada individu tetapi bisa keluarga, teman dekat,
suami/istri. Selama berlangsungnya konseling suasana formal dan profesionalisme dari pihak
konselor harus mematuhi aturan terkait moral etika.
7. Teknik Stimulasi
Beberapa manajemen stres yang berhubungan reaksi tubuh seseorang :
a. Peningkatan Strategi Koping
1. Berfokus pada emosi
Pengaturan pada respon emosional melalui perilaku individu dengan cara meniadakan
fakta-fakta yang tidak menyenangkan; kontrol diri, jaga jarak terhadap stres, positif thinking,
menerima tanggung jawab.
2. Berfokus pada masalah
Mempelajari cara-cara atau ketrampilan yang dapat menyelesaikan masalah;
merencanakan problem solving, meningkatkan dukungan sosial.
b.  Homeostatis
Suatu keadaan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dalam menghadapi segala
kondisi yang dihadapi. Dapat juga diartikan sebagai suatu proses perubahan yang terus
menerus untuk memelihara kestabilan dan beradaptasi terhadap kondisi lingkungan sekitarnya.
Stres dikendalikan oleh sistem endokrin dan saraf otonom, yang secara alamiah proses
homeostatis terjadi di dalam tubuh manusia. Cara tubuh melakukan homeostatis : self
regulation, berkompensasi, sistem umpan balik negatif, dan umpan balik untuk mengoreksi
ketidak seimbangan fisiologis.

E. Teknik Manajemen Stres


Ada beberapa teknik manajemen stress yang sudah diterapkan dan dibuktikan
keberhasilannya menurun stress yaitu :
1. Hypnoterapy
Metode hypnoteraphy yang paling mudah diterapkan adalah self-hypnosis, metode ini
memungkinkan seseorang melakukan hipnosis pada diri sendiri, metode itu
dinamakan Autohipnosis diterjemahkan sebagai swa-upaya-terarah yaitu keadaan hipnosis yang
dibangkitkan tanpa bantuan orang lain. Dalam pengertian ilmiah dapat diartikan sebagai upaya
sistimatis dan terprogram yang dilakukan sendiri dengan memasukkan program-program
positif sebagai usaha untuk lebih meningkatkan faktor positif diri sendiri.
Cara ini diketahui dapat menetralisir ketegangan (stress) kehidupan yang dialami sehari-
hari, dan merelaksasikan 3 unsur jiwa raga, yaitu; nafas, gerak, dan nalar. Ketika seseorang
berada dalam kondisi ini, dan diperiksa dengan mesin EEG (Elektro-Ensefalo-Grafi) akan terlihat
dominasi gelombang Alfa, yaitu gelombang setengah lingkaran (sinusoid, tumpul) dengan
frekuensi 8 – 12 silkus perdetik. Situasi yang akan dicapai seseorang dalam keadaan sangat
tenang. Jika telah trampil melakukan metode ini, maka relaksasi akan mudah dicapai ketika kita
menglami stres atau saat menghadapi masalah psikomatik seperti sulit tidur, sulit konsentrasi,
emosi tidak stabil dan sebagainya. Self –hypnosis sebenarnya bisa dilakukan kapan saja, dan
dimana saja, oleh siapa saja.
Langkah self-hypnosis Menurut Linda-Ann Stewart, salah seorang
hypnoterapist penulis buku Self healing, cara-cara self-hypnosis adalah sebagai berikut:
a. Posisikan tubuh senyaman mungkin
b. Pejamkan mata. Tarik nafas dalam-dalam dari hidung dan hembuskan melalui mulut, ulangi
hingga 3 kali
c. Fokuskanlah perhatian pada organ tubuh Anda, bisa dimulai dari yang paling atas (kepala)
atau sebaliknya dari bawah (ujung kaki). Perintahkanlah setiap bagian tubuh untuk relaks.
Misalnya; Kepala, relaks; Dahi, relaks. Lakukanlah untuk setiap bagian tubuh, sambil
berusaha menvisualisasikan setiap otot berubah dari tegang menjadi lentur
d. Kemudian bayangkan bahwa sekeliling Anda sangat nyaman dan aman. Langkah ini perlu
dilakukan untuk melindungi diri dari faktor eksternal yang akan mengganggu
e. Lakukanlah perhitungan mundur dari 10 hingga 1,bayangkan diri Anda sedang menuruni
tangga, ataueskalator. Dan setiap perhitungan mundur membuat Anda berada semakin
rendah. Jika Anda masihmerasa tegang, lakukanlah langkah ini 2 kali
f. Atur waktu biologis Anda, pastikan berapa lama Anda ingin melakukan relaksasi
g. Kemudian bayangkan Anda berada di tempat yang aman, dan damai. Cobalah
menikmatinya
h. Kemudian bayangkan tujuan Anda beberapa kali. Visualisasikan keinginan Anda, atau
ucapkan hal yang menjadi tujuan Anda. Gunakan seluruh pancar indera untuk menghayati
tujuan itu, dan lakukan penguatan yang positif
i. Secara otomatis setelah waktu biologis yang Anda atur habis, Anda akan terjaga, dan
lakukan perhitungan mundur dari 7 hingga 1; dan lakukan sugesti pada diri sendiri bahwa
setelah selesai melakukan self hypnosis, Anda akan menjadi lebih segar, peka, damai dan
merasa sangat bahagia
Beberapa manfaat self-hypnosis setelah mencapai ketenangan adalah dampak lanjutan
menerapkan self-hypnosis :
a. Peningkatan potensi dan rasa percaya diri
b. Memperbaiki kualitas tidur (jika seseorang memiliki gangguan tidur
c. Mengendalikan emosi, sehingga meminimalkan stres
d. Menetralisir kebiasaan buruk yang dipicu stres berkepanjangan, misalnya perasaan sedih,
cemas dan ketakutan, kemarahan yang sulit diungkapkan
2. Meditasi
Ide meditasi adalah memfokuskan pikiran anda pada suatu pikiran yang membuat santai
untuk suatu periode tertentu. Meditasi mengistirahatkan pikiran dengan mengalihkan pikiran
dari masalah yang membuat stress. Memberikan tubuh anda waktu untuk beristirahat dan
membuang racun yang muncul karena stress dan kegiatan mental atau fisik lainnya.
Meditasi berguna ketika :
a. Anda mengalami stress dalam jangka waktu panjang
b. Anda mengalami stress dalam jangka waktu pendek yang menyebabkan terlepasnya
adrenalin dalam aliran darah
c. Anda sedang khawatir akan suatu masalah
d. Anda sedang aktif secara fisik
e. Relaks dengan meditasi mempunyai efek berikut :
f. Memperlambat pernapasan
g. Mengurangi tekanan darah
h. Menolong otot bersantai
i. Memberi tubuh waktu untuk membuang asam laktat dan produk buangan lainnya
j. Mengurangi kecemasan
k. Menghilangkan pikiran yang membuat stressMembantu berpikir jernih
l.  Membantu fokus dan konsentrasi
Teknik meditasi
Harus dilakukan dalam posisi yang membuat anda tetap nyaman dalam jangka waktu
tertentu (idealnya 20-30 menit). Dapat menggunakan beberapa fokus konsentrasi, seperti
pernapasan, fokus pada suatu objek, fokus pada suara, perumpamaan.Sangat penting bagi
pikiran untuk tetap focus
3. Teknik Relaksasi Napas Dalam
Pengertian Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan,
yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan napas dalam,
napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas
secara perlahan Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga
dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah.
Tujuan Smeltzer & Bare (2002) menyatakan bahwa tujuan teknik relaksasi napas dalam
adalah untuk meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasi
paru, meningkatkan efesiensi batuk, mengurangi stress baik stress fisik maupun emosional
yaitu menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan kecemasan.
Persiapan melakukan tehnik relaksasi nafas dalam Pastikan anda dalam keadaan tenang
dan santai (rileks) Pilih waktu dan tempat yang sesuai. (duduk di kursi jika anda di kerjaan atau
di rumah) Anda boleh melakukan teknik relaksasi ini sambil membaca doa, berzikir atau
sholawat.
Prosedur teknik relaksasi napas dalam menurut Priharjo (2003)
Bentuk pernapasan yang digunakan pada prosedur ini adalah pernapasan diafragma yang
mengacu pada pendataran kubah diagfragma selama inspirasi yang mengakibatkan pembesaran
abdomen bagian atas sejalan dengan desakan udara masuk selama inspirasi.
Adapun langkah-langkah teknik relaksasi napas dalam adalah sebagai berikut :
1. Ciptakan lingkungan yang tenang
2. Usahakan tetap rileks dan tenang
3. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui hitungan
1,2,3.
4. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan ekstrimitas atas dan
bawah rileks
5. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
6. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut secara perlahan-
lahan
7. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks
8. Usahakan agar tetap konsentrasi atau mata sambil terpejam
9. Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri
10. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang
11. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali.
12. Bila nyeri menjadi hebat, seseorang dapat bernafas secara dangkal dan cepat.
Manfaat Teknik Relaksasi Nafas Dalam
1. Ketentraman hati
2. Berkurangnya rasa cemas, khawatir dan gelisah
3. Tekanan dan ketegangan jiwa menjadi rendah
4. Detak jantung lebih rendah
5. Mengurangi tekanan darah
6. Ketahanan yang lebih besar terhadap penyakit
7. Tidur lelap
8. Kesehatan mental menjadi lebih baik
9. Daya ingat lebih baik
10. Meningkatkan daya berpikir logis
11. Meningkatkan kreativitas
12. Meningkatkan keyakinan
13. Meningkatkan daya kemauan
14. Intuisi
15. Meningkatkan kemampuan berhubungan dengan orang lain

F. Teknik Relaksasi Otot Progresif


Teknik relaksasi otot progresif adalah teknik relaksasi otot dalam yang tidakmemerlukan
imajinasi, ketekunan, atau sugesti (Herodes, 2010) dalam(Setyoadi & Kushariyadi, 2011).
Terapi relaksasi otot progresif yaitu terapidengan cara peregangan otot kemudian dilakukan
relaksasi otot (Gemilang,2013). Relaksasi progresif adalah cara yang efektif untuk relaksasi
danmengurangi kecemasan (Sustrani, Alam, & Hadibroto, 2004).
Tujuan terapi relaksasi otot progresif :
Menurut Herodes (2010), Alim (2009), dan Potter (2005) dalam Setyoadidan Kushariyadi
(2011) bahwa tujuan dari teknik ini adalah:

a. Menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher dan punggung,tekanan darah tinggi,
frekuensi jantung, laju metabolik
b. Mengurangi distritmia jantung, kebutuhan oksigen.
c. Meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi ketika klien sadar dantidak memfokus
perhatian seperti relaks.
d. Meningkatkan rasa kebugaran, konsentrasi.
e. Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stres.
f. Mengatasi insomnia, depresi, kelelahan, iritabilitas, spasme otot, fobiaringan, gagap
ringan, dang.
g. Membangun emosi positif dari emosi negatif.

G. Pengertian Quinded Imagery


Imagery merupakan pembentukan representasi mental dari suatu objek, tempat, peristiwa,
atau situasi yang dirasakan melalui indra (Snyder,2006). Saat berimajinasi individu dapat
membayangkan melihat sesuatu, mendengar, merasakan, mencium, dan atau menyentuh
sesuatu (Snyder,2006).
Menurut Hart (2008) mendefinisikan guided imagery sebagai sebuah teknik yang
memanfaatkan cerita atau narasi untuk mempengaruhi pikiran, sering dikombinasi dengan
latar belakang musik.   Guided imagery adalah teknik untuk mengarahkan individu untuk fokus
dan berkhayal atau berimajinasi (Naparstek, 2008 dalam Hart, 2008), sedangkan Rank
(2011) menyatakan guided imagery merupakan teknik perilaku kognitif dimana seseorang
dipandu untuk membayangkan kondisi yang santai atau tentang pengalaman yang
menyenangkan.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa guided imagery merupakan
teknik untuk menuntun individu dalam membayangkan sensasi apa yang dilihat, dirasakan,
didengar, dicium, dan disentuh tentang kondisi yang santai atau pengalaman yang
menyenangkan untuk membawa respon fisik yang diinginkan (sebagai pengurang stres,
kecemasan, dan nyeri) yang sering dikombinasi dengan latar belakang musik.

H. Jenis Quinded Imagery


Guided imagery ada 4 jenis yaitu :
a. pleasant imagery (imajinasi menyenangkan misalnya membayangkan tempat yang
tenang)
b. physiologically focused imagery (imajinasi fokus fisiologis misalnya berfokus pada fungsi
fisiologis yang membutuhkan penyembuhan)
c. mental rehearsal (latihan mental misalnya membayangkan tugas tertentu
sebelum kejadian)
d. receptive imagery (scanning tubuh untuk penyembuhan langsung) (Hart, 2008).

I. Proses Quinded Imajery


Telah disebutkan bahwa guided imagery merupakan salah satu strategi nonfarmakologi
penatalaksanaan nyeri untuk anak (Hockenberry & Wilson, 2009). Namun guided imagery tidak
selalu sesuai untuk semua anak-anak. Kemampuan kognitif anak harus dipertimbangkan
sebelum dilakukan guided imagery. Anak-anak perlu mencapai tahap Piaget pra operasional
(umur 2-7 tahun) untuk mendapatkan keuntungan dari guided imagery sebagai terapi
penatalaksanaan nyeri (Whitaker & McArthut, 1998 dalam Hart, 2008). Menurut Hart (2008),
jika seseorang membayangkan suatu hal negatif atau menakutkan dapat meningkatkan rasa
sakit atau kecemasan maka hal tersebut dapat dinetralkan dengan pikiran positif atau
menenangkan. Pikiran dapat dilatih untuk berfokus pada imajinasi penyembuhan. Jika imajinasi
menakutkan atau negatif memiliki kemampuan untuk meningkatkan rasa sakit dan gejala lain
yang tidak diinginkan, maka imajinasi positif atau menenangkan dapat mengurangi gejala sakit
(Hart, 2008)
Mekanisme atau cara kerja guided imagery belum diketahui secara pasti tetapi teori
menyatakan bahwa relaksasi dan imajinasi positif melemahkan sikoneuroimmunologi yang
mempengaruhi respon stres. Respon stress dipicu ketika situasi atau peristiwa (nyata atau
tidak) mengancam fisik atau kesejahteraan emosional atau tuntunan dari sebuah situasi
melebihi kemampuan seseorang, sehingga dengan imajinasi diharapkan dapat merubah situasi
stres dari respon negatif yaitu ketakutan dan kecemasan menjadi gambaran positif yaitu
penyembuhan dan kesejahteraan (Dossey, 1995 dalam Snyder, 2006).
Respon emosional terhadap situasi, memicu sistem limbik dan perubahan sinyal fisiologis
pada sistem saraf perifer dan otonom yang mengakibatkan melawan stres (Snyder,
2006). Mekanisme imajinasi positif dapat melemahkan psikoneuroimmunologi yang
mempengaruhi respon stres, hal ini berkaitan dengan teori Gate Control yang menyatakan
bahwa “hanya satu impuls yang dapat berjalan sampai sumsum tulang belakang ke otak pada
satu waktu “ dan “ jika ini terisi dengan pikiran lain maka sensasi rasa sakit tidak dapat dikirim
ke otak oleh karena itu rasa sakit berkurang”. Guided imagery juga
dapat melepaskan endorphin yang melemahkan respon rasa sakit dan dapat mengurangi rasa
sakit atau meningkatkan ambang nyeri (Hart, 2008).

J. Pelaksanaan Quinded Imagery


Menurut Snyder (2006) teknik guided imagery secara umum antara lain:
Membuat individu dalam keadaan santai yaitu dengan cara:
1. Mengatur posisi yang nyaman (duduk atau berbaring).
2. Silangkan kaki, tutup mata atau fokus pada suatu titik atau suatu benda di dalam
ruangan.
3. Fokus pada pernapasan otot perut, menarik napas dalam dan pelan, napas berikutnya
biarkan sedikit lebih dalam dan lama dan tetap fokus pada pernapasan dan tetapkan
pikiran bahwa tubuh semakin santai dan lebih santai.
4. Rasakan tubuh menjadi lebih berat dan hangat dari ujung kepala sampai ujung kaki.
5. Jika pikiran tidak fokus, ulangi kembali pernapasan dalam dan pelan.
Sugesti khusus untuk imajinasi yaitu:
1. Pikirkan bahwa seolah-olah pergi ke suatu tempat yang menyenangkan dan
merasasenang ditempat tersebut
2. Sebutkan apa yang bisa dilihat, dengar, cium, dan apa yang dirasakan
3. Ambil napas panjang beberapa kali dan nikmati berada ditempat tersebut
4. Sekarang, bayangkan diri anda seperti yang anda inginkan (uraikan sesuai tujuan yang
akan dicapai/ diinginkan)
Beri kesimpulan dan perkuat hasil praktek yaitu:
1. Mengingat bahwa anda dapat kembali ke tempat ini, perasaan ini, cara ini kapan saja
anda menginginkan
2. Anda bisa seperti ini lagi dengan berfokus pada pernapasan anda, santai, dan
membayangkan diri anda berada pada tempat yang anda senangi

Kembali ke keadaan semula yaitu:


1. Ketika anda telah siap kembali ke ruang dimana anda berada
2. Anda merasa segar dan siap untuk melanjutkan kegiatan anda
3. Anda dapat membuka mata anda dan dan ceritakan pengalaman anda ketika anda telah
siap (Snyder, 2006).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen stres adalah kemampuan untuk mengendalikan diri ketika situasi, orang-
orang, dan kejadian-kejadian yang ada memberi tuntutan yang berlebihan. Tidak ada seorang
pun yang bisa menghindarkan diri dari stres. Namun, stres bisa dikelola sehingga justru
mendatangkan nilai positif bagi seseorang. Stres tidak boleh dihilangkan sama sekali karena dia
membantu kelangsungan hidup dan memberikan dinamika hidup (Mudjaddid, Diffy: 2005).
Imagery merupakan pembentukan representasi mental dari suatu objek, tempat, peristiwa,
atau situasi yang dirasakan melalui indra (Snyder,2006). Saat berimajinasi individu dapat
membayangkan melihat sesuatu, mendengar, merasakan, mencium, dan atau menyentuh
sesuatu (Snyder,2006). Istilah guide imagery merujuk pada berbagai teknik
termasuk visualisasi sederhana, saran yang menggunakan imaginasi langsung, metafora dan
bercerita, eksplorasi fantasi dan bermain “game”, penafsiran mimpi, gambar, dan imajinasi yang
aktif dimana unsur-unsur ketidaksadaran dihadirkan untuk ditampilkan sebagai gambaran
yang dapat berkomunikasi dengan pikiran sadar (Academic for Guide Imagery, 2010).
B. Saran
Pada saat pembuatan makalah penulis menyadari bahwa banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Oleh sebab itu penulis harapkan kritik serta saranya mengenai
pembahasan makaah diatas
DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, Rita L & Richard C. 1991. Pengantar Psikologi. Jilid II Terjemahan. Erlangga. Jakarta
Hawari D. 2001. Manajemen Stress, Cemas dan Depresi Edisi Kesatu. FKUI. Ja-
Direja, A. H. S.(2011).Buku Pintar Manajemen stres dan Emosi. Yogyakarta MantraBooks
Hawari, D. (2008).Manajemen Stres, Cemas dan Depresi

Anda mungkin juga menyukai