MANAJEMEN STRES
PENYUSUN
REGIA RARA WAHYU NINGRUM (B.22.03.131)
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan karunia-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Manajemen Konflik"
dengan tepat waktu.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................3
BAB I..................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................6
C. Tujuan....................................................................................................................7
1 Tujuan umum.....................................................................................................7
2 Tujuan khusus....................................................................................................7
D. Manfaat.................................................................................................................7
BAB II.................................................................................................................................8
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................................8
A. Pengertian Stres........................................................................................................8
B. Sumber Stres.............................................................................................................8
C. Tahapan Stres............................................................................................................9
D. Jenis-Jenis Stres.......................................................................................................10
E. Manajemen Stres.....................................................................................................11
F. Konsep Stres............................................................................................................12
G. Manajemen Pencegahan Steres.............................................................................13
H. Gejala Stres.............................................................................................................15
I. Pendekatan Dalam Mengelolah Stres......................................................................18
J. Manajemen Stres di Tempat Kerja……………………………………………………………..…………19
BAB III..............................................................................................................................20
KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................................................20
A. Kesimpulan..............................................................................................................20
B. Saran........................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
fisik, emosional dan spritual manusia yang pada suatu saat dapat
stres, kami menyepakati bahwa stres adalah persepsi kita terhadap situasi atau
kegelisahan akan suatu hal. Stres sebenarnya merupakan hal yang wajar bagi
pekerja lain (Tsai & Liu, 2012). Penelitian lain dilakukan oleh Persatuan
Perawat Nasional Indonesia (PPNI) menunjukkan terdapat 50,9% perawat
perbaikan dari situasi yang lama, sedangkan manajemen stres yang tidak
bekerja. Dunia pelayanan seperti perawat dan bidan, muncul sikap bosan,
sebagai gejala stres dan burn out. Ketika muncul gejala burn out pekerja akan
B. RUMUSAN MASALAH
1. Tujuan umum
Untuk memperluas wawasan dan pengetahuan bagi penulis dan
pembacanya, serta memberi sumbangan pemikiran atau mendukung
perkembangan konsep keilmuan maupun pemecahan masalah.
2. Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui yang dimaksud dari pengertian stres
2) Untuk mengetahui sumber stres
3) Untuk mengetahui tahapan stres
4) Untuk mengetahui jenis-jenis stres
5) Untuk mengetahui manajemen stres
D. MANFAAT
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN STRES
Stres merupakan fenomena multi dimensi yang kompleks berfokus pada
hubungan dinamis antara seseorang dengan lingkungan. Stress merupakan
keadaan organisme di bawah pengaruh kekuatan internal dan eksternal yang
dapat mengancam untuk mengubah keseimbangan dinamis (homeostatis)
(Mastorakos, G; Pavlatof, 2005).
Perubahan fisiologis akibat ancaman, secara umum disebut respon stress.
Individu yang tidak memiliki kemampuan menerima stressor menimbulkan
respon negatif sehinggan di perlukan ketrampilan dan kemampuan individu
untuk menyesuaikan diri dari stres.
Lazarus dan Folkman (1984) mendefinisikan stress sebagai suatu kejadian
atau peristiwa yang terjadi karena tuntutan dan lingkungan atau tuntutan
internal (fisiologi/psikologi) menuntut melebihi sumber daya adaptif individu.
Definisi Lazarus dan Folkman ini dikenal dengan konsep stress transaksional.
B. SUMBER STRESS
1. Survival stress, stres ini merupakan stres yang biasa dikenal dengan fight
or flight, yakni ketika anda takut sesuatu secara fisik dapat melukai anda,
di mana tubuh secara alami merespons dengan tekanan energi sehingga
anda akan lebih mampu bertahan dari situasi berbahaya (fight) atau
melarikan diri bersama-sama (flight).
2. Stres internal, merupakan salah satu jenis stres yang paling penting untuk
dipahami dan dikelola. Stres ini sering terjadi ketika kita khawatir tentang
hal-hal yang tidak dapat kita kendalikan atau menempatkan diri kita dalam
situasi yang kita tahu akan membuat kita stres.
3. Stres lingkungan, merupakan respons terhadap hal-hal di sekitar kita yang
menyebabkan stres, seperti kebisingan, keramaian dan tekanan dari
pekerjaan atau keluarga.
4. Kelelahan dan terlalu banyak pekerjaan, stres semacam ini menumpuk
dalam waktu yang lama dan dapat berdampak buruk pada tubuh. Ini juga
dapat disebabkan oleh tidak mengetahui bagaimana mengatur waktu
dengan baik atau bagaimana meluangkan waktu untuk istirahat dan
relaksasi.
C. TAHAPAN STRES
Menurut Dr. Robert J. Van Amberg (1979) dalam Ditjen Yankes
Yogyakarta (2018), terdapat 6 (enam) tahapan stres yang perlu diketahui
sebagai langkah awal atau alarm untuk mengenali stres, yakni sebagai
berikut.
1. Tahap 1 : merupakan tahapan stres paling ringan dimana biasanya
ditandai dengan semangat bekerja berlebihan (overacting), penglihatan
lebih “tajam” dari biasanya, merasa mampu menyelesaikan pekerjaan
lebih namun tanpa disadari cadangan energi habis dan timbulnya rasa
gugup yang berlebihan.
2. Tahap 2 : mulai timbul keluhan seperti merasa letih sewaktu bangun
pagi, badan tidak terasa segar, mudah lelah setelah makan siang
ataupun menjelang sore, lambung dan atau perut tidak nyaman,
jantung berdebar-debar, otot punggung dan tengkuk terasa tegang dan
tidak bisa santai.
3. Tahap 3 : muncul keluhan yang semakin nyata seperti gangguan
lambung dan usus (gastritis atau mag, diare), ketegangan otot semakin
terasa, perasaan tidak tenang, ketegangan emosional semakin
meningkat, gangguan pola tidur dan tubuh terasa lemah seperti tidak
bertenaga.
4. Tahap 4 : muncul gejala seperti ketidakmampuan untuk melakukan
aktivitas rutin karena perasaan bosan, kehilangan semangat, terlalu
lelah karena gangguan pola tidur, kemampuan mengingat dan
konsentrasi menurun, serta muncul rasa takut dan cemas yang tidak
jelas penyebabnya.
5. Tahap 5 : kelelahan fisik sangat terasa, tidak mampu menyelesaikan
pekerjaan ringan dan sederhana, gangguan pada sistem pencernaan
semakin berat, serta semakin meningkatnya rasa takut dan cemas.
6. Tahap 6 : tahap ini merupakan tahap puncak yang ditandai dengan
timbulnya rasa panik dan takut mati, jantung berdetak semakin cepat,
kesulitan untuk bernapas, tubuh gemetar dan berkeringat, dan adanya
kemungkinan terjadi kolaps atau pingsan.
D. JENIS-JENIS STRES
Kajian literatur menyebutkan bahwa stres yang terjadi pada seseorang
dapat menjadi hal positif dan negatif. Positif jika menjadikan penderita dapat
memobilisasi setiap sumber daya yang dimiliki tubuh untuk bereaksi dengan
cepat dan terkendali terhadap situasi apapu. Namun, jika stres juga
berlangsung lama maka akan menyebabkan kelelahan kronis mental
(Nekoranec & Kmosena, 2015). Jenis stres di antaranya sebagai berikut.
1. Stres Dasar
Kehidupan sehari-hari dapat menjadi stres bahkan di saat-saat
terbaik sekalipun, seperti berurusan dengan masalah rutin di rumah
dan di tempat kerja. Stres dasar mungkin disebabkan oleh berbagai
sumber ketegangan pada individu, emosional, tingkat keluarga atau
sosial. Stres dasar biasanya berkurang setelah beberapa minggu.
2. Stress Akut
Reaksi stres akut adalah suatu reaksi tubuh yang menjadi nyata
atau ancaman pada kesejahteraan pada diri seseorang, baik itu fisik
atau psikologis.
3. Stres Kumulatig
Ketika tingkat stres tinggi berkelanjutan penderit dpat
menhasilkan respons stres kumulatif atau kronis. Kumulatif dari stres
dapat menumpuk, seringkali tidak dikenali, dan berkembang selama
periode waktu yang berjalan. Jenis stres ini dapat dengan mudah
menjadi hal yang tidak nyaman dan baik pada fisik dan mental tidak
sehat ketika itu terjadi terlalu sering, berlangsung terlalu lama dan
terlalu parah. Penting untuk dicatat bahwa apa yang membuat
penderita tetekan belum tenyu menyusahkan orang lain. Pengalaman
yang dimiliki kebanyakan orang adalah merasa bahwa mereka tidak
bisa mengendalikan keadaan penderita stres.
4. Stres Insiden kritis
Insiden kritis didefinisikan peristiwa diluar rentang normal atau
tiba-tiba dan tidak terduga, membuat hal tidak terkontrol, melibatkan
munculnya persepsi akan ancaman terhadap kehidupan dan dapat
mencakup unsur-unsur kehilangan fisik atau emosional. Stres jenis ini
di temukan pada saat terjadinya suatu insiden termasuk bencana alam,
kecelakaan dengan banyak korban, penyerangan, kematian keluarga,
penyanderaan, bunuh diri, perang dan lain sebagainya.
E. MANAJEMEN STRES
Stres merujuk pada identifikasi dan analisis terhadap permasalahan yang
terkait dengan stress dan aplikasi berbagai alat teraupetik untuk mengubah
sumber stress atau pengalaman stress (Intan, 2022)
Manajemen stress sebagai suatu keterampilan yang memungkinkan
seseorag untuk mengantisipasi, mencegah, mengelola dan memulihkan diri
dari stress yang di rasakan karena adanya ancaman dan ketidakmampuan
dalam coping yang dilakukan.
Ada tiga sumber yang dapat menyebabkan timbulnya stress yakni Faktor
lingkungan, Faktor Organisasi dan Faktor Individu. Stress dalam pekerjaan
dapat dicegah timbulnya dan dihadapi tanpa memperoleh dampaknya yang
negatif.
Manajemen stres lebih dari pada sekedar mengatasinya, yakni belajar
menanggulanginya secara adaptif dan efektif. Hampir sama pentingnya untuk
mengetahui apa yang tidak boleh dilakukan dan apa yang harus di coba.
Stres di tempat kerja akibat persaingan, sering melampiaskan dengan cara
bekerja lebih keras yange berlebihan. Ini bukanlah cara efektif yang bahkan
tidak menghasilkan apa-apa untuk memecahkan sebab dari stres, justru akan
menambah masalah lebih jauh.
Suprianto dkk (2003) mengatakan bahwa dari sudut pandang organisasi,
manajemen mungkin tidak khawatir jika karyawannya mengalami stress yang
ringan. Alasannya karena pada tingkat stress tertentu akan memberikan akibat
positif, karena hal ini akan mendesak mereka untuk melakukan tugas lebih
baik. Tetapi pada tingkat stres yang tinggi atau stress ringan yang
berkepanjangan akan membuat menurunnya kinerja karyawan.
F. KONSEP STRES
Konsep stres yang berbeda dikemukakan oleh Mc Ewen (2001) bahwa
sumber stres akan direspons oleh otak berupa stres persepsi dan stress respons.
Konsep ini mengarah pada stres akan mempengaruhi psikis (mental) dan fisik
(biologis).
Konsep teori stres yang dikemukakan Lazarus dan Folkman, Nelson dan
Simmons sangat tepat untuk menjelaskan stress akibat stressor kerja. Nelson
dan Simmons (2001) mengembangkan model stres lazarus dan folkman;
distress atau eustress pekerja di pengaruhi oleh faktor karakteristik internal
individu.
Konsep stress yang dikemukakan oleh Mc Ewen merupakan terobosan
baru bahwa ada keterkaitan antara kinerja saraf terhadap respons secara
biologi. Sehingga penelitian ini menggunakan 2 teori stres diatas dengan
asumsi bahwa masalah distress menurut Nelsons dan Simmons akan
dijelaskan menggunakan konsep teori Mc Ewen, karena penelitian berfokus
pada perubahan persepsi dan perbaikan distress setelah perlakuan pelatihan
spiritual.
G. MANAJEMEN PENCEGAHAN STRES
Manajemen preventif distress menggunakan pendekatan bersama
yang dikembangkan oleh Quick berfokus pada respons individu dan
organisasi untuk mengelola stres (Quick, 2000). Berbagai negara yang
tergabung dalam organisasi kesehatan masyarakat mendukung model
pencegahan stress dalam 3 tingkatan :
1. Mengubah penyebab stress.
2. Mengelola respons individu terhadap stress.
3. Menggunakan tenaga profesional untuk menyembuhkan gejala
distress.
Banyak cara yang dapat kita lakukan dalam mengatasi stress, dan
setiap individu dapat mengatasi stress dengan cara yang dimiliki oleh
masing-masing sesuai dengan kemampuan mereka. Adapun cara yang
dapat dilakukan seperti:
1. Pelatihan efikasi diri dibuat berdasarkan prinsip belajar mengalami
(experience learning), yang prosesnya tidak hanya dilakukan dengan
pemberian materi saja, tetapi peserta juga diberi kesempatan untuk
mengalami secara langsung perilaku-perilaku yang dilatihkan dalam
bentuk permainan yang bermakna.
2. Belajar mengalami (experience learning) di awali dengan mengalami
tahap kegiatan, mengungkap keluar berbagai materi dan observasi,
memproses yaitu mendiskusikan pola dan dinamika, menyimpulkan
dan mengembangkan prinsip-prinsip dunia nyata dan menerapkan
yaitu merencanakan penggunaan hasil belajar secara efektif (Ancok,
2005).
Huxley mengajukan enam langkah untuk menghadapi stres yang
muncul yaitu :
1. Aware terhadap stres
Situasi stres dapat mempengaruhi keadaan fisik dan mental
seseorang. Aware terhadap stres berarti mampu mengenali tanda-tanda
dari keberadaan situasi stres. Bagi sebagian orang tanda-tanda tersebut
dapat berupa perasaan sangat lelah, lekas marah atau perasaan gelisah.
Pada sebagian orang yang muncul adalah sikap cepat menyerang atau
menarik diri dari orang lain.
2. Melakukan time out
Setelah situasi stres dikenali, langkah berikutnyaadalah melakukan
time out (menyingkir sejenak). Saat keadaan memanas, time out akan
memberi kesempatan untuk melakukan cooling down. Langkah ini juga
berguna untuk mencegah dari mengatakan atau melakukan tindakan yang
dapat disesali kemudian.
3. Menyusun rencana self-care
Kesibukan melakukan tugas-tugas seringkali membuat orang
mengabaikan kebutuhan fisik, emosi dan spiritual diri sendiri.
Menyisihkan waktu untuk melakukan self-care dapat mengurangi beban
yang overload, misalnya tidur yang nyenyak, berolah raga, meditasi,
shalat/berdoa, atau relaksasi beberapa menit.
4. Menyusun rencana pengelolaan waktu
Melaksanakan pekerjaan/tugas dengan menyusun rencana
pengelolaan waktu, membuat prioritas dan jadual akan sangat membantu
menghadapi situasi stres yang muncul.
5. Memecahkan problem bersama
Sebagai mahasiswa baru, seringkali kita berpikir bahwa kita haus
dapat menyelesaikan semua masalah. Cara berpikir yang demikian akan
meningkatkan stres. Mengajak teman untu berdiskusi bersama
memecahkan masalah, dapat meningkatkan keterlibatan mereka sehingga
dapat membantu mengembangkan kemampuan problem solving di
kemudian hari. Namun perlu diingat bahwa proses memecahkan problem
bersama harus dilakukan secara demokratis.
6. Mencari dukungan
Adakalanya situasi stres berada di luar kemampuan untuk
menghadapinya. Bila sudah demikian, mencari dukungan pada lingkungan
dekat atau peer group merupakan jalan keluar yang realistis.
H. GEJALA STRES
Tiap stres memberikan respons positif dan negatif diperlihatkan
melalui indikator dan menghasilkan efek yang berbeda terhadap variabel
yang dihasilkan, misal kesehatan. Indikator respons stres dapat berupa:
fisiologi, perilaku dan psikologi. Distress adalah respons psikologi negatif
terhadap stressor yang di tunjukkan oleh keadaan psikologis negatif
(Simmon & Nelson, 2001; Quick, 2003). Model akan di fokuskan pada
respons psikologi, indikator repons negatif adalah negatif psikologi berupa
efek negatif.
Distress dikelompokkan dalam 3 aspek yaitu :
1. Gejala fisiologi seperti : sakit perut, detak jantung meningkat dan
sesak nafas, tekanan darah meningkat, sakit kepala, serangan
jantung.
2. Gejala psikologi seperti : kecemasan, ketegangan, kebosanan,
ketidakpuasan dalam bekerja, kepala pusing/migrain, ketegangan
otot, sulit tidur atau banyak tidur.
3. Gejala perilaku seperti : menunda pekerjaan, penurunan prestasi dan
produktivitas, perilaku sabotasi, peningkatan frekwensi absen kerja,
perilaku makan yang tidak normal, kehilanagan nafsu makan,
penggunaan alkohol, peningkatan tindakan agresif, mencuri
penurunan kualitas hubungan interpersonal (keluarga dan teman)
kecenderungan bunuh diri (robin, 2005)
Menurut sari dari hasil penelitiannya menjelaskan dampak stres
kerja antara lain : gangguan pada pekerjaan, frustasi, kecemasan,
terganggunya kesehatan fisik, psikologis, menurunnya selera makan dan
tidak dapat berkomunikasi (Sari,2014)
positif dan negatif bagi individu. Stresor pada mahasiswa baru dapat
yaitu; Aware terhadap stress, melakukan time out, menyusun rencana self
dikantor atau perusahaan, tetapi stres juga bisa disebabkan oleh masalah-
Stresor adalah penyebab stres, yakni apa saja kondisi lingkungan tempat
tuntutan fisik dan emosional pada seseorang. Terdapat banyak stresor dalam
pekerjaan terbagi menjadi empat tipe utama, yaitu: lingkungan fisik, stres
karena peran atau tugas, penyebab stres antarpribadi, dan organisasi. Ada dua
pendekatan organisasional.
Stress merupakan suatu gejala yang dimiliki oleh setiap orang dimanahal
Stress juga terjadi dalam kerja dimana stress tersebut dapat bersumber
Stress yang terjadi dapat berupa stress positif maupun negatif dimana
Namun semua itu masih dapat dicegah bahkan dimanajemen untuk dapat
B. SARAN
tersebut dengan baik. Karena hal tersebut mampu mencegah stress dalam
bekerja sertameningkatkan efektifitas dalam bekerja. Selain baik bagi
DAFTAR PUSTAKA
Bahar, E. Stres dan Kesehatan. Makalah Seminar ”Hipertensi dan Stres serta
Penatalaksanaannya”. Mei 1995. RSUP. Palembang, 1995.
Dr. Lalu Muhammad Saleh, S.K.M., M.Kes. 2020. Manajemen Stress Kerja.
Yogyakarta : DEEPUBLISH.
Davison, G.C. and Neale, J.M. Abnormal Psychology. Eighth Edition. New
York:John Wiley & Sons, Inc, 2001.
http://www.benih.net/lifestyle/gaya-hidup/beberapa-cara-untuk-menyiasati-stres-
kerja.html
http://agungpia.multiply.com/journal/item/35/
Stress_Kerja_pengertian_dan_pengenalan
Palupi Widyaastuti, SKM. 2004. Manajemen Stress. Jakarta : Buku Kedokteran
EGC.
Prof. Dr.Drs. H. Ekawarna, M.Psi. 2018. Manajemen konflik dan stress. Jakarta :
Bumi Aksara, 2018
Suryani, L. K. Atasi Masalah dengan Kemampuan Spiritual Anda: Maag-Migren-
Stres-Depresi-Trauma. Intisari Seri Psikologi. Jakarta: PT Intisari Mediatama,
2004
Tri Niswati Utami, dkk. 2021. Manajemen Stress Kerja. Medan : Merdeka kreasi,
2021