Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“Memahami Prosedur Relaksasi Untuk Terapi Islam”

Dosen Pengampu : Siti Thohurotul Ula, M.Pd.I

Nama Kelompok :

Diyah Febriana 23080200036

Ika Putri Dewi Fatimah 23080200034

Mayrizka Yogi Syahputri 23080200058

BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SALATIGA
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas mata kuliah Psikoterapi Islam yang diampu oleh Bu Siti Thohurotul Ula, M.Pd.I
dengan judul “Memahami Prosedur Relaksasi Untuk Terapi Islam”.

Makalah ini kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya,
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Salatiga, 30 September 2022

Penulis ,

DAFTAR ISI
Halaman Judul ......................................................I

Kata Pengantar ..................................................... II

Daftar Isi ............................................................... III

BAB I Pendahuluan ...............................................1

A.    Latar Belakang ...........................................1


B.    Rumusan Masalah ...................................... 2
C.    Tujuan ........................................................ 3

BAB II Pembahasan............................................... 4

A.   Konsep Dasar Relaksasi ............................. 5


B.   Macam-macam Relaksasi Untuk Terapi Islam.... 6
C. Prosedur Relaksasi ...................................... 7
D. Peran Konselor Dalam Relaksasi ............... 8
E. Manfaat Relaksasi ....................................... 9
F. Teknik Relaksasi ......................................... 10
G. Aplikasinya ................................................. 11

BAB III Penutup .................................................... 12

A.    Kesimpulan ............................................... 12


B.    Saran ......................................................... 13
Daftar Pustaka ....................................................... 15

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Relaksasi adalah suatu teknik yang dapat membuat pikiran dan tubuh
menjadi rileks melalui sebuah proses yang secara progresif akan melepaskan
ketegangan otot di setiap tubuh (Potter & Perry, 2010). Teknik relaksasi
berguna dalam berbagai situasi, misalnya nyeri, cemas, kurangnya
kebutuhan tidur, stres, serta emosi yang ditunjukkan. Relaksasi memelihara
reaksi tubuh terhadap respon fight or flight, penurunan respirasi, nadi, dan
jumlah metabolik, tekanan darah dan energi yang digunakan (Potter & Perry,
2010).

Seseorang yang sedang mengalami cemas, cenderung mengalami perubahan


persepsi dan memiliki pikiran negatif terkait permasalah yang dihadapinya
Jika seorang selalu berpikiran negatif maka ada beberapa dampak
diantaranya: menurunnya status kesehatan, menurunnya fungsi adaptasi
seseorang terhadap perubahan lingkungan, sikap pesimistik terhadap masa
depan dan kecenderungan depresi serta penurunan kualitas hidup.

Teknik pemusatan pikiran dapat dilakukan melalui teknik relaksasi dzikir.


penggabungan teknik relaksasi dengan bacaan dzikir yang diulang-ulang.
Bacaan dzikir yang diulang-ulang merupakan salah satu cara untuk
memusatkan pikiran seseorang terhadap makna dari kalimat dzikir. Kalimat
dzikir sendiri mengandung makna positif, sehingga pikiran negatif yang
dialami seseorang yang cemas akan digantikan dengan pikiran positif ketika
orang tersebut berfokus pada kalimat dzikir. Dzikir pada beberapa penelitian
dapat menurunkan kecemasan, seperti kecemasan pada pasien AMI (Acute
Myocardial Infarction)
A. Rumusan Masalah
1. Konsep Dasar Relaksasi
2. Macam-macam Relaksasi Untuk Terapi Islam
3. Prosedur Relaksasi
4. Peran Konselor Dalam Relaksasi
5. Manfaat Relaksasi
6. Teknik Relaksasi
7. Aplikasiny
B. Tujuan Masalah

1. Apa konsep dasar relaksasi islam ?


2. Apa saja macam-macam relaksasi untuk terapi islam ?
3. Bagaimana prosedur relaksasi terapi islam ?
4. Bagaimana peran konselor dalam relaksasi terapi islam?
5. Apa saja manfaat relaksasi terapi islam?
6. Apa saja teknik relaksasi terapi islam ?
7. Bagaimana pengaplikasiannya ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR RELAKSASI ISLAM

1. Pengertian

Relaksasi adalah suatu teknik yang dapat membuat pikiran dan tubuh
menjadi rileks melalui sebuah proses yang secara progresif akan melepaskan
ketegangan otot di setiap tubuh (Potter & Perry, 2010). Teknik relaksasi
berguna dalam berbagai situasi, misalnya nyeri, cemas, kurangnya
kebutuhan tidur, stres, serta emosi yang ditunjukkan. Relaksasi memelihara
reaksi tubuh terhadap respon fight or flight, penurunan respirasi, nadi, dan
jumlah metabolik, tekanan darah dan energi yang digunakan (Potter & Perry,
2010).

Teknik relaksasi religius dengan konseling islami merupakan penggabungan


teknik relaksasi dengan memasukkan unsur keyakinan yang akan digunakan
dalam menurunkan kecemasan yaitu unsur keyakinan agama Islam. Unsur
keyakinan yang dimasukkan dalam penelitian ini adalah mendengarkan syiar
dan syair islam sembari mengikuti dan mengingat Allah SWT secara terus-
menerus dan memohon ampunanNya (Hamzah et al., 2017). Relaksasi
religius dapat menjadi rujukan terapi untuk menurunkan kecemasan sosial
konseli yang berkeyakinan Islam.

2. Karakteristik

1. Merupakan metode untuk mengembalikan tubuh dalam kondisi


homeostatis sehingga konseli dapat kembali tenang.

2. Relaksasi tidak menganggap penting usaha pemecahan masalah penyebab


terjadinya ketegangan melainkan menciptakan kondisi individu yang lebih
nyaman dan menyenangkan dengan dzikir.

3. Tujuan relaksasi islam


1. Tujuan pokok relaksasi adalah membantu orang menjadi rileks, dan
dengan demikian dapat memperbaiki berbagai aspek kesehatan fisik.

2. Membantu individu untuk dapat mengontrol diri dan memfokuskan


perhatian sehingga ia dapat mengambil respon yang tepat saat berada dalam
situasi yang menegangkan.

B. MACAM-MACAM RELAKSASI UNTUK TERAPI ISLAM

Lichstein (1988), mengemukakan jenis-jenis teknik relaksai antara lain:

1. Autogenic Training

Yaitu suatu prosedur relaksasi dengan membayangkan (imagery) sensasi-


sensasi yang meyenagkan pada bagian-bagian tubuh seperti kepala, dada,
lengan, punggung, ibu jari kaki atau tangan, pantan, pergelangan tangan.
Sensasi-sensasi yang dibayangkan itu sepert rasa hangat, lemas atau rileks
pada bagian tubuh tertentu, juga rasa lega karena nafas yang dalam dan
pelan. Sensasi yang dirasakan ini diiringi dengan imajinasi yang
meyenangkan misalnya tentang pemandangan yang indah, danau, yang
tenang dan sebagainya tentang keindahan ciptaan-ciptaan Alloh SWT.

2. Progressive Training

Adalah prosedur teknik relaksasi dengan melatih otot-otot yang tegang agar
lebih rileks, terasa lebih lemas dan tidak kaku. Efek yang diharapkan adalah
proses neurologis akan berjalan dengan lebih baik. Karena ada beberapa
pendapat yang melihat hubungan tegangan otot dengan kecemasan, maka
dengan mengendurkan otot-otot yang tegang serta mengucapkan istigfar
diharapkan tegangan emosi menurun dan demikian sebaliknya.

3. Meditation

Adalah prosedur klasik relaksasi dengan melatih konsentrasi atau perhatian


pada stimulus yang monoton dan berulang (memusatkan pikiran pada
kata/frase tertentu sebagai focus perhatiannya ), biasanya dilakukan dengan
menutup mata sambil duduk, mengambil posisi yang pasif dan
berkonsentrasi dengan pernafasan yang teratur dan dalam. Ketenangan diri
dan perasaan dalam kesunyian yang tercipta pada waktu meditasi harus
menyisakan suatu kesadaran diri ynag tetap terjaga diiringi dengan dzikir
didalam hati, meskipun nampaknya orang yang melakukan meditasi sedang
berdiam diri/terlihat pasif dan tidak bereaksi terhadap lingkungannya.

Selain ketiga jenis di atas relaksasi juga dapat menggunakan media aroma,
suara, cita rasa makanan, minuman, keindahan panorama alam dan air.
Semua itu merupakan teknik relaksasi fisik/tubuh.

Bernstein dan Borkovec,1973; Goldfried dan Davidson,1976; Walker


dkk,1981 juga merumuskan relaksasi otot menjadi tiga macam tipe yaitu :

1. Relaxation via tension- Relaxation

Relaksasi otot bertujuan untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan


dengan cara melemaskan otot-oto badan.

Dalam metode ini konseli diminta untuk menegangkan dan melemaskan


masing-masing otot, kamudian diminta untuk merasakan dan menikmati
perbedaan antara ketika otot tegang dan ketika otot lemas. Di sini konseli
diberitahu bahwa pada fase menegangkan akan membantu dirinya untuk
lebih menyadari sensasi yang berhubungan dengan kecemasan dan sensasi-
sensasi tersebut bertindak sebagai isyarat utau tanda untuk melemaskan
ketegangan. Konseli dilatih untuk melemaskan otot yang tegang dengan
cepat seolah-olah mengeluarkan ketegangan dari badan sehingga konseli
akan merasa rileks. Pada mulanya prosedur pelemasan otot-otot dengan
cepat ini dikenalkan oleh Lazarus dan Paul (dikutip oleh Goldfried dan
Davidson,1976). Otot yang dilatih adalah otot lengan, tangan, bisep, bahu,
leher, wajah, perut, dan kaki.

2. Relaxation via Letting Go

Metode ini bertujuan untuk memperdalam relaksasi. Setelah konseli berlatih


relaksasi pada semua kelompok otot tubuhnya, maka langkah selanjutnya
adalah latihan relaxation via letting go. Pada fase ini konseli dilatih untuk
menyadari dan merasakan rileksasi. Konseli dilatih untuk menyadari
ketegangannya dan berusaha sedekat mungkin untuk mengurangi serta
menghilangkan ketegangan tersebut dengan demikian, konseli akan lebih
peka terhadap ketegangan dan lebih ahli dalam mengurangi ketegangan.

3. Differential Relaxation

Relaksasi differential merupakan salah satu penerapan keterampilan


relaksasi progesif. Latihan relaksasi ini dapat dilakukan dengan cara
merangsang konseli untuk relaksasi yang dalam pada otot-otot yang tidak
diperlukan untuk melakukan aktivitas tertentu, kemudian mengurangi
ketegangan yang berlebihan pada otot-otot yang diperlukan untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tersebut. Latihan relakssai ini dapat dilakukan apabila
subyek telah mencapai keadaan yang rileks. Latihan relaksasi deferensial
yang teratur akan menghasilkan penurunan tingkat ketegangan secara umum.
Hal ini akan menghasilkan berkurangnya ketegangan dan meningkatkan rasa
nyaman sewaktu individu melakukan aktivitas sehari-hari. Program yang
dilakukan untuk relaksasi diferensial, meliputi suatu seri latihan yang
dimulai dari situasi yang hanya sendiri di ruang sunyi sampai pada situasi
dengan orang lain di tempat yang ramai, dari posisi duduk sampai posisi
berdiri, dari aktivitas yang sederhana sampai aktivitas yang kompleks.

Selain itu juga ada macam relaksasi kesadaran indra yang dikembangkan
oleh Goldfried yang dipelajari dari Weitzman. Dalam teknik ini konseli
diberi sutu seri pertanyaan yang tidak dapat dijawab secara lisan, tetapi
dirasakan sesuai dengan apa yang dapat atau tidak dapat dialami oleh konseli
pada waktu instruksi dilakukan. Seperti pada relaksasi otot, instruksi
relaksasi kesadaran indra juga dapat diberikan melalui tape recorder
sehingga dapat digunakan untuk latihan di rumah.

C. PROSEDUR RELAKSASI TERAPI ISLAM

1. Anjurkan klien mengambil posisi yang dirasakan paling nyaman.


2. Pejamkan mata dengan pelan tidak perlu dirasakan, sehingga tidak ada
ketegangan otot sekitar nata.

3. Kendorkan otot-otot serileks mungkin, mulai dari kaki,betis, paha, perut dan
lanjutkan ke semua otot tubuh.

4. Mulai dengan bernapas yang lambat dan wajar, serta mengucapkan dzikir
pada saat menarik nafas dan dulang saat mengeluarkan nafas.

5. Ulang terus point 4 selama 10-15 menit

Teknik instruksi relaksasi kesadaran Indra

Dengarkan baik-baik apa yang saya katakan pada Anda. Saya akan mencoba
suatu eksperimen dengan Anda. Saya terangkan lebih dulu rangkaian
eksperimen ini.

Setiap eksperimen merupakan pertanyaan yang masing-masing dapat dijawab


dengan “ya atau tidak”. Tetapi Anda tidak perlu menjawab ya atau tidak dengan
jawaban yang keras atau jawaban untuk sendiri, karena jawaban masing-masing
akan tampak pada reaksi Anda yang bersifat pribadi sekali atas pertanyaan yang
diajukan.

Maka dengarkanlah pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan, dan janganlah


terpengaruh oleh perasaan-perasaan yang aneh atau tidak enak, atau perasaan
apapun yang Anda rasakan. Tangkaplah setiap pertanyaan sebagaimana biasanya
Anda memberi reaksi atas pertanyaan biasa.

Tidak ada yang dinilai betul atau salah bagi siapapun. Jadi reaksi Anda atas
pertanyaan itu adalah jawaban yang benar-benar untuk diri Anda sendiri. Nah,
mari kita mulai.

 Mungkin Anda membiarkan mata Anda menutup. Bila mata Anda sekarang
belum menutup silakan menutupnya sekarang secara perlahan.
 Dapatkah Anda merasakan bagian belakang kepala Anda yang menempel
dikursi?
 Mungkinkah Anda membayangkan jarak antara kedua mata Anda?
 Dapatkah Anda membayangkan jarak antara kedua telinga Anda?
 Mungkinkah Anda sadar betapa dekat napas Anda sampai ke bagian
belakang telinga setiap kali Anda bernapas?
 Dapatkah Anda membayangkan Anda memandang ke suatu tempat yang
jauh, jauh sekali?
 Dapatkah Anda membayangkan sepotong kain beludru yang tersentuh jari
tangan Anda?
 Dapatkah Anda merasakan angin yang meskipun lembut sekali meniup pipi
Anda?

Sekarang saya akan menghitung mundur dengan lambat sekali dari sepuluh
sampai dengan satu. Saat saya mengucapkan masing-masing bilangan cobalah
untuk membayangkan dalam mata batin Anda. Dan biarkanlah diri Anda turut
terbawa lebih mendalam ke dalam keadaan tenang, bersamaan dengan langkah
kita menuruni tangga bilangan itu. Janganlah Anda terlalu menyadari perasaan
Anda dan apa yang sedang terjadi pada Anda. Biarkanlah semuanya berjalan apa
adanya pada diri Anda. Biarkanlah semuanya berjalan apa adanya. Biarkanlah
ketenanganyang meliputi diri Anda berkembang dengan sendirinya sewaktu kita
bergerak menuruti tangga.

Sepuluh,.... sembilan.... , delapan.... biarkanlah terus berkembang. Anda terus


menerus tenang dan nyaman, tujuh,.... , enam..... bertambah tenang dan semakin
tenang...., lima....... , empat,.... lebih tenang....., tiga...., dua...., satu....

Sekarang menit berikut ini tanpa harus mengingat dan menghitung waktu karena
hal itu saya yang akan mengaturnya. Saya hendak mengatur pernapasan Anda
secara halus. Tariklah napas sedikit lebih mendalam dari biasanya dan waktu
mengeluarkan napas ucapkan dalam hati kalimat laa ilaaha illallah ... kendalikan
ucapkan 3x. Jadi bersamaan dengan mengeluarkan napas ucapkan dalam hati
kalimat laa ilaaha illallah... kendalikan ucapkan 3x. Teruskan bernapas demikian
sampai saya mengatakan boleh berhenti. Siap ? ..... Mulai.. Tariklah napas agak
lebih mendalam ...... dan sekarang keluarkan napas sambil mengucapkan kalimat
laa ilaaha illallah..... kendalikan .. ucapkan 3x.
SubhanaAllah....... 3x

“ Laa ilaaha illallahu wahdahu laasyariikalah lahuu mulku walahulhamdu ,


yuhyii wayumiitu wahuwa ala kulli syai’inkodir.”

Arti: “Tidak ada Tuhan selain Allah yang Esa , tiada sekutu bagiNya, bagiNya
kerajaan dan bagiNya pujian, Dia yang menghidupkan dan mematikan, dan Dia
maha kuasa atas segala sesuatu”

Kalimat motivasi

“Laa haula wala kuwwata illa billahil aliyyil adziim.”

Arti: “Tiada daya dan kekuatanku melainkan dengan pertolongan Allah .“

Kalimat motivasi

Arti: “Perkenankan do’a kami wahai yang maha pengasih dan penyayang, agar
kami tasbih dengan sebanyak banyaknya padaMu, dan agar kami ingat padaMu
dengan sebanyak banyaknya, sesungguhnya Engkau maha melihat keadaan
kami.”

D. PERAN KONSELOR DALAM RELAKSASI TERAPI ISLAM

peran konseling islami dalam menurunkan kecemasan sosial sangat dibutuhkan


oleh konseli, yaitu dengan menggunakan teknik relaksasi religius. Adapun hal-
hal yang dilakukan sebagai berikut :

 Mengajak konseli untuk melakukan relaksasi dengan penuh kenyamanan


dan ketenangan (istighfar);
 Mengarahkan konseli untuk menyaksikan syiar atau ceramah islami;
 Mengajak konseli untuk memasrahkan sesuatu yang terjadi hanya
kepada Allah SWT, dan mendirikan sholat;
 Memberikan pemahaman kepada konseli bahwa kecemasan sosial yang
dihadapi tidak bersumber dari dirinya sendiri, melainkan terdapat
pengaruh dari situasi dan kondisi yang terjadi
 Membantu konseli untuk mengembangkan rasa humor dan bersikap
realistis agar dapat mengurangi kecemasan sosial yang dialaminya;
 Mengajak konseli untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan juga
tingkah laku dalam beragama islam.

E. MANFAAT TEKNIK RELAKSASI TERAPI ISLAM

Ada beberapa manfaat dari penggunaan teknik relaksasi, menurut


Welker,dkk,dalam Karyono,1994; penggunaan teknik relaksasi memiliki
beberapa manfaat sebagai berikut:

1. Memberikan ketenangan batin bagi individu

2. Mengurangi rasa cemas, khawatir dan gelisah

3. Mengurangi tekanan dan ketegangan jiwa

4. Mengurangi tekanan darah, detak jantung jadi lebih rendah dan tidur
menjadi nyenyak

5. Memberikan ketahanan yang lebih kuat terhadap penyakit

6. Kesehatan mental dan daya ingat menjadi lebih baik

7. Meningkatkan daya berfikir logis, kreativitas dan rasa optimis atau


keyakinan

8. Meningkatkan kemampuan untuk menjalin hubungan dengan orang lain

9. bermanfaat untuk penderita neurosis ringan, insomnia, perasaan lelah dan


tidak enak badan

10. Mengurangi hiperaktif pada anak-anak, dapat mengontrol gagap,


mengurangi merokok, mengurangi phobia, dan mengurangi rasa sakit
sewaktu gangguan pada saat menstruasi serta dapat menurunkan tekanan
darah pada penderita hipertensi ringan.

Sedangkan Burn (dikutip oleh Beech dkk, 1982) melaporkan beberapa


keuntungan yang diperoleh dari latihan relaksasi, antara lain:

1. Relaksasi akan membuat individu lebih mampu menghindari reaksi yang


berlebihan karena adanya stress

2. Masalah-masalah yang berhubungan dengan stress seperti hipertensi, sakit


kepala, insomnia dapat dikurangi atau diobati dengan relaksasi

3. Mengurangi tingkat kecemasan

4. Mengurangi kemungkinan gangguan yang berhubungan dengan stress dan


mengontrol anticipatory anxiety sebelum situasi yang menimbulkan
kecemasan, seperti pada pertemuan penting, wawancara atau sebagainya

5. Penelitian menunjukkan bahwa perilaku tertentu dapat lebih sering terjadi


selama periode stress, misalnya naiknya jumlah rokok yang dihisap,
konsumsi alkohol, pemakaian obat-obatan, dan makanan yang berlebih-
lebihan

6. Meningkatkan penampilan kerja, sosial, dan penampilan fisik

7. Kelelahan, aktivitas mental dan atau latihan fisik yang tertunda dapat
diatasi dengan menggunakan ketrampilan relaksasi

8. Kesadaran diri tentang keadaan fisiologis seseorang dapat meningkat


sebagai hasil dari relaksasi, sehingga memungkinkan individu untuk
menggunakan ketrampilan relaksasi untuk timbulnya rangsangan fisiologis

9. Relaksasi merupakan bantuan untuk menyembuhkan penyakit tertentu


dalam operasi, seperti pada persalinan yang alami, relaksasi tidak hanya
mengurangi kecemasan tetapi juga memudahkan pergerakan bayi melalui
cervix
10. Konsekuensi fisiologis yang penting dari relaksasi adalah bahwa tingkat
harga diri dan keyakinan diri individu meningkat sebagai hasil kontrol yang
meningkat terhadap reaksi stress

11. Meningkatkan hubungan antar personal

G. APLIKASI RELAKSASI BAGI PENDERITA CEMAS

Pada dasarnya rasa cemas yang dialami konseli dapat membuat konseli merasa
tegang dan takut. Untuk itu hal yang dapat dilakukan yaitu membuat konseli
merasa nyaman dan tenang dengan mengajak konseli untuk beristighfar :

‫ الخطاي من هللا ستغرأ‬، ‫البري رب هللا الستغفروأ‬

Artinya : “Aku mohon ampun pada Allah Tuhan sekalian makhluk, Aku mohon
ampun pada Allah dari pada segala dosa”. Kalimat istighfar di atas sangat
bermanfaat untuk menurunkan kecemasan yang dialami konseli sesuai dengan
QS. Ar-Rad: 28 yang berbunyi :

ْ َ‫القلُوبُ ت‬
‫طمئن هللا بذكر اال هللا بذكر قلوبهم وتطمئن امنوا الذين‬

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tentram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati
menjadi tentram”.

Ayat di atas juga diperkuat dengan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud,
Ibnu Majah, al-Baihaqi dan ath-Thabarani yang artinya: Rasullullah
Shallaullahu’alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang senantiasa
beristighfar niscaya Allah akan menjadikan baginya kelapangan dari segala
kesedihan yang mendengarnya, jalan keluar dari segala kesempitan yang
dihadapinya dan Allah memberinya rezeki dari arah yang tidak ia sangka-
sangka.” (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, al-Baihaqi dan ath-Thabarani)
Teknik pemusatan pikiran dapat dilakukan melalui teknik relaksasi dzikir.
penggabungan teknik relaksasi dengan bacaan dzikir yang diulang-ulang.
Bacaan dzikir yang diulang-ulang merupakan salah satu cara untuk memusatkan
pikiran seseorang terhadap makna dari kalimat dzikir. Kalimat dzikir sendiri
mengandung makna positif, sehingga pikiran negatif yang dialami seseorang
yang cemas akan digantikan dengan pikiran positif ketika orang tersebut
berfokus pada kalimat dzikir.

Dzikir pada beberapa penelitian dapat menurunkan kecemasan, seperti


kecemasan pada pasien AMI (Acute Myocardial Infarction) (Mardiyono,
Songwathana & Petpichetchian, 2011). Makna yang terkandung dari kalimat
dzikir Allah, Subhanallah, Alhamdulilah, Allahu Akbar, Lahaula wala quwwata
illa billah, antara lain: bentuk kepasrahan seseorang terhadap Tuhannya,
sehingga akan memunculkan harapan dan pandangan positif terhadap kehidupan
serta memberikan ketenangan jiwa (Newberg & Waldman, 2013); bentuk
permohonan taubat kepada Tuhan sehingga akan menguatkan seseorang dalam
menghadapi tantangan yang akan terjadi seperti kematian dan komplikasi akibat
sakit yang dialami (Nuraeni, 2012); bentuk rasa syukur kepada Tuhan, sehingga
dengan bersyukur senantiasa berpikiran positif, selalu melihat sesuatu dari sisi
positif, memberi makna positif dari setiap kejadian, dan bersabar terhadap
kesulitan (Sukaca, 2014).

sesuai dengan firman Allah SWT dalam Q.S Al-Anbiya’, 21: 37 :

ٰ ‫خلق اإلنسان من عجال سأريكم‬


‫ءايتي فال تستعجلون‬

Artinya : “Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. Kelak akan Aku


perlihatkan kepadamu tanda-tanda azabKu. Maka janganlah kamu minta kepada-
Ku mendatangkannya dengan segera”.

dan Q.S Al-Ma‘arij, 70: 19-22 :

‫الخير مسه وإذا جزوعا اشر مسه اذا هلوعا خلق اإلنسان المصلين األ منوعا‬
Artinya : “Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh. Apabila dia
ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah, dan apabila mendapat kebaikan (harta) dia
jadi kikir, kecuali orang-orang yang melaksanakan shalat”.

Ketika seseorang selalu mengucapkan kalimat positif maka kalimat positif


diyakini mampu untuk menghasilkan pikiran serta emosi positif (Newberg &
Waldman, 2013). Emosi positif mampu merangsang kerja limbic untuk
menghasilkan endorphine. Endorphine mampu menimbulkan perasaan euforia,
bahagia, nyaman, menciptakan ketenangan dan memperbaiki suasana hati
(mood) seseorang hingga membuat seseorang berenergi (Suryani, 2013; Ayashi,
2012) Agar seseorang fokus terhadap kalimat dzikir yang diucapkan, maka
sebelum membaca kalimat dzikir dilakukan teknik relaksasi dengan cara;
memilih posisi rileks, melakukan teknik nafas dalam, serta melemaskan seluruh
otot tubuh. Dilihat dari aspek fisiologis relaksasi dapat menurunkan kecemasan
melalui mekanisme peningkatan kerja saraf parasimpatis dengan menghambat
kerja saraf simpatis.

Ketika seseorang merasa cemas maka sistem tubuh akan bekerja dengan
meningkatkan kerja saraf simpatis sebagai respon terhadap stres. Sistem saraf
simpatis bekerja melalui aktivasi medula adrenal untuk meningkatkan
pengeluaran epinephrine, norepinephrine, cortisol serta menurunkan nitric oxide.
Keadaan tersebut akan menyebabkan perubahan respon tubuh seperti
peningkatan denyut jantung, pernafasan, tekanan darah, aliran darah ke berbagai
organ meningkat serta peningkatan metabolisme tubuh. Untuk menghambat
kerja saraf simpatis dapat dilakukan dengan meningkatkan aktivasi kerja saraf
parasimpatis untuk menimbulkan respon relaksasi. Respon relaksasi yang
ditimbulkan oleh saraf parasimpatis bekerja dengan cara menstimulasi medula
adrenal untuk menurunkan pengeluaran epinephrine, norepinephrine, cortisol
serta meningkatkan nitric oxide. Keadaan tersebut akan menyebabkan perubahan
respon tubuh seperti penurunan denyut nadi, tekanan darah, konsumsi oksigen,
metabolisme tubuh, produksi laktat dan seseorang merasakan perasaan nyaman
(Benson, 2000; Park, dkk,2013).
Apabila secara fisik kondisi tubuh sudah rileks, maka kondisi psikisnya juga
merasakan perasaan tenang (Yamamoto & Nagata, 2011). Salah satu teknik
untuk meningkatkan kerja parasimpatis yaitu dengan teknik relaksasi (Benson,
2000). Teknik relaksasi nafas dalam dan otot merupakan jenis relaksasi yang
dapat digunakan untuk meningkatkan kerja parasimpatis (Catherine & King,
2013) Teknik relaksasi yang digabungkan dengan bacaan dzikir mampu
menimbulkan respon relaksasi sehingga dapat menurunkan kecemasan. Hal ini
sejalan dengan hasil penelitian ini bahwa dengan intervensi relaksasi dzikir
dapat menurunkan kecemasan pasien GGK yang menjalani hemodialisis.
Intervensi relaksasi dzikir untuk menurunkan kecemasan klien sangat relevan
dengan peran perawat. dalam melaksanakan peran dalam memberikan asuhan
keperawatan, perawat seharusnya melihat dari semua aspek yang dimiliki pasien
meliputi: aspek biologi, psikologi, sosial, dan spiritual (Perry & Potter, 2005).
Pendekatan relaksasi dzikir terhadap pasien GGK memandang unsur spiritual
pasien, dimana seseorang dengan penyakit kronis cenderung berupaya
memperkuat aspek spiritualnya. Hal ini akan mendukung keberhasilan teknik
relaksasi dzikir untuk pasien penyakit kronis salah satunya penyakit gagal ginjal,
dalam hal ini perawat sangat berperan penting dalam memberikan asuhan
keperawatan dengan pendekatan spiritual melalui proses keperawatan (Mauk &
Schmidt, 2004).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Relaksasi adalah suatu teknik yang dapat membuat pikiran dan tubuh menjadi
rileks melalui sebuah proses yang secara progresif akan melepaskan ketegangan
otot di setiap tubuh, Seseorang yang sedang mengalami cemas, cenderung
mengalami perubahan persepsi dan memiliki pikiran negatif terkait permasalah
yang dihadapinya Teknik pemusatan pikiran dapat dilakukan melalui teknik
relaksasi dzikir. Teknik relaksasi yang digabungkan dengan bacaan dzikir
mampu menimbulkan respon relaksasi sehingga dapat menurunkan kecemasan.

B. Saran

Dalam pembuatan makalah penulis tentunya mengharapkan saran dan kritik dari
pembaca agar dapat menjadi lebih baik untuk kedepannya , kami berharap
bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya .
DAFTAR PUSTAKA

Fatahilah, A., & Adika Fatahilah, S. S. (2017). Model Latihan dengan Teknik
Relaksasi Berbantuan Aromaterapi dan Musik . Journal of Physical
Education and Sports, 7.

Iin Patimah , ,. A. (2015). Pengaruh Relaksasi Dzikir terhadap Tingkat


Kecemasan Pasien Gagal . STIKes Karsa Husada Garut Fakultas
Keperawatan Universitas Padjadjaran, 7.

Isra Miranti Aim, E. M. (2020). Peran Konseling Islami Teknik Relaksasi


Religius Dalam Menurunkan Kecemasan Sosial di Era Pandemi Covid-
19. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Indonesia, 7.

Tinjuan Pustaka Poltekes Kemenkes Yogyakarta

Relaksasi kesadaran Indra, oleh Siti Thohurotul Ula, M.Pd.I

Anda mungkin juga menyukai