Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

KURANG ISTIRAHAT

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah


“Kesehatan Masyarakat”

Disusun oleh :
ADE RINI ADIATI
YANTI SUMIATI

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
TASIKMALAYA
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat taufik dan
hidayah-Nya, makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah
pengetahuan bagi mahasiswa/i akper maupun para pembaca untuk bidang Ilmu
Pengetahuan.
Makalah ini sendiri dibuat guna memenuhi salah satu tugas kuliah dari
dosen mata kuliah Kesehatan Masyarakat dengan judul “Kurang Istirahat”.
Dalam penulisan makalah ini penulis berusaha menyajikan bahasa yang sederhana
dan mudah dimengerti oleh para pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih
banyak kekurangan. Oleh karenanya, penulis menerima kritik dan saran yang
positif dan membangun dari rekan-rekan pembaca untuk penyempurnaan makalah
ini. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
semua. Amin.

Tasikmalaya, Maret 2016

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................
B. Saran ..............................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istirahat dan tidur merupakan dasar yang dibutuhkan oleh semua
orang. Untuk dapat berfungsi secara normal, maka setiap orang memerlukan
istirahat dan tidur yang cukup. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh
melakukan proses pemulihan untuk mengembalikan stamina tubuh hingga
berada dalam kondisi yang optimal.
Setiap individu mempunyai kebutuhan istirahat dan tidur yang
berbeda. Pola istirahat dan tidur yang baik dan teratur memberikan efek yang
bagus terhadap kesehatan. Namun dalam keadaan sakit, pola tidur seseorang
biasanya terganggu, sehingga perawat perlu berupaya untuk membantu
pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur klien.
Istirahat dan tidur sangat penting bagi kesehatan. Orang yang sakit
sering kali memerlukan istirahat dan tidur lebih banyak dibandingkan
biasanya. Sering kali, orang yang lemah karena sakit menghabiskan sejumlah
besar energi untuk kembali sehat atau melaksanakan aktivitas kehidupan
sehari-hari. Akibatnya, orang tersebut mengalami keletihan yang meningkat
dan sering serta membutuhkan istirahat dan tidur tambahan. Istirahat
memulihkan energi seseorang, yang memungkinkan orang tersebut untuk
menjalankan fungsi dengan optimal. Apabila waktu istirahat seseorang
berkurang, orang tersebut sering kali mudah marah, depresi, dan lelah, serta
memiliki kontrol emosi yang buruk. Menyediakan lingkungan yang tenang
untuk klien merupakan fungsi penting perawat.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari Istirahat dan Tidur ?
2. Apakah fungsi dari Istirahat dan Tidur ?
3. Bagaimana mekanisme Istirahat dan Tidur ?
4. Bagaimana tahap-tahap Istirahat dan Tidur?
1. Bagaimana kebutuhan Istirahat dan Tidur dalam berbagai usia ?
2. Apa sajakah masalah yang sering kali ditemukan dalam
pemenuhan kebutuhan Istirahat dan Tidur ?
3. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada klien gangguan pemenuhan
kebutuhan Istirahat dan Tidur ?

C. Tujuan
Untuk mempelajari serta memahami masalah-masalah yang
berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan Istirahat dan Tidur serta aplikasi
dalam asuhan keperawatan.

D. Manfaat
1. Menambah wawasan mahasiswa tentang kebutuhan Istirahat dan Tidur
2. Mengetahui masalah-masalah pada pasien dengan gangguan Istirahat dan
Tidur
3. Menambah pengetahuan mahasiswa dalam memberikan pelayanan
keperawatan kepada pasien
4. Menumbuhkan sikap “caring” terhadap pasien
5. Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan pemenuhan
kebutuhan Istirahat dan Tidur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Istirahat
Istirahat merupakan keadaan relaks tanpa adanya tekanan emosional,
bukan hanya keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang
membutuhkan ketenangan. Kata istirahat berarti berhenti sebentar untuk
melepaskan lelah, bersantai untuk menyegarkan diri, atau suatu keadaan
melepaskan diri dari segala hal yang membosankan, menyulitkan bahkan
menjengkelkan.
1. Istirahat
Periode waktu yang lama tidak tidur (secara alami terus menerus). Dalam
periode kesadaran (budi sanrosa, 2005-2006).
Istirahat tidak berarti tanpa aktivitas, meskipun setiap orang sering berfikir
tentang hal itu seperti duduk di kursi yang nyaman atau berbaring di tempat tidur.
Ketika orang sedang istirahat mereka berada pada keadaan aktivitas mental dan
fisik yang menyegarkan mereka kembali bergairah dan siap untuk menyelesaikan
aktivitas (potter & perry,2005).

Suatu kondisi yang tenang, rileks tanpa ada stres emosional, bebas dari
kecemasan. Namun tidak berarti tidak melakukan aktivitas apa pun, duduk santai
di kursi empuk atau berbaring di atas tempat tidur juga merupakan bentuk
istirahat. Sebagai pembanding, klien/orang sakit tidak beraktifitas tapi mereka
sulit mendapatkan istirahat begitu pula dengan mahasiswa yang selesai ujian
merasa melakukan istirahat dengan jalan-jalan. Oleh karena itu perawat dalam hal
ini berperan dalam menyiapkan lingkungan atau suasana yang nyaman untuk
beristirahat bagi klien/pasien.
Menurut Narrow (1645-1967) terdapat enam kondisi seseorang dapat
beristirahat : Merasa segala sesuatu berjalan normal ; Merasa diterima ; Merasa
diri mengerti apa yang sedang berlangsung ; Bebas dari perlukaan dan ketidak
nyamanan ; Merasa puas telah melakukan aktifitas-aktifitas yang berguna ;
Mengetahui bahwa mereka akan mendapat pertolongan bila membutuhkannya.

Karakteristik istirahat
Narrow (1967) yang dikutip oleh Perry dan Potter 1993 mengemukakan 6
karakteristik yang berhubungan dengan istirahat diantaranya: Merasakan bahwa
segala sesuatu dapat diatasi, merasa ditrima, mengetahui apa yang terjadi, bebas
dari gangguan ketidaknyamanan, mempunyai sejumlah kepuasan terhadap
aktivitas yang mempunyai tujuan, dan mengetahui adanya bantuan sewaktu
memelukan.
Kebutuhan istirahat dapat dirasakan apabila semua karakteristik diatas terpenuhi.
Hal ini dapat dijumpai jika pasien merasakan segala kebutuhannya dapat diatasi
dan adanya pengawasan maupun penerimaan dari asuhan keperawatan yang
diberikan sehingga dapat memberikan kedamaian. Apabila pasien tidak merasakan
keenam kriteria diatas, maka kebutuhan istirahatnya masih belum terpenuhi
sehingga diperlukan tindakan keperawatan yang dapat meningkatkan terpenuhinya
kebutuhan istirahat dan tidur, misalnya mendengarkan secara hati-hati tentang
kekhawatiran personal pasien dan mencoba meringankannya jika memungkinkan.
Kata ‘istirahat’ mempunyai arti yang sangat luas meliputi bersantai menyegarkan
diri, dalam menganggur setelah melakukan aktivitas, serta melepaskan diri dari
apa pun yang membosankan, menyulitkan, atau menjengkelkan. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa istirahat merupakan keadaan yang tenang,
rileks, tanpa tekanan emosional dan beban dari kecemasan (ansietas).
Makna istirahat dan kebutuhan tidur bervariasi pada setiap individu. Istirahat
bermakna ketenangan, relaksasi tanpa stres emosional, dan bebas dari ansietas.
Oleh karena itu, istirahat tidak selalu bermakna tidak beraktivitas; pada
kenyataannya, beberapa orang menemukan ketenangan dari beberapa aktivitas
tertentu seperti berjalan di udara segar. Saat istirahat diprogramkan untuk seorang
klien, perawat dan klien harus sama-sama mengetahui apakah klien tidak boleh
beraktivitas dan apakah inaktivitas tersebut melibatkan seluruh tubuh atau bagian
tubuh (misal: sebuah lengan).
Kata ‘istirahat’ mempunyai arti yang sangat luas meliputi bersantai, menyegarkan
diri, diam menganggur setelah melakukan aktivitas, serta melepaskan diri dari
apapun yang membosankan, menyulitkan atau menjengkelkan. Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa istirahat merupakan keadaan yang tenang, rileks, tanpa
tekanan emosional dan bebas dari kecemasan (Asmadi, 2008). Istirahat adalah
suatu keadaan dimana kegiatan jasmaniah menurun yang berakibat badan menjadi
lebih segar (Asmadi, 2008).
Seseorang dapat benar-benar istirahat bila:
1. Merasa segala sesuatu dapat diatasi dan di bawah kontrolnya.
2. Merasa diterima eksistensinya baik di tempat tinggal, kantor, atau di mana
pun. Juga termasuk ide-idenya diterima oleh orang lain.
3. Mengetahui apa yang terjadi.
4. Bebas dari gangguan dan ketidaknyamanan.
5. Memiliki kepuasan terhadap aktivitas yang dilakukannya.
6. Mengetahui adanya bantuan sewaktu-waktu bila memerlukan

Kebutuhan istirahat dapat dirasakan apabila semua karakteristik tersebut di


atas dapat terpenuhi. Hal ini dapat dijumpai apabila pasien merasakan segala
kebutuhannya dapat diatasi dan adanya pengawasan maupun penerimaan dari
asuhan keperawatan yang diberikan sehingga dapat memberikan kedamaian.
Apabila pasien tidak merasakan enam kriteria tersebut di atas, maka kebutuhan
istirahatnya masih belum terpenuhi sehingga diperlukan tindakan keperawatan
yang dapat meningkatkan terpenuhinya kebutuhan istirahat dan tidur, misalnya
mendengarkan secara hati hati tentang kekhawatiran personal pasien dan mencoba
meringankannya jika memungkinkan (Alimul, 2006).
D. Perubahan Tubuh Selama Tidur

o Penurunan TD dan Nadi


o Dilatasi pembuluh darah perifer
o Kadang terjadi peningkatan aktivitas traktus gastrointestinal
o Relaksasi otot-otot rangka
o Basal Metabolisme Rate (BMR) menurun 10-30%
o Penurunan tingkat kesadaran pada panca indera
- indra penghidu: paling dalam
- indera pendengaran: paling sedikit

KONDISI UNTUK ISTIRAHAT YANG CUKUP


KENYAMANAN FISIK
1. Eliminasi sumber-sumber yang mengiritasi fisik
2. Kotrol sumber nyeri
3. Control suhu ruangan
1. Pertahankan kesejajaran anatomis yang tepat atau posisi yang
sesuai.
2. Pindahkan distraksi lingkungan
3. Sediakan ventilasi yang cukup
BEBAS DARI KECEMASAN
1. Buat keputusan sendiri
2. Berpartisipasi di dalam pelayanan kesehatan pribadi
1. Mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan untuk memahami
masalah dan implikasi kesehatan
2. Praktikkan aktivitas yang mengistirahatkan secara teratur
3. Mengetahui bahwa lingkungan aman
TIDUR YANG CUKUP
1. Memperoleh jumlah jam tidur yang dibutuhkan untuk merasa segar
kembali
2. Ikut kebiasaan hygiene yang baik sebelum tidur
B. Kebutuhan istirahat tidur
Kadang Timbul pertanyaan, mengapa tubuh kita memerlukan istirahat
harian Diperkirakan setiap hari tubuh Anda melakukan kegiatan sebagai berikut:
1. jantung berdenyut sebanyak 110.000 kali,
2. kita berbicara beribu-ribu kata,
3. kita bernafas sebanyak 28.000 kali,
4. kita menggerakkan otot-otot utama beratus kali,
5. otak kita menjalankan kegiatan dari 15 – 20 billion sel otak,
6. darah diedarkan sepanjang berjuta-juta kilometer melalui pembuluh darah arteri
maupun vena dan kapiler.
Tidak heran kita perlu tidur sebagai istirahat harian kita. Kebutuhan tidur
seseorang berbeda-beda untuk setiap orang. Seorang bayi membutuhkan tidur
rata-rata selama 20 jam per hari. Anak yang berusia antara 3-5 tahun
membutuhkan 10-12 jam tidur dalam sehari. Anak remaja berumur sekitar 12
tahun membutuhkan hanya sekitar 9 jam tidur per hari. Orang dewasa
membutuhkan sekitar 8 jam tidur per hari. Apakah kebutuhan rata-rata ini adalah
kebutuhan yang optimal tergantung kepada individu tersebut.
Istirahat tidur itu penting karena :
1. Malam hari pukul 21.00 – 23.00 : adalah pembuangan zat- zat tidak
berguna/beracun
(de-toxin) di bagian sistem antibodi (kelenjar getah bening). Selama durasi
waktu ini seharusnya dilalui dengan suasana tenang atau mendengarkan musik.
Bila saat itu seorang ibu rumah tangga masih dalam kondisi yang tidak santai
seperti misalnya mencuci piring atau mengawasi anak belajar, hal ini dapat
berdampak negatif bagi kesehatan.
2. Malam hari pukul 23.00 – dini Hari pukul 01.00 : saat proses de-toxin di bagian
hati, harus berlangsung dalam kondisi tidur pulas
3. Dini hari pukul 01.00 – 03.00 : proses de-toxin di bagian empedu, juga
berlangsung
dalam kondisi tidur
4. Dini hari pukul 03.00 – 05.00 : de-toxin di bagian paru-paru. Sebab itu akan
terjadi
batuk yang hebat bagi penderita batuk selama durasi waktu ini. Karena proses
pembersihan (de-toxin) telah mencapai saluran pernafasan, maka tak perlu
minum obat batuk agar supaya tidak merintangi proses pembuangan kotoran
5. Pagi pukul 05.00 – 07.00 : de-toxin di bagian usus besar, harus buang air di
kamar
kecil

F. Pola Tidur Normal


1. Bayi Baru lahir (Neonatus)
 Tidur 14-18 jam sehari
 Gerak tubuh sedikit
 50 % tidur NREM
 Setiap siklus tidur sekitar 45-60 menit

2. Bayi

 Tidur 12-14 jam sehari


 20-3 % tidur REM
 Tidur lebih lama pada malam hari dan punya pola terbangun pada malam hari dan
punya pola terbangun sebentar-sebentar

3. Toodler

 Tidur sekitar 10-12 jam sehari


 25% tidur REM
 Banyak tidur dimalam hari
 Terbangun didini hariberkurang

4. Pra Sekolah

 Tidur 11 jam sehari


 20% tidur REM

5. Usia Sekolah

 Tidur 10 jam sehari


 18,5 % tidur REM
 Sisa waktu tidur relative konstan

6. Remaja

 Tidur 8,5 jam sehari


 20% tidur REM

7. Dewasa Muda

 Tidur 7-9 jam sehari


 5-10 % tidur tahap I
 50% tidur tahap II
 10 – 20 % tidur tahap III – IV
 20 – 25 % tidur REM

8. Dewasa pertengahan

 Tidur sekitar 7 jam sehari


 20 % tidur REM
 Kadang Insomnia

9. Dewasa Tua

 Tidur sekitar 6 jam sehari


 20 – 25 % tidur REM
 Tidur tahap IV berkurang, kadang-kadang tidak ada
 insomnia
 Sering terbangun pada malam hari

C. Manfaat istirahat tidur


Berdasarkan penelitian, selama tidur semua sel tubuh, termasuk sel otot,
hati, ginjal, tulang sumsum, dan sel otak mengalami pemulihan. Selain itu,
hormon-hormon pun lebih aktif diproduksi selagi tidur. Hal ini penting untuk
meningkatkan kualitas dan efisiensi kerja otak dan melancarkan pengangkutan
asam amino dari darah ke otak. Produksi kortisol sebagai salah satu hormon
penting, mencapai titik tertinggi sejak tengah malam hingga pagi dini hari.
(Delment & Wolman):
1. Beradaptasi terhadap rangsangan yang dapat menimbulkan kecemasan.
2. Memperbaiki ingatan.
3. Mempermudah mempelajari sesuatu serta dalam mengatasi masalah-masalah
yang sulit.
4. Relaksasi

Manfaatnya adalah dimulai dari meningkatkan kekebalan tubuh manusia


sampai membuat diri kita berkualitas pada masa depan. (Mercylia, dokter lulusan
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro).
Kecerdasan, ketelitian,kreativitas,dan kemampuan mental dan emosional
serta mood seseorang akan terus terjaga dan dapat berkembang. “Tidur yang
berkualitas juga dapat meremajakan kembali fungsi sel-sel tubuh dan
memperbaiki fungsi metabolisme tubuh,”
Pentingnya Kebutuhan Istirahat dan Tidur; Manfaatnya untuk Kesehatan
Tubuh
Masyarakat dewasa ini dipenuhi dengan individu-individu yang merasa letih
dalam perjuangan untuk mempertahankan “perlombaan” hidup menjadi nomor 1.
Di Indonesia perasaan lelah termasuk dalam 10 alasan utama mengapa seseorang
mengunjungi dokter. Setiap tahun diperkirakan 3,3 juta orang Amerika
berkunjung ke dokter disebabkan oleh insomnia (susah tidur). Statistik
menunjukkan sebanyak 80% orang Amerika mempunyai masalah yang
berhubungan dengan kesulitan untuk tidur, yang hampir bersamaan dengan tempat
lainnya.
Kita sungguh membutuhkan istirahat! Manfaat istirahat selain memberikan
pemulihan bagi tubuh kita yang letih, juga menyediakan waktu yang cukup bagi
tubuh kita untuk mengembalikan tenaga yang telah dipakai. Ada dua macam
istirahat yang diperlukan tubuh kita, yaitu istirahat harian dan istirahat mingguan.
ISTIRAHATHARIAN

Mengapa tubuh kita memerlukan istirahat harian? Setiap hari tubuh kita
melakukan kegiatan sebagai berikut:
 jantung berdenyut sebanyak 110.000 kali,
 kita berbicara beribu-ribu kata,
 kita bernafas sebanyak 28.000 kali,
 kita menggerakkan otot-otot utama beratus kali,
 otak kita menjalankan kegiatan dari 15 – 20 billion sel otak
 dan darah diedarkan sepanjang berjuta-juta kilometer melalui pembuluh
darah arteri maupun vena dan kapiler. Tidak heran kita perlu tidur sebagai
istirahat harian kita.
ISTIRAHATMINGGUAN

Menurut circaseptan rhythm bahwa irama tubuh seseorang berlangsung selama 7


hari. Hal ini sesuai dengan penemuan Dr. Halberg, ahli riset biorhythm yang
mendokumentasikan bahwa manusia memiliki irama tubuh 7 hari. Dalam
penelitiannya yang dilakukan dalam suatu gua, di mana jantung seseorang
dipantau selama beberapa bulan dalam kondisi yang dikontrol. Orang tersebut
sama sekali tidak mengalami gangguan dalam irama tubuhnya yang disebabkan
faktor lingkungan dunia luar. Setelah datanya dianalisa, ternyata didapatkan
bahwa denyutan jantungnya menunjukkan suatu circaseptan rhythm.

Penelitian dilanjutkan dengan penemuan-penemuan yang baru misalnya si


penerima cangkokan ginjal cenderung untuk menolak ginjal baru dalam kurun
waktu 7 hari berikut 14 hari setelah menjalani operasi. Selain itu juga didapati
bahwa observasi Fibrinogen (unsur pembekuan darah yang meningkatkan resiko
serangan jantung) juga memiliki irama tubuh 7 hari
Kebutuhan tidur seseorang berbeda-beda untuk setiap orang. Seorang bayi
membutuhkan tidur rata-rata selama 20 jam per hari. Anak yang berusia antara 3-5
tahun membutuhkan 10-12 jam tidur dalam sehari. Anak remaja berumur sekitar
12 tahun membutuhkan hanya sekitar 9 jam tidur per hari. Orang dewasa
membutuhkan sekitar 8 jam tidur per hari. Apakah kebutuhan rata-rata ini adalah
kebutuhan yang optimal tergantung kepada individu tersebut. Breslow dan Belloc
dalam Alameda County study yang terkenal itu mendapatkan bahwa individu
yang tidur sebanyak 8 – 9 jam per hari menunjukkan kesehatan yang lebih baik
daripada orang yang tidur kurang atau lebih dari waktu tersebut. Sekali-sekali
ditemukan pengecualian dalam hal ini seperti Ben Franklin dan Thomas Edison
yang hanya memerlukan 4 atau 5 jam tidur sehari.

Banyak yang hanya tidur beberapa jam pada malam hari, namun mengambil
waktu untuk tidur sebentar beberapa kali sepanjang hari. Sebaliknya, Albert
Einstein memerlukan paling sedikit 9 jam tidur pada malam hari.
Kalau begitu pertanyaan yang perlu kita tanyakan ialah: “Bagaimanakah Anda
tahu bahwa Anda telah tidur secukupnya?” Para pakar tidur menyatakan bahwa
kebutuhan tidur seseorang sudah dianggap cukup, jika ia tidak merasa mengantuk
keesokan harinya maupun sempoyongan, dan merasa segar serta cukup sigap
dalam melakukan aktivitas hariannya. Para mahasiswa ataupun siswa yang belajar
sepanjang malam untuk menghadapi ujian mereka, sering menderita konsekwensi
kekurangan tidur (sleep deprivation) yang dimanifestasikan dengan angka yang
lebih inferior. Bilamana pekerjaan Anda tidak mengizinkan Anda untuk
memperoleh cukup tidur pada malam hari, maka keesokan harinya kegiatan Anda
di tempat kerja akan dilakukan dengan tidak seteliti mungkin.

Menurut penyelidikan yang dilakukan di dalam laboratorium tidur, dengan


menggunakan electroencephalograph yang mencatat kegiatan listrik otak selama
tidur, didapatkan 2 tipe utama dari tidur yakni: 1) Non Rapid Eye Movement
(NREM) Sleep, yang dibutuhkan untuk istirahat fisik, 2) Rapid Eye Movement
(REM) Sleep, yang dibutuhkan untuk istirahat mental.

Tidur tipe NREM mempunyai 3 tahap ;


 Tahap pertama, aktivitas otak sama seperti seorang yang terjaga, di mana
ia mulai rasa mengantuk, tetapi masih sadar terhadap keributan dan suara
di sekitarnya.
 Tahap kedua, gelombang otak menjadi lebih lambat dan bertambah besar
sambil orang tersebut menjadi lebih rileks. Pada tahap ini sudah lebih sulit
untuk membangunkan orang tersebut.
 Tahap ketiga, gelombang otak seseorang menjadi besar dan lebih lambat,
yang dikenal dengan gelombang delta.

Orang merasakan suasana rileks yang mendalam di mana ia sama sekali tidak
sadar terhadap apa yang sedang terjadi di alam sekitarnya. Inilah yang disebut
dengan tidur yang nyenyak. Tidur tipe NREM biasanya memakan waktu sekitar
40 menit setelah Anda mulai tidur, kemudian Anda memasuki tidur tipe REM,
penting untuk memulihkan fungsi mental dan emosi Anda. Tidur ini dikenal juga
dengan sebutan istirahat mental di mana tiba-tiba catatan
electroencephalographmenunjukkan lemparan-lemparan kegiatan listrik seolah-
olah orang itu sudah dalam keadaan bangun.

Pada tidur tipe REM ini, biji mata orang yang tidur itu bergerak bolak balik
dengan sangat cepat dan orang tersebut dapat mulai mendengkur, berjalan selagi
tidur, ngompol, dan gemertak gigi. Selama tidur tipe REM ini, selalu terjadi
mimpi, meskipun hal itu tidak dapat diingat keesokan harinya. Kedua tipe tidur ini
akan terulang 4 sampai 6 kali setiap malam dalam 90 menit putaran. Jelaslah
bahwa tidur tipe NREM dan REM, sama penting untuk kehidupan kita agar dapat
menjamin adanya isitrahat secara fisik maupun mental.
Tubuh bekerja setiap hari menurut siklus 24 jam (circadian rhythm). Ini
berdasarkan musim yang beraneka ragam di mana terdapat variasi panjangnya
hari dan malam. Pada umumnya panjangnya siang hari mempengaruhi keluarnya
hormon dan intensitas dari sekresinya. Hormon di mana sekresinya dipengaruhi
oleh masa tidur termasuk:

(1) Cortisol.

Hormon ini dikeluarkan pada periode kedua dari tidur Anda, di mana gunanya
untuk menyediakan tubuh Anda untuk melakukan kegiatan hari berikutnya.
Cortisol berguna untuk berbagai hal termasuk mempengaruhi kadar gula darah,
mengatur kadar sodium dan kalium, mengatur tekanan darah dan mempengaruhi
kekuatan otot Anda dan menghadapi stressor kehidupan. Bilamana Anda tidur
secara teratur, maka sekresi cortisol juga akan dikeluarkan secara teratur.

(2) Growth Hormone.

Hormon ini disekresikan secara maksimum sewaktu Anda lagi tidur menjelang
tengah malam (pada periode pertama dari tidur). Hormon ini penting untuk
pertumbuhan dan mempengaruhi transportasi asam amino ke otak (tryptophan) ke
kelenjar pineal untuk merubah serotonin menjadi melatonin dan Anda dapat tidur
dengan nyenyak. Kemudian growth hormone juga membuat apa yang telah
dipelajari lebih berdaya guna. Tidaklah heran bilamana Anda telah belajar untuk
menghadapi ujian, kemudian tidur dengan baik sehari sebelum ujian, Anda dapat
lebih mengingat pelajaran yang telah dipelajari. Bilamana growth hormone ini
tidak disekresikan maka akan terjadi penurunan kekebalan di mana produksi dari
cytotoxic T cells akan menurun, sehingga Anda mudah untuk menderita penyakit.
Tidaklah heran sebutan “Early to bed, early to rise, makes a man healthy, wealthy
and wise”perlu dipraktekkan dalam kehidupan kita.

2.8 Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pemenuhan Kebutuhan Istirahat


Tidur
Kualitas maupun kuantitas tidur dipengharuhi oleh sejumlah faktor. Kualitas tidur
merujuk pada kemampuan individu untuk tetap tertidur dan mendapatkan
sejumlah tidur REM dan NREM yang pas. Kuantitas tidur adalah total waktu tidur
individu.
1. 1. Sakit
Sakit yang menyebabkan nyeri atau gangguan fisik dapat menyebabkan masalah
tidur. Orang yang sakit memerlukan tidur yang lebih banyak dibandingkan
keadaan normal dan irama tidur dan bangun yang normal seringkali terganggu.
Orang yang kurang mendapat waktu tidur REM pada akhirnya menghabiskan
lebih banyak waktu tidur dibandingkan orang normal pada tahap tidur ini.
Kondisi pernapasan dapat menganggu tidur individu. Napas pendek sering kali
membuat sulit tidur dan orang yang mengalami sumbatan hidung atau
drainasesinus dapat mengalami masalah pernapasan dan kemudian dapat
membuatnya sulit tidur.
Orang yang menderita tukak lambung atau duodenum akan mengalami gangguan
tidur karena rasa nyeri, seringkali akibat dari peningkatan sekresi lambung yang
terjadi selama tidur REM.
Gangguan endokrin tertentu juga dapat memengaruhi tidur. Hipertiroidisme
memperpanjang waktu pratidur, membuat seorang klien sulit tertidur. Sebaliknya
hipotiroidisme menurunkan tidur tahap IV. Wanita yang memiliki kadar estrogen
rendah seringkali melaporkan rasa letih yang berlebihan. Selain itu, mereka dapat
mengalami gangguan tidur, sebagian ketidaknyamanan akibat rasa panas atau
keringat malam yang dapat terjadi akibat penurunan kadar estrogen.
Peningkatan suhu tubuh dapat menyebabkan pengurangan tahap III dan IV tidur
REM. Kebutuhan untuk berkemih di malam hari juga mengganggu tidur dan
orang yang terbangun di malam hari untuk berkemih kadang kala mengalami
kesulitan untuk dapat kembali tidur.
1. 2. Lingkungan
Lingkungan dapat mempercepat atau memperlambat tidur. Setiap perubahan
misalnya, suara bising dilingkungan dapat menghambat tidur. Ketiadaan stimulus
yang biasa atau keberadaan stimulus yang tidak biasa dapat mencegah orang
untuk tidur. Tidur tahap I adalah tidur yang paling ringan dan tidur tahap III dan
IV adalah tidur yang paling dalam; hasilnya, suara yang lebih keras dibutuhkan
untuk membangunkan orang yang berada dalam tidur tahap III dan IV. Namun,
jika waktunya telah berlebihan, seseorang dapat menjadi terbiasa terhadap suara
bising sehingga tingkat suara tidak lagi berpengaruh.
Ketidaknyamanan akibat suhu lingkungan dan kurang ventilasi dapat
memengaruhi tidur. Kadar cahaya dapat menjadi faktor lain yang berpengaruh.
Seseorang yang terbiasa tidur dalam gelap mungkin sulit tidur pada keadaan
terang.
1. 3. Letih
Diperkirakan bahwa orang yang letih sedang biasanya mengalami tidur yang
tenang. Letih juga memengaruhi pola tidur seseorang. Semakin letih seseorang,
semakin pendek periode tidur REM (paradoksikal) pertama. Saat seseorang
beristirahat, periode REM menjadi lebih panjang.
1. 4. Gaya Hidup
Seseorang yang jam kerjanya bergeser dan sering kali berganti jam kerja harus
mengatur aktivitas untuk siap tertidur disaat yang tepat. Olah raga sedang
biasanya kondusif untuk tidur. Kemampuan seseorang untuk untuk relaks sebelum
istirahat adalah faktor terpenting yang memengaruhi kemampuan untuk tertidur.
1. 5. Stress Emosional
Ansietas dan depresi sering kali mengganggu tidur. Seseorang yang pikirannya
dipenuhi dengan masalah pribadi mungkin tidak mampu relaks dengan cukup
untuk dapat tidur. Ansietas meningkat kadar norepinefrin dalam darah melalui
stimulasi sistem saraf simpatis. Perubahan kimia ini menyebabkan kurangnya
waktu tidur tahap IV NREM dan tidur REM serta lebih banyak perubahan dalam
tahap tidur lain dan lebih sering terbangun.
1. 6. Stimulan dan Alkohol
Minuman yang mengandung kafein bekerja sebagai stimulant sistem saraf pusat,
sehingga memengaruhi tidur . Orang yang minum alcohol dalam jumlah yang
berlebihan mengganggu tidur REM, walaupun dapat mempercepat awitan tidur.
Sementara menggangti kehilangan waktu tidur REM setelah beberapa efek yang
disebabkan oleh alcohol mungkin tidak mampu tidur dengan baik dan akibatnya
menjadi mudah marah.
1. 7. Diet
Penurunan berat badan telah dihubungkan dengan pengurangan waktu tidur total
serta tidur yang terputus dan bangun tidur lebih awal. Di sisi lain, pertambahan
berat badan tampak berhubungan dengan peningkatan total waktu tidur,
berkurangnya tidur yang terputus, dan bangun tidur lebih lambat. L-triptofan
dalam makanan, misalnya, dalam keju dan susu dapat menginduksi tidur, sebuah
bukti yang mungkin dapat menjelaskan mengapa susu hangat membatu seseorang
untuk tidur.
1. 8. Merokok
Nikotin memiliki efek stimulant pada tubuh, dan perokok sering kali lebih sulit
tertidur dibandingkan orang normal. Perokok biasanya mudah terbangun dan
seringkali menggambarkan diri mereka sebagai orang yang tidur diwaktu fajar.
Dengan tidak merokok setelah makan malam, seseorang biasnaya dapat tidur
dengan lebih baik. Terlebih lagi, banyak orang yang dahulunya perokok
melaporkan bahwa pola tidur mereka membaik setelah mereka berhenti merokok.
1. 9. Motivasi
Keinginan untuk tetap terjaga sering kali dapat mengatasi rasa letih seseorang.
Misalnya, seorang yang sudah lelah mungkin dapat tetap terjaga saat menghadiri
konser yang menarik. Sebaliknya, ketika seseorang mengalami rasa bosan dan
tidak termotivasi untuk tetap terjaga, tidur seringkali terjadi dnegan cepat.
10. Obat-obatan
Beberapa obat memengaruhi kualitas tidur. Hipnotik dapat memengaruhi tahap III
dan IV tidur NREM dan menekan tidur REM. Penyekat-beta diketahui
menyebabkan insomnia dan mimpi buruk. Narkotik, seperti meperidin
hidroklorida (Demerol) dan morfin, diketahui menekan tidur REM dan
menyebabkan sering terbangun dan rasa ngantuk. Obat penenang memengaruhi
tidur REM. Amfetamin dan antidepresan menurunkan tidur REM secara tidak
normal. Seorang klien yang putus obat dari setiap obat-obatan ini mendapatkan
lebih banyak tidur REM dibandingkan biasanya dan akibatnya dapat mengalami
mimpi buruk yang mengganggu.
F. Istirahat yang baik dan benar
Banyak cara untuk memperoleh kualitas tidur. Di antaranya dengan
melakukan olahraga ringan sebelum tidur. Jauhi hal-hal yang dapat membuat tidur
kurang nyenyak. Di antaranya makan terlalu kenyang, makan yang mengandung
tinggi lemak dan kolesterol dan konsumsi kafein dengan waktu 4-6 jam sebelum
tidur sehingga dapat merangsang otak.
Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya bahwa olahraga mempunyai
banyak manfaat. Ternyata olahraga sebelum tidur juga dapat menjadikan tidur
seseorang berkualitas. “Olahraga yang dianjurkan sebelum tidur di antaranya
dengan melakukan peregangan untuk melemaskan otot dan sendi. Dan olahraga
ini bisa dilakukan 2 jam sebelum tidur,” papar Mercylia.
Untuk itu, sekarang ini dibutuhkan tidak cukup tidur saja untuk mencapai
kualitas hidup lebih baik.Tidur berkualitas justru lebih diutamakan agar dapat
mencapai kualitas hidup lebih baik. Gaya hidup sehat sangat dianjurkan agar tidur
berkualitas, misalnya di sela aktivitas harus ada olahraga, makan dengan gizi
seimbang, dan mengurangi hal-hal yang memicu stres, misalnya merokok.
Menurunkan Konsentrasi
Kurang istirahat pada malam hari akan menurunkan tingkat konsentrasi kita saat
di kelas karena ngantuk. Duh, masa sudah jauh-jauh ke sekolah kita hanya
mendapat rasa ngantuk, sih. Yuk, ubah pola istirahat agar prestasi kita semakin
baik di sekolah.

Kualitas Tubuh Menurun


Tubuh akan menjadi rentan terserang berbagai macam penyakit apabila daya
tahan tubuh kita lemah. Enggak ada gunanya mengkonsumsi makanan sesehat
apapun tanpa dibarengi dengan pola istirahat yang baik.

Kulit Kusam
Kurang istirahat juga akan menyebabkan kulit tampak lebih pucat lho, girls. Hal
ini disebabkan karena kulit kita yang terhambat regenerasinya. Yuk, istirahat yang
cukup.

(Baca juga: Hal Sepele Yang Menyebabkan Kulit Kusam)

Gemuk
Menurut Michael Breus, Phd, spesialis gangguan tidur di Scottsdale, Arizona,
kurang tidur akan menyebabkan meningkatkan nafsu makan dan memperlambat
metabolisme tubuh.
Home » Hidup Sehat » Kurang Istirahat Dapat Menyebabkan Penyakit Darah
Tinggi
Kurang Istirahat Dapat Menyebabkan Penyakit Darah Tinggi
Istirahat merupakan kebutuhan biologis, seperti makan, minum, dan buang air
kecil. Istirahat adalah salah satu upaya untuk meremajakan sel-sel dalam tubuh
sehingga orang yang cukup istirahat akan terlihat segar dan bersemangat,
sedangkan orang yang kurang istirahat akan terlihat lesu dan bermalas-malasan.

Istirahat terdiri dari dua macam, yaitu istirahat pasif dan istirahat aktif. Contoh
istirahat pasif yaitu menonton TV, mengobrol dan lain-lain. Sedangkan contoh
istirahat aktif yaitu Tidur. Istirahat aktif akan jauh lebih baik daripada istirahat
pasif karena istirahat aktif seluruh tubuh benar-benar istirahat total.

Ada juga manfaat yang dapat kita peroleh dari istirahat pasif, yaitu meningkatkan
proses sosialisasi. Proses sosialisasi yang baik akan menjauhkan diri dari depresi
serta mengurangi tingkat hormon stres.
Kurang istirahat, aktivitas fisik yang terlalu berat hingga kecapaian dan kurang
tidur dapat merupakan penyebab penyakit liver. Pernyataan tersebut merupakan
suatu hal yang kurang tepat. Kondisi kurang istirahat memang tidak baik bagi
tubuh, namun hal itu tidak akan langsung menyebabkan penyakit liver. Secara
umum, kurang istirahat dapat menyebabkan tubuh dalam kondisi tidak fit dan ini
dapat meningkatkan risiko Anda terkena berbagai macam penyakit.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. ISTIRAHAT adalah salah satu cara untuk menenangkan diri dari kepenatan
selama beraktivitas seharian. Tidur nyenyak dapat mengembalikan vitalitas
seseorang menjadi lebih baik. Tidak mengherankan bila waktu tidur pada setiap
orang pun berbeda-beda.
2. Setiap hari kita melakukan kegiatan yang menguras tenaga dan fikiran, organ-
organ tubuh kita juga memerlukan istirahat untuk kembali meningkatkan vitalitas
sehingga kita dapat melakukan kegiatan dihari esok dengan maksimal.
3. Manfaat yang kita peroleh dari istirahat tidur dimulai dari meningkatkan
kekebalan tubuh manusia sampai membuat diri kita berkualitas pada masa depan.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi tidur adalah umur, penyakit, motivasi, emosi,
lingkungan, obat-obatan, makanan & minuman, aktifitas.
5. Akibat yang ditimbulkan akibat kurangnya istirahat tidur adalah jadi “tulalit”
dan kurang konsentrasi, selalu lapar, gampang sakit, gampang menangis, ceroboh,
antibody menjadi lemah, rentan terserang diabetes, stress meningkat, memicu rasa
gelisah, tampak lebih tua, resiko kanker lebih tinggi.
6. Banyak cara untuk memperoleh kualitas tidur. Di antaranya dengan melakukan
olahraga ringan sebelum tidur. Jauhi hal-hal yang dapat membuat tidur kurang
nyenyak. Di antaranya makan terlalu kenyang, makan yang mengandung tinggi
lemak dan kolesterol dan konsumsi kafein dengan waktu 4-6 jam sebelum tidur
sehingga dapat merangsang otak.

B. Saran
Diharapkan kepada seluruh mahasiswa agar dapat meningkatkan tindakan
untuk memenuhi kebutuhan istirahat tidur, karena pengaruhnya terhadap
kesehatan sangatlah besar.
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep Dan Aplikasi Kebutuhan


Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika
Febriana, Desita. 2011. Kajian Stres Hospitalisasi Terhadap Pemenuhan Pola
Tidur Anak Usia Prasekolah Di Ruang Anak Rs Baptis Kediri.
http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/stikes/article/download/
18429/18244. [11 Desember 2012]
Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses
Dan Praktik. Edisi 4. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai