Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN

Disusun Oleh :

Zaradhita Listiyani (2041111014)

Ratna Dwi Nur A. (2041111011)

Dhea Amelia (2041111016)

Mutia Fauziah Y. (2041111023)

Imam Surahman (2041111057)

Amelia Rahman (2041111063)

Yuda Yudistira (2041111044)

Wardatunissa R. (2041111061)

FAKULTAS KESEHATAN

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI

2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Adapun
maksud dan tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memahami tentang “Konsep
Kebutuhan Rasa Aman Dan Nyaman”. Pada kesempatan ini tak lupa kami mengucapkan terima
kasih kepada Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan kemudahan dalam menyusun
makalah ini. Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Dasar yang diampu oleh Bapak Burhanuddin Basri,S.Kep.,Ns.,M.Kep.

Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
kritik dan saran yang bersifat membangun dari dosen dan teman-teman kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini. Atas kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan makalah ini,
penulis mohon maaf. Harapan kami semoga makalah ini dapat diterima dan bermanfaat.

Sukabumi 14 Juni 2021

Penyusun

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ i

DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang......................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................1

1.3 Tujuan.................................................................................................................................. 1

BAB II TINJAUAN TEORITIS.................................................................................................2

2.1 Konsep Kebutuhan Rasa Aman Dan Nyaman......................................................................2

2.2 Konsep Kebutuhan Memiliki Dan Dimiliki.........................................................................7

2.3 Konsep Kebutuhan Harga Diri..............................................................................................7

2.4 Konsep Kebutuhan Aktualisasi Diri.....................................................................................8

2.5 Pengkajian Kebutuhan Psikologis.........................................................................................8

2.6 Diagnosis Keperawatan pada Gangguan Psikologis..............................................................

2.7 Rencana Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Psikologis...........................................

2.8 Tindakan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Psikologis.........................................

2. 9 Evaluasi Keperawatan pada Gangguan Psikologis................................................................

BAB III PENUTUP..................................................................................................................11

3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................11

3.2 Saran....................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................12

II
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap manusia pasti membutuhkan perlindungan untuk menciptakan rasa aman
dan nyaman agar dapat menjalani aktivitas dengan normal tanpa ada rasa takut dan
khawatir yang membebani pikiran. Ada banyak permasalahan yang berhubungan dengan
kebutuhan rasa aman dan nyaman dimulai dari bayi hingga lansia.
Kebutuhan rasa aman yaitu suatu keadaan bebas dari segala fisik dan psikologis
merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi, serta dipengaruhi
dengan faktor lingkungan, Karena lingkungan yang aman akan secara otomatis kebetuhan
dasar manusia terpenuhi.
Kebutuhan rasa nyaman adalah suatu keadaan akan ketentraman (suatu kepuasaan
yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan
transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah). (Kolcaba (1992, dalam
Potter & Perry, 2006).
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Konsep Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman?
2. Apa itu Konsep Kebutuhan Memiliki dan Dimiliki?
3. Apa itu Konsep Kebutuhan Harga Diri?
4. Apa itu Konsep Aktualisasi Diri?
5. Bagaimana pengkajian kebutuhan psikologis?
6. Bagaimana diagnosis keperawatan pada gangguan psikologis?
7. Bagaimana rencana keperawatan pada klien dengan gangguan psikologis?
8. Apa saja tindakan keperawatan pada klien dengan gangguan psikologis?
9. Bagaimana evaluasi keperawatan pada gangguan psikologis?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Konsep Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
2. Untuk mengetahui Konsep Kebutuhan Memiliki dan Dimiliki
3. Untuk mengetahui Konsep Kebutuhan Harga Diri
4. Untuk mengetahui Konsep Kebutuhan Aktualisasi Diri

1
5. Untuk mendeksripsikan pengkajian kebutuhan psikologis
6. Untuk mengetahui diagnosis keperawatan pada gangguan psikologis
7. Untuk mengetahui rencana keperawatan pada klien dengan gangguan psikologis
8. Untuk mengetahui tindakan keperawatan pada klien dengan gangguan psikologis
9. Untuk mengetahui evaluasi keperawatan pada gangguan psikologis

2
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Kebutuhan Rasa Aman Dan Nyaman


1. Pengertian Kebutuhan Rasa Aman
Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa
juga keadaan aman dan tentram (Potter& Perry, 2006).Kebutuhan rasa aman
adalah kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya fisik. Ancaman terhadap rasa
aman seseorang dapat dikategorikan sebagai ancaman mekanis, kimiawi, retmal
dan bakteriologis. Kebutuhan akan keamanan terkait dengan konteks fisiologis
dan hubungan interpersonal.
2. Pengertian Kebutuhan Rasa Anyaman
Kebutuhan rasa nyaman adalah suatu keadaan yang telah terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman, kelegaan, dan
transenden (Kolcaba 1992, dalam Potter & Perry, 2006).Secara umum dalam
aplikasinya kebutuhan rasa nyaman adalah bebas dari rasa nyeri.
a. Kehilangan dan Berduka
Kehilangan adalah suatu keadaan individu mengalami kehilangan sesuatu
yang sebelumnya ada dan dimiliki. Kehilangan merupakan sesuatu yang sulit
dihindari (Stuart, 2005), seperti kehilangan harta, kesehatan, orang yang
dicintai, dan kesempatan. Berduka adalah reaksi terhadap kehilangan, yaitu
respons emosional normal dan merupakan suatu proses untuk memecahkan
masalah. Seorang individu harus diberikan kesempatan untuk menemukan
koping yang efektif dalam melalui proses berduka, sehingga mampu
menerima kenyataan kehilangan yang menyebabkan berduka dan merupakan
bagian dari proses kehidupan.
Kehilangan dapat terjadi terhadap objek yang bersifat aktual, dipersepsikan,
atau sesuatu yang diantisipasi. Jika diperhatikan dari objek yang hilang,
dapat merupakan objek eksternal, orang yang berarti, lingkungan, aspek diri,
atau aspek kehidupan. Berbagai hal yang mungkin dirasakan hilang ketika
seseorang mengalami sakit apalagi sakit kronis antara lain sebagai berikut :

3
 Berduka merupakan respons terhadap kehilangan.

Berduka dikarakteristikkan sebagai berikut.

 Berduka menunjukkan suatu reaksi syok dan ketidakyakinan.


 Berduka menunjukkan perasaan sedih dan hampa bila mengingat kembali
kejadian kehilangan.
 Berduka menunjukkan perasaan tidak nyaman, sering disertai dengan
menangis, keluhan sesak pada dada, tercekik, dan nafas pendek.
 Mengenang orang yang telah pergi secara terus-menerus.
 Mengalami perasaan berduka.
 Mudah tersinggung dan marah.
 TAHAPAN PROSES KEHILANGAN DAN BERDUKA
Kehilangan meliputi fase akut dan jangka panjang.
1. Fase akut
Berlangsung selama 4 sampai 8 minggu setelah kematian, yang terdiri atas
tiga proses, yaitu syok dan tidak percaya, perkembangan kesadaran, serta
restitusi.
a. Syok dan tidak percaya
Respons awal berupa penyangkalan, secara emosional tidak dapat menerima
pedihnya kehilangan. Akan tetapi, proses ini sesungguhnya memang
dibutuhkan untuk menoleransi ketidakmampuan menghadapi kepedihan dan
secara perlahan untuk menerima kenyataan kematian.
b. Perkembangan kesadaran
Gejala yang muncul adalah kemarahan dengan menyalahkan orang lain,
perasaan bersalah dengan menyalahkan diri sendiri melalui berbagai cara,
dan menangis untuk menurunkan tekanan dalam perasaan yang dalam.
c. Restitusi
Merupakan proses yang formal dan ritual bersama teman dan keluarga
membantu menurunkan sisa perasaan tidak menerima kenyataan kehilangan.

2. Fase jangka panjang

4
 Berlangsung selama satu sampai dua tahun atau lebih lama.
 Reaksi berduka yang tidak terselesaikan akan menjadi penyakit yang
tersembunyi dan termanifestasi dalam berbagai gejala fisik. Pada beberapa
individu berkembang menjadi keinginan bunuh diri, sedangkan yang
lainnya mengabaikan diri dengan menolak makan dan menggunakan
alkohol.
b. Penyakit kronis
Istilah penyakit kronis digunakan untuk menggambarkan suatu penyakit
yang bisa diderita dalam kurun waktu lama, biasanya lebih dari 6 bulan atau
bahkan bertahun-tahun.Berbeda dengan penyakit akut yang gejalanya bisa
muncul tiba-tiba, penyakit kronis terkadang tidak menimbulkan gejala pada
tahap awal dan gejala baru muncul ketika penyakit tersebut mulai memburuk
atau semakin parah.
c. Penyakit Terminal
Penyakit terminal atau penyakit stadium akhir adalah penyakit yang tidak
dapat disembuhkan atau diobati secara memadai dan secara wajar
diperkirakan akan mengakibatkan kematian pasien. Istilah ini lebih umum
digunakan untuk penyakit progresif seperti kanker atau penyakit jantung
lanjut daripada untuk trauma . Dalam penggunaan populer, ini menunjukkan
penyakit yang akan berkembang sampai kematian dengan kepastian yang
hampir mutlak, terlepas dari pengobatannya. Seorang pasien yang memiliki
penyakit seperti itu dapat disebut sebagai pasien terminal , sakit parah atau
hanya terminal . Tidak ada standar harapan hidupuntuk pasien dianggap
terminal, meskipun umumnya berbulan-bulan atau kurang. Harapan hidup
untuk pasien terminal adalah perkiraan kasar yang diberikan oleh dokter
berdasarkan data sebelumnya dan tidak selalu mencerminkan umur panjang
yang sebenarnya. Penyakit yang berlangsung seumur hidup tetapi tidak
berakibat fatal adalah kondisi kronis .
Pasien terminal memiliki pilihan untuk manajemen penyakit setelah
diagnosis. Contohnya termasuk perawatan , perawatan lanjutan, perawatan
rumah sakit , dan bunuh diri yang dibantu dokter . Keputusan mengenai

5
manajemen dibuat oleh pasien dan keluarganya, meskipun profesional medis
dapat memberikan rekomendasi atau lebih banyak tentang layanan yang
tersedia untuk pasien terminal.
Gaya hidup setelah diagnosis sangat bervariasi tergantung pada keputusan
manajemen dan juga sifat penyakit, dan mungkin ada pembatasan hidup
tergantung pada kondisi pasien. Seringkali, pasien terminal mungkin
mengalami depresi atau kecemasan yang terkait dengan kematian yang akan
datang, dan keluarga serta pengasuh mungkin juga berjuang dengan beban
psikologis. Intervensi psikoterapi dapat membantu meringankan beberapa
beban ini, dan sering dimasukkan dalam perawatan paliatif .
Karena pasien terminal sadar akan kematian mereka yang akan datang,
mereka memiliki lebih banyak waktu untuk mempersiapkan perencanaan
perawatan lanjutan, seperti arahan awal dan surat wasiat, yang telah terbukti
meningkatkan perawatan akhir hayat. Meskipun kematian tidak dapat
dihindari, pasien masih dapat berjuang untuk mati dengan baik.
d. Kecemasan
Kecemasan adalah suatu istilah yang menggambarkan gangguan psikologis
yang dapat memiliki karakteristik yaitu berupa rasa takut, keprihatinan
terhadap masa depan, kekhawatiran yang berkepanjangan, dan rasa gugup.
Rasa cemas memang biasa dihadapi semua orang. Namun, rasa cemas
disebut gangguan psikologis ketika rasa cemas menghalangi seseorang untuk
menjalani kehidupan sehari-hari dan menjalani kegiatan produktif.
 Penyebab Kecemasan
Penyebab pasti rasa cemas tidak diketahui. Namun, sudah terbukti
bahwa rasa cemas disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor tertentu.
Seperti gangguan mental lainnya, rasa cemas disebabkan oleh
gagalnya saraf-saraf otak untuk mengontrol emosi dan rasa takut.

6
B. Konsep Kebutuhan Memiliki Dan Dimiliki
Jika kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman telah terpenuhi, maka
muncullah kebutuhan akan cinta, kasih sayang dan rasa memiliki-dimiliki.Kebutuhan-
kebutuhan ini meliputi dorongan untuk dibutuhkan oleh orang lain agar ia dianggap
sebagai warga komunitas sosialnya. Bentuk akan pemenuhan kebutuhan ini seperti
bersahabat, keinginan memiliki pasangan dan keturunan, kebutuhan untuk dekat pada
keluarga dan kebutuhan antarpribadi seperti kebutuhan untuk memberi dan menerima
cinta.Seseorang yang kebutuhan cintanya sudah relatif terpenuhi sejak kanak-kanak tidak
akan merasa panik saat menolak cintaIa akan memiliki keyakinan besar bahwa dirinya
akan diterima orang-orang yang memang penting bagi dirinya.Ketika ada orang lain
menolak dirinya, ia tidak akan merasa hancur. Bagi Maslow, cinta menyangkut suatu
hubungan sehat dan penuh kasih mesra antara dua orang, termasuk sikap saling percaya.
Sering kali cinta menjadi rusak jika salah satu pihak merasa takut jika kelemahan-
kelemahan serta kesalahan-kesalahannya.Maslow juga mengatakan bahwa kebutuhan
akan cinta meliputi cinta yang memberi dan cinta yang menerima.Kita harus memahami
cinta, harus mampu mengajarkannya, menciptakannya dan meramalkannya
C. Konsep Kebutuhan Harga Diri
Setelah kebutuhan dicintai dan dimiliki tercukupi, selanjutanya manusia akan
bebas untuk mengejar untuk kebutuhan egonya atas keinginan untuk berprestasi dan
memiliki prestise. Maslow menemukan bahwa setiap setiap orang yang memiliki dua
kategori mengenai kebutuhan penghargaan, yaitu kebutuha yang lebih rendah dan lebih
tinggi. Kebutuhan yang rendah adalah kebutuhan untuk menghormati orang lain,
kebutuhan akan status, ketenaran, kemuliaan, pengakuan, perhatian, reputasi, apresiasi,
martabat, bahkan dominasi. Kebutuhan yang tinggi adalah kebutuhan akan harga
termasuk perasaan, keyakinan, kompetensi, prestasi, penguasaan, kemandirian, dan
kebebasan. Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan
menganalisis seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya. Harga diri

7
diperoleh dari diri sendiri dan orang lain yaitu dicintai, dihormati, dan dihargai. Mereka
yang menilai dirinya positif cenderung bahagia, sehat, berhasil dan dapat menyesuaikan
diri. Sebaliknya individu akan merasa dirinya negatif relatif tidak sehat, cemas, tertekan,
pesimis, merasa tidak dicintai atau tidak diterima dilingkungannya. Harga diri dibentuk
sejak kecil dari adanya penerimaan dan perhatian. Harga diri akan meningkat sesuai
dengan meningkatnya usia. Harga diri akan sangat mengancam pada saat pubertas,
karena pada saat ini harga diri mengalami perubahan, karena banyak keputusan yang
harus dibuat menyangkut dirinya.
D. Konsep Kebutuhan Aktualisasi Diri
Tingkatan terakhir dari kebutuhan dasar Maslow adalah aktualisasi diri, yaitu kebutuhan
untuk memberikan dan menunjukan dirinya kepada orang lain. Pada tahap ini, seseorang
mengembangkan semaksimal mungkin segala potensi yang dimilikinya. Kebutuhan
aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tidak melibatkan keseimbangan, tetapi melibatkan
keinginan yang terus menerus untuk memenuhi potensi. Maslow melukiskan kebutuhan
ini sebagai hasrat untuk semakin menjadi diri sendiri sepenuh kemampuannya sendiri,
menjadi apa saja menurut kemampuannya.
E. Pengkajian Kebutuhan Psikologis
1. PENGKAJIAN :
 Kaji kabar klien dan perasaan klien
 Kaji posisi nyaman dan aman klien
 Kaji konsep diri klien
2. DIAGNOSIS
 Kehilangan dan beduka
 Kecemasan berlebih
3. RENCANA KEPERAWATAN
 Pastikan kabar dan keadaan klien baik dengan menanyakan kabar dan
perasaannya
 Mengatur posisi nyaman dan aman klien dengan menggunakan side rell bed
 Beri motivasi klien
4. TINDAKAN KEPERAWATAN
a) MANAJEMEN STRES

8
Manajemen stres adalah tentang bagaimana kita melakukan suatu tindakan
dengan melibatkan aktivitas berpikir, emosi, rencana atau jadwal pelaksanaan,
dan cara penyelesaian masalah. Manajemen stres diawali dengan
mengidentifikasikan sumber-sumber stres yang terjadi dalam kehidupan.
b) RELAKSASI STRES
Relaksasi adalah suatu teknik yang dapat membuat pikiran dan tubuh menjadi
rileks melalui sebuah proses yang secara progresif akan melepaskan ketegangan
otot di setiap tubuh (Potter & Perry, 2010).
Teknik relaksasi berguna dalam berbagai situasi, misalnya nyeri, cemas,
kurangnya kebutuhan tidur, stres, serta emosi yang ditunjukkan. Relaksasi
memelihara reaksi tubuh terhadap respon fight or flight, penurunan respirasi,
nadi, dan jumlah metabolik, tekanan darah dan energi yang digunakan (Potter &
Perry, 2010).
 Pengertian teknik relaksasi napas dalam
Latihan napas dalam yaitu bentuk latihan napas yang terdiri dari
pernapasan abdominal (diafragma) dan pursed lip breathing (Lusianah,
Indaryani, & Suratun, 2012).
 Terapi guided imagery adalah suatu teknik yang menggunakan imajinasi
individu dengan imajinasi terarah untuk mengurangi stres (Patricia dalam
Kalsum, 2012). Manfaat dari guided imagery yaitu sebagai intervensi
perilaku untuk mengatasi kecemasan, stres, dan nyeri (Smeltzer & Bare,
2002 dalam Novarenta, 2013).
 Latihan fisik merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk
meningkatkan atau memelihara kebugaran tubuh. Latihan fisik umumnya
dikelompokkan ke dalam beberapa kategori, tergantung pada pengaruh
yang ditimbulkannya pada tubuh manusia.
c) Teknik mencuci tangan aseptic
Mencuci tangan aseptik yaitu cuci tangan yang dilakukan sebelum tindakan
aseptik pada pasien dengan menggunakan antiseptik.
Mencuci tangan dengan larutan disinfektan, khususnya bagi petugas yang
berhubungan dengan pasien yang mempunyai penyakit menular atau sebelum

9
melakukan tindakan bedah aseptik dengan antiseptik dan sikat steril. Prosedur
mencuci tangan aseptik sama dengan persiapan dan prosedur pada cuci tangan
higienis atau cuci tangan biasa, hanya saja bahan deterjen atau sabun diganti
dengan antiseptik dan setelah mencuci tangan tidak boleh menyentuh bahan yang
tidak steril.

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesimpulan Keamanan dan kenyamanan merupakan kebutuhan dasar manusia.
Kebutuhan tersebut dibutuhkan oleh seluruh rentang usia manusia, terutama pada usia
Vulnerable seperti anak dan lansia. Usia secara alami akan mempengaruhi kesanggupan
individu untuk mempertahankan dirinya tetap dalam kondisi aman dan merawat dirinya
agar senantiasa merasa nyaman. Saat kebutuhan akan keamanan dan kenyamanan
terganggu, maka akan ada dampak yang nyata kepada kehidupan sehari-hari yang
menjurus kepada penurunan kualitas hidup.
B. SARAN
Saran-saran dari kelompok kami adalah sebagai berikut: agar mahasiswa lebih
memahami bagaimana cara kita untuk memperlakukan pasien secara aman dan nyaman.
Mahasiswa dapat mendukung kenyamanan dan keamanan pasien selama di rumah sakit

11
DAFTAR PUSTAKA

https://enmwikipediaorg.translate.goog/wiki/Terminal_illness?
_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_trhl=id&_x_tr_pto=ajax,nv,tc,sc,se

https://www.alodokter.com/memahami-perbedaan-akut-dan-kronis-pada-penyakit

http://ah-yusuf-fkp.web.unair.ac.id/artikel_detail-170119-Keperawatan%20Jiwa Asuhan
%20Keperawatan%20Kehilangan%20dan%20Berduka.html

https://devienjelin.wordpress.com/2019/03/07/konsep-dan-prinsip-kebutuhan-rasa-aman-dan-
nyaman/

http://grhasia.jogjaprov.go.id/berita/371/manajemen-stress.html

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3574/4/4%29%20Chapter2.pdf

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/486/3/BAB%20II.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai