Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KEBUTUHAN MENJELANG AJAL

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 6 KELAS 1A :

Firma Damayanti 105111101722

A.Sitti Nursatriani 105111100722

Dewi Nofrina Putri 105111102822

Sitti Nurhani 105111101822

Sarah Osanda 105111103722

Haikal Fikram 105111103022

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2022

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kami karunia
nikmat dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, dan terus dapat
menimba ilmu di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen mata kuliah Keperawatan Dasar.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan pada
mata kuliah yang sedang dipelajari, agar kami semua menjadi mahasiswa yang berguna bagi
agama, bangsa dan negara.

Dengan tersusunnya makalah ini kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan
kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini kami sangat berharap perbaikan, kritik dan saran
yang sifatnya membangun apabila terdapat kesalahan.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya para pembaca
makalah ini.

Terima kasih, wassalamu’ alaikum.

Makassar, 8 April 2023

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL......................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.............................................................................................................2

C. Tujuan Penelitian..............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi kebutuhan menjelang ajal....................................................................................3

B. Konsep kehilangan dan berduka akibat penyakit kronis dan penyakit terminasi..............3

C. proses keperawatan pada pasien menjelang ajal................................................................6

D. prosedur (tujuan, persiapan alat, pasien dan langah kerja)................................................8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................................................13

B. Saran...................................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap makhluk hidup temasuk manusia akan mengalami siklus kehidupan. Kehidupan
manusia yang dimulai dari dalam kandungan, kelahiran hingga manusia menjalani
kehidupannya dan berakhir pada kematian. Perkembangan kehidupan manusia, mulai dari
lahir hingga mati merupakan hal yang dibutuhkan dalam mengidentifikasi masalah
kesehatan manusia. Kematian adalah kejadian natural dan merupakan fenomena yang setiap
manusia akan hadapi. Kematian adalah suatu kejadian khusus dan membutuhkan pendekatan
khusus dalam intervensinya (Macleod et al, 2012). Petugas kesehatan, termasuk Perawat
harus berperan aktif dalam perawatan terhadap pasien dengan kebutuhan khusus tersebut
(Gillan et al. 2014).
Perawatan menjelang ajal adalah perawatan yang bertujuan untuk meningkatkan
kualitas hidup pasien dan keluarga dengan membantu mengatasi berbagai masalah
penderitaan fisik. psikologis sosial dan spiritual pada pasien yang tidak lagi responsif
terhadap tindakan kuratif (WHO, 2010). Tujuan dari perawatan di akhir kehidupan pasien
khususnya pasien-pasien terminal adalah memberikan perawatan yang menfasilitasi pasien
agar dapat meninggal dengan damai dan bermartabat.
Perawat juga memiliki kesempatan paling besar untuk memberikan asuhan
keperawatan yang komprehensif dengan membantu klien untuk memenuhi kebutuhan dasar
yang holistik yaitu bio-psiko-sosiokultural dan spiritual (Hamid, 2008). Asuhan keperawatan
yang diberikan oleh perawat tidak bisa terlepas dari aspek spiritual yang merupakan bagian
integral dari interaksi perawat dengan klien Perawat berupaya untuk membantu memenuhi
kebutuhan spiritual klien tersebut, walaupun perawat dan klien tidak mempunyai keyakinan
spiritual atau keagamaan yang sama (Hamid, 2008). Pendekatan spiritualitas saat pasien
menjelang ajal bertujuan membuat pasien dapat menerima kenyataan sepenuhnya dan dapat
melewati fase-fase terakhir dalam hidupnya dengan damai dan tenang, membuat dia merasa
kembali pada Tuhan, seperti manusia lainnya dimana tidak ada seorangpun yang dapat
mencegah datangnya kematian (Departemen Kesehatan Republik Indonesia/DEPKES RI,
2012).

1
Penting bagi perawat untuk mengenali perasaan tersebut. Perawat perlu saling
memberikan kenyamanan dan mendukung dalam perawatan terhadap orang menjelang ajal
(WHO, 2010). Berdasarkan hal tersebut disinilah diperlukan pengetahuan dan pemahaman
yang baik dari perawat tentang perawatan menjelang ajal agar tidak ada ketegangan dan rasa
frustasi atau rasa berduka yang dialami oleh perawat ketika pasiennya meninggal dunia
sehingga perawat dapat melakukan perawatan yang baik saat pasien menjelang ajal dan
memberikan khusnul khotimah care.

B. Rumusan Maslah
1. Apa yang dimaksud dengan kebutuhan menjelang ajal?
2. Apa saja proses keperawatan menjelang ajal?
3. bagaimana prosedur keperawatan menjelang ajal?

C. Tujuan Penulisan
1. Meningkatkan pengetahuan kebutuhan menjelang ajal
2. Meningkatkan proses keperawatan menjelang ajal
3. Meningkatkan pengetahuan prosedur menjelang ajal

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Kebutuhan Menjelang Ajal


Menjalang ajal adalah proses ketika individu mendekati akhir akhir hayatnya atau
proses kematian. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh sakit yang parah/terminal, atau
kondisi lain yang berujung pada kematian.

B. Konsep Kehilangan dan Berduka Akibat Penyakit Kronis dan Penyakit

Termasi
1. Pengertian Kehilangan dan Berduka
a. Kehilangan
Kehilangan adalah suatu kondisi yang terputus atau terpisah atau memulai
sesuatu tanpa hal yang berat sejak kejadian tersebut. Kehilangan mungkin terjadi
secara bertahap atau mendadak, bisa tanpa kekerasan atau traumatik, diantisipasi atau
tidak diharapkan atau di duga, sebagian atau total dan bisa kembali atau tdk dapat
kembali.
Kehilangan adalah suatu keadaan individu yang terpisah dengan sesuatu yang
sebelumnya ada, kemudia menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan.
(Lambert dan Lambert, 1985. Hal 35 ).
Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami setiap individu dalam
rentang kehidupan. Sejak lahir individu telah menglami kehilangan dan cenderung
akan mengalaminya kembali walaupun dalam bentuk yang berbeda.
b. Berduka
Berduka adalah respon emosi yang dideskripsikan terhadap kehilangan yang
dimanifestasikan adanya perasaan sedih, gelisah, cemas, sesak nafasa, susah tidur dan
sebagainya.
Berduka merupakan respon normal pada semua kejadian hilangan NANDA
merumuskan dua tipe berduka yaitu berduaka diantisipasi dan berduka disfungsional.
Berduka diantisipasi adalah suatu yang merupakan pengalaman individu dalam
merespon kehilangan yang aktual ataupun yang dirasakan seseorang, hubungan

3
kedekatan, objek dan ketidak mampuan fungsional sebelum terjadinya kehilangan.
Tipe ini masih dalam batas normal.
2. Factor-Factor Yang Mempengaruhi Proses Berduka
Faktor predisposisi yang mempengaruhi reaksi kehilangan adalah genetik,
kesehatan fisik, kesehatan jiwa, pengalaman masa lalu (Suliswati, 2005).
a. Genetik
Individu yang dilahirkan dan dibesarkan di dalam keluarga yang mempunyai riwayat
depresi biasanya sulit mengembangkan sikap optimistik dalam menghadapi suatu
permasalahan, termasuk menghadapi kehilangan.
b. Kesehatan fisik
Individu dengan keadaan fisik sehat, cara hidup yang teratur, cenderung mempunyai
kemampuan mengatasi stres yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang
sedang mengalami gangguan fisik.
c. Kesehatan jiwa/mental
Individu yang mengalami gangguan jiwa terutama mempunyai riwayat depresi, yang
ditandai dengan perasaan tidak berdaya, pesimistik, selalu dibayangi oleh masa depan
yang suram, biasanya sangat peka terhadap situasi kehilangan.
d. Pengalaman kehilangan di masa lalu
Kehilangan atau perpisahan dengan orang yang bermakna di masa kanak-kanak akan
mempengaruhi kemampuan individu dalam menghadapi kehilangan di masa dewasa.
Banyak situasi yang dapat menimbulkan kehilangan dan dapat menimbulkan respon
berduka pada diri seseorang (Carpenito, 2006). Situasi yang paling sering ditemui
adalah sebagai berikut:
1) Patofisiologis
Berhubungan dengan kehilangan fungsi atau kemandirian yang bersifat sekunder
akibat kehilangan fungsi neurologis, kardiovaskuler, sensori, muskuloskeletal,
digestif, pernapasan, ginjal dan trauma.
2) Terkait pengobatan
Berhubungan dengan peristiwa kehilangan akibat dialisis dalam jangka waktu yang
lama dan prosedur pembedahan (mastektomi, kolostomi, histerektomi).
e. Situasional (Personal, Lingkungan)

4
Berhubungan dengan efek negatif serta peristiwa kehilangan sekunder akibat nyeri
kronis, penyakit terminal, dan kematian; berhubungan dengan kehilangan gaya hidup
akibat melahirkan, perkawinan, perpisahan, anak meninggalkan rumah, dan
perceraian; dan berhubungan dengan kehilangan normalitas sekunder akibat keadaan
cacat, bekas luka, dan penyakit.
f. Maturasional
Berhubungan dengan perubahan akibat penuaan seperti temanteman, pekerjaan,
fungsi, dan rumah dan berhubungan dengan kehilangan harapan dan impian. Rasa
berduka yang muncul pada setiap individu dipengaruhi oleh bagaimana cara individu
merespon terhadap terjadinya peristiwa kehilangan. Miller (1999 dalam Carpenito,
2006) menyatakan bahwa dalam menghadapi kehilangan individu dipengaruhi oleh
dukungan sosial (Support System), keyakinan religius yang kuat, kesehatan mental
yang baik, dan banyaknya sumber yang tersedia terkait disfungsi fisik atau psikososial
yang dialami.
3. Dampak Kehilangan Atau Berduka
Kehilangan seseorang yang dicintai atau mengalami peristiwa yang menyedihkan
dapat menyebabkan perasaan duka yang mendalam. Duka adalah perasaan emosional
yang terjadi ketika seseorang mengalami kehilangan atau peristiwa yang menyedihkan.
Beberapa Dampak kehilangan atau berduka yaitu :
a. Dampak Emosional
Duka dapat menyebabkan perasaan sedih, kesepian, marah, putus asa, dan
kebingungan. Orang yang berduka mungkin merasa tidak terhubung dengan orang lain
dan merasa kehilangan arah hidupnya. Perasaan-perasaan tersebut dapat
mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berfokus dan bekerja, dan juga dapat
mempengaruhi kesehatan fisik dan mental.
b. Dampak Kesehatan Fisik
Kehilangan atau peristiwa yang menyedihkan dapat mempengaruhi kesehatan fisik
seseorang. Orang yang berduka mungkin mengalami sakit kepala, sakit perut,
kelelahan, dan kehilangan nafsu makan. Kondisi ini dapat mempengaruhi sistem
kekebalan tubuh dan membuat orang yang berduka lebih rentan terhadap penyakit.

5
c. Dampak Kesehatan Mental
Duka juga dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang. Orang yang berduka
mungkin mengalami depresi, kecemasan, dan stres. Kondisi ini dapat mempengaruhi
kualitas hidup seseorang dan membuatnya sulit untuk menikmati kegiatan sehari-hari.

C. Proses Keperawatan Pada Pasien Menjelang Ajal


1. Pengkajian (anamnesa/wawancara), pemeriksaan fisik
a. Anamnesa/wawancara
Anamnesa adalah Cara pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara baik langsung
pada pasien (Auto anamnese) atau pada orang tua atau sumber lain ( Allo anamnese ).
80% untuk menegakkan diagnosa didapatkan dari anamnese. Anamnesis adalah tanya
jawab secara langsung dengan klien atau autoanamnesis maupun secara tidak langsung
dengan keluarga atau alloanamnesis utntuk menggali tentang status kesehatan klien.
dalam anamnesis ini perawat membangun hubungan saling percaya antara klien
dengan perawat.
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksan fisik merupakan pemeriksaan tubuh untuk menemukan kelainan dari suatu
sistim atau suatu organ tubuh dengan empat metode yaitu melihat (inspeksi), meraba
(palpasi), mengetuk (perkusi) dan mendengarkan atau auskultasi (Raylene M Rospond,
2009;Lyrawati, 2009). Pemeriksaan fisik head to toe perlu dilakukan dengan benar
karena hasil pemeriksaan fisik dapat dijadikan dasar bagi perawat untuk menegakkan
diagnosa keperawatan yang selanjutnya sebagai dasar asuhan keperawatan. Hasil ini
dapat diperoleh selama proses pendidikan.Pemeriksaan fisik adalah investigasi
terhadap tubuh untuk menentukan status kesehatan. Pemeriksaan fisik melibatkan
penggunaan teknik inspeksi, palpasi, perkusi dan aukultasi serta pengukuran tanda-
tanda vital. Pemeriksaan fisik dalam keperawatan digunakan untuk mendapatkan data
objektif daricerita keperawatan klien. Pemeriksaan fisik berharap dilakukan bersamaan
dengan wawancara. Fokus pengkajian fisik keperawatan adalah pada kemampuan
fungsionalklien. Misalnya kompilasi klien meningkatgangguan sistem
muskuloskeletal, makaperawat mengkaji apakah gangguan tersebut berpengaruh klien
dalam melaksanakanKegiatan sehari-hari atau tidak.

6
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah suatu penilaian klinis mengenai respons klien
terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya, baik yang
berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosis keperawatan dibagi menjadi dua jenis,
yaitu: (1) diagnosis negatif; dan (2) diagnosis positif.
a. Diagnosis Negatif
Diagnosis negatif adalah diagnosis yang menunjukkan bahwa klien dalam kondisi
sakit (aktual) atau beresiko mengalami sakit (risiko).Penegakkan diagnosis ini
mengarahkan kepada intervensi yang bersifat menyembuhkan (kuratif), pemulihan
(rehabilitatif), dan pencegahan (preventif).
b. Diagnosis Positif
Diagnosis positif adalah diagnosis yang menunjukkan bahwa klien dalam kondisi
sehat dan dapat mencapai kondisi yang lebih sehat atau optimal. Penegakkan diagnosis
ini mengarahkan pada intervensi yang bersifat edukasi (promotif), oleh karena itu
diagnosis positif ini juga disebut dengan diagnosis promosi kesehatan.
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh perawat yang
didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai lua'ran (outcome) yang
diharapkan. Perencanaan keperawatan atau lebih dikenal dengan rencana asuhan
keperawatan (Nursing Care Plan) atau disingkat Renpra atau Rencana Perawatan
merupakan langkah ketiga dari proses keperawatan. Setelah menetapkan diagnosis
keperawatan, kita menyusun rencana tindakan keperawatan sebagai dasar pelaksanaan
tindakan/intervensi keperawatan. Renpra tersebut juga harus didokumentasi dengan baik
sebagai dasar tindakan berikutnya atau sebagai dasar penilaian.
Pelaksanaan tindakan keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi menuju
status kesehatan yang baik/optimal. Pelaksanaan tindakan merupakan realisasi dari
rencana/intevensi keperawatan yang mencakup perawatan langsung atau tidak langsung.

7
4. Implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan rencana intervensi untuk mencapai tujuan
yang spesifik. Tahap tahap implementasi dimulai setelah rencana intervensi disusun dan
ditujukan pada nursing order untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan.
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan rencana keperawatan yang sudah
di susun dalam tahap perencanaan. untuk kesuksesan implementasi keperawatan supaya
sesuai dengan rencana keperawatan, perawat harus mempunyai keahlian kognitif,
hubungan interpersonal, dan keterampilan dalam melakukan tindakan.
Implementasi/pelaksanaan keperawatan adalah realisasi tindakan untuk mencapai tujuan
yang telah di tetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi pengumpulan data
berkelanjutan, mengobservasi respon klien selama dan sesudah pelaksanaan tindakan,
serta menilai data yang baru.
5. Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan keadaan pasien
(hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan.
Evaluasi mengacu kepada penilaian, tahapan dan perbaikan. Dalam evaluasi, perawat
menilai reaksi klien terhadap intervensi yang telah diberikan dan menetapkan apa yang
menjadi sasaran dari rencana keperawatan dapat diterima. Perawat menetapkan kembali
informasi baru yang diberikan kepada klien untuk mengganti atau menghapus diagnosa
keperawatan, tujuan atau intervensi keperawatan.
Evaluasi juga membantu perawat dalam menentukan target dari suatu hasil yang
ingin dicapai berdasarkan keputusan bersama antara perawat dan klien. Evaluasi berfokus
pada individu klien dan kelompok dari klien itu sendiri. Kemampuan dalam pengetahuan
standar asuhan keperawatan, respon klien yang normal terhadap tindakan keperawatan.

D. Prosedur (Tujuan, Persiapan Alat, Pasien dan Langkah Kerja)


1. Dukungan Spirutual Menjelang Ajal Pada Pasien Dan Keluarga
a. Tujuan
Prosedur dukungan spiritual pada pasien dan keluarga bertujuan untuk memberikan
bantuan dan dukungan pada pasien dan keluarga menjelang ajal. Hal ini meliputi aspek

8
keagamaan dan spiritual yang dapat memberikan kenyamanan dan ketenangan pada
pasien serta membantu keluarga menghadapi situasi yang sulit.
b. Persiapan alat
1) Buku catatan
2) Pulpen
3) Tempat yang tenang dan nyaman
4) Buku doa atau kitab suci yang diminta oleh pasien atau keluarga
5) Sarana pencahayaan yang cukup
6) Audio atau rekaman video doa atau lagu rohani jika diminta oleh pasien atau
keluarga
c. Persiapan pasien
1) Beri salam terapeutik, perkenalkan diri, dan cek identitas klien
2) Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
3) Perhatikan keadaan umum pasien
4) Atur posisi pasien senyaman mungkin
5) Ciptakan suasana tenang untuk kelangsungan prosedur
6) Kaji pengetahuan dan kebutuhan spiritual klien tentang penyakit yang dideritanya
d. Langkah Kerja
1) Cuci tangan
2) Perkenalkan nama, tujuan, dan kontrak waktu
3) Jaga privasi klien
4) Menyiapkan lingkungan yang tenang
5) Beri penjelasan pada keluarga tentang prosedur yang akan dilakukan
6) Atur posisi klien
7) Mengamati tanda-tanda vital dan respon setiap 15 menit
8) Membisikan doa ke telinga pasien
9) Mencatat setiap perubahan kondisi pasien
10) Memberikan kesempatan pada keluarga pasien untuk mendampingi
11) Mempersiapkan keluarga untuk berdoa
12) Perawat menunjukan sikap empati dan berdoa dekat pasien
13) Cuci tangan

9
14) Reinsforment positif
15) Dokumentasi
2. Perawatan Jenazah
a. Tujuan:
Prosedur perawatan jenazah bertujuan untuk mempersiapkan jenazah untuk
pemakaman atau kremasi. Hal ini meliputi membersihkan dan merapikan jenazah serta
memastikan kenyamanan dan keamanan selama proses pemakaman atau kremasi.
b. Persiapan Alat:
1) Sarung tangan medis

2) Pakaian pelindung

3) Cairan pengawet (jika diperlukan)

10
4) Handuk dan kain bersih

5) Alat pemotong kuku

6) Alat cukur atau gunting

c. Persiapan Jenazah:
1) Letakkan jenazah di atas meja atau tempat tidur yang bersih
2) Bersihkan jenazah dengan menggunakan handuk dan kain basah untuk
menghilangkan kotoran atau darah
3) Bersihkan rambut dan kumis jenazah dengan gunting atau cukur rambut
4) Potong kuku jari tangan dan kaki jenazah jika perlu
5) Jika diperlukan, gunakan cairan pengawet untuk memperlambat pembusukan
jenazah

11
d. Langkah Kerja:
1) Kenakan sarung tangan medis dan pakaian pelindung
2) Bersihkan jenazah dengan menggunakan handuk dan kain basah
3) Bersihkan rambut dan kumis jenazah dengan gunting atau cukur rambut
4) Potong kuku jari tangan dan kaki jenazah jika perlu
5) Jika diperlukan, gunakan cairan pengawet untuk memperlambat pembusukan
jenazah
6) Pasang kain penutup pada jenazah
7) Pasang penutup peti jenazah dan pastikan semua penjepit dan pengunci terkunci
dengan benar
8) Pindahkan jenazah ke mobil jenazah dengan hati-hati dan aman
9) Pastikan jenazah aman dan nyaman selama perjalanan menuju tempat pemakaman
atau kremasi
10) Setelah jenazah dimakamkan atau dikremasi, membersihkan semua alat dan
perlengkapan yang digunakan dengan benar.

12
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan isi pembahasan pada makalah yang berjudul Kebutuhan Pasien
Menjelang Ajal ini dapat disimpulkan bahwa ajal merupakan bagian dari proses kematian.
Dalam ilmu medis ketika vonis dokter telah menetapkan bahwa tidaklah lama lagi klien
mampu bertahan hidup. maka banyak ekspresi yang ditunjukkan oleh klien, diantaranya
klien akan menolak, merasa marah, berusaha memperbaiki di sisa hidupnya, adapun yang
depresi dan ada pula yang menerima atau pasrah dengan vonis dokter tersebut. Dan sedikit
pula banyak yang klien tidak percaya dengan vonis dokter, dikarenakan ajal merupakan
sebuah rahasia yang hanya Tuhan sajalah yang tahu batasannya.
Menurut ilmu medis, terdapat beberapa tanda-tanda menjelang kematian. Diantaranya
yaitu kehilangan tonus otot, keterlambatan dalam sirkulasi, perubahan-perubahan dalan
TTV, gangguan sensori seperti penglihatan yang kabur dan gangguan pada penciuman dan
perabaan. Namun sebagai catatan, dari semua organ indra manusia ketika menjelang
kematian datang organ terakhir yang masih berfungsi hanyalah pendengaran.
Merawat klien menjelang ajal bertujuan untuk menyadari perasaan klien sendiri
tentang kematian. Ketika vonis dokter tentang kematian telah dijatuhkan, respon dari tiap
individu dalam menerima hal tersebut tergantung dari kondisi fisik, psikologi, sosial yang
dialami, sehingga dampak yang ditimbulkan pada setiap individu juga berbeda. Karnanya
perawat perlu memberikan sebuah kenyamanan dan mendukung klien agar tetap tenang pada
psikisnya dan perawat juga harus memahami apa yang dialami klien dengan kondisi
terminal, tujuannya untuk dapat menyiapkan dukungan dan bantuan bagi klien sehingga
pada saat-saat terakhir dalam hidup bisa bermakna dan akhirnya dapat meninggal dengan
tenang dan damai.

B. SARAN
Dalam makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi kapasitasmateri maupun
dari segi metodologi penulisannya, mohon kritik dan saran yang membangun sebagai bahan
introspeksi diri bagi penulis dalam penyusunan makalah selanjutnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/474525626/Kebutuhan-Menjelang-Ajal
https://id.scribd.com/document/336781999/Makalah-Kehilangan-Dan-Berduka
https://www.academia.edu/37283353/Askep_kehilangan_dan_berduka
https://www.scribd.com/document/400626872/Makalah-Kehilangan-Dan-Berduka
https://id.scribd.com/document/383190885/Sop-Menjelang-Ajal-Kelompok-d4
https://www.scribd.com/document/491470214/DUKUNGAN-SPIRITUAL-MENJELANG-
AJAL-PADA-PASIEN-DAN-KELUARGA
https://osf.io/fwvm8/download/?format=pdf
https://husadakaryajaya.ac.id/2022/04/21/diagnosis-keperawatan-sesuai-sdki/
https://repository.penerbitwidina.com/media/publications/439035-metodologi-keperawatan-
aa6113fc.pdf
https://repository.penerbitwidina.com/media/publications/439035-metodologi-keperawatan-
aa6113fc.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai