DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3 :
1. Bunga Indah
2. Maya Oktaviani
3. Rayhani Zharapova
4. Anis Nabila
5. Nabilah Ika HP
6. Sry Mardiyah
7. Tata Nida Efresia
8. Lita Zahara
9.Renita Purwanti
10. Swiska Adelia
11. Surdayini Larasita
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya oleh
anugerah dan kekuasaan Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul "Proses
kehilangan, berduka dan perubahan tubuh setelah kematian serta perawatan jenazah di rumah
sakit". Adapun penyusunan tugas ini dilakukan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata
kuliah Kebutuhan Dasar Manusia dalam kegiatan pembelajaran di Poltekkes Kemenkes
Palembang Prodi D III Kebidanan Muara enim.
Dalam kesempatan ini, izinkanlah kami untuk mengucapkan terima kasih kepada selaku dosen
mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia yang telah membimbing kami dalam mengerjakan tugas
ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini jauh dari sempurna, Untuk itu kami
harapkan kritik dan saran dari pembaca demi kelancaran selanjutnya. Akhir kata semoga tugas
ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khusunya bagi kami dan umumnya bagi pembaca.
Kelompok 3
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB 1...........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG................................................................................................................................4
A. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................................................5
B. TUJUAN................................................................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................6
A. KEHILANGAN.......................................................................................................................................6
B. Sebelum Kematian...............................................................................................................................9
C. Setelah Kematian...............................................................................................................................10
D. Asuhan pada klien yang menghadapi kematian...............................................................................11
E. Asuhan pada klien setelah kematian.................................................................................................11
F. Perubahan Tubuh Setelah Kematian.................................................................................................12
G. Perawatan Pada Jenazah...................................................................................................................12
BAB III........................................................................................................................................................14
PENUTUP...................................................................................................................................................14
A. Kesimpulan........................................................................................................................................14
B. Saran..................................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................16
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Lahir, kehilangan, menghadapai kematian maupun setelah kematian adalah kejadian yang
universal dan kejadian yang sifatnya unik bagi setiap individual dalam pengalaman hidup
seseorang.Kehilangan dan berduka merupakan istilah yang dalam pandangan umum berarti
sesuatu kurang enak atau nyaman untuk dibicarakan. Hal ini dapat disebabkan karena kondisi ini
lebih banyak melibatkan emosi dari yang bersangkutan atau disekitarnya.
4
pribadi mempengaruhi seberapa jauh perawat maupun bidan dapat mendukung klien dan
keluarganya selama kehilangan dan kematian (Potter & Perry, 2005).
B. RUMUSAN MASALAH
2. Bagaimana asuhan pada klien yang kehilangan menghadapi kematian dan setelah
kematian?
C. TUJUAN
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. KEHILANGAN
Kehilangan adalah suatu situasi aktual maupun potensial yang dapat dialami individu
ketika terjadi perubahan dalam hidup atau berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, baik
sebagian atau keseluruhan.
Kehilangan adalah suatu keadaan individu yang berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada,
kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan (Lambert dan Lambert,
1985,h.35). Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh setiap individu dalam
rentang kehidupannya. Sejak lahir individu sudah mengalami kehilangan dan cenderung akan
mengalaminya kembali walaupun dalam bentuk yang berbeda.
Kehilangan merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami suatu kekurangan atau tidak
ada dari sesuatu yang dulunya pernah ada atau pernah dimiliki. Kehilangan merupakan suatu
keadaan individu berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada menjadi tidak ada, baik
sebagian atau seluruhnya.
6
pasangan suami/istri atau anak biasanya membawa dampak emosional yang luar biasa
dan tidak dapat ditutupi.
Dampak kehilangan:
Masa anak anak, mengancam kemampuan untuk berkembang, merasa
takut saat ditinggalkan atau bila dibiarkan kesepian
Masa remaja, dapat menimbulkan disintegrasi dalam keluarga
Masa dewasa, kehilangan karena kematian pasangan hidup, dapat menjadi
pukulan yang sangat berat dan kehilangan semangat hidup individu yang ditinggalkan.
7
Fase Kehilangan:
Denial--Anger --Bergaining --Depresi -Acceptance
1. Fase Denial Pengingkaran • Reaksi pertama adalah syok. tidak mempercayai kenyataan.
Verbalisasi; "itu tidak mungkin", "saya tidak percaya itu terjadi"
Perubahan fisik;letih, lemah, pucat, mual, diare, gangguan pernafasan,detak jantung
cepat, menangis, gelisah
4. Fase depresi
Menunjukan sikap menarik diri, tidak mau bicara atau putus asa
Gejala:menolak makan, susah tidur, letih, dorongan libido menurun
8
Tindakan Bidan pada setiap Fase Kehilangan:
1. Memberikan kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaannya dengan cara :
Mendorong pasien untuk mengungkapkan perasaan berdukanya.
Meningkatkan kesabaran pasien, secara bertahap, tentang kenyataan dan
kehilangan apabila sudah siap secara emosional.
2. Menunjukan sikap menerima dengan ikhlas kemudian mendorong pasien untuk Berbagi
rasa dengan rasa:
Mendengarkan dengan penuh perhatian dan minat mengenai apa yang dikatakan
oleh pasien tanpa menghukum atau menghakimi.
Menjelaskan kepada pasien bahwa sikapnya dapat timbul pada siapapun yang
mengalami kehilangan.
3. Memberikan jawaban yang jujur terhadap pertanyaan pasien tentang sakit Pengobatan
dan kematian dengan cara :
Menjawab pertanyaan pasien dengan bahasa yang mudah dimengerti,jelas, dan
tidak berbelit-belit.
Mengamati dengan cermat respons pasien selama berbicara.
Meningkatkan kesadaran dengan bertahap.
Mengizinkan dan mendorong pasien untuk mengungkapkan rasa marahnya secara verbal
tanpa melawannya kembali dengan kemarahanya.Menjelaskan kepada keluarga pasien bahwa
sebenamya kemarahan pasien tidak di tunjukan kepada merka.
B. Sebelum Kematian
Sekara (Dying) merupakan suatu kondisi pasien saat sedang menghadapi kematian, yang
memiliki berbagai hal dan harapan tertentu untuk meninggal.
pernapasan,
9
hilangnya respons terhadap stimulus eksternal
ditandai dengan aktivitas listrik otak terhenti,atau juga dapat dikatakan terhentinya fungsi
jantung dan paru secara menetap.
Dying dan death memiliki proses atau tahapan yang sama seperti pada tahap kehilangan
dan berduka sesuai dengan tahapan Kubler Ross, yaitu diawali dengan penolakan, kemarahan,
tawar-menawar, depresi dan penerimaan.
Nadi lambat dan lemah Tekanan darah turun Pernapasan cepat,cepat dangkal dan tidak
Gangguan sensoria:
Penglihatan kabur :
C. Setelah Kematian
Berduka adalah respon emosi yang diekspresikan terhadap kehilangan yang dimanifestasikan
adanya perasaan sedih, gelisah, cemas, sesak nafas, susah tidur, dan lain-lain.
10
NANDA merumuskan ada dua tipe dari berduka yaitu berduka diantisipasi dan
berduka disfungsional.
Berduka diantisipasi adalah suatu status yang merupakan pengalaman individu dalam merespon
kehilangan yang aktual ataupun yang dirasakan seseorang, hubungan/kedekatan, objek atau
ketidakmampuan fungsional sebelum
Berduka disfungsional adalah suatu status yang merupakan pengalaman individu yang responnya
dibesar-besarkan saat individu kehilangan secara aktual maupun potensial. hubungan, objek dan
ketidakmampuan fungsional. Tipe ini kadang-kadang menjurus ke tipikal, abnormal, atau
kesalahan/kekacauan,
Mendengarkan dengan penuh perhatian dan minat apa yang dikatakan oleh
pasien tanpa menghukum atau menghakimi. di pada orang yang
mengalami kehilanga
11
3. Memberikan jawaban yang jujur terhadap pertanyaan pasien tentang sakit,
pengobatan dan kematian dengan cara:
Menjawab pertanyaan pasien dengan bahasa yang sudah dimengerti, jelas
dan tidak bebelitbelit.
Mengamati dengan cermat respon pasien selama berbicara.
Mengizinkan dan mendorong pasien untuk mengungkapkan rasa marah
secara verbal tanpa melawan dengan kemarahan.
4. Membantu pasien dalam mengungkapkan rasa bersalah dan takut dengan cara:
Dengan Mendengarkan ungkapan penuh perhatian Mendorong pasien
untuk membicarakan rasa takut atau rasa bersalahnya.
Bila pasien selalu mengungkapkan kata "kalau... atau "seandainya.....
beritahu pasien, bahwa bidan hanya dapat melakukan sesuatu yang nyata.
Membahas bersama pasien mengenai penyebab rasa bersalah atau rasa
takutnya.
Tahap Depresi:
Terdapat beberapa perubahan tubuh setelah kematian, diantaranya rigor mortis (kaku)
dapat terjadi sekitar 2-4 jam setelah kematian, algor mortis (dingin) suhu tubuh perlahan-lahan
turun, dan post mortem decomposition yaitu terjadi livor mortis pada daerah yang tertekan serta
jaringan melunaknya jaringan yang dapat menimbulkan banyak bakteri.
Tempatkan kedua tangan jenazah diatas abdomen dan ikat pergelangannya (tergantung
dari kepercayaan dan agama) Tempatkan satu bantal di bawah kepala
12
Tutup kelopak mata, jika tidak ada tutup bisa dengan kapas basah
Letakkan alas dibawah glutea Tutup sampai sebatas bahu. kepala ditutup dengan kain
tipis
BAB III
PENUTUP
13
A. Kesimpulan
Kehilangan adalah suatu situasi aktual maupun potensial yang dapat dialami individu ketika
terjadi perubahan dalam hidup atau berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, baik sebagian
atau keseluruhan.
Kehilangan dan berduka merupakan istilah yang dalam pandangan umum berarti sesuatu kurang
enak atau nyaman untuk dibicarakan. Hal ini dapat disebabkan karena kondisi ini lebih banyak
melibatkan emosi dari yang bersangkutan atau disekitarnya.
Sekarat merupakan suatu kondisi pasien saat sedang menghadapi kematian, yang mamiliki
berbagai hal dan harapan tertentu untuk meninggal.. Kematian (death) secara klinis merupakan
kondisi terhentinya pernapasan, nadi. dan tekanan darah serta hilangnya respons terhadap
stimulus eksternal, ditandai dengan aktivitas listrik otak terhenti, atau juga dapat dikatakan
terhentinya fungsi jantung dan paru secara menetap. Dying dan death memiliki proses atau
tahapan
yang sama seperti pada tahap kehilangan dan berduka sesuai dengan tahapan
yang dimanifestasikan adanya perasaan sedih, gelisah, cemas, sesak nafas, susah
Berduka merupakan respon normal pada semua kejadian kehilangan. NANDA merumuskan ada
dua tipe dari berduka yaitu berduka diantisipasi dan berduka disfungsional.
Berduka diantisipasi adalah suatu status yang merupakan pengalaman individu dalam merespon
kehilangan yang aktual ataupun yang dirasakan seseorang,
B. Saran
14
1. Dalam perencanaan tindakan, harus disesuaikan dengan kebutuhan Klien
2. Dalam perumusan diagnosa asuhan, harus diprioritaskan sesuai dengan kebutuhan maslow
ataupun kegawatan dari masalah. 3. Selalu mendokumentasikan semua tindakan asuhan, baik
yang kritis
DAFTAR PUSTAKA
Suseno, Tutu April. 2004. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia: Kehilangan, Kematian dan
Berduka dan Proses keperawatan. Jakarta: Sagung Seto.
15
Townsend, Mary C. 1998. Diagnosa Keperawatan pada Keperawan Psikiatri, Pedoman Untuk
Pembuatan Rencana Perawatan Edisi 3. Jakarta: EGC.
stikes.fortdekock.ac.id
Stuart and Sundeen. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa, ed.3. Jakarta: ECG.
SOAL
16
e. Angger-denial
3.Seorang laki-laki usia 34 tahun, dikunjungi oleh perawat puskesmas karena mengurung diri
dikamar sejak 1 bulan, menolak mandi dan sering bucara sendiri. Hasil pengkajian kontak
mata kurang, hanya mengangguk dan menggelengkan kepala saat ditanya Keluarga
mengatakan pasien merasa harga dirinya rendah setelah bercerai dengan istrinya.
Apakah tujuan tindakan keperawatan pada kasus diatas?
a. Pasien mampu menjaga kebersihan diri
b. Pasien mampu mengontrol halusinansinya)
c. Pasien mampu melakukan interaksi
d. Pasien tetap mampu berorientasi pada realita
e. Pasien menunjukkan perilaku meningkatnya harga diri dari reaksi berduka adalah
6. Perilaku yang menandakan duka cita mal adaptif dibawah ini, kecuali
a. Aktivitas berlebihan tanpa rasa kehilangan
b. Perubahan dalam hubungan dengan teman dan keluarga c. Permusuhan terhadap orang tertentu
d. Memperoleh pengalaman perasaan bersedih
e.Depresiagitasi,insomnia.perasaan tidak berharga, rasa cemas
7. Berikut adalah faktor predisposisi yang mempengaruhi reaksi kehilangan adalah, kecuali
a. Genetic
b. Kesehatan fisik
c. Kehilangan objek eksternal
17
d. Kesehatan mental jiwa
e. Pengalaman kehilangan dari masa lalu
8.Pasien mengatakan" sekarang saya sudah dapat menerima kehilangan suami saya suster,
mungkin inilah jalan terbaik buat suami saya suster."semoga suami saya mendapatkan tempat
yang terbaik di sisiNya. Ungkapan tersebut menAndakan bahwa pasien sudah mampu...
9. Pasien diajarkan untuk selalu bergaul dengan orang disekitarnya untuk membantu mengurangi
kehilangan yang dialami. Adalah cara dilakukan melalui ...
A. Verbal (mengungkapkan perasaan)
B. Fisik (memberi kesempatan aktivitas fisik)
C. Sosial (berbagi dengan teman)
D. Spiritual (berdoa, berserah diri)
E. Non verbal
10. Keberhasilan tindakan keperawatan pada pasien kehilangan ditandai dengan kemampuan
pasien untuk...
A. Mengungkapkan secara verbal tahap-tahap proses berduka yang normal dan perilaku
yang berhubungan dengan tiap-tiap tahap berduka dan kehilangan
B. Mengekspresikan perasaan-perasaannya yang berhubungan denga konsep kehilangan secara
berlebihan.
C. Menunjukkan perilaku-perilaku yang berlebihan yang berhubungan dengan disfungsi berduka
D. Ketidakmampuan untuk melaksanakan aktifitas aktifitas hidup sehari-hari secara mandiri.
18