Anda di halaman 1dari 40

Asuhan Keperawatan Lansia

Kehilangan dan Berduka Pada Ny. R


Dosen Pengampuh : Ns. Fransisca B. Baticaca, S.pd., M.Kep. Kom

Di susun oleh

YETRY MONIKA U. DENGEN ( 2019081024019)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA, 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Maha Pengasih dan
Penyayang yang telah melimpahkan rahmat, kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makala
yang berjudul “ ASUHAN KEPERAWATAN KEHILANGAN DAN BERDUKA PADA
NY. R’’
Makalah ini telah disusun dengan semaksimal mungkin, terlepas dari semua itu. Saya
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata saya berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.

Jayapura, 10 Desember 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................
A. Latar Belakang...............................................................................................................
B. Tujuan............................................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI……………………………………………………………………..
A. Definisi……………………………………………………………………………….
B. Tanda dan Gejala Kehilangan Dan Berduka………………………………………….
C. Tipe KehilanganDan Berduka………………………………………………………….
D. Jenis-jenis Kehilangan dan Berduka………………………………………………….
E. Kehilangan dan Berduka Pada Lansia………………………………………………...
F. Konsep Askep pada Klien dengan Kehilangan dan Berduka…………………………
BAB III TINJAUAN KASUS…………………………………………………………………..
A. Pengkajian Pada Lansia………………………………………………………………
B. Analisa Data………………………………………………………………………….
C. Prioritas Diagnosa…………………………………………………………………….
D. Intervensi……………………………………………………………………………….
E. Evaluasi……………………………………………………………………………….
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………… .
B. Saran………………………………………………………………………………....
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………………………………......
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehilangan adalah suatu keadaan ketika individu berpisah dengan sesuatu yang
sebelumnya ada atau dimiliki, baik sebagian atau keseluruhan (Riyadi dan Purwanto,
2009). Lahir, kehilangan, dan kematian adalah kejadian yang unuiversal dan kejadian
yang sifatnya unik bagi setiap individual dalam pengalaman hidup seseorang.Kehilangan
dan berduka merupakan istilah yang dalam pandangan umum berarti sesuatu kurang enak
atau nyaman untuk dibicarakan.Hal ini dapat disebabkan karena kondisi ini lebih banyak
melibatkan emosi dari yang bersangkutan atau disekitarnya.
Menurut Puri, Laking, dan Treasaden (2011) disebut sebagai proses berduka,
yang merupakan suatu proses psikologis dan emosional yang dapat diekspresikansecara
internal maupun eksternal setelah kehilangan.
Perawat berkerja sama dengan klien yang mengalami berbagai tipe kehilangan.
Mekanisme koping mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menghadapi dan
menerima kehilangan.Sebagian besar perawat berinteraksi dengan klien dan keluarga
yang mengalami kehilangan dan dukacita.Penting bagi perawat memahami kehilangan
dan dukacita.Ketika merawat klien dan keluarga, parawat juga mengalami kehilangan
pribadi ketika hubungan klien-kelurga-perawat berakhir karena perpindahan,
pemulangan, penyembuhan atau kematian.Perasaan pribadi, nilai dan pengalaman pribadi
mempengaruhi seberapa jauh perawat dapat mendukung klien dan keluarganya selama
kehilangan dan kematian (Potter & Perry, 2005).
Lansia yang ditinggal mati pasangan hidupnya akan mengalami permasalahan
barusehubungan dengan kematiana pasangan, permasalahan yang dihadapi oleh para
lansia yang ditinggal mati oleh pasangan hidupnya antara lain: status ekonomi seperti
berkurangnya pendapatan, kesejahteraan kesehatan di lingkungan orang-orang lanjut usia,
dan dukungan bagi keluarga yang merawat orang-orang lanjut usia. Hal ini memerlukan
adanya pemecahan sebagai upaya untuk tetap menjalankan hidupnya sehingga mampu
untuk dapat beradaptasi terhadap masalah dari tekanan yang menimpa mereka baik secara
fisik maupun psikologis. Hal ini dikarenakan bahwa kehilangan khususnya pada
pasangan hidup sering kali membawa perubahan dalam status dan peran.

B. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui pengertian dari kehilangan dan berduka.
2. Mahasiswa mengetahui tanda dan gejala kehilangandan berduka.
3. Mahasiswa mengetahui tipe kehilangandan berduka.
4. Mahasiswa mengetahui jenis-jenis kehilangandan berduka.
5. Mahasiswa mengetahui konsep askep dan pada kasus kehilangandan berduka.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi
1. Kehilangan
Kehilangan adalah suatu keadaan individu yang berpisah dengan sesuatu yang
sebelumnya ada kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan
(Potter & Perry, 2005).
Kehilangan adalah suatu kondisi yang terputus atau terpisah atau memulai sesuatu
tanpa hal yang berarti sejak kejadian tersebut. Kehilangan mungkin terjadi secara
bertahap atau mendadak, bisa tanpa kekerasan atau traumatik, diantisispasi atau tidak
diharapkan/diduga, sebagian atau total dan bisa kembali atau tidak dapat kembali.
Kehilangan adalah suatu keadaan individu yang berpisah dengan sesuatu yang
sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan
(Lambert, 1985)
Kehilangan merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami suatu
kekurangan atau tidak ada dari sesuatu yang dulunya pernah ada atau pernah dimiliki.
Kehilangan merupakan suatu keadaan individu berpisah dengan sesuatu yang
sebelumnya ada menjadi tidak ada, baik sebagian atau seluruhnya ( Artyani, 2011)

2. Berduka
Berduka adalah respon emosi yang diekspresikan ketika seseorang mengalami
suatu kehilangan yang kemudian dimanifestasikan dalam bentuk perasaan sedih,
gelisah, cemas, sesak nafas, susah tidur, dan lain sebagainya.Berduka merupakan
respon normal pada semua kejadian kehilangan.
Berduka disfungsional adalah suatu status yang merupakan pengalaman individu
yang responnya dibesar-besarkan saat individu kehilangan secara aktual maupun
potensial, hubungan, objek dan ketidakmampuan fungsional. Tipeini kadang-kadang
menjurus ke tipikal, abnormal, atau kesalahan/kekacauan (Ana, 2011). Individu yang
berduka membutuhkan waktu untuk menerima suatu peristiwa kehilangan, dan
proses berduka merupakan suatu proses yang sangat individual. Fase akut berduka
biasanya berlangsung 6-8 minggu dan penyelesaian respon kehilangan atau berduka
secara menyeluruh memerlukan waktu 1 bulan sampai 3 tahun (Keliat, Helena, dan
Farida, 2011). Rotter (2009) mengatakan bahwa proses berduka memiliki
karakteristik yang unik, membutuhkan waktu, dapat difasilitasi tetapi tidak dapat
dipaksakan, tetapi pada umumnya mengikuti tahap yang dapat diprediksi. Proses
berduka merupakan suatu proses yang unik dan berbeda pada setiap individu. Tidak
ada yang dapat memastikan kapan seseorang dapat melewati semua tahapan dalam
proses berduka, yang dapat dilakukan adalah memfasilitasi sehingga proses berduka
yang dialami individu dapat sampai pada suatu tahap penerimaan.
Hasil penelitian Rhee (2003) menyimpulkan bahwa sejalan dengan penelitian
mengenai berbagai peristiwa kehilangan, partisipasi kelompok sosial yang aktif dapat
membantu individu untuk mengatasi hilangnya pasangan hidup. Orang yang menikah
melaporkan keseluruhan sedikit mengalami depresi dan stres serta kepuasan hidup
lebih dari pada individu yang mengalamihilangnya pasangan, perbedaan antara
individu yang kehilangan pasangan dan berpartisipasi dalam kelompok sosial lebih
tinggi kesejahteraan subjektifnya dibandingkan yang tidak berpartisipasi dalam
lingkungan sosial.

B. Tanda dan Gejala Kehilangan Dan Berduka


1. Ungkapan kehilangan
a. Menangis
b. Gangguan tidur
c. Kehilangan nafsu makan
d. Sulit berkonsentrasi
e. Karakteristik berduka yang berkepanjangan,yaitu:
2. Mengingkari kenyataan kehilngan terjadi dalam waktu yang lama
3. Sedih berkepanjangan
4. Adanya gejala fisik yang berat
5. Keinginan untuk bunuh diri

C. Tipe KehilanganDan Berduka


1. Tipe Kehilangan
Kehilangan dibagi menjadi 2 tipe yaitu:
a. Aktual atau nyata
Mudah dikenal atau diidentifikasi oleh orang lain,misalnya amputasi kematian
orang yang sangat berarti/di cintai.
b. Persepsi
Hanya dialami oleh seseorang dan sulit untuk dapat dibuktikan, misalnya;
seseorang yangberhenti bekerja / PHK, menyebabkan perasaan
kemandiriandankebebasannya menjadi menurun.

2. Tipe Berduka
Menurut NANDA berduka dibagi menjadi 2 tipe, yaiu :
a. Berduka Diantisipasi
Adalah suatu status yang merupakan pengalaman individu dalam
meresponkehilangan yang aktual ataupun dirasakan seseorang, hubungan atau
kedekatan, objek, atau ketidakmampuan fungsional sebelum terjadinya
kehilangan.Tipe ini masih dalam batas normal.

b. Berduka Disfungsional
Adalah suatu status yang merupakan pengalaman individu yang responnya
dibesar-besarkan saat individu kehilangan secara akual maupun potetnsial,
hubungan, objek, dan ketidakmamtpuan fungsional. Tipe ini kadangkala
menjurus ke tipikal, abnormal,atau kesalahan / kekacauan.

D. Jenis-jenis Kehilangan dan Berduka


1. Jenis Kehilangan
a. Kehilangan Objek Eksternal
Kehilangan ini mencakup segala kepemilikan yang telah menjadi usang,
berpindah tempat, dicuri, atau rusak karena bencana alam.Kedalaman berduka
yang dirasakan seseorang terhadap benda yang hilang bergantung pada nilai yang
dimiliki orang tersebut terhadap benda yang dimilikinya, dan kegunaan dari benda
tersebut.Contoh : kehilangan sepeda motor, kehilangan uang, kehilangan rumah.
b. Kehilangan Lingkungan Yang Telah Dikenal
Kehilangan ini mencakup meninggalkan lingkungan yang telah dikenal selama
periode tertentu/kepindahan secara permanen.Contoh : pindah rumah baru dan
alamat baru atau yang ekstrim lagi dirawat di rumah sakit. Kehilangan melalui
perpisahan dari lingkungan yang telah dikenal dapat terjadi melalui situasi
naturasional, misal : lansia pindah kerumah perawatan.
c. Kehilangan Orang Terdekat
Kehilangan yang terjadi pada orang-orang terdekat seperti orangtua, pasangan,
anak-anak, saudara sekandung, guru, dll.Contoh : pindah rumah, pindah pekerjaan
karena promosi atau mutasi, melarikan diri, dan kematian.
d. Kehilangan Aspek Diri
Kehilangan aspek dalam diri dapat mencakup bagian tubuh, fungsi fisiologis, atau
psikologis.Kehilangan ini dapat terjadi karena penyakit, cedera, atau perubahan
perkembangan situasi.Kehilangan seperti ini dapat menurunkan kesejahteraan
individu, mengalami kehilangan kedudukan, mengalami perubahan permanen
dalam citra tubuh dan konsep diri.Contoh : kehilangan anggota tubuh dan harus
diamputasi karena kecelakaan lalu lintas, menderita kanker organ tubuh yang
ganas, terkena penyakit HIV/ AIDS.
e. Kehilangan Hidup
Kehilangan ini ada pada orang-orang yang akan menghadapi kematian sampai
dengan terjadinya kematian. Hal ini sering menyebabkan kehilangan kontrol
terhadap diri sendiri, gelisah, takut, bergantung pada orang lain, putus asa dan
malu.Contoh : pasien yang divonis menderita kanker otak, luekimia atau penyakit
langka lainnya yang tidak bisa disembuhkan oleh dokter.

2. Jenis Berduka
a. Berduka Normal
Terdiri atas perasaan, perilaku, dan reaksi yang normal terhadap kehilangan.Misal
: kesedihan, kemarahan, menangis, kesepian, dan menarik diri dari aktivitas untuk
sementara.
b. Berduka Antisipatif
Proses melepaskan diri yang muncul sebelum kehilangan atau kematian yang
sesungguhnya terjadi. Misal : ketika menerima diagnosis terminal, seseorang akan
memulai proses perpisahan dan menyesuaikan diri dengan berbagai urusan dunia
sebelum ajalnya tiba.
c. Berduka yang Rumit
Dialami oleh seseorang yang sulit untuk maju ke tahap berikutnya, yaitu tahap
kedukaan normal. Masa berkabung seolah-olah tidak kunjung berakhir dan dapat
mengancam hubungan orang yang bersangkutan dengan orang lain.
d. Berduka Tertutup
Kedudukan akibat kehilangan yang tidak dapat diakui secara terbuka.Misal :
kehilangan pasangan karena AIDS, anak mengalami kematian orang tua, ibu yang
kehilangan anaknya di kandungan atau ketika bersalin.
e. Berduka Disfungsional
Suatu status yang merupakan pengalaman individu yang responnya dibesar-
besarkan saat individu kehilangan secara aktual maupun potensial.Tipe ini
kadang-kadang menjurus ke tipikal, abnormal, atau kesalahan/ kekacauan.

E. Kehilangan dan Berduka Pada Lansia


Hilangnya pasangan karena kematian selama lanjut usia merupakan bahaya
terhadap penyesuaian sosial dan pribadi yang baik, karena banyaknya masalah yang
berasal dari akibat kematian. Kehilangan seseorang yang dekat dan proses
penyesuaiannya dapat mempengaruhi nyaris seluruh aspek kehidupan mereka yang
ditinggalkan, karena kematian merupakan kepastian maka secara psikologis
pengaruhnya amat besar dalam perilaku manusia. Secara psikologis kematian adalah
sebuah proses puncak kehidupan dimana tubuh sudah terpisah dari jiwanya.
Hasil penelitian Rhee (2003) menyimpulkan bahwa sejalan dengan penelitian
mengenai berbagai peristiwa kehilangan, partisipasi kelompok sosial yang aktif dapat
membantu individu untuk mengatasi hilangnya pasangan hidup. Orang yang menikah
melaporkan keseluruhan sedikit mengalami depresi dan stres serta kepuasan hidup lebih
dari pada individu yang mengalami hilangnya pasangan, perbedaan antara individu yang
kehilangan pasangan dan berpartisipasi dalam kelompok sosial lebih tinggi kesejahteraan
subjektifnya dibandingkan yang tidak berpartisipasi dalam lingkungan sosial.
Lansia yang ditinggal mati pasangan hidupnya akan mengalami permasalahan
baru sehubungan dengan kematian pasangan, permasalahan yang dihadapi oleh para
lansia yang ditinggal mati oleh pasangan hidupnya antara lain: status ekonomi seperti
berkurangnya pendapatan, kesejahteraan kesehatan di lingkungan orang-orang lanjut
usia, dan dukungan bagi keluarga yang merawat orang-orang lanjut usia. Hal ini
memerlukan adanya pemecahan sebagai upaya untuk tetap menjalankan hidupnya
sehingga mampu untuk dapat beradaptasi terhadap masalah dari tekanan yang menimpa
mereka baik secara fisik maupun psikologis. Hal ini dikarenakan bahwa kehilangan
khususnya pada pasangan hidup sering kali membawa perubahan dalam status dan peran.
Permasalahan-permasalahan yang dihadapi tersebut memerlukan pemecahan sebagai
upaya untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi terhadap masalah dan tekanan yang
menimpa mereka. Konsep untuk memecahkan permasalahan ini disebut dengan coping.
Kata coping berasal dari kata cope yang dapat diartikan sebagai menghadapi, melawan
ataupun mengatasi. koping dilakukan untuk menyeimbangkan emosi individu dalam
situasi yang penuh tekanan. Koping merupakan reaksi terhadap tekanan yang berfungsi
memecahkan, mengurangi dan menggantikan kondisi yang penuh tekanan (Hapsari dkk,
2002).

Efek kehilangan berduka pada lansia meliputi :


- Status ekonomi seperti berkurangnya pendapatan
- Menurunnya kesejahteraan kesehatan
- Depresi
- Kecemasan
- Ketakutan
- Isolasi sosial

F. Konsep Askep pada Klien dengan Kehilangan dan Berduka


1. Pengkajian
Pengkajian meliputi upaya mengamati dan mendengarkan isi duka cita klien: apa
yang dipikirkan, dikatakan, dirasakan, dan diperhatikan melalui perilaku. Berikut
poin dalam pengkajian psikososial
a. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi meliputi faktor genetic, kesehatan jasmani, kesehatan mental
pengalaman kehilangan di masa lalu, dan struktur kepribadia.
b. Faktor presipitasi
Ada beberapa stressor yang dapatmenimbulkan perasaan kehilangan. Kehilangan
kasih sayang secara nyata ataupun imajinasi individu seperti: kehilangan sifat bio-
psiko-sosial antara lain meliputi;
1) Kehilangan kesehatan
2) Kehilangan fungsi seksualitas
3) Kehilangan peran dalam keluarga
4) Kehilangan posisi di masyarakat
5) Kehilangan harta benda atau orang yang dicintai
6) Kehilangan kewarganegaraan
c. Mekanisme koping
Koping yang sering dipakai individu dengan kehilangan respon antara
lain: Denial, Represi, Intelektualisasi, Regresi, Disosiasi, Supresi dan Proyeksi
yang digunakan untuk menghindari intensitas stress yang dirasakan sangat
menyakitkan. Regresi dan disosiasi sering ditemukan pada pasien depresi yang
dalam.Dalam keadaan patologis mekanisme koping tersebut sering dipakai secara
berlebihan dan tidak tepat.
d. Respon Spiritual
1) Kecewa dan marah terhadap Tuhan
2) Penderitaan karena ditinggalkan atau merasa ditinggalkan
3) Tidak memilki harapan; kehilangan makna
e. Respon Fisiologis
1) Sakit kepala, insomnia
2) Gangguan nafsu makan
3) Berat badan turun
4) Tidak bertenaga
5) Palpitasi, gangguan pencernaan
6) Perubahan sistem imune dan endokrin
f. Respon Emosional
1) Merasa sedih, cemas
2) Kebencian
3) Merasa bersalah
4) Perasaan mati rasa
5) Emosi yang berubah-ubah
6) Penderitaan dan kesepian yang berat
7) Keinginan yang kuat untuk mengembalikan ikatan dengan individu atau
benda yang hilang
8) Depresi, apati, putus asa selama fase disorganisasi dan keputusasaan
9) Saat fase reorganisasi, muncul rasa mandiri dan percaya diri

g. Respon Kognitif
1) Gangguan asumsi dan keyakinan
2) Mempertanyakan dan berupaya menemukan makna kehilangan
3) Berupaya mempertahankan keberadaan orang yang meninggal
4) Percaya pada kehidupan akhirat dan seolah-olah orang yang meninggal
adalah pembimbing.
h. Perilaku
Individu dalam proses berduka sering menunjukkan perilaku seperti :
1) Menangis tidak terkontrol
2) Sangat gelisah; perilaku mencari
3) Iritabilitas dan sikap bermusuhan
4) Mencari dan menghindari tempat dan aktivitas yang dilakukan bersama
orang yang telah meninggal.
5) Menyimpan benda berharga orang yang telah meninggal padahal ingin
membuangnya
6) Kemungkinan menyalahgunakan obat atau alkohol
7) Kemungkinan melakukan gestur, upaya bunuh diri atau pembunuhan
8) Mencari aktivitas dan refleksi personal selama fase reorganisasi

2. Diagnosa Keperawatan
Lynda Carpenito (1995), dalam Nursing Diagnostic Application to Clinicsl
Pratice, menjelaskan 4diagnosis keperawatan untuk proses berduka yang berdasarkan
pada pada tipe kehilangan. NANDA 2015 – 2017 diagnosa keperawatan yang
berhibungan dengan asuhan keperawatan kehilangan dan berduka adalah :
a. Duka cita
b. Duka cita terganggu
c. Gangguan konsep diri : HDR
d. Defisit perawatan diri

3. IntervensiKeperawatan
Intervensi pada askep psikososial dengan kehilangan dan berduka di sesuaikan
berdasarkan tahapnya melipui :
a. Tahap denial
Beri dukungan pada fase awal karena ini berfungsi protektif dan memberi waktu
bagi klien untuk melihat kebenaran..bantu untuk melihat kebenaran dengan
konfirmasi kondisi melalui second opinion.
b. Tahap anger
Bantu klien untuk memahami bahwa marah adalah respon normal akan
kehilangan dan ketidak berdayaan..siapkan bantuan berkesinambungan agar klien
merasa aman
c. Tahap bargaining
Asah kepekaan perawat bila fase tawar menawar ini dilakukan secara diam-
diam..Bargaining sering dilakukan klien karena rasa bersalah atau ketakutan
terhapap bayang-bayang dosa masa lalu.Bantu agar klien mampu
mengekspresikan apa yang dirasakan apabila perlu refer ke pemuka agama untuk
pendampingan.
d. Tahap depresi
Klien perlu untuk merasa sedih dan beri kesempatan untuk mengekspresikan
kesedihannya.Perawat hadir sebagai pendamping dan pendengar.
e. Tahap menerima
Klien merasa damai dan tenang.dampingi klien untuk mempertahankan rasa
berguna (self worth). Berdayakan pasien untuk melakukan segala sesuatu yang
masih mampu dilakukan dengan pendampingan.fasilitasi untuk menyiapkan
perpisahan abadi

Sedangkan intervensi menurut diagnosa yang mungkin muncul antara lain :


a. Diagnosa Duka cita
1) Kaji keberadaan dan sumber duka cita
2) Pantau hubungan keluarga saat ini
3) Diskusikan dengan pasien dan keluarga dampak kehilangan pada unit keluarga
dan fungsinya
4) Gunakan terapi kenangan
5) Ingatkan keluarga bahwa klien memerlukan dukungan

b. Diagnosa Duka cita terganggu


1) Kaji mekanisme koping keluarga
2) Pantau rekasi duka cia pasien
3) Cegah konfrontasi penyangkalan
4) Seimbangkan kesalahpahaman dengan realitas
5) Kenali dan dukung kekuaan setiap anggota keluarga
c. Diagnosa Gangguan konsep diri : HDR
1) Bina hubungan saling percaya dengan pasien
2) Berikan kesempatan pasien untuk menangis dan mengungkapkan perasaannya
3) Bantu pasien mengurangi rasa bersalah
4) Bahas bersama pasien pikiran apa yang selalu muncul.
5) Bantu pasien mengidenifikasikan alternatif pemecah masalah

d. Defisit perawatan diri


1) Libatkan pasien untuk makan bersama di ruang makan
2) Diskusikan bersama pasien hal – hal yang bisa dilakukan secara mandiri
3) Anjurkan pasien untuk mandi secara teratur
4) Anjurkan pasien untuk menata diri seperti menyisir rambut dan menghias
diri
5) Ajarkan pasien unuk mandiri

4. Implementasi
Implementasi secara umum yang dapat dilakukan meliputi :

a. Diagnosa duka cita


1) Mengkaji keberadaan dan sumber duka cita
2) Memantau hubungan keluarga saat ini
3) Mendiskusikan dengan pasien dan keluarga dampak kehilangan pada unit
keluarga dan fungsinya
4) Menggunakan terapi kenangan
5) Mengingatkan keluarga bahwa klien memerlukan dukungan

b. Diagnosa duka cita terganggu


1) Mengkaji mekanisme koping keluarga
2) Memantau rekasi duka cia pasien
3) Mencegah konfrontasi penyangkalan
4) Menseimbangkan kesalahpahaman dengan realitas
5) Mengenali dan dukung kekuaan setiap anggota keluarga

c. Diagnosa Gangguan konsep diri : HDR


1) Membina hubungan saling percaya dengan pasien
2) Memberikan kesempatan pasien untuk menangis dan mengungkapkan
perasaannya
3) Membantu pasien mengurangi rasa bersalah
4) Membahas bersama pasien pikiran apa yang selalu muncul.
5) Membantu pasien mengidenifikasikan alternatif pemecah masalah

d. Diagnosadefisit perawatan diri


1) Melibatkan pasien untuk makan bersama di ruang makan
2) Mendiskusikan bersama pasien hal – hal yang bisa dilakukan secara
mandiri
3) Menganjurkan pasien untuk mandi secara teratur
4) Menganjurkan pasien untuk menata diri seperti menyisir rambut dan
menghias diri
5) Mengajarkan pasien unuk mandiri

5. Evaluasi
Evaluasi yang dicapai menurut teori melputi :
a. Pasien mampu mengkomunikasikan dan mengekspresikan kehilangan dan
dukacita.
b. Pasien mampu mengidentifikasi posisinya sendiri dalam proses kehilangan dan
berduka, pasien juga dapat mengekspresikan perasaanya yang berhubungan
dengan konsep kehilangan dan berduka secara jujur.
c. Pasien tidak terlalu lama mengekspresikan emosi-emosi dan perilaku yang
berlebihan yang berhubungan dengan disfungsi berduka. Pasien mampu
melaksanakan akifitas hidup sehari – hari secara mandiri.
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian Pada Lansia

a) Identitas / Data Biografis Pasien

a. Nama : Ny. R
b. Umur : 60 Tahun
c. Pendidikan terakhir : SMP
d. Agama : Kristen Protestan
e. Status Perkawinan : Cerai Mati
f. Alamat : Jl. Kuburan Polomo
g. Telepon : 0812xxxxxxxx
h. Jenis kelamin : Perempuan
i. Orang yang paling dekat dihubungi : Tn. K
j. Hubungan dengan lansia : Anak Kandung
k. Alamat : Jl. Kuburan Polomo
l. Jenis kelamin keluarga : Laki-laki

b) Riwayat Keluarga
a. Pasangan
1) Nama : Tn. M
2) Umur : 70 tahun
3) Pekerjaan :-
4) Alamat :-
5) Hidup /Mati : Mati
6) Kesehatan :-

b. Anak
1) Nama : Tn. K
2) Alamat : Jl. Kuburan Polomo
3) Hidup/Mati : Hidup

c) RIWAYAT PEKERJAAN
1. Status Pekerjaan saat Ini : tidak bekerja
2. Pekerjaan Sebelumnya : tidak bekerja (IRT)
3. Sumber – sumber : Anak Dari Ny.M bekerja swasta sehingga kebutuhan sehari-
harinya di dapatkan dari anak-anaknya.
4. Pendapatan dan Kecukupan
Terhadap sumber – sumber : Pendapatan sekitar Rp. 500.000/bulan Ny T mengatakan
pendapatan untuk kebutuhan sehari-hari sudah cukup.
d) RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP
1. Tipe Tempat Tinggal : Rumah Gedung/tembok
2. Jumlah Kamar : 4 Buah Kamar
3. Jumlah Orang Yang Tinggal Di rumah : 3 Orang (Ny.R dan 3 anaknya)
4. Derajat Privasi :-
e) RIWAYAT REKREASI
1. Hobi /Minat : masak
2. Keanggotaan Organisasi : Ny.R tidak mengikuti organisasi apapun di
lingkungannya.
3. Liburan /Perjalanan : Jarang, karena kesulitan biaya.
f) SUMBER /SISTEM PENDUKUNG YANG DIGUNAKAN
1. Dokter :-
2. Rumah Sakit :-
3. Klinik :-
4. Pelayanan Kesehatan Di Rumah : Puskesmas Kemiri, Posyandu Lansia
5. Makanan yang Dihantarkan :-
g) KEBIASAAN RITUAL
Berdoa, ibadah hari jumat, minggu jika mampu)
h) STATUS KESEHATAN SAAT INI
1. Keluhan Kesehatan Utama : Saat pengkajian Tn. K mengatakan ibunya murung, tidak
mau makan,jika mau makan tidak habis dan harus disuapi, hal ini dilakukan setelah
ditinggal pergi suamniya yang meninggal dunia seminggu yang lalu. Tn. K juga
mengatakan bahwa ibunya selalu memangis dan tampak lemah. Keluarga sangat cemas
dengan kondisi ibunya.
2. Status Kesehatan Umum selama 1 tahun: tidak ada
3. Status kesehatan umum Selama 5 tahun yang lalu : tidak ada.
4. Pengetahuan /pemahaman dan penatalaksanaan masalah Kesehatan : Ny. R mengerti
akan keadaan sekarang, di karenakan kehilangan orang yang di sayangi.
5. OBAT – OBATAN
Nama : Bodrex
Bagaimana/ kapan menggunakannya : saat sakit kepala dan demam
6. ALERGI ( Catat agen reaksi spesifik )
 Obat – obatan : -
 Makanan : Udang
 Kontak Substansi :-
 Faktor Lingkungan : -
i) STATUS KESEHATAN MASA LALU
1. Penyakit masa anak – anak : -
2. Penyakit serius /Kronik : -
3. Trauma : -
4. Perawatan di Rumah sakit : -
5. Operasi : -
j) TINJAUAN SISTEM
1. Keadaan Umum : Baik
2. Tingkat Kesadaran : Compos Metis
3. Skala koma Glasgow 456
4. Tanda – tanda vital :
TD : 100 / 60 mmHg, HR : 80 x/ menit, RR : 22 x/menit, T : 36,7oC
5. Integumen :
a) Lesi /Luka : Tidak
b) Pruritus : Tidak
c) Perubahan Pigmentasi: Ya
d) Perubahan Tektur : Ya (keriput)
e) Sering Memar : Ya
f) Perubahan Rambut : Ya (uban)
g) Pemajanan Lama : Tidak Terhadap matahari
6. Kepala
a) Sakit Kepala : □ Ya
b) Trauma masa lalu : □ Ya
c) Pusing : □ Ya
d) Gatal pada kulit kepala : □ Ya
7. Mata
a) Perubahan Penglihatan : Ya □ Tidak
b) Kaca mata /Lensa kontak : □ Ya Tidak
c) Nyeri : □ Ya Tidak
d) Air mata Berlebihan : □ Ya Tidak
e) Pruritus : Ya □ Tidak
f) Bengkak sekitar mata : □ Ya Tidak
g) Kabur : Ya □ Tidak
h) Fotofobia : □ Ya Tidak
i) Riwayat Infeksi : Ya □ Tidak
j) Konjungtiva : □ Anemis Tidak anemis
k) Sklera □ Ya Tidak
8. Telinga
a) Perubahan Pendengaran : Ya □ Tidak
b) Tinitus : □ Ya Tidak
c) Vertigo : Ya □ Tidak
d) Riwayat Infeksi : □ Ya Tidak
9. Hidung dan Sinus
a) Rinorea
b) Epistaksis : □ Ya : □ Ya Tidak Tidak
c) Obstrusksi : □ Ya Tidak
d) Nyeri pada sinus : □ Ya Tidak
e) Riwayat Infeksi : □ Ya Tidak
10. Mulut dan Tenggorok
a) Sakit tenggorok : □ Ya Tidak
b) Lesi / ulkus : □ Ya Tidak
c) Kesulitan menelan : □ Ya Tidak
d) Perdarahan gusi : □ Ya Tidak
e) Karies : □ Ya Tidak
f) Riwayat Infeksi : □ Ya Tidak
g) Pola menggosok gigi : □ Ya Tidak
11. Leher
a) Kekakuan : □ Ya Tidak
b) Nyeri / nyeri tekan : □ Ya Tidak
c) Benjolan / Massa : □ Ya Tidak
d) Keterbatasa gerak : □ Ya Tidak
12. Pernapasan
a) Batuk : □ Ya Tidak
b) Sesak napas : □ Ya Tidak
c) Hemoptisis : □ Ya Tidak
d) Sputum : □ Ya Tidak
e) Asma / Alergi Pernapasan : □ Ya Tidak
f) Suara Napas : Vesikuler □Bronkial □Bronko vesikuler
g) Suara nafas tambahan : □ ronkhi □wheezing
13. Kardiovaskuler
a) Nyeri dada : □ Ya Tidak
b) Palpitasi : □ Ya Tidak
c) Sesak napas : □ Ya Tidak
14. Gastrointestinal
a) Nyeri Ulu Hati : □ Ya Tidak
b) Mual /muntah : □ Ya Tidak
c) Hematemesis : □ Ya Tidak
d) Perubahan nafsu makan : Ya □ Tidak
e) Benjoan /massa : □ Ya Tidak
f) Diare : □ Ya Tidak
g) Konstipasi : □ Ya Tidak
h) Melena : □ Ya Tidak
i) Hemoroid : □ Ya Tidak
j) Perdarahan Rektum : □ Ya Tidak
k) Pola defekasi biasanya : Ya □ Tidak
15. Perkemihan
a) Frekuensi : 3 – 4x/hari
b) Menetes :□ Ya Tidak
c) Hematuria : □ Ya Tidak
d) Poliuria :□ Ya Tidak
e) Nokturia :□ Ya Tidak
f) Inkontinensia :□ Ya Tidak
g) Nyeri Saat berkemih : □ Ya Tidak
h) Batu Infeksi : □ Ya Tidak
16. Muskuluskeletal
a) Nyeri Persendian : □Ya (lutut kaki) Tidak
b) Kekakuan : Ya □Tidak
c) Pembengkakan Sendi : □ Ya Tidak
d) Kram : Ya □Tidak
e) Kelemahan Otot : □ Ya Tidak
f) Masalah cara berjalan : □ Ya Tidak
17. Sistem Syaraf Pusat
a) Sakit Kepala : □ Ya Tidak
b) Paralysis : □ Ya Tidak
c) Paresis : □ Ya Tidak
d) Masalah koordinasi : □ Ya Tidak
e) Tic/Tremor/spasme : Ya □Tidak
f) Parastesia : □ Ya Tidak
g) Masalah memori : □ Ya Tidak
18. Sisten Endokrin
a) Goiter : □ Ya Tidak
b) Polifagia : □ Ya Tidak
c) Polidipsi : □ Ya Tidak
d) Poliuri : □ Ya Tidak

k) Pengkajian Psikososial dan Spiritual


a. Psikososial
Klien tidak banyak bersosialisasi dengan orang lain, sikap klien baik, harapan klien untuk
bersosialisasi agar tidak merasa kesepian.
b. Identifikasi Masalah Emosional
No Jenis Pertanyaan Pertanyaan Jawaban (Ya/Tidak)
1. Pertanyaan Tahap 1 a. Apakah Nenek mengalami Tidak
sukar tidur ?
b. Apakah Nenek sering merasa Ya
gelisah ?
c. Apakah Nenek sering murung Ya
atau menangis sendiri ?
d. Apakah Nenek sering was-was Ya
atau kuatir

Lanjutkan pertanyaan tahap 2 jika


lebih dari atau sama dengan 1 jawaban
“Ya”
2. Pertanyaan Tahap 2 a. Keluhan lebih dari 3 bulan atau Tidak
lebih dari 1 kali dalam 1 bulan ?
b. Ada masalah atau banyak Ya
pikiran ? Ya
c. Ada gangguan atau masalah
dengan keluarga lain ? Tidak
d. Menggunakan obat
tidur/penenang atas anjuran dr ? Ya
e. Cenderung mengurung diri?
MASALAH EMOSIONAL Negatif (-)

c. Spiritual
Agama Kristen, yang sering di ikuti ibadah keluarga.

l) Pengkajian Fusngsional Klien


1. KATZ indeks
Mandiri dalam makan, kontinensia (BAK/BAB), menggunakan pakaian, pergi ke
toilet, berpindah dan mandi
2. Modifikasi Barthel Indeks
No Kriteria Dengan Mandiri Keterangan
Bantuan
1. Makan 10 Frekuensi :3
kali sehari
Jumlah : sedang
Jenis : ikan,
nasi, sayur
2. Minum 10 Frekuensi : 8
kali sehari
Jumlah : 5-8
liter
Jenis : air putih
dan teh
3. Berpindah dari kursi ke 15
tempat tidur, sebaliknya
4. Personal toilet (cuci muka, 5 Frekuensi :
menyisir rambut, gosok gigi) Sering
5. Keluar masuk toilet 5
(membuka pakaian, menyeka
tubuh, menyiram)
6. Mandi 10 Frekuensi : 2
kali sehari
7. Jalan dipermukaan datar 5
8. Naik turun tangga 10
9. Mengenakan pakaian 10
10 Kontrol bowel (BAB) 10 Frekuensi : 2
kali
Konsistensi :
agak keras
11 Kontrol bladder(BAK) 10 Frekuensi : 3-6
. kali sehari
Warna : urine
jernih
12 Olah raga/latihan 5 Frekuensi :
tidak ada
Jenis : -
13 Rekreasi/pemanfaatan waktu 10 Frekuensi :
. luang tidak ada
Jenis : -

Interpretasi : 115 : Ketergantungan setengah


Keterangan :
a. 130 : mandiri
b. 60 – 125 : ketergantungan setengah
c. <55 : ketergantungan total.

m) Pengkajian Status Mental Gerontik


a. SPMSQ
b. Pertanyaaan
Benar Salah No Pertanyaan


1. Tanggal berapa hari ini ?


2. Hari apa sekarang ini ?


3. Apa nama tempat ini ?


4. Dimana alamat nenek ?


5. Berapa umur Nenek?


6. Kapan Nenek lahir ?


7. Siapa presiden sekarang ?

✘ 8. Siapa presiden sebelumnya


✘ 9. Siapa nama ibu nenek ?
10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap

angka baru, semua secara menurun ?
Σ=7 ∑=3 Interpretasi : Fungsi intelektual Sebagian

n) Identifikasi Aspek Kognitif dari Fungsi Mental Dengan menggunakan MMSE


Aspek Nilai Nilai
No Kriteria
Kognitif Maks Klien
1. Orientasi 5 1 Menyebutkan dengan benar :
 Musim
 Tahun
 Bulan
 Tanggal
 Hari
Orientasi 5 1 Dimana sekarang kita berada :
 Negara Indonesia
 Provinsi papua
 Kota/kab jayapura
 Alamat rumah
2. Registrasi 3 1 Sebutkan nama 3 objek dalam 1 detik :
 Bolpaint
 Garpu
 Kacamata
3 Perhatian 5 1 Menghitung dari 100 kemudian dikurangi 7 sampai
dan 5kali/tingkat :
Kalkulasi  93
 86
 79
 72
 65
4 Mengingat 3 1 Mengulangi ketiga objek pada no. 2 tadi. Bila benar 1
point untuk masing-masing objek
5 Bahasa 9 1 Tunjukan dan tanyakan nama benda pada klien :
 Jam tangan
 Pensil
Minta klien mengulangi kata : “Tak ada jika, dan,
atau, tetapi”.
Minta klien mengikuti perintah yang terdiri dari 3
langkah :
 Ambil kertas ditangan anda
 Lipat dua
 Taruh di lantai
Perintahkan pada klien untuk
 Tutup mata
Perintahkan klien untuk menulis 1 kalimat dan salin
gambar
 Tulis 1 kalimat
 Salin gambar
Total Interpretasi : Aspek Kognitif dan fungsi mental
Nilai : 5 Buruk

Status Mental
a. Penampilan
Penampilan Ny. R terlihat lemah, tidak rapi, terlihat dari kuku,rambut dan pakainnya.
b. Pembicaraan
Ny.R kurang kooperatif saat berbicara
c. Aktifitas Motorik
Ny. R tampak lesu, sering murung dan menyendiri.
d. Alam Perasaan
Ny. R mengatakan sedih, karena merasa tidak berguna jika tidak didampingi suami.
e. Afek Klien
Afek pasien yaitu datar, dimana saat diajak ngobrol pasien tidak menunjukan
perubahan raut muka atau ekspresi wajah.
f. Interaksi saat wawancara
Selama interaksi pasien kurang kooperatif, kurang konsentrasi dan kontak mata kurang, sering
berpaling pandangan dan menduduk, ketika diajak ngobrol jawaban pasien simple dan singkat
o) Pengkajian Keseimbangan
a. Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan
Beri nilai 0 jika klien tidak menunjukan kondisi di bawah ini,dan 1 bila mennjukan
kondisi berikut ini :
 Bangun dari tempat duduk dengan mata terbuka 1
Tidak bangun dengan sekali gerakan, akan tetapi usila mendorong tubuhnya ke atas
dengan tangan atau bergerak ke bagian depan kursi terlebih dahulu, tidak stabil pada
saat berdiri pertama kali.
 Duduk ke kursi dengan mata terbuka 0
Menjatuhkan diri ke kursi , tidak duduk ditengah kursi.
 Bangun dari tempat duduk dengan mata tertutup 0
Tidak bangun dengan sekali gerakan ,akan tetapi usila mendorong tubuhnya ke atas
dengan tangan atau bergerak ke bagian depan kursi terlebih dahulu, tidak stabil saat
berdiri pertama kali.
 Duduk ke kursi dengan mata tertutup 0
Menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk ditengah kursi
Ket : kursi harus yang keras tanpa pegangan
 Menahan dorongan pada stenum ( pemeriksaan mendorong stemum sebanyak 3 1
kali dengan hati-hati ) dengan mata terbuka klien menggerakan kaki, memegang
objek untuk dukungan, kaki tidak menyentuh sisi-sisnya
 Menahan dorongan pada stenum ( pemeriksaan mendorong stemum sebanyak 3 1
kali dengan hati-hati ) dengan mata terbuka klien menggerakan kaki, memegang
objek untuk dukungan, kaki tidak menyentuh sisi-sisnya
 Perputaran Leher ( klien saat berdiri ) 1
Menggerakan kaki, memegang objek, untuk dukungan kaki : keluhan vertigo, pusing
atau keadaan tidak stabil
 Gerakan menggapai sesuatu 1
Tidak mampu untuk menggapai sesuatu dengan bahu fleksi sepenuhnya sementara
berdiri pada ujung jari-jari kaki, tidak stabil memegang sesuatu untuk dukungan
 Membungkuk
Tidak mampu membungkuk untuk mengambil sesuatu objek-objek kecil ( misalnya 1
pupen ) dari lantai, memegang objek untuk bisa berdiri lagi, dan memerlukan usaha-
usaha yang keras untuk bangun.

b. Komponen gaya berjalan atau pergerakan


Beri nilai 0 jika klien tidak menunjukan kondisi di bawah ini atau beri nilai 1 jika
klien menunjukan salah satu dari kondisi di bawah ini:

 Minta klien untuk berjalan ditempat yang ditentukan 1


Ragu –ragu , tersandung, memegang objek untuk dukungan
 Ketinggian langkah kaki ( mengangkat kaki terlalu tinggi ( > 5cm ) 0
 Kontinuitas lankah kaki ( lebih baik diobservasi dari samping kaki klien) setelah 0
langkah-langkah awal menjadi tidak konsisten, memulai mengangkat satu kaki
sementara kaki yang lain menyentuh lantai
 Penyimpangan jalur pada saat berjalan 0
Tidak berjalan dalam garis lurus, bergelombang dari sisi ke sisi
 Berbalik 1
Berhenti sebelum mulai berbalik, jalan sempoyongan, bergoyang. Memegang objek
untuk dukungan

Inteprestasi Hasil :
Skor 8 : Resiko jath sedang

p) Pengkajian Status Psikososial


Skala Depresi Geriatrik Yesavage Bentuk Singkat
Beri tanda centang pada kolom yang sesuai
No Item yang dinilai Ya Tidak


1 Apakah pada dasarnya anda puas dengan kehidupan anda ?


2 Sudahka anda mengeluarkan aktifitas dan minat anda ?


3 Apakah anda merasa bahwa hidup anda kosong ?


4 Apakah anda sering bosan ?


5 Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap waktu


6 Apakah anda takut sesuatu akan terjadi pada anda ?


7 Apakah anda merasa bahagia ?


8 Apakah anda lebiih suka tinggal di rumah pada malam hari,
daripada pagi dan melakukan sesuatu yang baru ?


9 Apakah anda merasa bahwa anda mempunyai lebih banyak
masalah dengan ingatan anda daripada yang lainya ?


10 Apakah anda berfikir sangan menyenangkan hidup sekarang
ini ?


11 Apakah anda merasa saya sangat tidak berguna dengan
keadaan anda sekarang ?


12 Apakah anda merasa penuh berenergi ?

✔ ✔
13 Apakah anda berfikir bahwa situasi anda tak ada harapan ?


14 Apakah anda berfikir bahwa banyak orang yang lebih baik
daripada anda ?

q) Pengkajian Status Sosial


APGAR Keluarga
No Fungsi Uraian Skore
1 Adaptasi Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga
( teman-teman ) saya untuk membantu pada waktu 1
sesuatu menyusakan saya
2 Hubungan Saya puas dengan cara keluarga ( teman-teman ) saya
membicarakan sesuatu dengan saya dan mengungkapkan 2
masalah dengan saya
3 Pertumbuhan Saya puas bahwa keluarga ( teman-teman ) saya
menerima dan mendukung keinginan saya untuk 2
melakukan aktivitas atau arah baru
4 Aleksi Saya puas dengan cara keluarga ( teman-teman ) saya
mengeksperesikan afek dan berespon terhadap emosi – 1
emosi saya seperti marah, sedih, atau mencintai
5 Pemecahan Saya puas dengan cara ( teman-teman ) saya dan saya
2
menyediakan waktu bersama-sama.

B. Analisa Data
NO Data Fokus Problem Etiologi
1 DS : Duka cita Kematian orang
- Tn. Kmengatakan ibunya murung. Tn. K juga (00136) terdekat
mengatakan bahwa ibunya selalu menangis
- Ny.R mengatakan merasa bersalah atas
meninggalnya suami
- Ny. R mengatakan sedih, karena merasa tidak
berguna jika tidak didampingi suami.

DO :
1. Ny. R tampak lesu
2. Ny. R tampak sering murung
3. Ny. R tampak menyendiri
4. Selama interaksi Ny. R kurang kooperatif,
kurang konsentrasi dan kontak mata kurang,
sering berpaling pandangan dan menduduk,
ketika diajak ngobrol jawaban pasien simple
dan singkat.

2 DS : Defisit perawatan diri Penurunan


Tn. Kmengatakan ibunya tidak mau makan,jika : makan motivasi
mau makan tidak habis dan harus disuapi, hal ini (000102)
dilakukan setelah ditinggal pergi suamniya yang
meninggal dunia seminggu yang lalu
DO :
1. Penampilan Ny. R terlihat lemah
2. Ny. R tampak makan tidak habis
3. Ny. R tampak makan disuapi
4. Pemeriksaan Fisik
a. TTV
TD : 100 / 60 mmHg
HR : 80 x/ menit
RR : 22 x/menit
T : 36,7oC
b. Antropometri
BB : 48 Kg
TB : 155 cm

C. Prioritas Diagnosa
1. Duka cita (00136) b.d Kematian orang terdekat
2. Defisit perawatan diri : makan (000102) b.d Penurunan motivasi

D. Intervensi

N Tujuan & KH Intervensi


O
1 Setelah dilakukan asuhankeperawatan 1. BHSP dengan pasien dan kelutarga
masalah Duka cita (00136) b.d Kematian 2. Kaji keberadaan dan sumber duka cita
orang terdekatdapatteratasi dengan kiriteria 3. Pantau hubungan keluarga saat ini
hasil : 4. Diskusikan dengan pasien dan keluarga
a. Keberhasilan koping dampak kehilangan pada unit keluarga
b. Penyesuaian psikososil dan fungsinya
c. Performa peran 5. Ingatkan keluarga bahwa klien
memerlukan dukungan
2 Setelah dilakukan asuhan keperwatan 1. Kaji kemampuan pasien untuk perawatan
masalah Defisit perawatan diri : makan diri secara mandiri
(000102) b.dPenurunan motivasidapat 2. Dorong pasien untuk perawatan diri
teratasi dengan kiriteria hasil : secara mandiri
a. Dapat makan secara mandiri 3. Pertimbangkan usia pasien jika
b. Menyatakan kemampuan makan mendorong akivitas sehari –hari
c. Kenaikan motivasi makan 4. Libatkan pasien untuk makan bersama di
ruang makan
5. Motivasi pasien untuk menjalankan hidup
seperti sediakala.

i. Imlpementasi

No. Hari,
Implementasi Respon
DX Tanggal
1 Kamis, 1. BHSP dengan pasien dan S :
18 – 01-2017 keluarga - Ny. R menjawab salam
- Ny. R mengatakan dirinya
adalah seorang istri, ibu dari
2 anak, dan nenek dari 6
cucu

O:
- Ny. R tampak lesu
- Selama interaksi Ny. R
kurang kooperatif, kurang
konsentrasi dan kontak mata
kurang

2. Mengkaji keberadaan dan S :


sumber duka cita - Ny. R mengatakan dirinya
sangat sedih ditinggal
suaminya
- Tn. Kmengatakan ibunya
murung. Tn. K juga
mengatakan bahwa ibunya
selalu menangis
O:
- Ny. R tampak sering
murung
- Ny. R tampak menyendiri
2 Kamis, 3. Mengkaji kemampuan S :
18 – 01-2017 pasien untuk perawatan - Ny. R mengatakan malas
diri (makan) secara makan dan tidak ada selera
mandiri. makan
- Tn. Kmengatakan ibunya
tidak mau makan,jika mau
makan tidak habis dan harus
disuapi, hal ini dilakukan
setelah ditinggal pergi
suamniya yang meninggal
dunia seminggu yang lalu

O:
- Ny. R tampak lemah
- Pemeriksaan Fisik
a. TTV
TD : 100 / 60 mmHg
HR : 80 x/ menit
RR : 22 x/menit
T : 36,7oC
b. Antropometri
BB : 48 Kg
TB : 155 cm

4. Melibatkan pasien untuk S :


makan bersama di ruang Tn. K mengatakan merasa
makan khawatir dengan kondisi ibunya

O:
- Ny. R tampak makan tidak
habis
- Ny. R tampak makan
disuapi
- Keluarga tampak cemas
E. Evaluasi

No.
Hari, Tanggal Catatan Perkembangan
DX
1 Kamis, S:
18 – 01-2017 - Ny. R menjawab salam
- Ny. R mengatakan dirinya adalah seorang istri, ibu dari 2
anak, dan nenek dari 6 cucu
- Ny. R mengatakan dirinya sangat sedih ditinggal suaminya
- Tn. Kmengatakan ibunya murung. Tn. K juga mengatakan
bahwa ibunya selalu menangis

O:
- Ny. R tampak lesu
- Selama interaksi Ny. R kurang kooperatif, kurang
konsentrasi dan kontak mata kurang
- Ny. R tampak sering murung
- Ny. R tampak menyendiri

A : masalah Ny. R tidak teratasi

P : lanjutkan intervensi
1. BHSP dengan pasien dan kelutarga
2. Kaji keberadaan dan sumber duka cita
3. Pantau hubungan keluarga saat ini
4. Diskusikan dengan pasien dan keluarga dampak kehilangan
pada unit keluarga dan fungsinya
5. Ingatkan keluarga bahwa klien memerlukan dukungan
2 Kamis, S:
18 – 01-2017
- Ny. R mengatakan malas makan dan tidak ada selera makan
- Tn. Kmengatakan ibunya tidak mau makan,jika mau makan
tidak habis dan harus disuapi, hal ini dilakukan setelah
ditinggal pergi suamniya yang meninggal dunia seminggu
yang lalu
- Tn. K mengatakan merasa khawatir dengan kondisi ibunya

O:
- Ny. R tampak lemah
- Pemeriksaan Fisik
c. TTV
TD : 100 / 60 mmHg
HR : 80 x/ menit
RR : 22 x/menit
T : 36,7oC
d. Antropometri
BB : 48 Kg
TB : 155 cm
- Ny. R tampak makan tidak habis
- Ny. R tampak makan disuapi
- Keluarga tampak cemas

A : masalah Ny. R tidak teratasi

P : lanjutkan intervensi
1. Kaji kemampuan pasien untuk perawatan diri secara mandiri
2. Dorong pasien untuk perawatan diri secara mandiri
3. Pertimbangkan usia pasien jika mendorong akivitas sehari –
hari
4. Libatkan pasien untuk makan bersama di ruang makan
5. Motivasi pasien untuk menjalankan hidup seperti sediakala.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kehilangan adalah suatu keadaan individu yang berpisah dengan sesuatu yang
sebelumnya ada kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan (Potter &
Perry, 2005). Berduka adalah respon emosi yang diekspresikan ketika seseorang mengalami
suatu kehilangan yang kemudian dimanifestasikan dalam bentuk perasaan sedih, gelisah,
cemas, sesak nafas, susah tidur, dan lain sebagainya.Tanda dan gejala kehilangan dan berduka
meliputi ungkapan kehilangan, mengingkari kenyataan kehilngan terjadi dalam waktu yang
lama, sedih berkepanjangan, adanya gejala fisik yang berat, keinginan untuk bunuh diri.
Tipe kehilangan meliputiaktual atau nyata dan persepsi. tipe berduka meliputi berduka
diantisipasi, dan berduka disfungsional.Jenis kehilangan antara lain kehilangan Objek
eksternal, kehilangan lingkungan yang telah dikenal, kehilangan orang terdekat, kehilangan
aspek ,kehilangan hidup. Jenis berduka antara lain berduka normal, berduka antisipatif,
berduka yang rumit, berduka tertutup, berduka disfungsional
Hasil penelitian Rhee (2003) menyimpulkan bahwa sejalan dengan penelitian mengenai
berbagai peristiwa kehilangan, partisipasi kelompok sosial yang aktif dapat membantu
individu untuk mengatasi hilangnya pasangan hidup. Orang yang menikah melaporkan
keseluruhan sedikit mengalami depresi dan stres serta kepuasan hidup lebih dari pada
individu yang mengalami hilangnya pasangan, perbedaan antara individu yang kehilangan
pasangan dan berpartisipasi dalam kelompok sosial lebih tinggi kesejahteraan subjektifnya
dibandingkan yang tidak berpartisipasi dalam lingkungan sosial.
Konsep askep dan pada kasus kehilangandan berduka hampir sama dimana pengkajian
pasien meliputi aspek fisik dan psikosoial pasien. Diagnosa yang diambil pada pasien dengan
kehilangan berduka juga sesuai NANDA 2015- 2017 meliputi duka cita dan DPD.Untuk
pengambilan intervensi disesuaikan dengan NOC dan NIC.Untuk evaluasi memakai metode
SOAP.

B. Saran
1. Semoga makaalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca terutama mahasiswa keperawatan.
2. Semoga dapat menjadi bahan acuan pembelajaran bagi mahasiswa keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

SDKI, PPNI 2017 https://play.google.com/store/apps/details?id=com.afra.diagnosakeperawatan

https://eprints.umbjm.ac.id/2286/1/2.%20ebook%20Buku%20Praktikum%20Pengkajian
%20Khusus%20Lansia.pdf

https://www.academia.edu/36233701/Askep_geron
DOKUMENTASI

1. Foto saat pengkajian pada Ny. R

2. Foto saat melakukan pemeriksaan Tekanan Darah pada Ny. R

Anda mungkin juga menyukai