Di susun oleh
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Maha Pengasih dan
Penyayang yang telah melimpahkan rahmat, kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makala
yang berjudul “ ASUHAN KEPERAWATAN KEHILANGAN DAN BERDUKA PADA
NY. R’’
Makalah ini telah disusun dengan semaksimal mungkin, terlepas dari semua itu. Saya
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata saya berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................
A. Latar Belakang...............................................................................................................
B. Tujuan............................................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI……………………………………………………………………..
A. Definisi……………………………………………………………………………….
B. Tanda dan Gejala Kehilangan Dan Berduka………………………………………….
C. Tipe KehilanganDan Berduka………………………………………………………….
D. Jenis-jenis Kehilangan dan Berduka………………………………………………….
E. Kehilangan dan Berduka Pada Lansia………………………………………………...
F. Konsep Askep pada Klien dengan Kehilangan dan Berduka…………………………
BAB III TINJAUAN KASUS…………………………………………………………………..
A. Pengkajian Pada Lansia………………………………………………………………
B. Analisa Data………………………………………………………………………….
C. Prioritas Diagnosa…………………………………………………………………….
D. Intervensi……………………………………………………………………………….
E. Evaluasi……………………………………………………………………………….
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………… .
B. Saran………………………………………………………………………………....
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………………………………......
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehilangan adalah suatu keadaan ketika individu berpisah dengan sesuatu yang
sebelumnya ada atau dimiliki, baik sebagian atau keseluruhan (Riyadi dan Purwanto,
2009). Lahir, kehilangan, dan kematian adalah kejadian yang unuiversal dan kejadian
yang sifatnya unik bagi setiap individual dalam pengalaman hidup seseorang.Kehilangan
dan berduka merupakan istilah yang dalam pandangan umum berarti sesuatu kurang enak
atau nyaman untuk dibicarakan.Hal ini dapat disebabkan karena kondisi ini lebih banyak
melibatkan emosi dari yang bersangkutan atau disekitarnya.
Menurut Puri, Laking, dan Treasaden (2011) disebut sebagai proses berduka,
yang merupakan suatu proses psikologis dan emosional yang dapat diekspresikansecara
internal maupun eksternal setelah kehilangan.
Perawat berkerja sama dengan klien yang mengalami berbagai tipe kehilangan.
Mekanisme koping mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menghadapi dan
menerima kehilangan.Sebagian besar perawat berinteraksi dengan klien dan keluarga
yang mengalami kehilangan dan dukacita.Penting bagi perawat memahami kehilangan
dan dukacita.Ketika merawat klien dan keluarga, parawat juga mengalami kehilangan
pribadi ketika hubungan klien-kelurga-perawat berakhir karena perpindahan,
pemulangan, penyembuhan atau kematian.Perasaan pribadi, nilai dan pengalaman pribadi
mempengaruhi seberapa jauh perawat dapat mendukung klien dan keluarganya selama
kehilangan dan kematian (Potter & Perry, 2005).
Lansia yang ditinggal mati pasangan hidupnya akan mengalami permasalahan
barusehubungan dengan kematiana pasangan, permasalahan yang dihadapi oleh para
lansia yang ditinggal mati oleh pasangan hidupnya antara lain: status ekonomi seperti
berkurangnya pendapatan, kesejahteraan kesehatan di lingkungan orang-orang lanjut usia,
dan dukungan bagi keluarga yang merawat orang-orang lanjut usia. Hal ini memerlukan
adanya pemecahan sebagai upaya untuk tetap menjalankan hidupnya sehingga mampu
untuk dapat beradaptasi terhadap masalah dari tekanan yang menimpa mereka baik secara
fisik maupun psikologis. Hal ini dikarenakan bahwa kehilangan khususnya pada
pasangan hidup sering kali membawa perubahan dalam status dan peran.
B. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui pengertian dari kehilangan dan berduka.
2. Mahasiswa mengetahui tanda dan gejala kehilangandan berduka.
3. Mahasiswa mengetahui tipe kehilangandan berduka.
4. Mahasiswa mengetahui jenis-jenis kehilangandan berduka.
5. Mahasiswa mengetahui konsep askep dan pada kasus kehilangandan berduka.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
1. Kehilangan
Kehilangan adalah suatu keadaan individu yang berpisah dengan sesuatu yang
sebelumnya ada kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan
(Potter & Perry, 2005).
Kehilangan adalah suatu kondisi yang terputus atau terpisah atau memulai sesuatu
tanpa hal yang berarti sejak kejadian tersebut. Kehilangan mungkin terjadi secara
bertahap atau mendadak, bisa tanpa kekerasan atau traumatik, diantisispasi atau tidak
diharapkan/diduga, sebagian atau total dan bisa kembali atau tidak dapat kembali.
Kehilangan adalah suatu keadaan individu yang berpisah dengan sesuatu yang
sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan
(Lambert, 1985)
Kehilangan merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami suatu
kekurangan atau tidak ada dari sesuatu yang dulunya pernah ada atau pernah dimiliki.
Kehilangan merupakan suatu keadaan individu berpisah dengan sesuatu yang
sebelumnya ada menjadi tidak ada, baik sebagian atau seluruhnya ( Artyani, 2011)
2. Berduka
Berduka adalah respon emosi yang diekspresikan ketika seseorang mengalami
suatu kehilangan yang kemudian dimanifestasikan dalam bentuk perasaan sedih,
gelisah, cemas, sesak nafas, susah tidur, dan lain sebagainya.Berduka merupakan
respon normal pada semua kejadian kehilangan.
Berduka disfungsional adalah suatu status yang merupakan pengalaman individu
yang responnya dibesar-besarkan saat individu kehilangan secara aktual maupun
potensial, hubungan, objek dan ketidakmampuan fungsional. Tipeini kadang-kadang
menjurus ke tipikal, abnormal, atau kesalahan/kekacauan (Ana, 2011). Individu yang
berduka membutuhkan waktu untuk menerima suatu peristiwa kehilangan, dan
proses berduka merupakan suatu proses yang sangat individual. Fase akut berduka
biasanya berlangsung 6-8 minggu dan penyelesaian respon kehilangan atau berduka
secara menyeluruh memerlukan waktu 1 bulan sampai 3 tahun (Keliat, Helena, dan
Farida, 2011). Rotter (2009) mengatakan bahwa proses berduka memiliki
karakteristik yang unik, membutuhkan waktu, dapat difasilitasi tetapi tidak dapat
dipaksakan, tetapi pada umumnya mengikuti tahap yang dapat diprediksi. Proses
berduka merupakan suatu proses yang unik dan berbeda pada setiap individu. Tidak
ada yang dapat memastikan kapan seseorang dapat melewati semua tahapan dalam
proses berduka, yang dapat dilakukan adalah memfasilitasi sehingga proses berduka
yang dialami individu dapat sampai pada suatu tahap penerimaan.
Hasil penelitian Rhee (2003) menyimpulkan bahwa sejalan dengan penelitian
mengenai berbagai peristiwa kehilangan, partisipasi kelompok sosial yang aktif dapat
membantu individu untuk mengatasi hilangnya pasangan hidup. Orang yang menikah
melaporkan keseluruhan sedikit mengalami depresi dan stres serta kepuasan hidup
lebih dari pada individu yang mengalamihilangnya pasangan, perbedaan antara
individu yang kehilangan pasangan dan berpartisipasi dalam kelompok sosial lebih
tinggi kesejahteraan subjektifnya dibandingkan yang tidak berpartisipasi dalam
lingkungan sosial.
2. Tipe Berduka
Menurut NANDA berduka dibagi menjadi 2 tipe, yaiu :
a. Berduka Diantisipasi
Adalah suatu status yang merupakan pengalaman individu dalam
meresponkehilangan yang aktual ataupun dirasakan seseorang, hubungan atau
kedekatan, objek, atau ketidakmampuan fungsional sebelum terjadinya
kehilangan.Tipe ini masih dalam batas normal.
b. Berduka Disfungsional
Adalah suatu status yang merupakan pengalaman individu yang responnya
dibesar-besarkan saat individu kehilangan secara akual maupun potetnsial,
hubungan, objek, dan ketidakmamtpuan fungsional. Tipe ini kadangkala
menjurus ke tipikal, abnormal,atau kesalahan / kekacauan.
2. Jenis Berduka
a. Berduka Normal
Terdiri atas perasaan, perilaku, dan reaksi yang normal terhadap kehilangan.Misal
: kesedihan, kemarahan, menangis, kesepian, dan menarik diri dari aktivitas untuk
sementara.
b. Berduka Antisipatif
Proses melepaskan diri yang muncul sebelum kehilangan atau kematian yang
sesungguhnya terjadi. Misal : ketika menerima diagnosis terminal, seseorang akan
memulai proses perpisahan dan menyesuaikan diri dengan berbagai urusan dunia
sebelum ajalnya tiba.
c. Berduka yang Rumit
Dialami oleh seseorang yang sulit untuk maju ke tahap berikutnya, yaitu tahap
kedukaan normal. Masa berkabung seolah-olah tidak kunjung berakhir dan dapat
mengancam hubungan orang yang bersangkutan dengan orang lain.
d. Berduka Tertutup
Kedudukan akibat kehilangan yang tidak dapat diakui secara terbuka.Misal :
kehilangan pasangan karena AIDS, anak mengalami kematian orang tua, ibu yang
kehilangan anaknya di kandungan atau ketika bersalin.
e. Berduka Disfungsional
Suatu status yang merupakan pengalaman individu yang responnya dibesar-
besarkan saat individu kehilangan secara aktual maupun potensial.Tipe ini
kadang-kadang menjurus ke tipikal, abnormal, atau kesalahan/ kekacauan.
g. Respon Kognitif
1) Gangguan asumsi dan keyakinan
2) Mempertanyakan dan berupaya menemukan makna kehilangan
3) Berupaya mempertahankan keberadaan orang yang meninggal
4) Percaya pada kehidupan akhirat dan seolah-olah orang yang meninggal
adalah pembimbing.
h. Perilaku
Individu dalam proses berduka sering menunjukkan perilaku seperti :
1) Menangis tidak terkontrol
2) Sangat gelisah; perilaku mencari
3) Iritabilitas dan sikap bermusuhan
4) Mencari dan menghindari tempat dan aktivitas yang dilakukan bersama
orang yang telah meninggal.
5) Menyimpan benda berharga orang yang telah meninggal padahal ingin
membuangnya
6) Kemungkinan menyalahgunakan obat atau alkohol
7) Kemungkinan melakukan gestur, upaya bunuh diri atau pembunuhan
8) Mencari aktivitas dan refleksi personal selama fase reorganisasi
2. Diagnosa Keperawatan
Lynda Carpenito (1995), dalam Nursing Diagnostic Application to Clinicsl
Pratice, menjelaskan 4diagnosis keperawatan untuk proses berduka yang berdasarkan
pada pada tipe kehilangan. NANDA 2015 – 2017 diagnosa keperawatan yang
berhibungan dengan asuhan keperawatan kehilangan dan berduka adalah :
a. Duka cita
b. Duka cita terganggu
c. Gangguan konsep diri : HDR
d. Defisit perawatan diri
3. IntervensiKeperawatan
Intervensi pada askep psikososial dengan kehilangan dan berduka di sesuaikan
berdasarkan tahapnya melipui :
a. Tahap denial
Beri dukungan pada fase awal karena ini berfungsi protektif dan memberi waktu
bagi klien untuk melihat kebenaran..bantu untuk melihat kebenaran dengan
konfirmasi kondisi melalui second opinion.
b. Tahap anger
Bantu klien untuk memahami bahwa marah adalah respon normal akan
kehilangan dan ketidak berdayaan..siapkan bantuan berkesinambungan agar klien
merasa aman
c. Tahap bargaining
Asah kepekaan perawat bila fase tawar menawar ini dilakukan secara diam-
diam..Bargaining sering dilakukan klien karena rasa bersalah atau ketakutan
terhapap bayang-bayang dosa masa lalu.Bantu agar klien mampu
mengekspresikan apa yang dirasakan apabila perlu refer ke pemuka agama untuk
pendampingan.
d. Tahap depresi
Klien perlu untuk merasa sedih dan beri kesempatan untuk mengekspresikan
kesedihannya.Perawat hadir sebagai pendamping dan pendengar.
e. Tahap menerima
Klien merasa damai dan tenang.dampingi klien untuk mempertahankan rasa
berguna (self worth). Berdayakan pasien untuk melakukan segala sesuatu yang
masih mampu dilakukan dengan pendampingan.fasilitasi untuk menyiapkan
perpisahan abadi
4. Implementasi
Implementasi secara umum yang dapat dilakukan meliputi :
5. Evaluasi
Evaluasi yang dicapai menurut teori melputi :
a. Pasien mampu mengkomunikasikan dan mengekspresikan kehilangan dan
dukacita.
b. Pasien mampu mengidentifikasi posisinya sendiri dalam proses kehilangan dan
berduka, pasien juga dapat mengekspresikan perasaanya yang berhubungan
dengan konsep kehilangan dan berduka secara jujur.
c. Pasien tidak terlalu lama mengekspresikan emosi-emosi dan perilaku yang
berlebihan yang berhubungan dengan disfungsi berduka. Pasien mampu
melaksanakan akifitas hidup sehari – hari secara mandiri.
BAB III
TINJAUAN KASUS
a. Nama : Ny. R
b. Umur : 60 Tahun
c. Pendidikan terakhir : SMP
d. Agama : Kristen Protestan
e. Status Perkawinan : Cerai Mati
f. Alamat : Jl. Kuburan Polomo
g. Telepon : 0812xxxxxxxx
h. Jenis kelamin : Perempuan
i. Orang yang paling dekat dihubungi : Tn. K
j. Hubungan dengan lansia : Anak Kandung
k. Alamat : Jl. Kuburan Polomo
l. Jenis kelamin keluarga : Laki-laki
b) Riwayat Keluarga
a. Pasangan
1) Nama : Tn. M
2) Umur : 70 tahun
3) Pekerjaan :-
4) Alamat :-
5) Hidup /Mati : Mati
6) Kesehatan :-
b. Anak
1) Nama : Tn. K
2) Alamat : Jl. Kuburan Polomo
3) Hidup/Mati : Hidup
c) RIWAYAT PEKERJAAN
1. Status Pekerjaan saat Ini : tidak bekerja
2. Pekerjaan Sebelumnya : tidak bekerja (IRT)
3. Sumber – sumber : Anak Dari Ny.M bekerja swasta sehingga kebutuhan sehari-
harinya di dapatkan dari anak-anaknya.
4. Pendapatan dan Kecukupan
Terhadap sumber – sumber : Pendapatan sekitar Rp. 500.000/bulan Ny T mengatakan
pendapatan untuk kebutuhan sehari-hari sudah cukup.
d) RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP
1. Tipe Tempat Tinggal : Rumah Gedung/tembok
2. Jumlah Kamar : 4 Buah Kamar
3. Jumlah Orang Yang Tinggal Di rumah : 3 Orang (Ny.R dan 3 anaknya)
4. Derajat Privasi :-
e) RIWAYAT REKREASI
1. Hobi /Minat : masak
2. Keanggotaan Organisasi : Ny.R tidak mengikuti organisasi apapun di
lingkungannya.
3. Liburan /Perjalanan : Jarang, karena kesulitan biaya.
f) SUMBER /SISTEM PENDUKUNG YANG DIGUNAKAN
1. Dokter :-
2. Rumah Sakit :-
3. Klinik :-
4. Pelayanan Kesehatan Di Rumah : Puskesmas Kemiri, Posyandu Lansia
5. Makanan yang Dihantarkan :-
g) KEBIASAAN RITUAL
Berdoa, ibadah hari jumat, minggu jika mampu)
h) STATUS KESEHATAN SAAT INI
1. Keluhan Kesehatan Utama : Saat pengkajian Tn. K mengatakan ibunya murung, tidak
mau makan,jika mau makan tidak habis dan harus disuapi, hal ini dilakukan setelah
ditinggal pergi suamniya yang meninggal dunia seminggu yang lalu. Tn. K juga
mengatakan bahwa ibunya selalu memangis dan tampak lemah. Keluarga sangat cemas
dengan kondisi ibunya.
2. Status Kesehatan Umum selama 1 tahun: tidak ada
3. Status kesehatan umum Selama 5 tahun yang lalu : tidak ada.
4. Pengetahuan /pemahaman dan penatalaksanaan masalah Kesehatan : Ny. R mengerti
akan keadaan sekarang, di karenakan kehilangan orang yang di sayangi.
5. OBAT – OBATAN
Nama : Bodrex
Bagaimana/ kapan menggunakannya : saat sakit kepala dan demam
6. ALERGI ( Catat agen reaksi spesifik )
Obat – obatan : -
Makanan : Udang
Kontak Substansi :-
Faktor Lingkungan : -
i) STATUS KESEHATAN MASA LALU
1. Penyakit masa anak – anak : -
2. Penyakit serius /Kronik : -
3. Trauma : -
4. Perawatan di Rumah sakit : -
5. Operasi : -
j) TINJAUAN SISTEM
1. Keadaan Umum : Baik
2. Tingkat Kesadaran : Compos Metis
3. Skala koma Glasgow 456
4. Tanda – tanda vital :
TD : 100 / 60 mmHg, HR : 80 x/ menit, RR : 22 x/menit, T : 36,7oC
5. Integumen :
a) Lesi /Luka : Tidak
b) Pruritus : Tidak
c) Perubahan Pigmentasi: Ya
d) Perubahan Tektur : Ya (keriput)
e) Sering Memar : Ya
f) Perubahan Rambut : Ya (uban)
g) Pemajanan Lama : Tidak Terhadap matahari
6. Kepala
a) Sakit Kepala : □ Ya
b) Trauma masa lalu : □ Ya
c) Pusing : □ Ya
d) Gatal pada kulit kepala : □ Ya
7. Mata
a) Perubahan Penglihatan : Ya □ Tidak
b) Kaca mata /Lensa kontak : □ Ya Tidak
c) Nyeri : □ Ya Tidak
d) Air mata Berlebihan : □ Ya Tidak
e) Pruritus : Ya □ Tidak
f) Bengkak sekitar mata : □ Ya Tidak
g) Kabur : Ya □ Tidak
h) Fotofobia : □ Ya Tidak
i) Riwayat Infeksi : Ya □ Tidak
j) Konjungtiva : □ Anemis Tidak anemis
k) Sklera □ Ya Tidak
8. Telinga
a) Perubahan Pendengaran : Ya □ Tidak
b) Tinitus : □ Ya Tidak
c) Vertigo : Ya □ Tidak
d) Riwayat Infeksi : □ Ya Tidak
9. Hidung dan Sinus
a) Rinorea
b) Epistaksis : □ Ya : □ Ya Tidak Tidak
c) Obstrusksi : □ Ya Tidak
d) Nyeri pada sinus : □ Ya Tidak
e) Riwayat Infeksi : □ Ya Tidak
10. Mulut dan Tenggorok
a) Sakit tenggorok : □ Ya Tidak
b) Lesi / ulkus : □ Ya Tidak
c) Kesulitan menelan : □ Ya Tidak
d) Perdarahan gusi : □ Ya Tidak
e) Karies : □ Ya Tidak
f) Riwayat Infeksi : □ Ya Tidak
g) Pola menggosok gigi : □ Ya Tidak
11. Leher
a) Kekakuan : □ Ya Tidak
b) Nyeri / nyeri tekan : □ Ya Tidak
c) Benjolan / Massa : □ Ya Tidak
d) Keterbatasa gerak : □ Ya Tidak
12. Pernapasan
a) Batuk : □ Ya Tidak
b) Sesak napas : □ Ya Tidak
c) Hemoptisis : □ Ya Tidak
d) Sputum : □ Ya Tidak
e) Asma / Alergi Pernapasan : □ Ya Tidak
f) Suara Napas : Vesikuler □Bronkial □Bronko vesikuler
g) Suara nafas tambahan : □ ronkhi □wheezing
13. Kardiovaskuler
a) Nyeri dada : □ Ya Tidak
b) Palpitasi : □ Ya Tidak
c) Sesak napas : □ Ya Tidak
14. Gastrointestinal
a) Nyeri Ulu Hati : □ Ya Tidak
b) Mual /muntah : □ Ya Tidak
c) Hematemesis : □ Ya Tidak
d) Perubahan nafsu makan : Ya □ Tidak
e) Benjoan /massa : □ Ya Tidak
f) Diare : □ Ya Tidak
g) Konstipasi : □ Ya Tidak
h) Melena : □ Ya Tidak
i) Hemoroid : □ Ya Tidak
j) Perdarahan Rektum : □ Ya Tidak
k) Pola defekasi biasanya : Ya □ Tidak
15. Perkemihan
a) Frekuensi : 3 – 4x/hari
b) Menetes :□ Ya Tidak
c) Hematuria : □ Ya Tidak
d) Poliuria :□ Ya Tidak
e) Nokturia :□ Ya Tidak
f) Inkontinensia :□ Ya Tidak
g) Nyeri Saat berkemih : □ Ya Tidak
h) Batu Infeksi : □ Ya Tidak
16. Muskuluskeletal
a) Nyeri Persendian : □Ya (lutut kaki) Tidak
b) Kekakuan : Ya □Tidak
c) Pembengkakan Sendi : □ Ya Tidak
d) Kram : Ya □Tidak
e) Kelemahan Otot : □ Ya Tidak
f) Masalah cara berjalan : □ Ya Tidak
17. Sistem Syaraf Pusat
a) Sakit Kepala : □ Ya Tidak
b) Paralysis : □ Ya Tidak
c) Paresis : □ Ya Tidak
d) Masalah koordinasi : □ Ya Tidak
e) Tic/Tremor/spasme : Ya □Tidak
f) Parastesia : □ Ya Tidak
g) Masalah memori : □ Ya Tidak
18. Sisten Endokrin
a) Goiter : □ Ya Tidak
b) Polifagia : □ Ya Tidak
c) Polidipsi : □ Ya Tidak
d) Poliuri : □ Ya Tidak
c. Spiritual
Agama Kristen, yang sering di ikuti ibadah keluarga.
✔
1. Tanggal berapa hari ini ?
✔
2. Hari apa sekarang ini ?
✔
3. Apa nama tempat ini ?
✔
4. Dimana alamat nenek ?
✔
5. Berapa umur Nenek?
✔
6. Kapan Nenek lahir ?
✔
7. Siapa presiden sekarang ?
Status Mental
a. Penampilan
Penampilan Ny. R terlihat lemah, tidak rapi, terlihat dari kuku,rambut dan pakainnya.
b. Pembicaraan
Ny.R kurang kooperatif saat berbicara
c. Aktifitas Motorik
Ny. R tampak lesu, sering murung dan menyendiri.
d. Alam Perasaan
Ny. R mengatakan sedih, karena merasa tidak berguna jika tidak didampingi suami.
e. Afek Klien
Afek pasien yaitu datar, dimana saat diajak ngobrol pasien tidak menunjukan
perubahan raut muka atau ekspresi wajah.
f. Interaksi saat wawancara
Selama interaksi pasien kurang kooperatif, kurang konsentrasi dan kontak mata kurang, sering
berpaling pandangan dan menduduk, ketika diajak ngobrol jawaban pasien simple dan singkat
o) Pengkajian Keseimbangan
a. Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan
Beri nilai 0 jika klien tidak menunjukan kondisi di bawah ini,dan 1 bila mennjukan
kondisi berikut ini :
Bangun dari tempat duduk dengan mata terbuka 1
Tidak bangun dengan sekali gerakan, akan tetapi usila mendorong tubuhnya ke atas
dengan tangan atau bergerak ke bagian depan kursi terlebih dahulu, tidak stabil pada
saat berdiri pertama kali.
Duduk ke kursi dengan mata terbuka 0
Menjatuhkan diri ke kursi , tidak duduk ditengah kursi.
Bangun dari tempat duduk dengan mata tertutup 0
Tidak bangun dengan sekali gerakan ,akan tetapi usila mendorong tubuhnya ke atas
dengan tangan atau bergerak ke bagian depan kursi terlebih dahulu, tidak stabil saat
berdiri pertama kali.
Duduk ke kursi dengan mata tertutup 0
Menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk ditengah kursi
Ket : kursi harus yang keras tanpa pegangan
Menahan dorongan pada stenum ( pemeriksaan mendorong stemum sebanyak 3 1
kali dengan hati-hati ) dengan mata terbuka klien menggerakan kaki, memegang
objek untuk dukungan, kaki tidak menyentuh sisi-sisnya
Menahan dorongan pada stenum ( pemeriksaan mendorong stemum sebanyak 3 1
kali dengan hati-hati ) dengan mata terbuka klien menggerakan kaki, memegang
objek untuk dukungan, kaki tidak menyentuh sisi-sisnya
Perputaran Leher ( klien saat berdiri ) 1
Menggerakan kaki, memegang objek, untuk dukungan kaki : keluhan vertigo, pusing
atau keadaan tidak stabil
Gerakan menggapai sesuatu 1
Tidak mampu untuk menggapai sesuatu dengan bahu fleksi sepenuhnya sementara
berdiri pada ujung jari-jari kaki, tidak stabil memegang sesuatu untuk dukungan
Membungkuk
Tidak mampu membungkuk untuk mengambil sesuatu objek-objek kecil ( misalnya 1
pupen ) dari lantai, memegang objek untuk bisa berdiri lagi, dan memerlukan usaha-
usaha yang keras untuk bangun.
Inteprestasi Hasil :
Skor 8 : Resiko jath sedang
✔
1 Apakah pada dasarnya anda puas dengan kehidupan anda ?
✔
2 Sudahka anda mengeluarkan aktifitas dan minat anda ?
✔
3 Apakah anda merasa bahwa hidup anda kosong ?
✔
4 Apakah anda sering bosan ?
✔
5 Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap waktu
✔
6 Apakah anda takut sesuatu akan terjadi pada anda ?
✔
7 Apakah anda merasa bahagia ?
✔
8 Apakah anda lebiih suka tinggal di rumah pada malam hari,
daripada pagi dan melakukan sesuatu yang baru ?
✔
9 Apakah anda merasa bahwa anda mempunyai lebih banyak
masalah dengan ingatan anda daripada yang lainya ?
✔
10 Apakah anda berfikir sangan menyenangkan hidup sekarang
ini ?
✔
11 Apakah anda merasa saya sangat tidak berguna dengan
keadaan anda sekarang ?
✔
12 Apakah anda merasa penuh berenergi ?
✔ ✔
13 Apakah anda berfikir bahwa situasi anda tak ada harapan ?
✔
14 Apakah anda berfikir bahwa banyak orang yang lebih baik
daripada anda ?
B. Analisa Data
NO Data Fokus Problem Etiologi
1 DS : Duka cita Kematian orang
- Tn. Kmengatakan ibunya murung. Tn. K juga (00136) terdekat
mengatakan bahwa ibunya selalu menangis
- Ny.R mengatakan merasa bersalah atas
meninggalnya suami
- Ny. R mengatakan sedih, karena merasa tidak
berguna jika tidak didampingi suami.
DO :
1. Ny. R tampak lesu
2. Ny. R tampak sering murung
3. Ny. R tampak menyendiri
4. Selama interaksi Ny. R kurang kooperatif,
kurang konsentrasi dan kontak mata kurang,
sering berpaling pandangan dan menduduk,
ketika diajak ngobrol jawaban pasien simple
dan singkat.
C. Prioritas Diagnosa
1. Duka cita (00136) b.d Kematian orang terdekat
2. Defisit perawatan diri : makan (000102) b.d Penurunan motivasi
D. Intervensi
i. Imlpementasi
No. Hari,
Implementasi Respon
DX Tanggal
1 Kamis, 1. BHSP dengan pasien dan S :
18 – 01-2017 keluarga - Ny. R menjawab salam
- Ny. R mengatakan dirinya
adalah seorang istri, ibu dari
2 anak, dan nenek dari 6
cucu
O:
- Ny. R tampak lesu
- Selama interaksi Ny. R
kurang kooperatif, kurang
konsentrasi dan kontak mata
kurang
O:
- Ny. R tampak lemah
- Pemeriksaan Fisik
a. TTV
TD : 100 / 60 mmHg
HR : 80 x/ menit
RR : 22 x/menit
T : 36,7oC
b. Antropometri
BB : 48 Kg
TB : 155 cm
O:
- Ny. R tampak makan tidak
habis
- Ny. R tampak makan
disuapi
- Keluarga tampak cemas
E. Evaluasi
No.
Hari, Tanggal Catatan Perkembangan
DX
1 Kamis, S:
18 – 01-2017 - Ny. R menjawab salam
- Ny. R mengatakan dirinya adalah seorang istri, ibu dari 2
anak, dan nenek dari 6 cucu
- Ny. R mengatakan dirinya sangat sedih ditinggal suaminya
- Tn. Kmengatakan ibunya murung. Tn. K juga mengatakan
bahwa ibunya selalu menangis
O:
- Ny. R tampak lesu
- Selama interaksi Ny. R kurang kooperatif, kurang
konsentrasi dan kontak mata kurang
- Ny. R tampak sering murung
- Ny. R tampak menyendiri
P : lanjutkan intervensi
1. BHSP dengan pasien dan kelutarga
2. Kaji keberadaan dan sumber duka cita
3. Pantau hubungan keluarga saat ini
4. Diskusikan dengan pasien dan keluarga dampak kehilangan
pada unit keluarga dan fungsinya
5. Ingatkan keluarga bahwa klien memerlukan dukungan
2 Kamis, S:
18 – 01-2017
- Ny. R mengatakan malas makan dan tidak ada selera makan
- Tn. Kmengatakan ibunya tidak mau makan,jika mau makan
tidak habis dan harus disuapi, hal ini dilakukan setelah
ditinggal pergi suamniya yang meninggal dunia seminggu
yang lalu
- Tn. K mengatakan merasa khawatir dengan kondisi ibunya
O:
- Ny. R tampak lemah
- Pemeriksaan Fisik
c. TTV
TD : 100 / 60 mmHg
HR : 80 x/ menit
RR : 22 x/menit
T : 36,7oC
d. Antropometri
BB : 48 Kg
TB : 155 cm
- Ny. R tampak makan tidak habis
- Ny. R tampak makan disuapi
- Keluarga tampak cemas
P : lanjutkan intervensi
1. Kaji kemampuan pasien untuk perawatan diri secara mandiri
2. Dorong pasien untuk perawatan diri secara mandiri
3. Pertimbangkan usia pasien jika mendorong akivitas sehari –
hari
4. Libatkan pasien untuk makan bersama di ruang makan
5. Motivasi pasien untuk menjalankan hidup seperti sediakala.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kehilangan adalah suatu keadaan individu yang berpisah dengan sesuatu yang
sebelumnya ada kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan (Potter &
Perry, 2005). Berduka adalah respon emosi yang diekspresikan ketika seseorang mengalami
suatu kehilangan yang kemudian dimanifestasikan dalam bentuk perasaan sedih, gelisah,
cemas, sesak nafas, susah tidur, dan lain sebagainya.Tanda dan gejala kehilangan dan berduka
meliputi ungkapan kehilangan, mengingkari kenyataan kehilngan terjadi dalam waktu yang
lama, sedih berkepanjangan, adanya gejala fisik yang berat, keinginan untuk bunuh diri.
Tipe kehilangan meliputiaktual atau nyata dan persepsi. tipe berduka meliputi berduka
diantisipasi, dan berduka disfungsional.Jenis kehilangan antara lain kehilangan Objek
eksternal, kehilangan lingkungan yang telah dikenal, kehilangan orang terdekat, kehilangan
aspek ,kehilangan hidup. Jenis berduka antara lain berduka normal, berduka antisipatif,
berduka yang rumit, berduka tertutup, berduka disfungsional
Hasil penelitian Rhee (2003) menyimpulkan bahwa sejalan dengan penelitian mengenai
berbagai peristiwa kehilangan, partisipasi kelompok sosial yang aktif dapat membantu
individu untuk mengatasi hilangnya pasangan hidup. Orang yang menikah melaporkan
keseluruhan sedikit mengalami depresi dan stres serta kepuasan hidup lebih dari pada
individu yang mengalami hilangnya pasangan, perbedaan antara individu yang kehilangan
pasangan dan berpartisipasi dalam kelompok sosial lebih tinggi kesejahteraan subjektifnya
dibandingkan yang tidak berpartisipasi dalam lingkungan sosial.
Konsep askep dan pada kasus kehilangandan berduka hampir sama dimana pengkajian
pasien meliputi aspek fisik dan psikosoial pasien. Diagnosa yang diambil pada pasien dengan
kehilangan berduka juga sesuai NANDA 2015- 2017 meliputi duka cita dan DPD.Untuk
pengambilan intervensi disesuaikan dengan NOC dan NIC.Untuk evaluasi memakai metode
SOAP.
B. Saran
1. Semoga makaalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca terutama mahasiswa keperawatan.
2. Semoga dapat menjadi bahan acuan pembelajaran bagi mahasiswa keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
https://eprints.umbjm.ac.id/2286/1/2.%20ebook%20Buku%20Praktikum%20Pengkajian
%20Khusus%20Lansia.pdf
https://www.academia.edu/36233701/Askep_geron
DOKUMENTASI