“KONSEP KEHILANGAN”
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah KDK
Di susun oleh :
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Illahi Robbi karena atas limpahan Rahmat
dan Hidayah_Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ KONSEP
KEHILANGAN”. Untuk kepentingan mencari sumber dalam menyusun makalah ini, kami
menggunakan media elektronik serta buku tentang “KDK”.
Pada waktu penyusunan makalah ini kami mengalami beberapa hambatan
di antaranya:
1. Sulit menemukan waktu yang tepat untuk membuat makalah
2. Sulit mendapatkan sumber
3. Kurangnya kekompakan dalam tim
Tetapi semua itu dapat kami atasi dengan adanya bantuan orang-orang di dekat kami.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Tatang Kusmana, S.Kep. Ners., selaku dosen KDK
2. Orangtua yang senantiasa mendukung kami
3. Rekan-rekan yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.
Makalah ini jauh dari kesempurnaan baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik
penulisan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun
bagi pembaca. Amien
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Permasalahan ................................................................................. 2
C. Tujuan ............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Kehilangan ....................................................................... 3
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Reaksi Kehilangan................ 4
C. Tipe Kehilangan.............................................................................. 5
D. Jenis – Jenis Kehilangan................................................................. 5
E. Rentang Respon Kehilangan........................................................... 7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
merawat klien dan keluarga, parawat juga mengalami kehilangan pribadi ketika hubungan klien-
kelurga-perawat berakhir karena perpindahan, pemulangan, penyembuhan atau kematian.
Perasaan pribadi, nilai dan pengalaman pribadi mempengaruhi seberapa jauh perawat dapat
mendukung klien dan keluarganya selama kehilangan dan kematian ( Potter & Perry, 2005 ).
1.2 PERMASALAHAN
Adapun permasalahan yang kami angkat dari masalah ini adalah bagaimana asuhan
keperawatan pada klien dengan kehilangan.
1.3 TUJUAN
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah
a. Tujuan Umum
- Mengetahui konsep kehilangan
- Mengetahui asuhan keperawatan pada kehilangan
b. Tujuan Khusus
- Mengetahui jenis – jenis kehilangan
- Mengetahui factor yang mempengaruhi reaksi kehilangan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
penting artinya untuk proses berduka : Namun perawat harus mengenali bahwa setiap interpretasi
seseorang tentang kehilangan sangat bersifat individualistis.
Kehilangan dapat bersifat actual atau dirasakan. Kehilangan yang bersifat actual dapat
dengan mudah di identifikasikan, misalnya seorang anak yang teman sepermainnya pindah
rumah atau seorang dewasa yang kehilangan pasangan akibat bercerai. Kehilangan yang
dirasakan kurang nyata dan daapat di salah artikan, seperti kehilangan kepercayaan diri atau
prestise. Makin dalam makna kata yang hilang, maka makin besar rasa kehilangan tersebut.
Klien mungkin mengalami kehilangan maturasional ( Kehilangan yang diakibatkan oleh transisi
kehidupan normal untuk pertama kalinya ), Kehilangan situasional ( Kehilangan yang terjadi
secara tiba-tiba dalam merespon kejadian eksternal, spresifik, seperti kematian mendadak orang
yang dicintai ), atau keduanya. Anak yang mulai belajar berjalan kehilangan citra tubuh semasa
bayinya, wanita yang menopause kehilangan kemampuan untuk mengandung, dan seorang pria
yang tidak bekerja mungkin kehilangan harga dirinya.
4
d. Pengaruh Kultural.
Kultur mempengaruhi manifestasi fisik dan emosi. Kultur ‘barat’ menganggap kesedihan
adalah sesuatu yang sifatnya pribadi sehingga hanya diutarakan pada keluarga, kesedihan
tidak ditunjukan pada orang lain. Kultur lain menggagap bahwa mengekspresikan kesedihan
harus dengan berteriak dan menangis keras-keras.
e. Agama.
Dengan agama bisa menghibur dan menimbulkan rasa aman. Menyadarkan bahwa kematian
sudah ada dikonsep dasar agama. Tetapi ada juga yang menyalahkan Tuhan akan kematian.
f. Penyebab Kematian
Seseorang yang ditinggal anggota keluarga dengan tiba-tiba akan menyebabkan shock dan
tahapan kehilangan yang lebih lama. Ada yang menganggap bahwa kematian akibat
kecelakaan
diasosiasikan dengan kesialan.
5
b. Kehilangan Lingkungan Yang Telah Dikenal
Kehilangan yang berkaitan dengan perpisahan dari lingkungan yang telah dikenal mancakup
meninggalkan lingkungan yang telah dikenal selama periode tertentu atau kepindahan secara
permanen. Contohnya termasuk ke kota baru, atau perawatan di rumah sakit. Kehilangan
melalui perpisahan dari lingkungan yang telah dikenal dapat terjadi melalui situasi
maturasional, misalnya ketika seorang lansia pindah keruang perawatan, atau situasi
situasional, contohnya kehilangan rumah akibat bencana alam atau mengalami cedera atau
penyakit.
c. Kehilangan Orang Terdekat
Orang terdekat mencakup orang tua, pasangan, anak-anak, saudara sekandung guru,pendeta,
teman, tetangga, dan rekan kerja,. Artis atau atlet yang terkenal mungkin menjadi orang
terdekat bagi orang muda. Riset telah menunjukan bahwa banyak orang menganggap hewan
peliharaan sebagai orang terdekat. Kehilangan dapat terjadi akibat perpisahan , pindah,
melarikan diri, promosi di tempat kerja, dan kematian.
d. Kehilangan Aspek Diri
Kehilangan aspek diri dapat mencakup bagian tubuh, fungsi fisiologi, atau psikologis.
Kehilangan bagian tubuh dapat mencakup anggota gerak, mata, rambut, gigi, payudara.
Kehilangan fungsi fisiologis mencakup kehilangan control kandung kemih atau usus,
mobilitas, kekuatan , atau fungsi sensoris. Kehilangan Fungsi psikologis termasuk kehilangan
ingatan, rasa humor, harga diri, percaya diri, kekuatan, respek, atau cinta. perkembangan,
atau situasi. Kehilangan seperti ini dapat menurunkuan kesejahteraan individu,. Orang
tersebut tidak hanya mengalami kedukaan,akibat kehilangan, tetapi juga dapat mengalami
perubahan permanen dalam citra tubuh dan konsep diri.
e. Kehilangan Hidup
Doka ( 1993 ) menggambarkan respons terhadap penyakit yang mengancam hidupke dalam 4
fase. Fase prediagnostik terjadi ketika di ketahui ada gejala klien atau factor resiko penyakit.
Fase akut berpusat pada krisisdiagnosis. Klien dihadapkan pada serangkaian keputusan,
termasuk medis interpersonal, psikologis seperti halnya cara menghadapi awal krisis
penyakit. Dalam fase kronis klien bertempur dengan penyakit dan pengobatannya, yang
sering melibatkan serangkaian krisis yang di akibatkannnya. Akhirnya terjadi pemulihan atau
fase terminal. Kadang dalam fase akut atau kronis seseorang dapat mengalami pemulihan.
6
Klien yang mengalami fase terminal ketika kematian bukan lagi halnya kemungkinan,tetapi
itu sudah pasti terjadi. Pada setiap hal dari penyakit ini klien dan keluarga dihadapkan
dengan kehilangan yang beragam dan terus berubah.
7
Fase Depresi
Realitas dan sifat katetapan dari kehilangan telah dikenali. Kebingungan, kurang motivasi,
tidak menunjukan minat, tidak membuat keputusan, dan menangis adalah umum. Menarik
diri dari hubungan dan aktivitas sering terjadi. Individu dapat menjadi pendiam dan tidak
komunikatif. Timbul perasaan kesepian, Mulai mengenang tentang masa lalu dan benda yang
hilang. Individu kehilangan minat dalam pena,pilan. Individu melakukan bunuh diri,atau
berperilaku tidak sehat seperti penggunaan obat secar berlebihan.
Implikasi Keperawatan: Berikan dukungan dan empati. Dukung menangis dengan
memberikan sentuhan yang mengomunikasikan kepedulian. Mendengarkan dengan penuh
perhatian, mengkaji resiko yang membahayakan diri dan rujuk ke tetangga professional
kesehatan mental jika di perluklan.
Fase Akomodasi
Individu menerima kehilangan dan kematian dan mulai merencanakan hal tersebut. Individu
dapat berbagi perasaan tentang kehilangan. Mengenang kejadian masa lalu, Terjadi periode
depresi, waktu yang baik untuk mulai membandingkan dengan waktu buruk. Hidup mulai
menjadi stabil.
Implikasi Keperawatan: Berikan kesempatan untuk berbagi perasaan secara verbal, dalam
bentuk tulisan, bentuk seni, atau dengan rekaman. Biarkan dan dorong pengungkapan
sesering yang klien ingin lakukan, tunjukan penerimaan kelabilan perasaan klien, bantu
dalam mendiskusikan rencana masa mendatang.
Kehilangan merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami suatu kekurangan
atau tidak ada dari sesuatu yang dulunya pernah ada atau pernah dimiliki. Kehilangan
merupakan suatu keadaan individu berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada menjadi
tidak ada, baik sebagian atau seluruhnya.
8
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kehilangan merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami suatu kekurangan
atau tidak ada dari sesuatu yang dulunya pernah ada atau pernah dimiliki. Kehilangan merupakan
suatu keadaan individu berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada menjadi tidak ada, baik
sebagian atau seluruhnya.
Kehilangan dibagi dalam 2 tipe yaitu: Aktual atau nyata dan persepsi. Terdapat 5 katagori
kehilangan, yaitu:Kehilangan seseorang seseorang yang dicintai, kehilangan lingkungan yang
sangat dikenal, kehilangan objek eksternal, kehilangan yang ada pada diri sendiri/aspek diri, dan
kehilangan kehidupan/meninggal.
3.1. Saran
Perawat harus bisa menyelami lebih dalam perasaan pasiennya guna mendapatkan data-
data yang valid nantinya, karena didalam mencari data pasien dibutuhkan kejelian dan ketepatan
oleh karena itu perawat harus benar-benar memahami konsep kehilangan.
9
DAFTAR PUSTAKA
10