Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-
Nya saya telah dapat menyelesaikan makalah ini dalam rangka melengkapi
tugas mata kuliah Kebutuhan Dasar.

Pada makalah ini saya akan membahas mengenai rasa aman dan nyaman dalam
keperawatan, yang saya susun dari berbagai sumber dan saya rangkum dalam
makalah ini.

Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
baik berupa ide-ide maupun yang terlibat langsung dalam pembuatan makalah
ini. Saya juga berharap agar makalah ini bisa bermanfaat bagi semua untuk
dijadikan penunjang dalam mata kuliah kebutuhan dasar manusia ini.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan, apabila ada kesalahan atau


kekurangan saya mohon maaf. Kritik dan saran masih sangat terbuka supaya
makalah ini dapat diperbaiki dan menjadi lebih baik lagi untuk berikutnya.

Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

                                                                                               Bandar Lampung, 23 Januari 2020

                                                                                                                               

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul........................................................................................................i
Kata Pengantar......................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................1
1.3 Tujuan Penulis..............................................................................................1
Bab II Landasan Teori...........................................................................................2
2.1 Definisi Rasa Aman dan Nyaman............................................................2
2.1.1 Rasa Aman..........................................................................................2
2.1.2 Rasa Nyaman.......................................................................................2
2.2 Pengkajian Rasa Aman dan Nyaman......................................................2
2.2.1 Pengkajian Rasa Aman........................................................................2
2.2.2 Pengkajian Rasa Nyaman....................................................................3
2.3 Diagnosa Rasa Aman dan Nyaman.........................................................5
2.3.1 Diagnosa Aman...................................................................................5
2.3.2 Diagnosa Nyaman...............................................................................5
2.4 Intervensi Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman...................................7
2.4.1 Intervensi Aman..................................................................................7
2.4.2 Intervensi Nyaman..............................................................................8
2.5 Implementasi Rasa Aman dan Nyaman..................................................9
2.5.1 Implementasi Aman............................................................................9
2.5.2 Implementasi Nyaman.......................................................................10
2.6 Contoh Asuhan Keperawatan................................................................10
Bab III Penutup....................................................................................................11
3.1 Kesimpulan..............................................................................................24
Daftar Pustaka......................................................................................................25

Con

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ada banyak permasalahan yang berhubungan dengan kebutuhan pemenuhan rasa
aman, dimulai dari usia bayi, todler, prasekolah, sekolah, remaja, dewasa dan lansia.
Kebutuhan rasa aman yaitu suatu keadaan bebas dari segala fisik dan psikologis
merupakan salah satu keperawatan dasar yang harus dipenuhi, serta dipengaruhi dengan
faktor lingkungan, Karena lingkungan yang aman akan secara otomatis kebetuhan dasar
manusia terpenuhi. Seringkali terjadi hal kelainan terhadap klien yang berusia lanjut atau
lansia dikarenakan kurangnya perhatian terhadap klien. Untuk itu sebagai perawat
memberi ASKEP (Asuhan Keperawatan) kepada klien yang mengalami gangguan
kebutuhan rasa aman haruslah benar-benar diperhatikan agar kebutuhan klien terpenuhi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah Definisi Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman?
2. Bagaimanakah Pengkajian Rasa Aman dan Nyaman?
3. Bagaimanakah Diagnosa Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman?
4. Bagaimanakah Intervensi Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman?
5. Bagaimanakah Implementasi Rasa Aman dan Nyaman?
6. Apakah contoh Asuhan Keperawatan Rasa Aman dan Nyaman ?

1.3 Tujuan Penulis


1. Untuk Mengetahui Definisi Rasa Aman dan Nyaman.
2. Untuk mengetahui Pengkajian Rasa Aman dan Nyaman
3. Untuk Mengetahui Diagnosa Rasa Aman dan Nyaman.
4. Untuk Mengetahui Intervensi Rasa Aman dan Nyaman.
5. Untuk Mengetahui Implementasi Rasa Aman dan Nyaman.
6. Untuk Mengetahui Contoh Asuhan Keperawatan Rasa Aman Dan Nyaman ?

1
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Rasa Aman dan Nyaman
2.1.1 Rasa Aman
Keamanan seringkali di definisikan sebagai keadaan bebas dari cedera
fisik dan psikologis, keamanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia
yang harus dipenuhi.

2.1.2 Rasa Nyaman


Kenyamanan adalah konsep sentral tentang kiat keperawatan. Donahue
(1989) meringkas “ melalui rasa nyaman dan tindakan untuk mengupayakan
kenyamanan ....perawat memberikan kekuatan, harapan, hiburan, dukungan,
dorongan, dan bantuan. Konsep kenyamanan memiliki subjektivitas yang
sama dengan nyeri. Setiap individu memiliki karakterstik fisiologis, sosial,
spritual, psikologis, dan kebudayaan yang mempengaruhi cara mereka
menginterpretasikan dan merasakan nyeri. Kebutuhan ini meliput kebutuhan
akan ketentraman ( suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari
), kelegaan ( kebutuhan telah terpenuhi ), dan trannsenden ( keadaan tentang
sesuatu yang melebihi masalah atau nyeri ).

2.2 Pengkajian Rasa Aman dan Nyaman


2.2.1 Pengkajian Aman
Lingkungan pelayanan kesehatan dan komunitas yang aman
merupakan hal yang penting untuk kelangsungan hidup klien. Perawat harus
mengkaji bahaya yang mengancam keamanan klien dan lingkungan, dan
selanjutnya melakukan intervrensi yang diperlukan. Dengan melakukan hal
ini, maka perawat adalah orang yang berperan aktif dalam usaha pencegahan
penyakit, pemeliharaan kesehatan, dan peningkatan kesehatan.
Keamanan lingkungan mencakup semua faktor fidik dan psikosial
yang mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan
hidup klien. Defini yang luas tentang lingkungan ini menggabungkan seluruh
tempat terjadinya interaksi antara perawat dan klien. Contohnya, rumah, pusat
komunitas, klinik, rumah sakit, dan tempat perawatan jangka panjang.
Lingkungan yang aman adalah salah satu kebutuhan dasar yang terpenuhi,
bahaya fisik akan berkurang, penyebaran organisme patogen akan berkurang,
sanitasi dapat dipertahankan dan polusi dapat dikontrol. Kebutuhan dasar,
kebutuhan fisiologis yang terjadi dari kebutuhan oksigen, kelembaban yang
optimum, nutrisi, dan suhu yang optinum,akan mempengaruhi keamanan
seseorang. Pemenuhan kebutuhan dasar fisiologis manusia diperlukan untuk
mencapai kebutuhan keamanan dan keselamatan.
Perawat memberikan keperawatan kepada klien dan keluarga didalam
komunitas mereka dan tempat pelayanan kesehatan. Untuk memastikan
lingkungan yang aman, perawat perlu memahami yang memberi kontribusi
keamanan rumah, komunitas, atau lingkungan pelayanan kesehatan, dan

2
kemudian mengkaji berbagai ancaman terhadap keamanan klien dan
lingkungan, bagian pengkajian berikut ini mendiskusikan berbagai faktor
risiko yang dihadapi dalam komunitas dan lembaga pelayanan kesehatan.
a) Komunitas
 Risiko pada tahap perkembangan, ancaman keamanan dalam
komunitas dipengaruhi oleh tahap perkembangan, gaya hidup,
status mobilisasi, perubahan sensorik, dan kesadaran klien
terhadap keamanan
 Bayi,todler, dan prasekolah
 Anak usia skolah
 Remaja
 Orang dewasa dan lansia
b) Faktor risiko yang lain
 Gaya hidup
 Mobilisasi
 Kerusakan sensorik
 Kesadaran terhadap keamanan
2.2.2 Pengkajian Nyaman
Suatu cara pandang yang holistik tentang kenyamanan membantu
dalam upaya mengidentifikasi konteks:
1) Fisik berhubungan dengan sensasi tubuh.Sosial berhubungan
dengan hubungan interpersonal,keluarga,dan sosial
2) Psikospiritual berhubungan dengan latar belakang pengalaman
eksternal manusia : cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan unsur-
unsur alamiah
Penilaian tentang konteks kenyamanan memberikan seorang perawat
tentang pilihan yang lebih luas dalam mencari tindakan untuk mengatasi
nyeri.Cara pandang yang holistik ini menguatkan konsep mahon (1994) yaitu
harus memahami pengalaman yang nyeri sebagaimana nyerii itu berlangsung.
Penting bagi perawat untuk memahami makna nyeri bagi setiap individu.
Penatalaksanaan nyeri lebih dari sekedar pemberian analgesik. Dengan
memahami nyeri dengan lebih holistik, maka perawat dapat mengembangkan
strategi yang lebih baik pada penanganan nyeri yang berhasil.
 Sifat Nyeri, nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar
sensasi tunggal yang disebabkan oleh stimulus tertentu. Nyeri bersifat
subjektif dan sangat bersifat individual. Stimulasi nyeri dapat berupa
stimulus yang bersifat fisik dan mental, sedangkan kerusakan dapat
terjadi pada jaringan aktual atau pada fungsi ego seorang individu
 Fisiologi Nyeri merupakan campuran reaksi fisik, emosi, dan perilaku.
Cara yang paling baik untuk memahami pengaalaman nyeri, akan
membantu untuk menjelaskan 3 komponen fisiologis berikut : Resepsi,
Persepsi, dan Reaksi.
Seorang klien yang sedang merasakan nyeri tidak dapat membedakan
komponen-komponen tersebut. Akan tetapi, dengan memahami setiap
komponen, perawat akan terbantu dalam mengenali faktor-faktor yang

3
dapat menimbulkan nyeri, gejala yang menyertai nyeri, dan rasional serta
kerja terapi yang diplih
a) Resepsi
Semua kerusakan seluler yang disebabkan oleh stimulus termal, mekanik, kimiawi
atau stimulus listrik menyebabkan pelepasan substansi yang menghasilkan nyeri.
Tipe stimulus sumber Proses patofisiologi
Mekanik Gangguan dalam cairan Distensi edema pada
tubuh distensi duktus. jaringan tubuh. Regangan
Lesi yang mengisi duktus lumen sempit.
ruangan (tumor) Iritasi saraf perifer oleh
pertumbuhan lesi di dalam
ruangan lesi.
Kimia Perforasi organ visceral Iritasi kimiawi oleh sekresi
pada ujung ujung saraf
yang sensitif
Termal Terbakar (akibat panas Inflamasi atau hilangnya
atau dingin yang lapisan
ekstrim) superfisal/epidermis yang
menyebabkan peningkatan
sensitivitas ujung-ujung
saraf
Listrik Terbakar Lapisan kulit terbakar
disertai cedera jaringan
subkutan dan cedera
jaringan otot,
menyebabkan cedera pada
Ujung-ujung saraf.

b) Persepsi
Presepsi merupakan titik kesadaran seseorang terhadap nyeri. Stimulus
nyeri di transmisikan naik ke medula spinalis ke talamus dan otak tengah.
Dari talamus, serabut mentransmisikan pesan nyeri ke berbagai area otak,
termasuk korteks sensori dan korteks asosiasi (dikedua lobos pareatalis),
lobus frontalis dan sistem limbik. Di dalam sistem limbik yang diyakini
mengontrol emosi, khususnya untuk ansietas.
c) Reaksi
Merupakan respon fisiologis dan perilaku yang terjadi setelah
mempersepsikan nyeri.

2.3 Diagnosa Rasa Aman dan Nyaman


2.3.1 Diagnosa Aman
Pengkajian menunjukkan pengelompokkan data yang mengindikasikan
klien mempunyai risiko keamanan yang aktual atau potensial .ketika
mengembangkan suatu pernyataan suatu pernyataan diagnosa
keperawatan,perawat harus memastikan bahwa batasan karakterstik tertentu

4
yang tepat dalam data dasar pengkajian. Contoh diagnosa keperawatan
NANDA untuk resiko keamanan
Risiko cedera yang berhubungan dengan
berhubungan dengan  Kehilangan memori
 Perubahan mobilisasi  Kesulitan tidur
 Penataan lingkungan  Efek samping obat
fisik dirumah Perubahan manajemen
Risiko keracunan yang pemeliharaan rumah yang
berhubungan dengan berhubungan dengan
 Kontaminasi zat kimia  Keuangan yang tidak
pada makanan atau air memadai
 Penyimpangan obat-  Perubahan fungsi
obatan yang mudah kongniitif
dijangkau oleh anak- Defisit pengetahuan yang
anak berhubungan dengan
 Penurunan penglihatan  Salah interprestasi
Risiko asfiksia yang informasi
berhubungan dengan  Tidak terbiasa dengan
 Penurunan kemampuan tindakan pencegahan
motorik untuk anak-anak
 Bantal yang terletak Resiko perubahan suhu
diatas tempat tidur bayi tubuh yang berhubungan
 Vantilasi alat dengan
pemanasan yang tidak  Paparan terhadap
tepat lingkungan panas atau
Risiko trauma yang dingin yang ekstrem
berhubungan dengan  Mekanisme kontrol
 Kontak dengan udara suhu tubuh yang tidal
dingin yang ekstrem matang
 Obstruksi jalan napas
Gangguan proses pikir yang
2.3.2 Diagnosa Nyaman
Penegakan diagnosa keperawatan yang akurat untuk klien yang
mengalami nyeri dilakukan berdasarkan pengumpulan dan analisis data yang
cermat. Seorang perawat jangan mendiagnosa klien mengalami nyeri dengan
sederhana hanya karena menyangka klien mengalami ketidaknyamanan.
Sering kali perawat memilih diagnosa nyeri karena seorang klien yang
menjalani pembedahan atau mengalami kondisi penyakit spesifik yang
mengimplikasi nyeri. Diagnosa keperawatan harus berfokus pada sifat khusus
nyeri untuk membantu perawat mengindentifikasi jenis intervensi yang paling
berguna untuk menghilangkan nyeri dan meminimalkan efek intervensi itu
pada gaya hiidup dan fungsi klien.
 Penyebab:
1. Gejala penyakit
2. Kurang pengendalian situasional/lingkungan
3. Ketidakadekuatan sumber daya
4. Kurangnya privasi

5
5. Gangguan stimulus lingkungan
6. Efek samping terapi
7. Gangguan adaptasi kehamilan
 Gejala dan tanda mayor
Subjektif Mengeluh tidak nyaman
Objektif Gelisah

 Gejala dan tanda minor


Subjektif
1) Mengeluh sulit tidur
2) Tidak mampu rileks
3) Mengeluh kedinginan/kepanasan
4) Merasa gatal
5) Mengeluh mual
6) Mengeluh lelah
Objektif
1) Menunjukan gejala distress
2) Tampak merintih/menangis
3) Pola eliminasi berubah
4) Postur tubuh berubah
5) Iritabilitas
 Kondisi klinis terkait
1) Penyakit kronis
2) Keganasan
3) Distress psikologis
4) Kehamilan
Keterangan:
Diagnosis gangguan rasa nyaman ditegakkan apabila rasa tidak nyaman muncul tanpa ada
cedera jaringan. Apabila ketidaknyamanan muncul akibat kerusakan jaringan, maka
diagnosis yang disarankan ialah nyeri akut atau kronis.

Contoh diagnosa nanda untuk nyeri


Ansietas yang berhubungan
nyeri yang tidak hilang
nyeri yang berhubungan
cidera fisik atau teroma
penurunan suplay darah ke jaringan
proses melahirkan nornal

6
nyeri kronik yang berhubungan resiko cidera yang berhubungan
dengan: dengan
jaringan parut penurunan resepsi nyeri
kontro nyeri yang tidak adekkuat
devisit perawatan diri yang
ketidak berdayaan yang berhubungan dengan
berhubungan dengan nyeri muskuloskeletal
nyeri maligna kronik
disfungsi seksual berhubungan
ketidak efektifan koping individu dengan
yang berhubungan dengan nyeri arkritis panggul
nyeri kronik
gangguan pola tidur yang
berhubungan dengan
nyeri punggung bagian bawah
hambatan mobilisasi fisik yang
berhubungan dengan
nyeri muskuloskeletal
nyeri insisi

2.4 Intervensi Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman


2.4.1 Intervensi Aman
 Pada bayi, toddler, dan prasekolah
Pada bayi, gunakan mainan yang besar dan lunak tanpa mata, hidung,
atau mulut yang terbuat dari plastik.
Janagn meninggalkan sisi tempat tidur bayi dalam keadaan yang tidak
terpasang atau jangan berpaling dari bayi yang ada di meja tempat ganti.
Jika diberi susu formula, bacalah petunjuk yang ada. Sebagian susu formula
harus diencerkan dengan air.
Hindarkan rumah tempat bayi dari benda-benda yang kecil, tajam, dan zat
yang beracun.
Gunakan pagar penjaga pada puncak dan dasar tangga dan pintu
ruangan untuk membatasi ruang gerak todleryang merangkak atau mulai
berjalan.
Janagan tiggalkan bayi pada tempat duduk bayi, roda tempat bayi tempat
belajar berjalan, kereta dorong anak, atau kursi tinggi tanpa pengawasan.
Janagn menenangkan bayi pada saat leher terlilit tali.
Anak berusia dibawah 4 tahun harus diletakkan pada tempat duduk bayi dalam
mobil.
Pasang kunci gembok yang kuat di pintu dengan ketinggian yang dapat
dijangkau oleh todler, walaupun anak tersebut naik keatas kursi.

7
Gunakan kata-kata tidak dan jangan untuk menunjukkan bahwa benda
atau tindakan tersebut dapat meningkatkan resiko cedera pada anak, misalnya
bermain-main dengan korek api.
Janaganbiarkan anak berlari sambil makan permen atau es krim yang
bergagang dalam mulutnya.
Ajarkan menggunakan perlengkapan yang aman untuk bermain dan bekerja.
Janagan biarkan anak bermain alat-alat listrik ketika sedang sendirian.

 Pada Remaja
Anjurkan pada remaja untuk mendaftarkan dirinya kursus mengemudi
mobil.
Berikan informasi atas penggunaan alcohol dan obat-obatan.
Berikan pendidikan seks, tekankan praktik seks yang aman.
Dengarkan remaja dan obsevasi adanya perubahan prilaku.

 Pada Dewasa
Rujuk klien untuk mengikuti kursus managemen stress dan berikan
petunjuk perubahangaya hidup.

 Pada Lansia
Anjurkan klien untuk memeriksa penglihatan dan pendengaran secara
teratur.
Anjurkan klien untuk mendaftarkan diri pada kursus olahraga dan menjaga
diri tetap aktif.

2.4.2 Intervensi Kenyamanan


 Awitan dan durasi
Berikan analgesic sehingga kerja puncak obat terjadi saat nyeri terasa
paling akut (mis. Selama mengganti balutan atau melakukan terapi).
 Lokasi
Posiskan klien yaitu posisi daerah nyeri tidak terkena. Lakukan terapi
lokal. (mis. Balutan elastic dan pembebatan) secara langsung pada daerah
yang nyeri.
 Keparahan
Perubahan atau intervensi revisi, bergantung pada keberhasilan suatu
intervensi.
 Faktor presipitasi/Faktor yang memperburuk
Hindari aktivitas yang menyebabkan atau memperburuk nyeri. Ajarkan
klien atau keluarga untuk menghindari aktivitas yang sama.
 Tindakan Penanganan
Gunakan tindakan yang klien gunakan untuk menghilangkan nyeri
sepanjang tindakakan tersebut aman dan cocok.

2.5 Implementasi Rasa Aman dan Nyaman


2.5.1 Implementasi Aman

8
1) Pertimbangan tahap perkembangan
 Bayi, Todler, dan Prasekolah
Pada usia ini, semua sangat bergantung pada orang dewasa untuk
melindungi dan mengawasi mereka dari cedera. Anak yang sedang tumbuh
mempunyai rasa ingin tahu yang lebih besar danmereka merasa tidak
sedang berada dalam bahaya.
Perawat berfungsi untuk mendidik orang tua atau wali untuk mengajari
cara mengurangi resiko cedera pada anak-anak kecil.
 Anak Usia-Sekolah
Pada usia ini anak-anak sedang mengalami peningkatan dalam
mengeksplorasi lingkungan. Mereka memiliki temandi luar lingkunagan
rumah, dan menjadi lebih aktif dalam kegiatan keagamaan dan
masyarakat.
 Remaja
Kelompok usia ini mempunyai angka kejadian bunuh diri yang tinggi
yang disebabkan karena perasaan harga diri yang rendah dan keputus
asaan.
Perawat harus menyadari resiko yang terjadi pada masa ini dan
disiapkan untuk mengajarkan berbagai tindakan pencegahan kecelakaan
dan cedera kepada remaja serta orang tua.
 Dewasa
Risiko yang dihadapi pada orang dewasa, muda dan usia baya biasanya
disebabkan oleh faktorgaya hidup (pengasuhan anak, keadaan stress yang
tinggi, nutrisi yang tidak adekuat, konsumsi alcohol yang berlebih, dan
penyalahgunaan obat-obatan).

 Lansia
Lansia mempunyai resiko kecelakaan kendaraan bermotor yang cukup
besar dikarenakan tiga macam perubahan fisiologis yang spesifik.
Pertama, penurunan pada ketajaman penglihatan menyebabkan tidak
mampu mengobservasi situasi dengan cepat sehingga dapat terjadi
kecelakaan. Kedua, penurunan fungsi pendengaran hal ini mengganggu
lansia dalam hal mendengar sirine kendaraan gawat darurat, bunyi klakson
kendaraan bermotor. Ketiga, penurunan respon system saraf, sehingga
pada hal ini lansia tidak bereaksi cepat ketika menghindari kecelakaan.
2) Pertimbangan Lingkungan
 Tindakan Pencegahan Umum
Perawat dapat menyediakan lingkingan yang lebih aman dengan cara
membantu klien memenuhi kebutuhan fisiologis dan psokososial dasar.
Untuk mencegah infeksi perawat melakukan tindakan aseptik. Termasuk
mencuci tangan dan kebersihn lingkungan akan mengurangi perpindahan
organisme. Bedah yang aseptik atau teknik steril, memberikan lingkungan
yang bebas organisme, termsuk bebas dari spora. Orang tua bayi harus
diajarkan betapa pentingnya imunisasi pada anak. Dan pentingnya
mengolah makanan dirumah agar penyebaran organisme tidak
mengontaminasi makanan yang dimasak.

9
 Perhatian Keamanan Yang Spesifik
Perhatian keamanan yang spesifik yaitu jatuh, kebakaran, keracunan,
bahaya listrik dan radiasi.

2.5.2 Implementasi Nyaman


Klien dan perawat harus menjadi rekan kerja dalam pengontrolan nyeri. Perawat
memberi dan memantau terapi yang diprogramkan oleh dokter. Deengan
melakukan pengobatan, cara ini adalah cara yang paling ampuh dalam
menyembuhkan klien, khususnya apabila klien pernah mengalami rasa nyeri.

2.6 Contoh Asuhan Keperawatan Rasa Aman Nyaman


I. PENGKAJIAN
Tanggal MRS : 24 Juli 2010 jam 12.30 WIB
Tanggal pengkajian : 26 Juli 2010 jam 11.30 WIB

A. Data Subyektif
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. ”K”
Umur : 49 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status Marital : Menikah
Suku Bangsa : Indonesia / Jawa
Alamat : Betek Mojoagung
Pekerjaan : Swasta

2. Penanggung Jawab
Nama : Ny. ”K”
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Istri
Pekerjaan : Swasta

3. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri di bagian perut bawah sebelah kanan

B. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengatakan sakit perut karena kurang nafsu makan, sakitnya seperti di tusuk-
tusuk. Pasien sakit perut di sebelah kanan bagian bawah, skala nyeri menurut Maxwell 3,
nyeri pasien bertambah, sehingga pada tanggal 24 Juli 2010 pada jam 12.30 WIB pasien
dibawa ke RSUD Jombang.

2. Riwayat Kesehatan yang Lalu


10
Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular, menurun dan menahun.

3. Riwayat Kesehatan Keluarga


Ibu psaien mengatakan keluarganya tidak pernah menderita penyakit menurun dan
menular dalam keluarga.

C. Data Obyektif
1. K/U : Lemah
Kesadaran : Composmentis
2. TTV
TD : 130/90 mmHg
N : 82 x/menit
D : 36,5 oC
RR : 24 x/menit
3. Riwayat kesehatan sekarang
P : Banyaknya aktivitas, kurangnya istirahat
Q : Tersayat
R : Kepala
S : Berat (8-9)
T : Lama nyeri 3 hari

D. Pemeriksaan fisik (Head to too)


1. Kepala
Inspeksi : Bentuk simetris, rambut hitam, tidak ada benjolan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan
2. Mata
Inspeksi : Simetris, conjungtiva pucat, mata gawong, sklera merah
3. Hidung
Inspeksi : Simetris, tidak ada sekret, tidak ada polip
4. Mulut
Inspeksi : Bibir kering, gigi agak kotor, mulut bau dan tidak ada gigi palsu
7. Telinga
Inspeksi : Simetris, tidak ada serumen, tidak ada gangguan pendengaran, tidak ada alat
bantu pendengaran
8. Leher
Inspeksi : Tidak ada odema, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
9. Dada
Inspeksi : Simetris, tidak ada benjolan
Palpasi : Tidak ada oedema, ada nyeri tekan bagian tengah
Auskultasi : Tidak ada wheezing dan ronchi, pernafasan vesikuler normal (24 x/menit)
Perkusi : Suara dada sonar
10. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada benjolan, tidak ada lesi (luka)
Auskultasi : Bising usus normal (30 x/menit)
Palpasi : Turgor kulit, abdomen lunak, ada nyeri tekan
Perkusi : ± ympani

11
11. Genetalia
Inspeksi : Tidak terpasang kateter, bersih
12. Integumen
Inspeksi : Warna sawo matang, kering, kurang bersih
Palpasi : Tidak ada odema, turgor kulit normal
13. Ekstremitas
Ekstremitas Atas
Inspeksi : Simetris, tidak ada odema, terpasang infus di tangan kanan (infus Rl dengan 7
tetes/menit)
14. Ekstremitas Bawah
Inspeksi : Simetris, tidak ada odema, tidak ada kelumpuhan
Perkusi : Reflek patella (+/+)
Kekuatan Otot

AK AKI
A 5
5

5 5
BKA BKI

Keterangan :
AKA : Atas Kanan, BKA : Bawah Kanan
AKI : Atas Kiri, BKI : Bawah Kiri
1. Tidak dapat mengangkat sama sekali
2. Dapat mengangkat, tapi tidak begitu tinggi
3. Dapat mengangkat, tetapi tidak dapat menahan beban
4. Dapat mengangkat, dapat menahan beban harus di sanggah
5. Dapat mengangkat dan dapat menahan beban yang ada
E. Pola fungsi kesehatan
1. Persepsi terhadap kesehatan
• Pemakai rokok / tembakau
Pasien mengatakan bahwa pasien tidak pernah merokok
• Pemakai alkohol
Pasien mengatakan bahwa pasien tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan terlarang
• Pola makan yang di sukai, pantangan, dan tidak di sukai pasien

2. Pola aktifitas dan latihan

AKTIVITAS Di Di rumah
rumah sakit

skor skor

12
0 1234 0 1 2 3 4

Mandi Ö          Ö      

Berpakaian Ö          Ö      

Berdandan Ö          Ö      

Mobilisasi ditempat  
Ö            Ö  
tidur

Pindah Ö            Ö    

Merapikan tempat tidur Ö             Ö    

Keterangan :
0 : mandiri
1 : dibantu sebagian
2 : perlu bantuan orang lain
3 : perlu bantuan orang lain dan alat
4 : bergantung dan tidak mampu

3. Pola istirahat dan tidur


Di rumah : Siang + 2 jam, dengan kualitas tidur cukup nyenyak
Malam + 6-7 jam, dengan kualitas tidur cukup nyenyak.
Di rumah sakit : Tidak tentu, karena pasien di rumah sakit merasa nyeri perut bagian
bawah sebelah kanan, sehingga pasien di rumah sakit merasa teranggu, kualitas tidur
berkurang dari pada di rumah
4. Pola nutrisi
Di rumah : Makan 3 x/hari, porsi sedang (nasi, lauk, sayur)
Minum 6 – 7 gelas/hari (air putih)
Di rumah sakit : Makan 2 semdok sering mungkin selama 1 hari (bubur halus, sayur,
daging)
Minum 6 – 7 gelas/hari air putih
7. Pola eliminasi
Di rumah : BAK : 5 – 6 x/hari, warna kuning, agak keruh dan bau khas
BAB : 3 x/hari, warna kuning, lembek dan bau khas
Di rumah sakit : BAK : 4 x/hari (warna kuning dan bau khas)
BAB : 3 x/hari (warna kuning, lembek dan bau khas)

1. Personal Hygiene

13
Di rumah : Mandi 2 x/hari, gosok gigi 2 x/hari, keramas 1 x/3 hari, ganti baju
dalam dan pakaian 1 x 2 hari
Di rumah sakit : Belum pernah mandi, hanya diseka pagi dan sore hari (hanya bagian
luar) sampai dengan (kaki dan wajah) belum pernah gosok gigi dan keramas, ganti
pakaian 1 x/hari

2. Keadaan Spiritual
Pasien mengatakan selalu berdoa agar cepat sembuh

3. Keadaan Psikososial
Pasien mengatakan merasa gelisah dengan keadaan sekarang

4. Keadaan Sosial dan Budaya


Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga dan tetangga baik

5. Data Penunjang
• Hasil Laboratorium

HEMATOLOGI HASIL NILAI NORMAL

CELL DYN –       


–    Hemoglobin –    10,4 –    11,4 – 17,7 g/dl
–    Leukosit –    7.000 –    4.700 – 10.300 /cmm
–    Hematokrit –    34,8 –    37 – 48 %
–    Eritrosit –    –    L : 4,5 – 5,5 / P : 4 -5
–    Trombosit 4.260.000 jt/ul
LED –    466.000 –    150.000 – 350.000 / cmm
KIMIA KLINIK –    29/53 –    0 – 20 /jam
–    Glukosa sewaktu    
–    Billirubin T –    116 –    < 140 mg/dl
–    Billrubin D –    0,93 –    0,3 – 1,0 mg/dl
–    SGOT –    0,37 –    < 0,25 ng/dl
–    SGPT –    68 –    < 38 u/l
–    Kreatinin serum –    29 –    40 u/l
–    Urea –    1,17 –    L < 1,5; P < 1,2 mg/dl
–    Asam urat –    16,5 –    10 – 50 mg/dl
IMUNOLOGI –    5,37 –    3,6 – 7,0 mg/dl
–    HBS Ag (RPHA)    
–    Anti HBS –    Positif  
(RPHA) –    Negatif  

• Terapi pengobatan
– Infus Rl di tangan kiri (7 tetes/menit)
– Ranitidin 2 x 1 (1 ampul)
– Acran 3 x 1 (1 ampul)
– Hepa Q 3 x sehari

14
– Cefotaximo 3 x 1 (1 ampul)
– Myamit 3 x 1 tablet/oral

II. ANALISIS DATA

Data Etiologi Masalah

Ds  :  Pasien mengatakan nyeri bagian Pembesaran hepar yang Gangguan rasa
bawah sebelah kanan mendesak organ lain nyaman ”nyeri”
Do :  kesadaran composmentis  
K/U lemah
TTV : TD : 120/80 mmHg
         : N   : 85 x/menit
           S    : 37,3 oC
           RR : 24 x/menit
Pemeriksaan fisik
Mata    : conjungtiva pucat
Cornea : bintik-bintik
Mulut   : mukosa bibir kering
–       Terpasang infus Rl di tangan 
kanan
–       Pola nutrisi
Makan : ± 2 sendok/sehari
Minum : 6-7 gelas/sehari
–       Hasil laboratorium Hemoglobin
10,4

III. RENCANA KEPERAWATAN

Nama                         : Tn. ”K”

PERENCANAAN
Dx Keperawatan
TUJUAN DAN KRITERIA INTERVE

1. HE (health educa
Gangguan rasa nyaman “nyeri” Setelah di lakukan tindakan 3 x 24 jam –      lakukan pendekatan
ditandai dengan diharapkan gangguan rasa nyaman (nyeri) dan keluarganya
Dx :  pasien megatakan nyeri pada dapat berkurang dengan kriteria –      jelaskan tentang pen
perut bawah bagian kanan –          pasien mengatakan nyerinya diderita pasien
Do :  K/U lemah berkurang 1. Tindakan mandir
–    Wajah pasien menyeringai –          ekspresi wajah pasien tenang tidak –      Ajarkan keluarga pa
–    Ada nyeri tekan pada perut meringis kesakitan perutnya dengan air hang
bagian kanan bawah

15
–    Sklera kuning –          skala nyeri 1 (maxwell) –      Ajarkan pasien untu
–    Abdomen kembung –          pasien dalam keadaan tenang teknik distraksi
–    Perut bagian kanan sedikit –          keadaan umum pasien membaik –      Memposisikan pasi
membesar mungkin
–    Skala nyeri 3 maxwell 1. Observasi
–    Kuku kuning –      Observasi TTV
–    Pasien memgangi perutnya –      Skala nyeri
TTV : TD : 120/80 mmHg 1. kolaborasi denga
         : N   : 85 x/menit  
           RR : 20 x/menit
           S    : 37,5 oC
        
 

 
IV. IMPLEMENTASI
Nama      : Tn. ”K”
Masalah : gangguan rasa nyaman ”nyeri” pada perut bagian bawah sebelah kanan

Tanggal Jam No Action Respon

26 Juli 2010 14.00 1 Melakukan pendekatan pada pasien 1. keluarga pasien dan pasien
dan keluarga dengan cara 3S (senyum, ramah serta kooperatif
sapa, sentuh)

14.30 2 Melakukan tindakan TTV dengan 2. pasien bersedia untuk


hasil : diperika dan kooperatif
TD : 120/80 mmHg
N    : 75 x/menit
S     : 36,5 oC
RR  : 24 x/menit

14.40 3 Melakukan monitoring terhadap 3. pasien memperhatikan dan


nutrisi yang dibutuhkan oleh pasien mau bekerja sama dengan
perawat

14.45 4 Membantu pasien dalam kebersihan 4. keluarga pasien bersedia


badan, mulut, rambut dan kuku menceritakan makanan yang
dikonsumsi oleh pasien baik
di rumah maupun di rumah
sakit

15.00 5 Membantu pasien makan dalam 5. pasien bersedia dan

16
jumlah sedikit tapi sering memperhatikan perawat

15.15 6 Memberitahu pasien untuk istirahat 6. pasien kooperatif dan


yang cukup memenuhi permintaan
perawat

  15.30 7 Memberikan dan menyiapkan terapi 7. pasien merasa tenang dan


obat sesuai advis dokter / tim medis kooperatif
–      Ranitidin     1×1 gr(Inj.) 1 ampul
–      Acran          1×1 gr(Inj.) 1 ampul
–      Infus Rl 7 tetes/menit
–      Cefotaxime 3×1 gr tablet oral
–      Caprob        2×1 ampul/IV drip
–      Tomit          2×1 ampul/IV drip

 
 

Tanggal Jam No Action Respon

27 Juli 2010 07.00 1 Melakukan pendekatan pada pasien 1. pasien dan keluarga
dan keluarga dengan cara 3S kooperatif

08.00 2 Melakukan observasi TTV : 2. pasien bersedia diperika


TD : 130/90 mmHg dan kooperatif
S     : 37 oC
N    : 82 x/menit
RR  : 24 x/menit

08.15 3 Melakukan dan merapikan tempat 3. pasien merasa nyaman dan


tidur pasien rileks  

08.30 4 Menyajikan makanan dalam porsi 4. pasien bersedia dan


sedikit tapi sering bekerja sama dengan baik
serta keluarga

09.00 5 Menyiapkan dan memberi obat sesuai 5. pasien kooperatif dan


tetapi tim medis yaitu merasa nyaman
Acran 1×1 gram (inj) 1 ampul
Ranitidin 1×1 gram (inj) 1 ampul

17
09.30 6 Memberitahu pasien untuk istirahat 6. pasien kooperatif
yang cukup

 
V.           CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : Tn. “K”

N Tanggal Dx keperawatan Perkembangan


o

1 26-07- Gangguan rasa nyaman S    :  pasien mengatakan nyeri pada perut
2010 “nyeri” O   :  K/U lemah
Kesadaran komposmentis
TTV :
TD : 120/90 mmHg
N   : 79 x/menit
RR : 24 x/menit
S    : 36,5 oC
Terpasang infus Rl dan transfusi porsi makan : 2
sendok sesering mungkin
A   :  masalah teratasi sebagian
P    :  intervensi dilanjutkan
– Mengkaji skala nyeri
– Observasi TTV
– Laksankan program pengobatan
– Acran 3×1 gr
– Ranitidin 2×1 gram (1 inj)

2 27-07- Gangguan rasa nyaman S    :  pasien mengatakan nyeri berkurang


2010 “nyeri” O   :  K/U lemah
Kesadaran komposmentis
TTV :
TD : 110/80 mmHg
N   : 80 x/menit
S    : 36 oC
RR : 22 x/menit
A   :  masalah teratasi sebagian
P    :  intervensi dilanjutkan
– Mengkaji skala nyeri
– Observasi TTV
– Laksankan program pengobatan
– Ranitidin 3×1 gram (1 inj)
– Acran 3×1 gr
– terpasang infus Rl saja porsi makan 2 sendok tapi
sering

18
3 28-07- Gangguan rasa nyaman S    :  pasien mengatakan nyeri berkurang, nafsu
2010 “nyeri” makan bertambah sedikit
O   :  K/U lemah
Kesadaran komposmentis
TTV :
TD : 130/90 mmHg
S    : 37 oC
N   : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
A   :  masalah teratasi sebagian
P    :  intervensi dilanjutkan
– Mengkaji skala nyeri
– Observasi TTV
– Laksankan pengobatan
– Acran 3×1 gram (injk)
– Ranitidin 2×1 gram (injk)
– Deksal 2×1 gram (injk)

4 29-07- Gangguan rasa nyaman S    :  pasien mengatakan nyeri berkurang, nafsu
2010 “nyeri” makan bertambah sedikit
O   :  K/U membaik
Kesadaran komposmentis
TTV :
TD : 120/90 mmHg
N   : 78 x/menit
S    : 37 oC
RR : 24 x/menit
Terpasang infus RL porsi makan sudah banyak
A   :  masalah teratasi sebagian
P    :  intervensi dilanjutkan
– Mengkaji status nyeri
– Observasi TTV
– Laksankan pengobatan
– Acran 3×1 gram (injk)
– Ranitidin 2×1 gram (injk)

VI.  EVALUASI
 

No Tanggal / Jam Diagnosis Keperawatan Evaluasi

1 29 Juli 2010 Gangguan rasa nyaman “nyeri” S   :  Pasien mengatakan nyerinya
  sudah berkurang
O  :  Keadaan umum : lemah

19
No Tanggal / Jam Diagnosis Keperawatan Evaluasi

Kesadaran composmentis
GCS : 4, 5, 6
Tanda-Tanda Vital
TD    : 130/90 mmHg
S       : 37 oC
N      : 80 x/menit
RR    : 24 x/menit
A  :  masalah teratasi
P   :  intervensi dihentikan pasien
pulang

 
 

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas penulis mengambil kesimpulan yaitu Kebutuhan rasa aman
yaitu suatu keadaan bebas dari segala fisik dan psikologis merupakan salah satu kebutuhan
dasar yang harus dipenuhi, serta dipengaruhi dengan faktor lingkungan, Karena lingkungan
yang aman akan secara otomatis kebetuhan dasar manusia terpenuhi.

20
DAFTAR PUSTAKA

Potter, P.A, Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental keperawatan. Jakarta : EGC
Sue, C.D.,& Patricia,K.2012. fundamental of nursing standard and
practice.USA : Dhelmer Thrompson Learning

21

Anda mungkin juga menyukai