A. DESKRIPSI
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kpala tempat tifur
lebih tinggi atau dinaikkan, (Uliyah & Hidayat, 2008). Membantu posisi fowler adalah
tindakan untuk memberikan posisi klien dimana kepala dan tubuh di tinggikan 45 – 90
derajat.
C. TUJUAN
1. Meningkatkan rasa nyaman
2. Meningkatkan dorongan pada diafragma sehingga meningkatnya ekspansi dada dan
ventilasi paru
3. Mengurangi kemungkinan tekanan pada tubuh akibat posisi yang menetap.
D. INDIKASI TINDAKAN
1. Pada klien yang mengalami gangguan pernapasan
2. Pada klien yang mengalami imobolisasi
3. Pada klien dengan masalah jantung
G. PROSEDUR TINDAKAN
1. Tahap Pra Interaksi:
a. Persiapan diri perawat
b. Verifikasi program
c. Persiapan alat
1) Digital
a) Bantal 2 buah
b) Guling 1 buah/papan penahan
2) Manual
a) Registen atau Bantal 4 buah
b) Guling 1 buah/papan penahan
d. Sarung tangan b/p
e. Persiapan lingkungan
Jaga privacy klien, bila perlu tutup pintu dan jendela.
2. Tahap Orientasi:
a. Berikan salam terapeutik
b. Identifikasi klien
Tanyakan nama dan tanggal lahir, dan dicocokkan dengan gelang yang
dipakai oleh klien
c. Klarifikasi kontrak sebelumnya (waktu, topik/kegiatan, tempat)
d. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
e. Berikan kesempatan klien untuk bertanya
3. Tahap Kerja:
a. Perawat cuci tangan gunakan sarung tangan bila perlu
b. Baringkan klien pada posisi terlentang dengan kepalanya dekat pada papan
c. Tinggikan kepala tempat tidur 45 – 90 0
. d. Letakkan bantal di bawah kepala klien
1) Digital
a) Pastikan aliran listrik menyambung ke tempat tidur
b) Atur posisi pasien 15- 45 0
2) Manual
a) Gunakan bantal untuk menyangga tangan dan lengan klien apabila klien
tidak mempunyai kontrol volunter
e. Letakkan bantal diatas kepala dan punggung bawah klien.
f. Letakkan guling di bawah paha klien/papan penahan.
g. Lepas sarung tangan
h. Cuci tangan
4. Tahap Terminasi:
a. Evaluasi respon klien
b. Simpulkan hasil kegiatan
c. Pemberian pesan
d. Kontrak selanjutnya (waktu, topik/kegiatan, tempat)
5. Dokumentasi:
a. Nama tindakan : Membantu posisi semi fowler
b. Waktu Pelaksanaan : ………………………..
c. Respon klien : ………………………..
6. Sikap:
a. Teliti
b. Empati
c. Peduli
d. Sabar
e. Sopan
H. SUMBER REFERENSI
Kozier, dkk. 2009. Buku ajar praktik keperawatan klinis. Jakarta : EGC.
Kustanti, Yulia Suparmi. 2008. Panduan Praktik kebutuhan dasar manusia. Yogyakarta:
PT Citra Parama.
Uliyah, Musrifatul & Hidayat, A.A.A., 2008. Praktikum keterampilan dasar praktik klinik :
aplikasi dasar-dasar praktik kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.
Potter, A. dan Perry, Anne G..2010. Fundamental Keperawatan Buku 3 edisi 7.
Singapore : Elsevier.
Tujuan
1.Untuk mengetahui apakah didalam sputum pasien terdapat kuman MycobacteriumTuberculosa
2. Untuk menegakkan diagnosis masaah Paru dan pemberian teraphi
Prosedur
Persiapan
1.Tempat pot sputum sebanyak tiga buah yg telah diberikan etiket pada sisi luarnya&jangan pada
tutupnya
2.Blanko permintaan pemeriksaan sputum disertai dengan blanko .
3.Tissue
4.Tempat khusus penempatan pot sputum yang sudahdiambil
5.Blanko permintaan pemeriksaan sputum
6.Air minum.
Pelaksanaan
1.Jelaskan pada pasien apa yang dimaksud dengansputum &dahak' agar yang dibatukkan benar-
benar merupakan sputum, bukan air liur , darahatau campuran antara keduanya.
2.Jelaskan cara mengeluarkan sputum
3.Berikan pot sputum sebanyak tiga buah.
PERALATAN
a. tempat sputum
b. Tissu
c. Stestoskop
d. Hanscoon
e. Masker
f. Air putih hangat dalam gelas
PROSEDUR PERALATAN
Tahap prainteraksi
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
Tahap orientasi
1. Memberikan salam dan nama klien
2. Menjelaskan tujuan dan sapa nama klien Tahap kerja
Tujuan
a. untuk mencapai ventilasi yang lebih terkontrol dan efisien serta mengurangi kerja
pernapasan
b. meningkatkan inflasi alveolar maksimal, relaksasi otot dan menghilangkan ansietas
c. mencegah pola aktifitas otot pernapasan yang tidak berguna, melambatkan frekuensi
pernapasan, mengurangi udara yang terperangkap serta mengurangi kerja bernafas
Pelaksanaan
1. Mencuci tangan sesuai dengan prosedur.
2. Mengidentifikasi status pasien yang hemodinamik stabil, pasien CHF NYHA II dan III
3. Melakukan pemeriksaan terhadap status pernapasan.
4. Mengidentifikasi klien tidak dalam kondisi nyeri berat, sesak nafas berat dan emergency.
5. Memastikan klien dalam kondisi sadar dan dapat mengikuti perintah dengan baik
6. Mengatur posisi klien berbaring di atas tempat tidur kepala lebih tinggi, bila memungkinkan
dengan posisi semi fowler atau fowler/duduk.
7. Mengatur posisi bantal sesuai kebutuhan untuk kenyamanan klien.
8. Apabila terdapat akumulasi sekret. Mengajarkan batuk efektif (dengan menarik nafas dalam
dan secara perlahan melalui hidung dan mulut, tahan 1-5 hitungan, kemudian mulai batuk
dengan hentakan lembut, tampung dahak pada bengkok). Bila perlu suction sesuai indikasi
untuk membantu mengeluarkan sekret dari jalan nafas bawah.
9. Mengajarkan klien menghirup nafas secara perlahan dan dalam melalui mulut dan hidung,
sampai perut terdorong maksimal/mengembang. Menahan nafas 1-6 hitungan, selanjutnya
menghembuskan udara secara hemat melalui mulut dengan bibir terkatup secara perlahan.
Meminta klien untuk melakukan latihan secara mandiri dengan 30 kali latihan nafas dalam
selama 30 menit dengan diselingi istirahat 30 menit. Latihan dilaksanakan sebanyak 6 kali
sehari pada siang hari selama 4 hari. Setiap latihan dibagi dalam 3 fase masingmasing selama
10 menit sesuai toleransi klien dengan jeda batuk efektif.
11. Melakukan pengawasan keteraturan kemampuan latihan serta antisipasi terhadap toleransi
kemampuan dan perkembangan kondisi klien.
12. Melakukan pemeriksaan status pernapasan.
13. Membereskan alat dan mencuci tangan sesuai prosedur.
14. Melaksanakan dokumentasi tindakan