Disusun Oleh :
Ayu Nuraeni
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat taufik serta hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Kesehatan jiwa dan mental dalam
belajar.
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................................i
Daftar Isi..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang.................................................................................................................1
Rumusan Masalah............................................................................................................1
Tujuan..............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kesehatan.................................................................................................2
B. Pengertian Kesehatan Jiwa.........................................................................................3
C. Ciri-ciri Kesehatan Jiwa.............................................................................................3
D. Faktor Gangguan Kesehatan Jiwa..............................................................................4
E. Pengertian Mental Belajar..........................................................................................4
F. Mental Siswa Dalam Belajar......................................................................................5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................................6
B. Daftar Pustaka..............................................................................................................6
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kesehatan mental, sebagai disiplin ilmu yang merupakan bagian dari psikologi
agama,terus berkembang dengan pusat. Hal ini tidak terlepas dari masyarakat yang
selalu membutuhkan solusi-solusi dari berbagai problema kehidupan. Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi belum mampu memenuhi kebutuhan ruhani,bahkan
menambah permasalahan-permasalahan baru,seperti kecemasan kemewahan
hidup.Akibat lain adalah rasionalitas teknologi lebih diutamakan sengga nilai
kemanusiaan diabaikan.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Kesehatan?
2. Apa pengertain dari Kesehatan Jiwa?
3. Apa Ciri-ciri Kesehatan Jiwa?
4. Apa saja Faktor Gangguan Jiwa?
5. Apa pengertian Mental Belajar?
6. Bagaimana Mental Siswa Dalam Belajar?
Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari kesehatan
2. Untuk mengetahui pengertian dari kesehatan mental.
3. Untuk mengetahui ciri-ciri kesehatan jiwa.
4. Untuk mengetahui faktor gangguan jiwa
5. Untuk memahami pengertian mental belajar.
6. Untuk mengetahui Mental siswa dalam belajar.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kesehatan
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Kesehatan ialah keadaan fisik, mental,
dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan.
Sedangkan dalam Piagam Ottawa dikatakan bahwa kesehatan merupakan sumber
daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan hidup. Kesehatan ialah konsep positif
yang menekankan pada sumber daya pribadi,sosial dan kemampuan fisik.
1. Paune
2. Perkins
3. White
2
Dalam mendifinisikan kesehatan, White yang seorang dokter memiliki cara
untuk mengartikan kesehatan secara sederhana. Menurut White, kesehatan merupakan
keadaan normal pada sesorang yang tidak memilikim keluhan atau absennya gejala-
gejala penyakit yang diidentifikasi secara medis pada saat proses pemeriksaan
berlangsung.
4. Neuman
Kesehatan jiwa yang baik adalah kondisi ketika batin kita berada dalam
keadaan tentram dan tenang, sehingga memungkinkan kita untuk menikmati
kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di sekitar. Seseorang
yang sehat dapat menggunakan kemampuan atau potensi dirinya secara maksimal
dalam menghadapi tantangan hidup, serta menjalin hubungan positif dengan orang
lain. Sebaliknya, orang yang kesehatan jiwanya terganggu akan mengalami gangguan
suasana hati, kemampuan berpikir, serta kendali emosi yang pada akhirnya bisa
mengarah pada perilaku buruk. Penyakit mental dapat menyebabkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari, tidak hanya dapat merusak interaksi atau hubungan dengan
orang lain, namun juga dapat menurunkan prestasi di sekolah dan produktivitas kerja.
oleh sebab itu, sudah saatnya kita menjalankan pola hidup sehat.
3
4. Vitalitas—pengalaman untuk menjadi lebih hidup, lebih terlibat, dan lebih bebas
dari kekangan;
5. Kendali diri—kemampuan untuk memiliki dan mengambil tanggung jawab bagi
diri sendiri;
6. Kasih—berakar kepada rasa sykur dan upaya untuk memperbaiki kerusakan yang
telah terjadi pada yang dikasihi; dan
7. Damai dan selaras dalam diri—berakar kepada rasa aman yang lebih dalam dengan
diri sendiri dan orang lain, yang dialami sebagai perasaan menjadi lebih utuh.
Waham atau delusi, yaitu meyakini sesuatu yang tidak nyata atau tidak sesuai dengan
fakta yang sebenarnya.
Halusinasi, yaitu sensasi ketika seseorang melihat, mendengar, atau merasakan
sesuatu yang sebenarnya tidak nyata.
Suasana hati yang berubah-ubah dalam periode-periode tertentu.
Perasaan sedih yang berlangsung hingga berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan.
Perasaan cemas dan takut yang berlebihan dan terus menerus, sampai mengganggu
aktivitas sehari-hari.
Gangguan makan misalnya merasa takut berat badan bertambah, cenderung
memuntahkan makanan, atau makan dalam jumlah banyak.
Perubahan pada pola tidur, seperti mudah mengantuk dan tertidur, sulit tidur, serta
gangguan pernapasan dan kaki gelisah saat tidur.
Kecanduan nikotin dan alkohol, serta penyalahgunaan NAPZA.
Marah berlebihan sampai mengamuk dan melakukan tindak kekerasan.
4
di lingkungan luar sekolah, di manapun pada saat proses belajar siswa berlangsung,
agar supaya menjadikan pembelajaran siswa lebih aktif, kreatif, dan menyenangkan.
Siswa sebagai subjek atau objek belajar di kelas, tentunya tidak hanya di tanamkan
pengetahuan atau kecerdasan intelektual saja, akan tetapi yang lebih di utamakan
dalam aplikasi ke sehariannya, yaitu penanaman nilai keimanan dan nilai moral yang
kuat, yang seharusnya di tanamkan pada saat usia dini, sesuai dengan yang di
amanahkan dalam teks pancasila sebagai dasar negara indonesia, yaitu sila pertama
adalah ketuhanan yang maha esa, berarti mempercayai dengan penuh keyakinan
tentang adanya tuhan, sebagai pencipta alam semesta beserta isinya, hal ini sudah
jelas bahwa antara ilmu dan keimanan itu saling melengkapi, selaras, serasi, dan
saling memenuhi satu sama lain antara keduanya, namun dalam realitanya,
implementasi moral yang baik di negeri tercinta ini sangat miskin sekali, contohnya
yaitu dalam ranah pendidikan, siswa dalam berperilaku kurang menghargai guru dan
orang tuanya, padahal keduanya sangatlah berarti bagi kelangsungan hidupn mereka,
kita tahu bahwa pendidikan adalah suatu sarana atau jalan utama untuk membentuk
SDM yang bermutu dan berkualitas.
Guru sebagai fasilitator dan siswa sebagai sasaran utama pendidikan, sangtlah
membutuhkan sarana dan prasarana yang baik dan memadai di saat proses kegiatan
belajar mengajar berlangsung, namun kenyataannya setelah sarana dan prasarana itu
sedikitnya terpenuhi, tetapi bukannya menambah kulalitas belajar siswa di kelas,
namun mengakibatkan mental dan moral siswa di saat ini kurang baik.
Kesehatan mental merupakan salah satu aspek penting dalam pendidikan guna
memahami menunjang keberhasilan pendidikan itu sendiri. Melaui kajian psikologis
kita dapat memahami perkembangan perilaku apa saja yang diperoleh peserta didik
setelah mengikuti kegiatan pendidikan atau pembelajaran tertentu. Di samping itu,
kajian psikologis telah memberikan sumbangan nyata dalam pengukuran potensi-
potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik, terutama setelah dikembangkannya
berbagai tes psikologis, baik untuk mengukur tingkat kecerdasan, bakat maupun
kepribadian individu lainnya.Kita mengenal sejumlah tes psikologis yang saat ini
masih banyak digunakan untuk mengukur potensi seorang individu, seperti Multiple
Aptitude Test (MAT), Differensial Aptitude Tes (DAT), EPPS dan alat ukur lainnya.
5
Pemahaman kecerdasan, bakat, minat dan aspek kepribadian lainnya melalui
pengukuran psikologis, memiliki arti penting bagi upaya pengembangan proses
pendidikan individu yang bersangkutan sehingga pada gilirannya dapat dicapai
perkembangan individu yang optimal.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. DAFTAR PUSTAKA
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-kesehatan/
https://www.halodoc.com/kesehatan/kesehatan-mental/JIWA
https://www.academia.edu/37410773/MAKALAH_KESEHATAN_MENTAL DAN
JIWA
7
8